Ferry Juniansyah
110.2011.105
Pembimbing:
Paru merupakan salah satu pasangan organ respirasi, satu pada kanan dan lainnya
pada toraks kiri, yang dipisahkan satu dengan yang lainnya oleh jantung dan
struktur mediastinum. Paru kanan terdiri atas lobus superior, medius, dan inferior
dan pada paru kiri terdiri atas lobus superior dan inferior.
Gambar 2.1 Sistem Respirasi.(A) Sistem respirasi traktus atas
Berdasarka Fistel
Pneumotoraks ventil
Pneumotoraks terbuka
Pneumotoraks tertutup
EPIDEMIOLOGI
Paru-paru dibungkus oleh pleura parietalis dan pleura visceralis. Diantara pleura
parietalis dan visceralis terdapat cavum pleura. Cavum pleura normal berisi sedikit
cairan serous jaringan.Tekanan intrapleura selalu berupa tekanan negatif. Tekanan
negatif pada intrapleura membantu dalam proses respirasi. Proses respirasi terdiri dari 2
tahap : Fase inspirasi dan fase eksprasi. Padafase inspirasi tekanan intrapleura - 9 s/d -
12 cmH2O; sedangkan pada fase ekspirasi tekanan intrapleura: - 3 s/d - 6 cmH2O.
PECA
dinding alveolus dan H
Pneumotorak spontan pleura visceralis Melemah.
Tanda dan gejala yang timbul pada Pneumotoraks tergantung pada besarnya kerusakan
yang terjadi pada sub pleura dan ada tidaknya komplikasi penyakit paru.
Gejala yang utama adalah berupa rasa sakit yang tiba - tiba bersifat
unilateral diikuti sesak napas.
Aktivitas berat
suara melemah, nyeri menusuk pada dada waktu inspirasi,
kelemahan fisik.
Gejala Berat
Penderita gelisah sekali, trakea dan mediastinum dapat mendorong kesisi kontralateral.
Gerakan pernafasan tertinggi pada sisi yang sakit fungsi respirasi menurun, sianosis
disertai syok oleh karena aliran darah yang terganggu akibat penekanan oleh udara, dan
curah jantung menurun
DIAGNOSIS
Anamnesis
Ditemukan anamnesis yang khas, yaitu rasa nyeri pada dada seperti ditusuk, disertai sesak
nafas dan kadang-kadang disertai dengan batukbatuk
Rasa nyeri dan sesak nafas ini makin lama dapat berkurang atau bertambah hebat.
Sakit dada biasanya datang tiba-tiba seperti ditusuk-tusuk se tempat pada sisi paru
yang terkena, kadang-kadang menyebar ke arah bahu, hipokondrium dan skapula.
Rasa sakit bertambah waktu bernafas dan batuk.
Pemeriksaan fisik
• Foto Rontgen Gambaran radiologis yang tampak pada foto rontgen kasus
hidropneumotoraks
• Analisis gas darah arteri dapat memberikan gambaran hipoksemi meskipun pada
kebanyakan pasien sering tidak diperlukan.
• CT-scan thorax. CT-scan toraks lebih spesifik untuk membedakan antara emfisema
bullosa dengan pneumotoraks.
Penatalaksanaan Medik
Aspirasi sederhana dengan jarum dan pemasangan tube torakostomi dengan atau
tanpa pleurodesis.
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. A
Umur : 62 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Ds. Tegal Gubug, kab. Cirebon
Agama : Islam
Status : Menikah
Pendidikan Terakhir : SMP
Pekerjaan : Supir angkutan umum
Tanggal Masuk RS : 25 Februari 2016
Tanggal Pemeriksaan : 08 Maret 2016
I. ANAMNESIS
Pada pasien dilakukan autoanamnesis pada tanggal 08 Maret 2016
Keluhan Utama
Sesak
Riwayat Penyakit Sekarang
Inspeksi : terpasang WSD (water sealed drainage) di thorax dextra, tertampung cairan
dibotol 100–200 cc, warna cairan kuning keruh, bentuk dada asimetris thorax sinistra lebih
tinggi, pergerakan thorax dextra tertinggal. tampak pelebaran sela iga (-/-), masa (-),
terdapat kulit yang hipopigmentasi kedua lapang dada.
Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan. fremitus taktil dan fokal pada paru dextra
menurun.
Perkusi : Redup pada paru bagian lobus media dextra dan timpati pada paru dextra lobus
media mid linea axilaris. sonor disemua lobus paru dextra.
Auskultasi : Vesikuler pada lobus media dan inferior paru dextra menurun dan
terdapat ronki. Vesikuler disemua lobus paru sinestra dan tidak terdapat ronkhi serta
wheezing.
Jantung
Thoraks:
Tampak perselubungan semiopaque
homogeny dilapangan paru dextra
Sinus Costophrenicus dextra tumpul
Diafragma dextra tertutup
Cor: CTR tak valid dinilai Aorta tampak
Kalsifikasi
Sisterna tulang yang tervisualisasi intact
KESAN:
Effusi pleura dextra massif
Besar cor tak valid dinilai
Radiologi 04-03-2016
Thoraks:
Diafragma licin
KESAN:
WSD
02-03-2016 :
Infus RL
O2
Levofloxasin
Keterolak
Nebulizer
I.PROGNOSIS
ad vitam : dubia ad bonam
ad sanationam : dubia ad bonam
ad fungsionam : dubia ad bonam
RESUME
Pasien laki-laki 62 Tahun dating ke RSUD ARJAWINANGUN dengan keluhan sesak nafas ±1
bulan SMRS. Keluhan disertai dengan bengkak pada kedua tangan dan kaki serta perut sejak ±1
bulan. Pasien tidak pernah berobat ke dokter, namun pasien mengobati keluhan tersebut dengan
konsumsi jamu-jamu/ramuan. Tidak terdapat trauma dan keluhan lainnya disangkal. Pasien
mempunyai kebiasaan minum kopi dan merokok. Pada hasil pemeriksaan fisik didapatkan
bentuk dada asimetris thorax sinistra lebih tinggi, pergerakan thorax dextra tertinggal serta
terdapat kulit yang hipopigmentasi kedua lapang dada. Pada hasil Palpasi tidak terdapat nyeri
tekan. fremitus taktil dan fokal pada paru dextra menurun. Saat perkusi didapatkan redup pada
paru bagian lobus media dextra dan timpati pada paru dextra lobus media mid linea axilaris.
Pada auskultasi didapatkan vesikuler pada lobus media dan inferior paru dextra menurun dan
terdapat ronki. Pada hasil pemeriksaan radiologi; Hydropneumothorax dextra dengan collaps
paru dextra. Hasil WSD tertampung cairan dibotol 100–200 cc, warna cairan kuning keruh.
Tanggal Perjalanan Penyakit Instruksi Dokter
Thorax:
Inspeksi : terpasang WSD
(water sealed drainage) di thorax
dextra, tertampung cairan dibotol
100–200 cc, warna cairan kuning
keruh, bentuk dada asimetris thorax
sinistra lebih tinggi, pergerakan
ANALISA KASUS
Pasien ini saat masuk didiagnosis; CHF, CAD, sups CKD dan secara radiologis terdapat
Effusi pleura dextra massif. Pada CHF (Cronic Hearth Failure) khususnya gagal jantung kiri
terjadi aliran balik aliran darah jantung ke vena pulmonalis. Akibatnya tekanan hidrostatik
dalam pembuluh darah meningkat dan mengakibatkan perpindahan cairan ke dalam pleura.
Namun cairan pada CHF biasanya berupa transudat. Kemungkinan trauma dapat disingkirkan
karena berdasarkan anamnesis riwayat trauma disangkal dan tidak tampak tanda trauma pada
tubuh pasien, serta cairan yang tertampud dari WSD bukan merupakan darah melainkan
eksudat berwarna kuning keruh. Serta dilakukan pemeriksaan radiologi kembali dengan hasil;
Hydropneumothorax dextra dengan collaps paru dextra.