KEPERAWATAN ANAK
BRONCHITIS
DISUSUN OLEH :
VELLIN RAMADHANI
P27220017080
A. Definisi
Bronkitis adalah suatu peradangan pada bronkus (saluran udara ke paru-paru).
Penyakit ini biasanya bersifat ringan dan pada akhirnya akan sembuh sempurna
(Suryo, 2010). Bronkitis adalah infeksi pada bronkus yang berasal dari hidung dan
tenggorokan, bronkus merupakan suatu pipa sempit yang berawal pada trakea,
yang menghubungkan saluran pernafasan atas, hidung, tenggorokan dan sinus ke
paru (Hidayat, 2008).
B. Etiologi
1. Bronkitis Akut
Penyebab utama penyakit Bronkitis Akut adalah adalah virus.Sebagai
contoh Rhinovirus Sincytial Virus (RSV), Infulenza Virus, Para-influenza
Virus, Adenovirus dan Coxsakie Virus. Bronkitis akut dapat disebabkan
karena non infeksi karena paparan asap tembakau karena polutan pembersih
rumah tangga dan asap. Pekerja yang terkena paparan debu dan uap dapat
juga menyebabkan bronkitis akut.Alergi, cuaca, polusi udara dan infeksi
saluran napas atas dapat memudahkan terjadinya bronkitis akut.
2. Bronkitis Kronik
Bronkitis akut dapat menyebabkan bronkitis kronik jika tidak mengalami
penyembuhan.Hal ini terjadi karena penebalan dan peradangan pada dinding
bronkus paru – paru yang sifatnya permanen. Disebut bronkitis kronis jika
batuk terjadi selama minimal 3 bulan dalam setahun di dua tahun berturut.
Yang termasuk penyebab bronkitis kronik adalah :
a. Spesifik:
1) Asma.
2) Infeksi kronik saluran napas bagian atas (misalnya sinobronkitis).
3) Infeksi, misalnya bertambahnya kontak dengan virus, infeksi
mycoplasma, hlamydia, pertusis, tuberkulosis, fungi/jamur.
4) Penyakit paru yang telah ada misalnya bronkietaksis.
5) Sindrom aspirasi.
6) Penekanan pada saluran napas .
7) Benda asing .
8) Kelainan jantung bawaan .
9) Kelainan sillia primer .
10) Defisiensi imunologis .
11) Kekurangan anfa-1-antitripsin .
12) Fibrosis kistik .
13) Psikis
b. Non-Spesifik
1) Perokok.
2) Polusi udara dan debu
3) Gas beracun di tempat kerja
4) Gastroesophageal reflux desease (GERD). GERD adalah asam
lambung yang naik kedalam esophagus dan beberapa tetes masuk ke
saluran napas.GERD sebabkan karena lemahnya katup lambung yang
memisahkan antara lambung dan esophagus.
(Raharjoe,2012)
C. Klasifikasi
Bronkhitis dapat diklasifikasikan sebagai :
1. Bronkhitis Akut
Bronkhitis akut pada bayi dan anak biasanya bersama juga dengan trakheitis,
merupakan penyakit infeksi saluran nafas akut (ISNA) bawah yang sering
dijumpai.Penyebab utama penyakit ini adalah virus.Batuk merupakan gejala
yang menonjol dank arena batuk berhubungan dengan ISNA atas.Berarti
bahwa peradangan tersebut meliputi laring, trachea dan bronkus.Gangguan ini
sering juga disebut laringotrakeobronkhitis akut atau croup dan sering
mengenai anak sampai umur 3 tahun dengan gejala suara serak, stridor, dan
nafas berbunyi.
Meningkatnya produksi mucus, disebabkan oleh infeksi dan iritasi dan iritan
melalui udara yang menghambat jalur udara di paru-paru, mengakibatkan
berkurangnya kemampuan untuk menukar gas. Ada dua bentuk bronchitis;
bronchitis akut, dimana kemacetan jalur udara dapat dibalik, dan bronchitis
kronis, dimana kemacetan tidak dapat dibalik. Pasien dengan bronchitis akut
merupakan gejala khas untuk 7 sampai 10 hari sering karena kuman virus (tetapi
kadang kadang oleh bakteri) infeksi. Pasien dengan bronchitis kronis akan
mempunyai gejala gejala batuk produktif kronis untuk setidaknya 3 bulan
berurutan dalam 2 tahun berurutan. Ada peningkatan produksi lender, perubahan
radang, dan yang terakhir fibrosis di dalam dinding jalur udara. Pasien dengan
bronchitis kronis lebih mungkin untuk terkena infeksi pernafasan. (Mary
DiGiulio, dkk. 2014).
F. Pemeriksaan Penunjang
1. Bayangan di paru-paru pada sinar X dada selama infeksi
2. Tes fungsi paru-paru menunjukan :
Forced Vital Capacity (FCV) berubah karena diperlukan lebih banyak
waktu untuk menghirup udara setelah inhalasi maksimal.
FEV1 turun karena diperlukan lebih banyak waktu untuk ekshalasi.
Residial Volume (RV) naik karena udara terperangkap.
3. Oksigen turun dan karbondioksida naik di arterial blood gas. (Mary
DiGiulio, dkk. 2014).
G. Komplikasi
Komplikasi bronkitis yang diderita dapat terjadi karena terlambatnya penanganan
bronchitis tersebut. Hal ini tidak lagi jarang ditemukan. Bahkan cenderung banyak
masyarakat yang menyepelekan penyakit bronkitis dan membuatnya menjadi
semakin parah dan terjadi komplikasi. (drParuparu.com, diakses pada jumat, 24
agustus 2018)
1. Pneumonia
Pneumonia adalah penyakit yang pasti muncul setelah terjadi komplikasi pada
penyakit bronkitis anda. Tidak dapat dipungkiri penyakit ini akan
menyebabkan keadaan paru menjadi semakin parah. Khususnya pneumonia
ini akan terjdi pada pasien bronkitis yang lanjut usia. Tidak jarang anda
kemudian membutuhkan penanganan sesak nafas mendadak pada kasus kasus
pneumonia.
2. Otitis Media
Otitis media adalah penyakit infeksi yang terjadi di bagian telinga. Keadaan
ini ternyata dapat terjadi pada penderita bronkitis yang mengalami
komplikasi. Pasalnya, saluran pernafasan memang memiliki hubungan
dengan telinga.
3. Efusi Pleura
Efusi pleura merupakan kondisi yang terjadi akibat adanya penumpukan
cairan di antara lapisan pleura paru paru anda. Pleura atau membran paru
paru ini tidak boleh memiliki cairan berlebih. Karena akan membuat
pernafasan menjadi tidak normal.
4. Bronkitis Kronis
Bronkitis kronis adalah penyakit bronkitis yang terjadi menahun. Keadaan ini
juga merupakan akibat dari komplikasi penyakit bronkitis akut yang terjadi
dalam waktu hari atau minggu saja. Jika menderita bronkitis kronis, maka
biasanya perawatan pemulihannya pun akan semakin rumit dilakukan.
5. Sinusitis
Sinusitis adalah penyakit yang dapat terjadi pada anda yang mengidap
bronkitis. Alasannya adalah karena sinusitis ini merupakan peradangan yang
terjadi pada rongga hidung anda. Jadi anda akan mengalami banyak masalah
kesehatan yang berhubungan dengan sinusitis.
6. Pleuritis
Pleuritis adalah penyakit radang pada pleura anda. Pleura adalah lapisan tipis
yang membungkus paru paru anda. Jika terjadi pada penderita bronkitis, maka
anda akan mengalami rasa sakit atau nyeri di dada. Keadaan ini akan
menyebar hingga menjadi penyakit pleuritis pada anda. Oleh sebab itu,
ketahuilah bagaimana cara mencegah pleuritis terjadi akibat komplikasi
bronkitis ini.
7. Infeksi Pernafasan
Infeksi pernafasan sangat mungkin terjadi pada penderita bronkitis. Terutama
jika bronkitis sudah semakin menyebar dan menyebabkan komplikasi anda.
Oleh sebab itu, anda perlu mencegah penyebaran penyakit bronkitis sesegara
mungkin sebelum semakin parah. Jika perlu anda dapat menggunakan
pengobatan alami infeksi paru yang dipercaya aman dalam masyarakat.
8. Atelektasis
Atelektasis adalah penyakit atau gangguan paru paru yang menunjukkan
gejala pengerutan sebagian atau seluruh paru paru anda. Hal ini akibat
terjadinya penyumbatan pada saluran pernafasan anda. Keadaan ini sangat
mungkin terjadi pada anda yang menderita bronkitis karena gangguan pada
saluran pernafasan anda.
9. Gagal Nafas
Gagal nafas adalah penyakit paru paru yang paling berat yang dapat terjadi
pada penderita bronkitis. Keadaan ini sesuai namanya menunjukkan bahwa
terjadi masalah pernafasan bahkan menyebabkan penderita tidak lagi dapat
bernafas dengan normal.
10. Bronkiektasis
Bronkiektasis adalah kerusakan paru paru yang disebabkan oleh dilatasi paru
paru yang terjadi tidak normal. Paru paru menjadi melebar dan saluran
pernafasan melebar dan menyebabkan produksi lendir di paru par uterus
meningkat.
H. Penatalaksanaan Medis
Bronchitis akut diobati dalam jangka pendek dengan pengobatan simtomatik dan
antibiotic ketika ada infeksi bakteri. Bronchitis kronis diobati dengan kombinasi
medikasi untuk menjaga jalur udara tetap terbuka, mengurangi inflamasi di dalam
jalur udara, dan mencegah komplikasi atau gejala sakit mendadak.
1. Memberika Beta2-agonist yang dihirup atau nebulizier untuk memperbesar
bronkus :
Terbutaline, albuterol, levallbuterol
Formoterol, salmeterol
2. Memberikan anticholinergic agar otot bronchial yang lembut bias rileks :
Ipratropium, tiotropium inhaler
3. Memberikan steroid untuk mengurangi inflamasi pada jalur udara :
Hydrocortisone, methylprednisolone secara sistematis
Beclomethasone, triamcinolone, fluticasone, budesonide, flunisoslide
inhalers
Prednisolone, prednisone secara oral
4. Memberikan methylxanthines untuk meningkatkan bronkodilasi :
Aminophylline
Theophylline (Theo-Dur)
5. Memberikan diuretic untuk mengurangi retensi cairan pada pasien dengan
gagal jantung:
Furosemide, bumetanide
6. Memberikan ekspektoran untuk membantu mengencerkan sekresi:
Guaifepsin
7. Memberikan antibiotic pada kekambuhan akut dari bronchitis kronis :
Dipilih berdasar kultur dan sensitivitas atau diberikan secara empiric
8. Memberikan antacid, H2 bloker, atau penghalang pompa proton untuk
menurunkan jumlah asam dalam perut, mengurangi kemungkinan
pembentukan tukak/luka karena stress akibat penyakit atau efek medikasi.
Antacid : aluminum hydroxide/magnesium hydroxide, calcium carbonat
H2 blokers : ranitidine, famotidine, nizatidine, cimetidine
Penghalang pompa protons : omeprazole, lansoprazole, esomeprazole,
rabeprazole, pantoprazole.
9. Memberikan vaksin untuk menurunkan kesempatan infeksi :
Influenza
Pneumonia
10. Oksigen : 2 liter per menit via nasal canula untuk membantu kebutuhan
tubuh; laju aliran rendah membantu mengurangi dyspnea sementara
menghindari CO2
11. Meningkatkan protein, kalori, dan vitamin C dalam diet untuk memenuhi
kebutuhan tubuh.
12. Memberikan katup flutter pada spignometer insentif untuk mendorong batuk
dan mengeluarkan lender.
13. Nocturnal negative pressure ventilation digunakan untuk pasien hypercapnic
(tingkat CO2 naik).
Intoleransi aktivitas
4 Definisi : NOC NIC
Ketidakcukupan energi psikologisv Energy conservation Activity Therapy
atau fisiologis untuk melanjutkanv Activity tolerance v Kolaborasikan dengan tenaga
atau menyelesaikan masalah /v Selfcare : ADLs rehabilitasi medik dalam
aktivitas sehari – hari yang harus Kriteria hasil : merencanakan program therapy
atau yang ingin dilakukan v Berpartisipasi dalam yang tepat
Batasan Karakteristik : aktivitas fisik tanpa disertai v Bantu klien mengidentifikasi
v Respon tekanan darah abnormal peningkatan tekanan darah, aktivitas yang mampu dilakukan
terhadap aktivitas nadi, RR v Monitor vital sign sebelum dan
v Perubahan EKG yang v Mampu melakukan aktivitas sesudah melakukan aktivitas
mencerminkan aritmia sehari – hari (ADLs) secara
v Ketidaknyamanan setelah mandiri
beraktivitas v TTV normal
v Dispnea setelah beraktivitas v Mampu berpindah dengan
v Menyatakan merasa letih atau tanpa bantuan alat
v Menyatakan merasa lemas
Faktor yang berhubungan :
v Tirah baring atau imobilisasi
v Kelemahan umum
v Ketidakseimbangan antara suplai
dan kebutuhan oksigen
v Imobilitas
v Gaya hidup monoton
Ansietas
Definisi :
5 Perasaan tidak nyaman atau NOC NIC
kekhawatiran yang samar disertaiv Anxiety self – control Anxiety Reduction
respon autonom v Anxiety level v Gunakan pendekatan yang
Batasan Karakteristik : v Coping menenangkan
Kriteria Hasil : v Nyatakan dengan jelas harapan
a. Perilaku v Klien mampu terhadap perilaku pasien
v Pernurunan produktivitas mengidentifikasi dan v Identifikasi tingkat kecemasan
v Gerakan yang ireleven mengungkapkan gejala cemas v Bantu pasien mengenal situasi
v Gelisah v Vital sign dalam batas mengenal situasi yang
v Melihat sepintas normal menimbulkan kecemasan
v Insomnia v Postur tubuh, ekspresi wajah, v Instruksikan pasien
v Agitasi bahasa tubuh dan tingkat menggunakan teknik relaksasi
v Mengintai aktivitas menunjukkan
v Tampak waspada berkurang kecemasan
b. Affektif
v Gelisah, Distress
v Kesedihan yang mendalam
v Ketakutan
v Perasaan tidak adekuat
Rahajoe N., 2012. Buku Ajar Respirologi Anak. Jakarta: Badan Penerbit IDAI.
pp.583-593