Anda di halaman 1dari 12

ASUHAN KEPERAWATAN

GAWAT DARURAT
TENTANG PNEUMOTHORAX

OLEH KELOMPOK 4
OLEH KELOMPOK 4
YUSTIN PRIMA MATUR
YUSTIN PRIMA MATUR
YOHANA SIMUN
YOHANA SIMUN
ALEKSANDER GUNTUR
ALEKSANDER GUNTUR
PENGERTIAN
• Pneumotoraks adalah terdapatnya udara dalam rongga
pleura, sehingga paru-paru dapat terjadi kolaps.

• Pneumotoraks adalah adanya udara di dalam rongga


pleural antara pleura parietal dan viseral.

• Pneumotoraks merupakan keadaan emergensi yang


disebabkan oleh akumulasi udara dalam rongga pleura,
sebagai akibat dari proses penyakit atau cedera.
• Pneumotoraks adalah robeknya pembuluh interkosta,

laserasi paru-paru, atau keluarnya udara dari paru yang


cedera kedalam ruang pleura. (Brunner & Suddart, 2002).
ETIOLOGI
a. Trauma benda tumpul atau tajam – meliputi gangguan salah satu
pleura visceral atau parietal dan sering dengan patah tulang rusuk
(patah tulang rusuk tidak menjadi hal yang penting bagi terjadinya
Tension Pneumotoraks) .
b. Pemasangan kateter vena sentral (ke dalam pembuluh darah pusat),
biasanya vena subclavia atau vena jugular interna (salah arah kateter
subklavia).
c. Komplikasi ventilator, pneumotoraks spontan, Pneumotoraks
sederhana ke Tension Pneumotoraks

d. Ketidakberhasilan mengatasi pneumotoraks terbuka ke pneumotoraks


sederhana di mana fungsi pembalut luka sebagai katup satu arah.
MANIFESTASI KLINIS
1. Sesak napas, didapatkan pada hampir 80-100% pasien
2. Nyeri dada,
3. Batuk-batuk,
4. Denyut jantung meningkat.
5. Kulit mungkin tampak sianosis karena kadar oksigen darah
yang kurang.
6. Tidak menunjukkan gejala (silent)
Patofisiologi

1. Alveoli disangga oleh kapiler yang lemah dan mudah robek dan
udara masuk kearah jaringan peribronkhovaskular. Apabila alveoli
itu melebar, tekanan dalam alveoli akan meningkat.

2. Apabila gerakan napas kuat, infeksi dan obstruksi endobronkhial


adalah faktor presipitasi yang memudahkan terjadinya robekan

3. Selanjutnya udara yang terbebas dari alveoli dapat menggoyahkan


jaringan fibrosis di peribronkhovaskular ke arah hilus, masuk
mediastinum, dan menyebabkan pneumotoraks
Pemeriksaan Penunjang

1. Foto rontgen
 Bagian pneumotoraks akan tampak lusen, rata dan paru
yang kolaps akan tampak garis yang merupakan tepi paru.
 Paru yang mengalami kolaps hanya tampak seperti
massaradio opaque yang berada di daerah hilus.
 Jantung dan trakea mungkin terdorong ke sisi yang sehat,
spatium intercostals melebar, diafragma mendatar dan
tertekan ke bawah.
 Pneumomediastinum, terdapat ruang atau celah hitam
pada tepi jantung
LANJUTAN
1. Analisa Gas Darah

Analisis gas darah arteri dapat memberikan gambaran hipoksemi


meskipun pada kebanyakan pasien sering tidak diperlukan. Pada
pasien dengan gagal napas yang berat secara signifikan meningkatkan
mortalitas sebesar 10%.

2. CT-scan thorax

CT-scan toraks lebih spesifik untuk membedakan antara emfisema


bullosa dengan pneumotoraks, batas antara udara dengan cairan intra
dan ekstrapulmoner dan untuk membedakan antara pneumotoraks
spontan primer dan sekunder
Terapi diet dan Farmokologi

1. Farmakologi
- Terapi oksigen dapat meningkatkan reabsorpsi udara dari ruang pleura
- Drainase sederhana untuk aspirasi udara pleura menggunakan kateter berdiameter
kecil ( seperti 16 gauge angio – chateter /kateter drainase yang lebih besar)
- Penempatan pipi kecil yang dipasang satu jalur pada katup helmic untuk
memberikan perlindungan terhadap serangan tension pneumotoraks
- Obat simptomatis untuk keluhan batuk dan nyeri dada
- Pemeriksaan radiologi

1. Diet
 Tinggi kalori tinggi protein 2300 kkal /+ ekstra putih telur 3x2 butir
hari
 
Asuhan keperawatan Gawat Darurat

a. Pengkjian

1.Pengkajian primer

Data subjektif

Riwayat penyakit pasien

- Pasien mengeluh sesak

- Pasien mengeluh nyeri pada dada (biasanya pada pasien fraktur


rusak dan sternum)

- Pasien mengeluh batuk berdarah,berdahak.

- Pasien mengeluh lemas,lemah


Data Objektif
1. Airway (A)
Assesment
Batuk dengan sputum kental atau darah,krekels (+),jalan nafas tidak paten.
2. Brething (B)
Assesment
Adanya napas spontan, dengan gerakan dada asimetris (pada pasien tension
pneumotoraks), napas cepat dipsnea ,takipnea, suara napas kusmaul, napas pendek,napas
dangkal.
3. Cirulation
Assessment
Terjadi hipotensi, nadi lemah, pucat, terjadi perdarahan,sianosis, takikardi
4. Disablitiy
Penuruan kesadaran (apa bila terjadi penangana yang terlambat).
5. Exposure
Klien yang mengalami pneumothorax biasanya rasa nyeri bagian dada.
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
1. Gangguan pola napas tidak efektif b/d penurunan ekspansi paru
(akumulasi udara), gangguan muskuloskeletal, nyeri/ansietas, proses
inflamasi
2. Ganggun rasa nyeri dada b/d faktor biologis (trauma jaringan) dan
faktor fisik pemasangan selang dada
3. Resiko truma / penghentisn napas b/d penyakit / proses cedera,
sistem drainase dada, kurang pendidikan, keamanan, pencegahan

4. Kurang pengetahuan mengenai kondisi, aturan pengobatan b/d


kurang terpajan pada informasi
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai