Sekitar 100
meter dari RSUD, terjadi kecelakaan lalu lintas. Mobil minibus yang melaju dengan
kecepatan tinggi menabrak pohon beringin. Bagian depan mobil hancur, kaca depan pecah.
Sang sopir, satu-satunya apenumpang mobil terlempar keluar melalui kaca depan.
dr. Thamrinyang mendengar tabrakan langsung pergi ke tempat kejadian dengan
membawa peralatan tatlaksana trauma seadanya. Di tempat kejadian, terlihat sang sopir, lakilaki 28 tahun, tergeletak dan merintih, mengeluh dadanya sesak, nyeri di dada kanan dan
nyeri paha kiri.
Melalui pemeriksaan sekilas, didapatkan gambaran:
-
Setelah melakukan penanganan seadanya, dr. Salim langsung membawa sang sopir ke UGD,
setelah penanganan awal di UGD RSUD, pasien dipersiapkan untuk dirujuk ke RSMH.
Informasi Tambahan:
Kepala
Inspeksi: Luka lecet di dahi dan pelipis kanan diameter luka 2-4 cm. Pemeriksaan lain dalam
batas normal.
Leher
Trakea bergeser ke kiri, vena jugularis distensi.
Thoraks
Inspeksi: Gerakan dinding dada asimetris, kanan tertinggal, ada memar di sekitar dada kanan
bawah sampai ke samping, RR: 40x/menit.
Palpasi: Nyeri tekan pada dada kanan bawah sampai ke samping sampai lokasi memar.
Krepitasi costae 9,10,11 kanan depan.
Perkusi: kanan hipersonor, kiri sonor.
Auskultasi: Bunyi nafas kanan melemah, bising nafas kiri terdengar jelas, bunyi jantung
terdengar jelas cepat frekuensi 100x/menit.
Abdomen
Inspeksi: dinding perut datar
Auskultasi: bising usus normal
Palpasi: tidak ada nyeri tekan
Ekstremitas Bawah Kiri
Inspeksi: tampak deformitas tertutup , memar positif, hematom pada paha tengah kiri.
Palpasi: ada nyeri tekan, tidak dilakukan pemeriksaan krepitasi
ROM: Aktif dan pasif: ada limitasi gerakan.
1. Bagaimana penanganan ketika mobilisasi dari UGD RSUD ke RSMH?
Sebelum membawa korban ke UGD RSUD, pastikan saat mengangkat pasien tidak
menyakiti pasien. Pasien diharapkan ditaruh di atas tandu dan dimasukkan ke dalam
transportasi untuk dibawa ke UGD RSUD. Pastikan juga, tempat pasien berada, yaitu
tempat yang datar sehingga menjaga vertebrae tetap stabil. Periksa tanda vital saat di
dalam transportasi
Pada saat evakuasi dari lapangan ke rumah sakit daerah terdekat
1. Prioritas penanganan untuk kasus life threatening telah dilakukan dan
dipertahankan. Pada kasus ini gangguan pada jalan nafas dan pernafasan yaitu
tension pneumothorax. Hal penting yang harus dilakukan adalah pemasangan
collar neck dan tindakan pertama yaitu dekompresi jarum untuk mengeluarkan
udara intrapleura.
2. Memastikan adanya perbaikan setelah melakukan intervensi apapun, dalam hal
ini setelah melakukan intervensi pada fase jalan nafas dan pernafasan dengan
menilai kembali tanda vital korban dan mengamati perubahan tanda klinis
korban.
3. Setelah selesai dengan jalan nafas dan pernafasan, penolong memastikan sirkulasi
korban. Penutupan pada lokasi perdarahan eksternal dilakukan untuk mencegah
korban kehilangan banyak darah dan penilaian tanda vital dan tanda klinis korban
untuk menentukan sirkulasi berjalan baik dilakukan secara berkala.
4. Penilaian disabilitas telah dilakukan dan bagian yang diduga mengalami
disabilitas dipasangkan bidai dan dilakukan traksi untuk fiksasi dan mencegah
kerusakan lebih lanjut.
5. Korban dibawa ke rumah sakit terdekat oleh penolong beserta saksi.
yang
berhubungan
dengan
paru-paru,
pada
rongga
pleura,
seperti
Scuba
diving
untuk di tanyakan.
Adanya riwayat dalam keluarga ataupun kejadian pneumotorax sebelumnya juga
dapat berperan besar pada kejadian pneumothorax. Oleh karena itu penting pula
di tanyakan.
Adanya riwayat tindakan medis yang telah dialami pasien seperti CPR, biopsi
paru melali dinding dada, penggunaan ventilasi mekanik untuk membantu
pernapasan juga perlu ditanyakan pada pasien.
Pemeriksaan fisik
Pada Inspeksi : akan terlihat terjadinya pencembungan pada sisi yang sakit (hiper
ekspansi dinding dada), Pada waktu respirasi, bagian yang sakit gerakannya
tertinggal, Trakea dan jantung terdorong ke sisi yang sehat , deviasi trakhea,
ruang interkostal melebar,
Pada Palpasi : Pada sisi yang sakit, ruang antar iga dapat normal atau melebar,
Iktus jantung terdorong ke sisi toraks yang sehat ,Fremitus suara melemah atau
menghilang pada sisi yang sakit. Jika ada Tension pneumothorax maka akan
gangguanvaskuler/syok.
Auskultasi : Pada bagian yang sakit, suara napas melemah sampai menghilang,
Suara vokal melemah dan tidak menggetar serta bronkofoni negative
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan lanoratorium: CBC (Hb, Ht, protombin time, urine output),
pneumomediastinum.
Udara
yang
tadinya
terjebak
di
3. Epidemiologi
Insidensi Tension Pneumotoraks di luar rumah sakit sulit untuk ditentukan. Dari 2000
insidens yang dilaporkan ke Australian Incident Monitoring Study ( AIMS ) , 17
merupakan penderita atau suspect pneumotoraks, dan 4 diantaranya didiagnosis
sebagai tension pneumotaraks. Data militer menunjukkan bahwa lebih dari 5% korban
akibat pertumburan dengan trauma dada mempunyai tension pneumotoraks.
4. Faktor Resiko
Faktor resiko dari tension pneumotoraks :
a. Trauma benda tumpul /tajam
b. Pemasangan kateter vena sentral
5. Manifestasi Klinis
Manifestasi Awal : Nyeri dada, dipsneu, ansietas, takipneu, takikardi, hipersonor
dinding dada dan tidak ada suara nafas pada sisi yang sakit
Manifestasi Lanjut : Tingkat Kesadaran menurun, Trakea bergeser ke sisi
kontralateral, hipotensi, pembesaran pembuluh darah leher/vena jugularis, dan
sianosis