Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN

KEPERAWATAN ANAK
BRONCHITIS

DISUSUN OLEH :
VELLIN RAMADHANI
P27220017080

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


POLTEKKES KEMENKES SURAKARTA
TAHUN AJARAN 2019/2020
LAPORAN PENDAHULUAN
PADA ANAK DENGAN BRONCHITIS

A. Definisi
Bronkitis adalah suatu peradangan pada bronkus (saluran udara ke paru-paru).
Penyakit ini biasanya bersifat ringan dan pada akhirnya akan sembuh sempurna
(Suryo, 2010). Bronkitis adalah infeksi pada bronkus yang berasal dari hidung dan
tenggorokan, bronkus merupakan suatu pipa sempit yang berawal pada trakea,
yang menghubungkan saluran pernafasan atas, hidung, tenggorokan dan sinus ke
paru (Hidayat, 2008).

Bronkitis adalah suatu peradangan bronchioles, bronchus, dan trachea oleh


berbagai sebab. Bronkitis biasanya lebih sering disebabkan oleh virus seperti
rhinovirus, Respiratory Syncitial Virus (RSV), virus influenza, virus para
influenza, dan Coxsackie virus. Bronkitis adalah suatu peradangan pada bronchus
yang disebabkan oleh berbagai macam mikroorganisme baik virus, bakteri,
maupun parasit. Ada 2 jenis Bronkitis yaitu bronchitis akut dan kronik (Muttaqin,
2008).

B. Etiologi
1. Bronkitis Akut
Penyebab utama penyakit Bronkitis Akut adalah adalah virus.Sebagai
contoh Rhinovirus Sincytial Virus (RSV), Infulenza Virus, Para-influenza
Virus, Adenovirus dan Coxsakie Virus. Bronkitis akut dapat disebabkan
karena non infeksi karena paparan asap tembakau karena polutan pembersih
rumah tangga dan asap. Pekerja yang terkena paparan debu dan uap dapat
juga menyebabkan bronkitis akut.Alergi, cuaca, polusi udara dan infeksi
saluran napas atas dapat memudahkan terjadinya bronkitis akut.

2. Bronkitis Kronik
Bronkitis akut dapat menyebabkan bronkitis kronik jika tidak mengalami
penyembuhan.Hal ini terjadi karena penebalan dan peradangan pada dinding
bronkus paru – paru yang sifatnya permanen. Disebut bronkitis kronis jika
batuk terjadi selama minimal 3 bulan dalam setahun di dua tahun berturut.
Yang termasuk penyebab bronkitis kronik adalah :
a. Spesifik:
1) Asma.
2) Infeksi kronik saluran napas bagian atas (misalnya sinobronkitis).
3) Infeksi, misalnya bertambahnya kontak dengan virus, infeksi
mycoplasma, hlamydia, pertusis, tuberkulosis, fungi/jamur.
4) Penyakit paru yang telah ada misalnya bronkietaksis.
5) Sindrom aspirasi.
6) Penekanan pada saluran napas .
7) Benda asing .
8) Kelainan jantung bawaan .
9) Kelainan sillia primer .
10) Defisiensi imunologis .
11) Kekurangan anfa-1-antitripsin .
12) Fibrosis kistik .
13) Psikis
b. Non-Spesifik
1) Perokok.
2) Polusi udara dan debu
3) Gas beracun di tempat kerja
4) Gastroesophageal reflux desease (GERD). GERD adalah asam
lambung yang naik kedalam esophagus dan beberapa tetes masuk ke
saluran napas.GERD sebabkan karena lemahnya katup lambung yang
memisahkan antara lambung dan esophagus.
(Raharjoe,2012)

C. Klasifikasi
Bronkhitis dapat diklasifikasikan sebagai :
1. Bronkhitis Akut
Bronkhitis akut pada bayi dan anak biasanya bersama juga dengan trakheitis,
merupakan penyakit infeksi saluran nafas akut (ISNA) bawah yang sering
dijumpai.Penyebab utama penyakit ini adalah virus.Batuk merupakan gejala
yang menonjol dank arena batuk berhubungan dengan ISNA atas.Berarti
bahwa peradangan tersebut meliputi laring, trachea dan bronkus.Gangguan ini
sering juga disebut laringotrakeobronkhitis akut atau croup dan sering
mengenai anak sampai umur 3 tahun dengan gejala suara serak, stridor, dan
nafas berbunyi.

2. Bronkhitis Kronis atau Batuk Berulang


Belum ada persesuaian pendapat mengenai bronchitis kronik, yang ada ialah
mengenai batuk kronik dan atau berulang yang di singkat (BKB). BKB ialah
keadaan klinis yang disebabkan oleh berbagai penyebab dengan gejala batuk
yang berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu berturut-turut dan atau
berulang paling sedikit 3 kali dalam 3 bulan, dengan atau tanpa disertai gejala
respiratorik dan non respiratorik lainnya. Dengan memakai batasan ini secara
klinis jelas bahwa bronchitis kronik pada anak adalah batuk kronik dan atau
berulang (BKB) yang telah disingkirkan penyebab-penyebab BKB itu
misalnya asma atau infeksi kronik saluran napas dan sebagainya.
Walaupun belum ada keseragaman mengenai patologi dan patofisiologi
bronchitis kronik, tetapi kesimpulan akibat jangka panjang umumnya sama.
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa bayi sampai anak umur 5 tahun
yang menderita bronchitis kronik akan mempunyai resiko lebih besar untuk
menderita gangguan pada saluran napas kronik setelah umur 20 tahun,
terutama jika pasien tersebut merokok akan mempercepat menurunnya fungsi
paru.(Raharjo,2012)

D. Tanda dan Gejala


1. Tanda dan gejala pada kondisi bronchitis akut :
 Batuk
 Terdengar ronki
 Suara yang berat dan kasar
 Wheezing
 Demam
 Produksi sputum meningkat
2. Tanda dan gejala bronchitis kronis:
 Batuk yang parah pada pagi hari dan pada kondisi lembab
 Sering mengalami infeksi saluran nafas (seperti misalnya pilek atau flu)
yang dibarengi dengan batuk
 Gejala bronchitis akut lebih dari 2-3 minggu
 Demam tinggi
 Sesak nafas jika saluran tersumbat
 Produksi dahak bertambah banyak berwarna kuning atau hijau
E. Patofisiologi
1. Phatway

Meningkatnya produksi mucus, disebabkan oleh infeksi dan iritasi dan iritan
melalui udara yang menghambat jalur udara di paru-paru, mengakibatkan
berkurangnya kemampuan untuk menukar gas. Ada dua bentuk bronchitis;
bronchitis akut, dimana kemacetan jalur udara dapat dibalik, dan bronchitis
kronis, dimana kemacetan tidak dapat dibalik. Pasien dengan bronchitis akut
merupakan gejala khas untuk 7 sampai 10 hari sering karena kuman virus (tetapi
kadang kadang oleh bakteri) infeksi. Pasien dengan bronchitis kronis akan
mempunyai gejala gejala batuk produktif kronis untuk setidaknya 3 bulan
berurutan dalam 2 tahun berurutan. Ada peningkatan produksi lender, perubahan
radang, dan yang terakhir fibrosis di dalam dinding jalur udara. Pasien dengan
bronchitis kronis lebih mungkin untuk terkena infeksi pernafasan. (Mary
DiGiulio, dkk. 2014).

F. Pemeriksaan Penunjang
1. Bayangan di paru-paru pada sinar X dada selama infeksi
2. Tes fungsi paru-paru menunjukan :
 Forced Vital Capacity (FCV) berubah karena diperlukan lebih banyak
waktu untuk menghirup udara setelah inhalasi maksimal.
 FEV1 turun karena diperlukan lebih banyak waktu untuk ekshalasi.
 Residial Volume (RV) naik karena udara terperangkap.
3. Oksigen turun dan karbondioksida naik di arterial blood gas. (Mary
DiGiulio, dkk. 2014).

G. Komplikasi
Komplikasi bronkitis yang diderita dapat terjadi karena terlambatnya penanganan
bronchitis tersebut. Hal ini tidak lagi jarang ditemukan. Bahkan cenderung banyak
masyarakat yang menyepelekan penyakit bronkitis dan membuatnya menjadi
semakin parah dan terjadi komplikasi. (drParuparu.com, diakses pada jumat, 24
agustus 2018)

1. Pneumonia
Pneumonia adalah penyakit yang pasti muncul setelah terjadi komplikasi pada
penyakit bronkitis anda. Tidak dapat dipungkiri penyakit ini akan
menyebabkan keadaan paru menjadi semakin parah. Khususnya pneumonia
ini akan terjdi pada pasien bronkitis yang lanjut usia. Tidak jarang anda
kemudian membutuhkan penanganan sesak nafas mendadak pada kasus kasus
pneumonia.

2. Otitis Media
Otitis media adalah penyakit infeksi yang terjadi di bagian telinga. Keadaan
ini ternyata dapat terjadi pada penderita bronkitis yang mengalami
komplikasi. Pasalnya, saluran pernafasan memang memiliki hubungan
dengan telinga.

3. Efusi Pleura
Efusi pleura merupakan kondisi yang terjadi akibat adanya penumpukan
cairan di antara lapisan pleura  paru paru anda. Pleura atau membran paru
paru ini tidak boleh memiliki cairan berlebih. Karena akan membuat
pernafasan menjadi tidak normal.
4. Bronkitis Kronis
Bronkitis kronis adalah penyakit bronkitis yang terjadi menahun. Keadaan ini
juga merupakan akibat dari komplikasi penyakit bronkitis akut yang terjadi
dalam waktu hari atau minggu saja. Jika menderita bronkitis kronis, maka
biasanya perawatan pemulihannya pun akan semakin rumit dilakukan.

5. Sinusitis
Sinusitis adalah penyakit yang dapat terjadi pada anda yang mengidap
bronkitis. Alasannya adalah karena sinusitis ini merupakan peradangan yang
terjadi pada rongga hidung anda. Jadi anda akan mengalami banyak masalah
kesehatan yang berhubungan dengan sinusitis.

6. Pleuritis
Pleuritis adalah penyakit radang pada pleura anda. Pleura adalah lapisan tipis
yang membungkus paru paru anda. Jika terjadi pada penderita bronkitis, maka
anda akan mengalami rasa sakit atau nyeri di dada. Keadaan ini akan
menyebar hingga menjadi penyakit pleuritis pada anda. Oleh sebab itu,
ketahuilah bagaimana cara mencegah pleuritis terjadi akibat komplikasi
bronkitis ini.

7. Infeksi Pernafasan
Infeksi pernafasan sangat mungkin terjadi pada penderita bronkitis. Terutama
jika bronkitis sudah semakin menyebar dan menyebabkan komplikasi anda.
Oleh sebab itu, anda perlu mencegah penyebaran penyakit bronkitis sesegara
mungkin sebelum semakin parah. Jika perlu anda dapat menggunakan
pengobatan alami infeksi paru yang dipercaya aman dalam masyarakat.

8. Atelektasis
Atelektasis adalah penyakit atau gangguan paru paru yang menunjukkan
gejala pengerutan sebagian atau seluruh paru paru anda. Hal ini akibat
terjadinya penyumbatan pada saluran pernafasan anda. Keadaan ini sangat
mungkin terjadi pada anda yang menderita bronkitis karena gangguan pada
saluran pernafasan anda.

9. Gagal Nafas
Gagal nafas adalah penyakit paru paru yang paling berat yang dapat terjadi
pada penderita bronkitis. Keadaan ini sesuai namanya menunjukkan bahwa
terjadi masalah pernafasan bahkan menyebabkan penderita tidak lagi dapat
bernafas dengan normal.
10. Bronkiektasis
Bronkiektasis adalah kerusakan paru paru yang disebabkan oleh dilatasi paru
paru yang terjadi tidak normal. Paru paru menjadi melebar dan saluran
pernafasan melebar dan menyebabkan produksi lendir di paru par uterus
meningkat.

H. Penatalaksanaan Medis
Bronchitis akut diobati dalam jangka pendek dengan pengobatan simtomatik dan
antibiotic ketika ada infeksi bakteri. Bronchitis kronis diobati dengan kombinasi
medikasi untuk menjaga jalur udara tetap terbuka, mengurangi inflamasi di dalam
jalur udara, dan mencegah komplikasi atau gejala sakit mendadak.
1. Memberika Beta2-agonist yang dihirup atau nebulizier untuk memperbesar
bronkus :
 Terbutaline, albuterol, levallbuterol
 Formoterol, salmeterol
2. Memberikan anticholinergic agar otot bronchial yang lembut bias rileks :
 Ipratropium, tiotropium inhaler
3. Memberikan steroid untuk mengurangi inflamasi pada jalur udara :
 Hydrocortisone, methylprednisolone secara sistematis
 Beclomethasone, triamcinolone, fluticasone, budesonide, flunisoslide
inhalers
 Prednisolone, prednisone secara oral
4. Memberikan methylxanthines untuk meningkatkan bronkodilasi :
 Aminophylline
 Theophylline (Theo-Dur)
5. Memberikan diuretic untuk mengurangi retensi cairan pada pasien dengan
gagal jantung:
 Furosemide, bumetanide
6. Memberikan ekspektoran untuk membantu mengencerkan sekresi:
 Guaifepsin
7. Memberikan antibiotic pada kekambuhan akut dari bronchitis kronis :
 Dipilih berdasar kultur dan sensitivitas atau diberikan secara empiric
8. Memberikan antacid, H2 bloker, atau penghalang pompa proton untuk
menurunkan jumlah asam dalam perut, mengurangi kemungkinan
pembentukan tukak/luka karena stress akibat penyakit atau efek medikasi.
 Antacid : aluminum hydroxide/magnesium hydroxide, calcium carbonat
 H2 blokers : ranitidine, famotidine, nizatidine, cimetidine
 Penghalang pompa protons : omeprazole, lansoprazole, esomeprazole,
rabeprazole, pantoprazole.
9. Memberikan vaksin untuk menurunkan kesempatan infeksi :
 Influenza
 Pneumonia
10. Oksigen : 2 liter per menit via nasal canula untuk membantu kebutuhan
tubuh; laju aliran rendah membantu mengurangi dyspnea sementara
menghindari CO2
11. Meningkatkan protein, kalori, dan vitamin C dalam diet untuk memenuhi
kebutuhan tubuh.
12. Memberikan katup flutter pada spignometer insentif untuk mendorong batuk
dan mengeluarkan lender.
13. Nocturnal negative pressure ventilation digunakan untuk pasien hypercapnic
(tingkat CO2 naik).

LANDASAN TEORI KEPERAWATAN

Menurut marlin E. Doengoes dkk (2000) :


1. Dasar data pengkajian pasien bronkhitis adalah :
a. Aktivitas / istirahat
Gejala :  keletihan, kelelahan, ketidakmampuan melakukan aktivitas
karena sulit bernapas, ketidakmampuan untuk tidur, dispnea saat tidur
Tanda  :  keletihan, gelisah, insomnia, kelemahan umum
b. Sirkulasi
Gejala :  pembengkakan pada ekstremitas bawah
Tanda :  peningkatan TD, peningkatan frekuensi jantung atau takhikardi
berat, edema, warna kulit atau membran mukosa pucat
c. Integritas ego
Gejala :  peningkatan faktor resik, perubahan pola hidup
Tanda  :  ansietas, ketakutan pada rangsang
d. Makanan / cairan
Gejala :  mual / muntah, ketidakmampuan makan karena distress
pernapasan, peningkatan BB menunjukkan edema
Tanda  :  turgor kulit buruk, edema, berkeringat, palpitasi abdominal
dapat mengakibatkan hepatomegali
e. Hygiene
Gejala :  penurunan penampilan/memerlukan bantuan melakukan aktivitas
sehari – hari
Tanda  :  kebersihan buruk, bau badan
f. Pernapasan
Gejala :  batuk menetap dengan produksi sputum tiap hari (terutama pada
saat bangun) produksi sputum dapat banyak sekali riwayat pneumonia
berulang terpasang pada polusi kimia / iritan
Tanda  :  penggunaan otot bantu pernafasan
g. Keamanan
Gejala :  riwayat sensitif terhadap zat/faktor lingkungan adanya infeksi
berulang

2. Diagnosa dan NCP


a. Pola nafas tidak efektif b/d broncokontriksi, mukus
b. Nyeri b/d patologis penyakit / iritasi
c. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d anoreksia,
mual/muntah
d. Intoleransi aktivitas b/d ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan O2
(kelemahan)
e. Ansietas b/d perubahan status kesehatan
f. Perubahan pola tidur b/d sesak

Tujuan & Kriteria hasil


No Diagnosa Keperawatan Intervensi (NIC)
(NOC)
1 Pola nafas tidak efektif NOC : Airway Management :
Definisi : v   Respiratoty status : v   Buka jalan napas, gunakan
Pertukaran udara inspirasi ventilation teknik chin lift atau jaw thrust
dan/ekspirasi tidak adekuat v   Respiratory status : airway bila perlu
Batasan karakteristik : patency v   Posisikan pasien untuk
v   Penurunan tekananv   Vital sign status memaksimalkan ventilasi
inspirasi/ekspirasi tidak adekuat Kriteria hasil : v   Identifikasi pasien perlunya
v   Penurunan pertukaran udara per v   Mendemonstrasikan batuk pemasangan alat jalan napas
menit efektif dan suara napas yang buatan
v   Menggunakan otot pernapasan bersih, tidak ada sianosis danv   Pasang mayo bila perlu
tambahan dyspneu v   Lakukan fisioterapi dada jika
v   Nasal faring v   Menunjukkan jalan napas perlu
v   Dispnea yang paten (klien tidak v   Keluarkan sekret dengan batuk
v   Orthopnea merasa tercekik, irama napas atau suction
v   Perubahan penyimpangan dada dan frekuensi napas dalam v   Auskultasi suara napas, catat
v   Nafas pendek rentang normal, tidak ada adanya suara napas tambahan
v   Assumption of 3 – point position suara napas abnormal) Terapi Oksigen :
v   Pernapasan pursed lip v   Bersihkan mulut, hidung dan
v   Tahap ekspirasi berlangsung sangat secret trakea
lama v   Pertahankan jalan napas yang
v   Peningkatan diameter anterior dan paten
posterior v   Pertahankan posisi pasien
v   Pernapasan rata – rata normal : v   Observasi adanya tanda – tanda
a.       Bayi : <25 atau >60 hipoventilasi
b.      1-4 th :<20 atau >30 Vital Sign Monitoring :
c.       5-4th :<14 atau >25 v   Monitor TD, nadi, suhu dan RR
d.      >14 th : <11 atau >24 v   Catat adanya fluktuasi tekanan
v   Kedalaman pernapasan darah
a.       Dewasa, volume tidal 500 ml saat v   Monitor TD, nadi dan RR
istirahat sebelum dan sesudah aktivitas
b.      Bayi, volume tidal 6 – 8 m/kg v   Identifikasi penyebab dari
v   Timing rasio perubahan vital sign
v   Penurunan kapasitas vital
Faktor yang berhubungan :
v   Hiperventilasi
v   Deformitas tulang
v   Kelainan bentuk dinding dada
v   Penurunan energi atau kelelahan
v   Perusakan atau pelemahan
muskuloskeletal
v   Obesitas
v   Posisi tubuh
v   Kelelahan otot pernapasan
v   Hipoventilasi sindrom
v   Nyeri
v   Kecemasan

2 Nyeri NOC NIC


Definisi : v   Pain level Pain Management
Pengalaman sensori dan emosionalv   Pain control v   Lakukan pengkajian nyeri
yang tidak menyenangkan yangv   Comfort level secara komprehensif, termasuk
muncul akibat kerusakan jaringan Kriteria Hasil : lokasi, karakteristik, kualitas dan
yang aktual atau potensial atauv   Mampu mengontrol nyeri faktor prespitasi
digambarkan dalam kerusakan v   Melaporkan bahwa nyeriv   Observasi reaksi nonverbal dari
sedemikian rupa berkurang dengan ketidaknyamanan
Batasan Karakteristik : menggunakan manajemen v   Gunakan teknik komunikasi
v   Perubahan selera makan nyeri terapeutik untuk mengetahui
v   Perubahan tekanan darah v   Mampu mengenali nyeri pengalaman nyeri pasien
v   Perubahan frekuensi jantung v   Menyatakan rasa nyamanv   Ajarkan teknik non farmakologi
v   Perubahan frekuensi pernapasan setelah nyeri berkurang v   Monitor penerimaan pasien
v   Laporan isyarat tentang manajemen nyeri
v   Diaforesis v   Cek riwayat alergi
v   Perilaku distraksi
v   Mengekspresikan perilaku
v   Sikap melindungi area nyeri
v   Dilatasi pupil
v   Melaporkan nyeri secara verbal
Faktor yang berhubungan :
v   Agen cedera (misalnya biologis, zat
kimia, fisik, psikologis)

Ketidakseimbangan nutrisi kurang


3 dari kebutuhan tubuh NOC NIC
Definisi : v   Nutritional status : food and Nutrition Management
Intake nutrisi tidak cukup untuk fluid intake v   Kaji adanya alergi makanan
keperluan metabolisme Kriteria hasil : v   Kolaborasi dengan ahli gizi
Batasan karakteristik : v   Adanya peningkatan BB untuk menentukkan jumlah
v   Berat badan 20% atau lebih dibawah sesuai dengan tujuan kalori dan nutrisi yang
ideal v   Berat badan sesuai dengan dibutuhkan pasien
v   Dilaporkan adanya intake makanan tinggi badan v   Anjurkan pasien untuk
yang kurang dari RDA v   Mampu mengidentifikasi meningkatkan intake Fe
v   Membran mukosa dan konjungtiva kebutuhan nutrisi v   Anjurkan pasien untuk
pucat v   Tidak ada tanda – tanda meningkatkan protein da vitamin
v   Kelemahan otot yang digunakan malnutrisi C
untuk menelan / mengunyah v   Tidak terjadi penurunan BBv   Berikan substansi gula
v   Luka, inflamasi pada rongga mulut yang berarti v   Yakinkan diet yang dimakan
v   Mudah merasa kenyang, sesaat tinggi serat untuk mencegah
setelah mengunyah makanan konstipasi
v   Dilaporkan atau fakta adanya v   Berikan informasi tentang
kekurangan makanan kebutuhan nutrisi
v   Dilaporkan adanya perubahan Nutrition Monitoring
sensasi rasa v   BB dalam batas normal
v   Kurangnya informasi v   Monitor tipe dan jumlah
Faktor yang berhubungan : aktivitas yang biasa dilakukan
v   Ketidakmampuan pemasukan atau v   Monitor lingkungan selama
mencerna makanan atau makan
mengabsorbsi zat – zat gizi v   Monitor turgor kulit
berhubungan dengan faktor biologis, v   Monitor mual dan muntah
psikologis atau ekonomi v   Monitor makanan kesukaan

Intoleransi aktivitas
4 Definisi : NOC NIC
Ketidakcukupan energi psikologisv   Energy conservation Activity Therapy
atau fisiologis untuk melanjutkanv   Activity tolerance v   Kolaborasikan dengan tenaga
atau menyelesaikan masalah /v   Selfcare : ADLs rehabilitasi medik dalam
aktivitas sehari – hari yang harus Kriteria hasil : merencanakan program therapy
atau yang ingin dilakukan v   Berpartisipasi dalam yang tepat
Batasan Karakteristik : aktivitas fisik tanpa disertai v   Bantu klien mengidentifikasi
v   Respon tekanan darah abnormal peningkatan tekanan darah, aktivitas yang mampu dilakukan
terhadap aktivitas nadi, RR v   Monitor vital sign sebelum dan
v   Perubahan EKG yang v   Mampu melakukan aktivitas sesudah melakukan aktivitas
mencerminkan aritmia sehari – hari (ADLs) secara
v   Ketidaknyamanan setelah mandiri
beraktivitas v   TTV normal
v   Dispnea setelah beraktivitas v   Mampu berpindah dengan
v   Menyatakan merasa letih atau tanpa bantuan alat
v   Menyatakan merasa lemas
Faktor yang berhubungan :
v   Tirah baring atau imobilisasi
v   Kelemahan umum
v   Ketidakseimbangan antara suplai
dan kebutuhan oksigen
v   Imobilitas
v   Gaya hidup monoton

Ansietas
Definisi :
5 Perasaan tidak nyaman atau NOC NIC
kekhawatiran yang samar disertaiv   Anxiety self – control Anxiety Reduction
respon autonom v   Anxiety level v   Gunakan pendekatan yang
Batasan Karakteristik : v   Coping menenangkan
Kriteria Hasil : v   Nyatakan dengan jelas harapan
a. Perilaku v   Klien mampu terhadap perilaku pasien
      v   Pernurunan produktivitas mengidentifikasi dan v   Identifikasi tingkat kecemasan
      v   Gerakan yang ireleven mengungkapkan gejala cemas v   Bantu pasien mengenal situasi
      v   Gelisah v   Vital sign dalam batas mengenal situasi yang
      v   Melihat sepintas normal menimbulkan kecemasan
      v   Insomnia v   Postur tubuh, ekspresi wajah, v   Instruksikan pasien
      v   Agitasi bahasa tubuh dan tingkat menggunakan teknik relaksasi
      v   Mengintai aktivitas menunjukkan
      v   Tampak waspada berkurang kecemasan

b. Affektif
      v   Gelisah, Distress
      v   Kesedihan yang mendalam
      v   Ketakutan
      v   Perasaan tidak adekuat

Gangguan pola tidur


Definisi :
6 Gangguan kualitas dan kuantitas NIC
waktu tidur akibat faktor eksternal NOC Sleep Enhacement
Batasan karakteristik : v   Anxiety reduction v   Determinasi efek – efek
v   Perubahan pola tidur normal v   Comfort level medikasi terhadap pola tidur
v   Penurunan kemampuan berfungsi v   Pain level v   Jelaskan pentingnya tidur yang
v   Ketidakpuasan tidur v   Rest : extent and pattern adekuat
v   Menyatakan sering terjaga v   Sleep : extend and pattern v   Ciptakan lingkungan yang
v   Menyatakan tidak merasa cukup Kriteria hasil : nyaman
istirahat v   Jumlah jam tidur dalam batas v   Monitor / catat kebutuhan
normal 6-8 jam/hari pasien setiap hari & jam
v   Pola tidur, kualitas dalam
batas normal
v   Perasaan segar sesudah tidur 
atau istirahat
v   Mampu mengidentifikasi
hal-hal yang meningkatkan
tidur
DAFTAR PUSTAKA

Doenges, E Marlyn, 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk


Perencanaan Dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Edisi 3.
Jakarta: EGC
Donna Jackson & Mary Digiulio. Editor Khudazi Aulawi (2014). Keperawatan
Medikal Bedah

Hidayat, A. Aziz Alimul, 2008, Pengantar Konsep Dasar Keperawatan, Jakarta :


Salemba Medika.

Muttaqin, A. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Sistim


Pernafasan, Jakarta, Salemba Medika

Nurarif .A.H. dan Kusuma. H. (2015). APLIKASI Asuhan Keperawatan


Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC NOC. Jogjakarta:
MediAction.

Rahajoe N., 2012. Buku Ajar Respirologi Anak. Jakarta: Badan Penerbit IDAI.
pp.583-593

Anda mungkin juga menyukai