PENDAHULUAN
1.1 KASUS
TRAUMA THORAKS
Tn. Bambang, 24 tahun di bawa ke IGD rumah sakit dengan luka tusuk di
dada kiri samping. Tn. X mengerang kesakitan, gelisah dan mengeluh sesak napas
yang semakin berat.
Pada pemeriksaan fisik ditemukan : TD: 90/70 mmHg, N: 120x/menit,
RR: 40x/menit, thorax: bentuk dan gerak asimetris, perkusi dada kiri hipersonor,
suara paru menghilang sedangkan suara jantung sulit dinilai. Dokter segera
melakukan needle torakosentesis. Beberapa saat kemudian Tn. X mengalami
perbaikan. TD: 100/70 mmHg, N: 110x/menit, RR: 30x/menit.
Tn. Bambang diberikan O2, dilakukan pemasangan infuse, kateter urine dan
dilakukan
pemeriksaan
darah
serta
foto
thorak.
Hasil
foto
thorak:
4. Trauma Thorax Luka atau cedera yang mengenai rongga thorax yang
dapat menyebabkan kerusakan pada dinding thorax/cavum thorax yang
disebabkan oleh benda tajam atau tumpul.
5. Hipersonor Suara perkusi paru yang abnormal disebabkan oleh
peningkatan jumlah udara didalam paru-paru.
Keyword :
40 x/menit
TD
: 90/70 mmHg
N
: 120 x/menit
Kesadaran : sadar
Clear
D (Distability)
E (Exposure)
b. Secundary Survey :
Status Generalis :
- Kepala dan leher
: Dalam batas normal
- Thorax
: Status Localis
- Abdomen
: Dalam batas normal
- Pelvis dan genitalis : Dalam batas normal
- Ekstremitas
: Dalam batas normal
- Neurologis
: Dalam batas normal
Status Localis :
- Inspeksi
: Asimetris dan luka tusuk
- Palpasi
:- Perkusi
: Hipersonor dada kiri
- Auskultasi
: Suara paru menghilang dan suara jantung sulit di
nilai
c. Tatalaksana awal : Needle Thorakosentesis
Pemeriksaan Penunjang :
Pemeriksaan darah
Foto polos Thorax : Pneumohemathorax
Diagnosis
: Tension Pneumothorax
TTV
: - TD
: 100/70 mmHg
- N
: 110 x/menit
Tindakan lanjutan
RR
: 30 x/menit
: WSD, diberikan O2, pemasukan infuse, kateter
urine, dll.
1.3 STEP 2 : DEFINE THE PROBLEMS
1. Apa yang menyebabkan Tn. Bambang sesak nafas?
2. Apa yang menyebabkan perkusi dada kiri hipersonor?
3. Bagaimana Etiologi tension pneumothorax?
4. Sebutkan jenis-jenis Trauma Thorax?
5. Bagaimana urutan penatalaksaan pada pasien Pneumothorax?
6. Bagaimana Patofisiologi dari tension Pneumothorax?
7. Bagaimana gejala klinis dari tension Pneumothorax?
8. Bagaimana cara pemasangan WSD (Water Sealed Drainase)?
9. Bagaimana manifestasi klinis dari Trauma Thorax?
10. Bagaimana Terapi Emergency pada pasien Trauma Thorax?
11. Bagaimana komplikasi dan diagnosis banding dari Trauma Thorax?
12. Bagaimana cara merujuk pasien pada kasus Trauma Thorax?
1.4 STEP 3 : BRAINSTORM POSSIBLE HYPOTHESIS OR
EXPLANATION
1. L.O
2. Disebabkan oleh adanya cairan
3. L.O
4. L.O
5. L.O
6. L.O
7. -
Sesak nafas
Mudah lelah
8. L.O
9. L.O
10. L.O
11. a. Komplikasi :
Tension Pneumothorax
Kegagalan respirasi akut
Piopneumothorax
Hidropneumothorax
Hemopneumothorax
kematian
b. Diagnosis Banding :
Pneumothorax dapat memberikan gejala seperti infark miokard,
emboli paru,dan pneumonia. Pada pasien muda tinggi dan perokok jika
setelah difoto dapat diketahui adaya pneumothorax, umumnya diagnosis
kita mengarah ke pneumothorax spontan primer. Pneumothorax spontan
sekunder sulit dibedakan dengan pneumothorax yang terlokalisasi dari
suatu bleb atau bulla subpleura.
12. L.O
1.5
STEP 4
ARRANGE
EXPLANATIONS
INTO
TENTATIVE
PRIMARY
ETIOLOGI
DAN
SECUND
PENILAI
AN
AWAL
MANIFEST
ASI KLINIS
JENIS -
EPIDEMIOL
KOMPLIK
TRAUM
4
A
THORA
DEFENIS
PEMERIKSA
AN FISIK &
PENUNJAN
CARA
MERUJUK
PASIEN
TERAPI
DEFENITI
DIAGNOSI
S
EMERGE
Defenitif
Emergency
Needle Thorakosentesis
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pneumothorax
Pneumothorax adalah keadaan dimana terdapat udara atau gasdalam rongga
pleura.Pada kondisi normal, rongga pleura tidak terisiudara sehingga paru-paru dapat leluasa
mengembang terhadaprongga dada. Rongga pleura adalah rongga yang terletak diantara
selaputyang melapisi paru-paru dan rongga dada. Pneumotoraks adalah suatu keadaan
terdapatnya udara ataugas di dalam pleura yang menyebabkan kolapsnya paru yang
terkena.Tersering disebabkan oleh ruptur spontan pleura visceralisyang menimbulkan
kebocoran udarake rongga thorak pneumotorak juga dapat terjadi berulang kali. Udara dalam
cavum pleura dapat ditimbulkan oleh:
a. Robeknya pleura visceralis sehingga saat inspirasi udara yangberasal dari alveolus
akanmemasuki kavum pleura.Pneumothorax jenis ini disebut sebagai closed
6
bronkus serta percabangannya dan selanjutnyaterus menuju pleura melalui fistel yang
terbuka.Waktuekspirasi udara di dalam rongga pleura tidak dapat keluar.Akibatnya
tekanan di dalam rongga pleura makin lama makin tinggi dan melebihi tekanan
atmosfer. Udara yang terkumpuldalam rongga pleura ini dapat menekan paru sehingga
seringmenimbulkan gagal napas. Sedangkan menurut luasnya paru yang mengalami
kolaps, makapneumotoraks dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:
a. Pneumotoraks parsialis, yaitu pneumotoraks yang menekanpada sebagian kecil paru (<
50% volume paru).
b. Pneumotoraks totalis, yaitu pneumotoraks yang mengenaisebagian besar paru (> 50%
volume paru).
2.1.1 Epidemiologi
Diperkirakan terdapat 20.000 kasus pneumotoraks spontan setiap
tahunnya di Amerika serikat. Berdasarkan penelitian Takeno dari Jepang,
mulai dari tahun 1986 sampai dengan 1997, jika dibandingkan kasus tahun
1986 dengan tqhun 1995 terjadi peningkatan 1,7 kali dan hasil survei tahun
1998 memperlihatkan terjadinya peningkatan 1,5 kali pada data kasus 5
tahunan ( periode 1993-1997 ). Di Instalasi Gawat Darurat ( IGD)
Persahabatan Jakarta pada tahun 1999didapat 253 penderita pneumotoraks
dan angka ini merupakan 5,5 % kunjungan dari seluruh kasus respirasi yang
datang.
Peningkatan angka kejadian kasus pneumotoraks berdasarkan
penelitian setiap tahunnya, belum dapat dijelaskan dengan pasti.Habitus
seseorang
mempengaruhi
kecenderungan
dirinya
untuk
menderita
luas
tubuh
yang
cepat,
terutama
pada
keadaan
10
Nyeri dada tajam yang timbul secara tiba-tiba, dan semakinnyeri jika penderita menarik
mungkin ditemukan:
-
2.1.4 Patofisiologi
ke
jaringan
interstitial
paru
menuju
hilus
dan
menyebabkan
Paru-paru
akan
bertambah
kecil
dengan
bertambah
luasnya
terjadinya
pneumotoraks
11
spontan
primer.
Beberapa
kasus
12
o Sindrom Ethers-Danlos
Kanker
o Sarkoma
o Kanker paru
kolaps dan paru yang tertekan di sisi kontralateral. Hipoksia dan turunnya curah
jantung akan menggangu kestabilan hemodinamik yang akan berakibat fatal jika
tidak ditangani secara tepat.
2.1.5
Diagnosis banding
Pneumothorak dapat memberikan gejala seperti infark miokard, emboli
paru, dan pneumonia.Pada pasien muda tinggi, dan perokok jika setelah difoto
diketahui
adanya
pneumothorax,
umunya
diagnosis
kita
mengarah
ke
pembedahan
Jantung : Temponade jantung, rupture jantung, rupture otak papiler,
14
Pemeriksaan fisik dapat berupa sesak nafas dan takikardi yang dapat disertai
sianosis pada pneumotorak ventil atau ada penyakit dasar paru.
-
Inspeksi : Dapat terjadi pencembungan pada sisi yang sakit (hiperekspansi dinding
dada), Pada waktu respirasi, bagianyang sakit gerakannya tertinggal, trakea dan jantung
yang sakit.
Perkusi : Suara ketok pada sisi sakit, hipersonor sampaitimpani dan tidak menggetar,
b. Pemeriksaan Penunjang
Empisema subkutan
15
2. Pemeriksaan Darah
Dilakukan analisis gas darah, langkah-langkah untuk menilai gas darah:
a. Pertama-tama perhatikan pH (jika menurun klien mengalami asidemia,
dengan dua sebab asidosis metabolik atau asidosis respiratorik; jika
meningkat klien mengalami alkalemia dengan dua sebab alkalosis
metabolik atau alkalosis respiratorik; ingatlah bahwa kompensasi ginjal
dan pernafasan jarang memulihkan pH kembali normal, sehingga jika
ditemukan pH yang normal meskipun ada perubahan dalam PaCO 2 dan
HCO3 mungkin ada gangguan campuran)
b. Perhatikan variable pernafasan (PaCO2) dan metabolik (HCO3) yang
berhubungan dengan pH untuk mencoba mengetahui apakah gangguan
primer bersifat respiratorik, metabolik atau campuran (PaCO2 normal,
meningkat atau menurun; HCO3 normal, meningkat atau menurun; pada
gangguan asam basa sederhana, PaCO2 dan HCO3 selalu berubah dalam
arah yang sama; penyimpangan dari HCO3 dan PaCO2 dalam arah yang
berlawanan menunjukkan adanya gangguan asam basa campuran).
16
: 7, 35-7, 45
TCO2
PCO2
: 35-45 mmHg
PO2
: 80-100 mmHg
HCO3
: 22-26 mEq/L
BE
saturasi O2
: 23-27 mmol/L
: 0 2 mEq/L
: 95 % atau lebih
pH
PCO2
HCO3
N
N
N
17
2.1.8
Penatalaksanaan / Terapi
Dalam keadaan normal rongga pleura memiliki tekanan negatif dan hanya
terisi sedikit cairan pleura / lubrican.
Inspirasi
Ekspirasi
Pleura Tekanan
Atmosfir
Intrapulmoner
Intrapleural
760
757
750
760
763
756
760
760
756
Pneumotoraks ( > 25 % )
Botol WSD
e. Macam-macam WSD
1. WSD dengan satu botol
20
2. Needle Toracosentesis
a. Cara melakukan needle thoracosentesis
1. Cari lokasi tempat melakukan needle thoracosentesis, biasanya pada SIC 2
linea midclavicularis.
2. Bersihkan lokasi tersebut dengan menggunakan desifektan, mis : betadine
3. Masukkan kateter jarum besar (ukuran 14g) pada tempat tadi, usahakan
ditusukkan
pada
bagian
atas
costae
ke-3
untuk
menghindari
21
Needle Toracosentesis
3.1 Hemothorak
Perdarahan yang berasal dari parenkim puang menandai adanya pulmonal
cenderung untuk brhenti sendiri.perdarahan yang berlanju biasanya berasal dari
22
lainnya.
paru.
Keadaan
intratorakal
dimonitor
melalui
tanda-tanda
23
2. Respirasi
Kehilangan darah hingga 750-1500 ml pada individu yang sama akan menunjukan
gejala syok seperti taki kardi, takipnea, dan penurunan tekanan darah
Tanda yang signitifikan dengan perfusi yang buruk dan kehilangan volume arah
30% atau lebih (1500-2000ml)
Agitasi
Sianosis
Meningkat tekanan darah
Hipotensi sesuai penrunan curah jantung
Dispneu
Anemia
Perkusi redup di basal di sisi yang berisi darah
Open pneumothorax
Tension pneumothorax
Hematothorax
Hemathopneumothorax
Laserasi struktur vascular
Laserasi tracheobronkhial
Perokardial temponade
Trauma diafragma
25
terdorong
kesisi
berlawanan
menghambat
ABCDE
a. Airway (nafas)
Assessment
26
Management
b. Breathing
Assessment
Palpasi thorax
Management
Management
27
Secundary Survey
a. Anamnesis
Pemeriksaan yang lengkap memerlukan anamnesis mengenai riwayat
perlukaan riwayat AMPLE harus diingat :
A = Alergi
M = Medikasi (obat yang diminum saat ini)
P = Past/uness (penyebab penyerta/pregnancy)
L = Last : meal
E =Event/enviroment
kejadian perlukaan
(lingkungan)
b. Pemeriksaan Fisik
Kepala (trauma capitis)
28
yang
berhubungan
dengan
4.1.3 Diagnosis
Pneumothorax
Nyeri dada pleuritik sesi lateral
Nafas pendek
Pemeriksaan fisik
Small pneumothorax
Pneumothorax > dyspnea & takikardi
Fisik paru yang terkena :
- Inspeksi : Paru tertinggal, lebih cembung
- Palpasi : Suara fremitus menurun
- Perkusi : Hipersonor
- Auskultasi: Suara denyut jantung menurun sampai menghilang
Hemothorax
- Anemia
- Syok hipovolemik
- Dyspnea
- Pekak pada perkusi
- Suara nafas menghilang
- Tekanan vena sentral tidak meninggi
- Hipotensi / takikardi
4.1.4 Cara merujuk pasien Trauma Thorax
Pasien yang akan dirujuk harus sudah diperiksa dan layak untuk dirujuk.
Adapun kriteria pasien yang dirujuk adalah bila memenuhi salah satu dari :
1. Hasil pemeriksaan fisik sudah dapat dipastikan tidak mampu diatasi.
2. Hasil pemeriksaan fisik dengan pemeriksaan penunjang medis ternyata
29
30
BAB III
PENUTUP
31
KESIMPULAN
Pneumothorax merupakan keadaan yang disebabkan oleh akumulasi udara
dalam rongga pleura, sebagai akibat dari proses penyakit atau cedera.
Pneumothorax
dibagi
menjadi
Tension
Pneumothorax
dan
non-tension
DAFTAR PUSTAKA
32
Sudowo A.W. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III Edisi IV. Pusat
2
3
33