Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN PENYAKIT FLUIDO PNEMOUTHORAX

PADA TN.W DIRUANG DAHLIA DENGAN PENYAKIT FLUIDO


PNEMOUTHORAX

NAMA : Ainiyah Suyono


NIM : 16010097

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN dr. SOEBANDI JEMBER
YAYASAN JEMBER INTERNATIONAL SCHOOL
2019
LAPORAN PENDAHULUAN PENYAKIT FLUIDO PNEMOTHORAX
A. PENGERTIAN

Pneumothorax adalah istilah medis untuk terkumpulnya udara pada rongga pleura,
yaitu rongga tipis yang dibatasi dua selaput pleura di antara paru-paru dan dinding dada.
Udara yang terkumpul pada rongga pleura dapat terjadi akibat adanya celah yang
terbentuk akibat cedera pada dinding dada atau robekan pada jaringan paru-paru.
Akibatnya, udara tersebut dapat menekan paru-paru dan membuat paru-paru menjadi
mengempis (kolaps).Secara umum, pneumothorax terbagi menjadi dua, yaitu
pneumothorax primer dan sekunder. Ketika pneumothorax terjadi pada orang yang sehat
tanpa didahului penyakit paru-paru, kondisi ini disebut pneumothorax primer.
Sebaliknya, pneumothorax yang dialami akibat komplikasi dari penyakit paru-paru
disebut pneumothorax sekunder. Selain itu, berdasarkan penyebabnya, pneumothorax
dapat dibagi menjadi pneumothorax trauma yang disebabkan oleh cedera pada
dinding paru-paru atau dada, serta pneumohorax non trauma yang terjadi secara spontan
tanpa diawali cedera.

Seluruh jenis pneumothorax ini merupakan kondisi gawat darurat yang dapat
mengancam nyawa bila tidak ditangani secara cepat, terutama bila terjadi tension
pneumothorax. Tension pneumothorax merupakan kondisi di mana udara
yang terkumpul pada rongga pleura tidak dapat keluar, tetapi udara dari dinding dada
dan paru-paru terus masuk ke rongga tersebut, sehingga akan menekan bukan hanya
paru-paru, melainkan juga jantung.

1.4 Etiologi
Berikut ini adalah beberapa kondisi dan penyakit yang menyebabkan pneumothoraks
adalah:
1. Cidera dada

Cedera tumpul atau tembus ke dada bisa menyebabkan oleh kolaps paru. Beberapa
cedera atau bula paru dapat terjadi akibat cedera misal disebabkan tabrakan mobil,
sementara kasus lain mungkin secara tidak sengaja terjadi saat dilakukan prosedur
medis yang menggunakan jarum ke dalam dada.

2. Penyakit paru-paru

Jaringan paru-paru yang mengalami kerusakan lebih cenderung kolaps. Kerusakan


paru-paru dapat disebabkan oleh beberapa jenis penyakit, termasuk penyakit paru
obstruktif kronik (PPOK), fibrosis kistik, dan pneumonia.

3. Lepuh

Lepuh karena udara kecil (blebs) dapat berkembang di bagian atas paru-paru. Bleb ini
terkadang pecah – memungkinkan udara bocor ke ruang yang mengelilingi paru-paru.

4. Ventilasi mekanis

Jenis pneumotoraks yang parah dapat terjadi pada orang yang membutuhkan
penanganan mekanis untuk bernapas. Ventilator bisa digunakan untuk menciptakan
ketidakseimbangan tekanan udara di dalam dada. Hal yang harus waspadai adalah paru-
paru bisa kolaps sepenuhnya.

1.5 Manifestasi klinis


Gejala-gejala pneumotoraks traumatik dan spontan hampir tidak ada perbedaan, tetapi
gejala Pneumotoraks Traumatik cenderung muncul pada saat trauma terjadi, atau tidak
lama sesudahnya. Onset gejala untuk Pneumotoraks Spontan biasanya terjadi saat
istirahat. Serangan mendadak nyeri dada sering merupakan gejala pertama.

Gejala lain mungkin termasuk:

 rasa nyeri persisten di dada.


 sesak nafas, atau dyspnea.
 keluar dengan keringat dingin.
 sensasi tertarik (tightness) di dada.
 membiru, atau sianosis.
 takikardia berat, atau denyut jantung cepat

1.6 Patofisiologi
Rongga dada mempunyai dua struktur yang penting dan digunakan untukmelakukan
proses ventilasi dan oksigenasi, yaitu pertama tulang, tulang-tulangyang menyusun
struktur pernapasan seperti tulang klafikula, sternum, scapula.Kemudian yang kedua
adalah otot-otot pernapasan yang sangat berperan pada proses inspirasi dan ekspirasi 6
.Jika salah satu dari dua struktur tersebutmengalami kerusakan, akan berpengaruh pada
proses ventilasi dan oksigenasi.contoh kasusnya, adanya fraktur pada tulang iga atau
tulang rangka akibatkecelakaan, sehingga bisa terjadi keadaaan flail chestatau kerusakan
pada otot pernapasan akibat trauma tumpul, serta adanya kerusakan pada organ
viseral pernapasan seperti, paru-paru, jantung, pembuluh darah dan organ lainnya4 di
abdominal bagian atas, baik itu disebabkan oleh trauma tumpul, tajam, akibat senapan
atau gunshot.

1.7 Penatalaksanaan medis


PENATALAKSANAAN PNEUMOTHORAKS (UMUM)

Tindakan dekompressi yaitu membuat hubungan rongga pleura dengan udara luar,ada
beberapa cara :

1. Menusukkan jarum melalui diding dada sampai masuk ke rongga pleura,sehingga


tekanan udara positif akan keluar melalui jarum tersebut.
2. Membuat hubungan dengan udara luar melalui kontra ventil, yaitu dengan :
a. Jarum infus set ditusukkan ke dinding dada sampai masuk ke rongga pleura.
b. Abbocath : jarum Abbocath no. 14 ditusukkan ke rongga pleura dan
setelahmandrin dicabut, dihubungkan dengan infus set.
c. WSD : pipa khusus yang steril dimasukkan ke rongga pleura.

PENATALAKSANAAN PNEUMOTHORAKS (SPESIFIK)

Pneumotoraks SimpelPneumotoraks Simpel adalah pneumotoraks yang tidak disertai


peningkatantekanan intra toraks yang progresif.Ciri :
1. Paru pada sisi yang terkena akan kolaps (parsial atau total)
2. Tidak ada mediastinal shift3. Pemeriksaan Fisis : bunyi napas menurun,
hyperresonance (perkusi), pengembangan dada menurunPenatalaksanaan :
Water Sealed Drainage (WSD)Pneumotoraks TensionPneumotoraks tension
adalah pneumotoraks yang disertai peningkatan tekananintra toraks yang
semakin lama semakin bertambah (progresif). Pada pneumotoraks tension
ditemukan mekanisme ventil(udara dapat masuk dengan mudah, tetapi tidak
dapat keluar).Ciri :
a. Terjadi peningkatan intra toraks yang progresif, sehingga terjadi : kolaps
total paru, mediastinalshift (pendorongan mediastinum ke kontralateral),
deviasi trakhea , venous return menurun → hipotensi & respiratory distress
berat.
b. Tanda dan gejala klinis : sesak yang bertambah berat dengan cepat,
takipneu,hipotensi, JVP meningkat, asimetris statis & dinamis.
c. Merupakan keadaan life-threatening tdk perlu foto Rontgen.

Penatalaksanaan :

1. Dekompresi segera : large-bore needle insertion (sela iga II, linea mid-klavikula)
2. Water Sealed Drainage (WSD)Open PneumothoraxOpen pneumothorax terjadi
karena luka terbuka yang cukup besar pada dadasehingga udara dapat keluar dan
masuk rongga intra toraks dengan mudah.Tekanan intra toraks akan sama
dengan tekanan udara luar. Dikenal juga sebagaisucking-wound. Terjadi kolaps
total paru.

Penatalaksanaan :

1. Luka tidak boleh ditutup rapat (dapat menciptakan mekanisme ventil)


2. Pasang WSD dahulu baru tutup luka
3. Singkirkan adanya perlukaan/laserasi pada paru-paru atau organ intra torakslain
.Umumnya disertai dengan perdarahan (hematotoraks)

1.8 Pemeriksaan penunjang


a. Photo toraks (pengembangan paru-paru).
b. Laboratorium (Darah Lengkap dan Astrup)
c. X-foto thoraks 2 arah (PA/AP dan lateral)
Diagnosis fisik :
1. Bila pneumotoraks < 30% atau hematotorax ringan (300cc) terap simtomatik,
observasi.
2. Bila pneumotoraks > 30% atau hematotorax sedang (300cc) drainase cavum
pleura dengan WSD, dainjurkan untuk melakukan drainase dengan continues
suction unit.
3. Pada keadaan pneumotoraks yang residif lebih dari dua kali harus
dipertimbangkan thorakotomi
4. Pada hematotoraks yang massif (terdapat perdarahan melalui drain lebih dari 800
cc segera thorakotomi
DAFTAR PUSTAKA

Tartowo wartonah. 2006. Kebutuhan dasar manusia dan proses keperawatan. Jakarta: salemba
medika

Tartowo, wartonah. 2007. Kebutuhan dasar & proses keperawatan. Edisi 3. Salemba Medika.
Jakarta

Alimul H, A Aziz. 2006. Pengantar KDM Aplikasi Konsep & Proses Keperawatan. Salemba
Medika. Jakarta

Buku Penemuan dan Tatalaksana Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)

Iqbal mubarak SKM, wahit. 2005. Buku kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: penerbit Buku
Kedokteran ECG
Potter & Perry (2005) Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses Dan Praktik Edisi : 4 Vol.
2. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai