Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA

Disusun untuk memenuhi tugas

MATA KULIAH : PENDIDIKAN PANCASILA

DOSEN PENGAMPU : MARTHEN LAURENSIUS PURNAMAWAN.,S.FIL,M.H

OLEH : FRANSISKA SENIA ADAN

NPM :20301044

KELAS : 2020B

PROGRAM STUDI : AGRONOMI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN DAN PERTANIAN


Kata Pengantar

Puji dan syukur saya haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan Rahmatnya,
Sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan
Bangsa” dengan baik tanpa ada halangan yang apapun.

Saya menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna dan memiliki banyak kekurangan serta kekeliruan
di dalam penulisannya. Oleh sebab itu, dengan segala kerendahan hati, saya selaku penyusun menerima
segala kritik dan saran yang membangun dari para pembaca.

Semoga makalah ini dapat menambah ilmu pengetahuan dan memberikan manfaat nyata bagi
masyarakat luas pada umumnya dan saya sendiri khususnya.
Daftar Isi

Judul

Kata pengantar

Daftar isi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

A. Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan

B. Pancasila Sebagai Paradigma Reformasi

C. Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan Politik

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Nomenklatur Paradigma berasal dari bahasa Latin, yakni kata para dan deigma. Para berarti
disamping, disebelah, dan dikenal sedangkan deigma berarti suatu model, teladan, arketif dan ideal.
Dalam masalah populer, istilah paradigma berkembang menjadi terminologi yang mengandung konotasi
pengertian sumber nilai, kerangka pikir, orientasi dasar, sumber asas sera arah dalam suatu bidang
tertentu

Paradigma seringkali diartikan sebagai suatu asumsi-asumsi dasar dan teoritis yang umum
(merupakan suatu sumber nilai) sehingga merupakan suatu sumber hukum, metode, serta penerapan
dalam ilmu pengetahuan sehingga sangat menentukan sifat, ciri serta karakter ilmu pengetahuan itu
sendiri.

Pada pidato pengukuhan Guru Besarnya, Erlyn Indarti (2010) menguraikan bahwa paradigma sejatinya
merupakan suatu sistem filosofis payung yang meliputi ontologi, epistemologi, dan metodologi tertentu
yang masing-masing terdiri dari serangkaian “beliefe dasar” atau worldview yang tidak dapat begitu saja
diperukarkan. Makna paradigma meliputi keseluruhan koleksi, kombinasi, gabungan, atau campuran
komitmen yang dianut oleh anggota-anggota suatu komunitas ilmu pengetahuan secara bersama-sama
yang untuk waktu tertentu menawarkan model permassalahan berikut pemecahannya kepada
komunitas dimaksud.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Pancasila sebagai paradigma pembangunan?

2. Bagaimana Pancasila sebagai paradigma Reformasi?

3. Bagaimana Pancasila sebagai paradigma pembangunan politik?

4. Bagaimana Pancasila sebagai paradigma pembangunan pendidikan?

5. Bagaimana pancasila sebagai paradigma pembangunan ideologi?

C. TUJUAN

1. Untuk memenuhi nilai tugas mata kuliah pendidikan Pancasila

2. Untuk mengetahui dan memahami Pancasila sebagai paradigma Pembangunan.

3. Untuk mengetahui dan memahami Pancasila sebagai paradigma Reformasi.


4. Untuk mengetahui dan memahami Pancasila sebagai paradigma pembangunan politik.

5. Untuk mengetahui dan memahami Pancasila sebagai paradigma pembangunan pendidikan.

6. untuk mengetahui dan memahami Pancasila sebagai paradigma pembangunan ideologi.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan

Pembangunan Nasional dilaksanakan dalam rangka mencapai masyarakat adil dan makmur.
Pembangunan Nasional merupakan perwujudan nyata dalam meningkatkan harkat dan martabat
manusia Indonesia sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan dan tujuan negara yang tercantum dalam
pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 dengan rincian sebagai berikut:

1. Tujuan negara hukum formal, adalah melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah
Indonesia.

2. Tujuan negara hukum materiil dalam hal ini merupakan tujuan khusus atau nasional, adalah
memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

3. Tujuan Internasional, adalah ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Yang perwujudannya terletak pada tatanan pergaulan
masyarakat internasional.

4. Pancasila sebagai paradigma pembangunan Nasional mengandung suatu konsekuensi bahwa dalam
segala aspek pembangunan nasional kita harus berdasar pada hakikat nilai-nilai Pancasila yang didasari
oleh ontologis manusia sebagai subjek pendukung pokok negara.

Kedudukan Pancasila sebagai paradigma pembangunan nasional harus memperlihatkan konsep


berikut ini:

1. Pancasila harus menjadi kerangka kognitif dalam identifikasi diri sebagai bangsa

2. Pancasila sebagai landasan pembangunan nasional

3. Pancasila merupakan arah pembangunan nasional

4. Pancasila merupakan etos pembangunan


5. Pancasila merupakan moral pembangunan masyarakat Indonesia yang sedang mengalami
perkembangan yang amat besar karena dampak pembangunan nasional maupun rangsangan globalisasi,
memerlukan pedoman bersama dalam menanggapi tantangan demi keutuhan bangsa.

Oleh sebab itu, pembangunan nasional harus dapat memperlihatkan prinsip-prinsip sebagai berikut:
Hormat terhadap keyakinan relegius setiap orang dan hormat terhadap martabat manusia sebagai
pribadi atau subjek (manusia seutuhnya). Sebagai upaya meningkatkan harkat dan martabat maka
pembangunan nasional harus meliputi aspek jiwa, seperti akal, rasa dan kehendak, raga (jasmani),
pribadi, sosial dan aspek ketuhanan yang terkristalisasi dalam nilai-nilai Pancasila. Selanjutnya
dijabarkan dalam berbagai bidang pembangunan antara lain: politik, ekonomi, hukum, pendidikan, sosial
budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi, serta bidang kehidupan agama.

Pancasila sebagai paradigma pembangunan dapat diartikan sebagai kerangka berfikir, sumber nilai,
orientasi dasar, sumber asa serta arah tujuan dari pembangunan. Oleh karena itu, penggalian terhadap
nilai-nilai Pancasila menjadi dasar syarat utama dalam perencanaan progam-program pembangunan
yang dilakukan.

Visi Pembangunan Nasional tahun 2005-2025 adalah “Indonesia yang Mandiri, Maju, Adil, dan Makmur”.
Sedangkan misinya sebagai berikut:

Mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya, dan beradab berdasarkan
falsafah Pancasila:

1. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing

2. Mewujudkan masyarakat demokratis berlandaskan hukum

3. Mewujudkan Indonesia aman, damai, dan bersatu

4. Mewujudkan pemerataan pembangunan dan berkeadilan

5. Mewujudkan Indonesia asri dan lestari

6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara kepulauan yang mandiri, maju, kuat, dan berbasis
kepentingan nasional

7. Mewujudkan Indonesia berperan penting dalam pergaulan dunia internasional.


B. Pancasila Sebagai Paradigma Reformasi

Esensinya gerakan reformasi dilakukan ke arah suatu perubahan menuju kondisi serta keadaan yang
lebih baik. Secara etimologis reformasi berasal dari kata reformation dari akar kata reform, sedangkan
secara terminologi reformasi mempunyai pengertian suatu gerakan yang bertujuan mengatur ulang,
menata ulang, menata kembali hal-hal yang menyimpang, untuk dikembalikan kepada format atau
bentuk semula yang sesuai dengan nilai-nilai ideal yang dicita-citakan rakyat. Reformasi juga diartikan
sebagai pembaruan dari paradigma, pola lama ke paradigma pola baru untuk menuju ke kondisi yang
lebih baik sesuai dengan harapan.

Reformasi di Indonesia pada prinsipnya merupakan suatu gerakan untuk mengembalikan bangsa ini
kepada dasar nilai-nilai sebagaimana yang dicita-citakan oleh bangsa Indonesia. Gerakan reformasi akan
mengembalikan pada dasar serta sistem negara demokrasi, bahwa kedaulatan adalah di tangan rakyat,
sebagaimana terkandung dalam pasal 1 ayat (2) UUD 1945.

C. Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan Politik

Selaras dengan Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan, menempatkan Pancasila sebagai Paradigma
Pembangunan Politik dapat diartikan sebagai menjadikan Pancasila sebagai kerangka pikir, sumber nilai,
orientasi dasar, sumber asas serta arah tujuan dari sistem perpolitikan negara Indonesia. Konsepsi ini
mengukuhkan prinsip demokrasi yang di anut oleh Pancasila yakni rakyat pemegang kedaulatan tertinggi
pada sistem kenegaraan sedangkan pemerintah, parlemen (MPR, DPD, DPR) dan Lembaga-lembaga
lainnya adalah perpanjangan tangan yang menerima pelimpahan kekuasaan dari rakyat.

Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan Politik Indonesia harus mengembangkan sistem politik yang
benar-benar demokratis. Demokratisasi merupakan upaya penting dalam mewujudkan civil society.
Tanpa proses demokratisasi tidak akan tercipta civil society.

D. Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan Pendidikan

Pendidikan pada hakikatnya adalah usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian dan
kemampuan/keahlian dalam kesatuan organis harmonis dinamis, di dalam dan di luar sekolah dan
berlangsung seumur hidup
Notonagoro: Perlu disusun sistem ilmiah berdasarkan Pancasila tentang ajaran, teori, filsafat, praktek
pendidikan nasional, yang menjadi dasar tunggal bagi penyelesaian masalah-masalah pendidikan
nasional.

E. Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan Ideologi

Ideologi adalah suatu kompleks idea-idea asasi tentang manusia dan dunia yang dijadikan pedoman
dan cita-cita hidup. Pengembangan Pancasila sebagai ideologi yang memiliki dimensi realitas, idealitas
dan fleksibilitas (Pancasila sebagai ideologi terbuka) menghendaki adanya dialog yang tiada henti
dengan tantangan-tantangan masa kini dan masa depan.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pancasila sebagai paradigma pembangunan dapat diartikan sebagai Pancasila sebagai kerangka pikir,
sumber nilai, orientasi dasar, sumber asas serta arah tujuan dari pembangunan.

Pada arah pembangunan yang berkaitan dengan pembangunan politik sebagai penjabaran dari misi
mewujudkan masyarakat demokratis berlandaskan hukum dan berkeadilan dinyatakan bahwa
demokratis yang berlandaskan hukum merupakan landasan penting untuk mewujudkan pembangunan
Indonesia yang maju, mandiri dan adil. Demokrasi dapat meningkatkan partisipasi masyarakat dalam
berbagai kegiatan pembangunan, dan memaksimalkan potensi masyarakat, serta meningkatkan
akuntabilitas dan transparansi dalam penyelenggaraan negara. Hukum pada dasarnya bertujuan untuk
memastikan munculnya aspek-aspek positif dan menghambat aspek negatif kemanusiaan serta
memastikan terlaksananya keadilan untuk semua warga negara tanpa memandang dan membedakan
kelas sosial, ras, etnis, agama, maupun gender.

B. SARAN

Pembaca dapat melaksanakan atau menerapkan Pancasila dalam segala aspek pembangunan di
Indonesia. Dan kami mengharapkan dengan adanya makalah ini, dapat menjadi wacana yang membuka
pola pikir pembaca tentang Pancasila sebagai paradigma pembangunan bangsa.
Daftar Pustaka

Amran, Ali.2016.Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi. Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada.

[1] Kaelan, 2002

[2] Pitpit Hanapiah, 2001

[3] Buha Simora dkk, 2002

[4] Kaelan, 2002

[5] Kansil, 2006

[6] Kaelan, 2002

[7] www.empatpilarkebangsaan.web.id

[8] Notonegoro, 1971

[9] Kaelan, 2010

[10] Suhadi, 1998

Anda mungkin juga menyukai