Anda di halaman 1dari 48

LAPORAN PENDAHULUAN

PRA PROFESI PRAKTIK KEPERAWATAN PADA SISTEM


PENCERNAAN DENGAN GANGGUAN HEMOROID

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK

Riska Nuriyanti 1130017151

DOSEN:

Muhammad Khafid, S.Kep.Ns., M.Si

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
2021
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan pendahuluan Keperawatan Medikal Bedah (KMB) pada pasien dengan


Gangguan Sistem Imunitas (Alergi), saya buat sebagai bukti telah mengikuti
praktik Keperawatan dengan kompetensi Keperawatan Medikal Bedah (KMB).
Pada tanggal 22 Maret – 09 April 2021.

Mahasiswa

Riska Nuriyanti
NIM. 1130017151

Mengetahui,
Pembimbing Akademik
Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya

(M. Khafid, S. Kep.,Ns.,Msi)


BAB 1
LAPORAN PENDAHULUAN
1.1 Pengertian
Hemoroid adalah salah satu penyakit yang dikenal masyarakat sebagai
wasir atau ambeien. Hemoroid bukan suatu hal penyakit yang patologis atau
tidak normal, namun bila sudah menimbulkan keluhan, harus segera dilakukan
tindakan untuk mengatasinya. Faktor terjadinya penyakit hemoroid dapat
dipengaruhi karena adanya perubahan pola hidup seseorang dari era bercocok
tanam ke serba teknologi yang dimana serba teknologi ini sangat memudahkan
manusia dalam menjalankan aktivitas sehari hari (Sutedjo & Budiman, 2010).
Gangguan kesehatan itu mampu menimbulkan beberapa penyakit seperti
jantung koroner, stroke, obesitas, diabetes serta penyakit gangguan sistem
pencernaan salah satunya hemoroid. Gejala umumnya hemoroid muncul pada
tahap lanjut akibat dari gesekan antara feses dan hemoroid pada derajat lanjut.
Meskipun hemoroid tidak mengancam jiwa, tetapi penyakit ini sangat
berpotensi mengurangi kualitas hidup seseorang. Oleh karena itu, diagnosa
dan terapi awal hemoroid sangat membantu untuk menghindari komplikasi
pasca pembedahan pada derajat hemoroid lebih lanjut dan tidak menggangu
kualitas hidup penderita.
Hemoroid merupakan penyakit pelebaran dan inflamasi pembuluh darah
vena di daerah anus yang berasal dari plexus hemorhoidalis. Hemoroid tidak
hanya sekedar melebarnya vena hemoroidalis, tetapi bersifa lebih kompleks 2
yakni melibatkan beberapa pembuluh darah, jaringan lunak serta otot-otot di
sekitar anorektal. Penyakit ini timbul akibat kurangnya jumlah serat yang
masuk ke tubuh, sehingga menyebabkan proses tinja menjadi mengedan
terlalu kuat. Faktor pekerjaan yang menuntut mengerjakan pekerjaan berat
merupakan salah satu faktor lain dari gaya hidup yang tidak sehat. Hemoroid
terdiri dari tipe hemoroid eksterna dan internal, hemoroid eksterna adalah
pelebaran vena yang berada di bawah kulit (subkutan) di bawah atau di luar
linea dentate dan hemoroid internal adalah pelebaran vena yang berada di
bawah mukosa (submukosa) diatas atau di dalam linea dentae (Nurarif &
Kusuma, 2015).
1.2 Klasifikasi
Hemoroid dapat di klasifikasikan atas hemoroid eksterna dan
interna. Hemoroid eksterna berupa pelebaran vena subkutan di bawah atau
di luar linea dentata. Sedangkan, hemoroid interna berupa pelebaran vena
submukosa di atas linea dentata. Berikut ini penjelasan dari klasifikasi
hemoroid eksterna dan hemoroid interna :
1. Hemoroid eksterna
Hemoroid eksterna adalah terjadinya varises pada pleksus hemorodialis
inferior di bawah linea dentate dan tertutup oleh kulit.Hemoroid ini
diklasifikasikan sebagai akut dan kronik. Bentuk akut berupa
pembengkakan bulat kebiruan pada tepi anus dan sebenarnya merupakan
hematoma. Walaupun disebut hemoroid trombosis eksterna akut, bentuk
ini sangat nyeri dan gatal karena ujung - ujung syaraf pada kulit
merupakan reseptor nyeri. Hemoroid eksterna kronik berupa satu atau
lebih lipatan kulit anus yang terdiri dari jaringan dan sedikit pembuluh
darah.
2. Hemoroid interna
Hemoroid interna adalah pembengkakan vena pada pleksus hemoroidalis
superior, di atas linea dentate dan tertutup oleh mukosa. Terdapat empat
derajat hemoroid interna, yaitu:
a. Derajat I, terjadi varises tetapi belum ada benjolan saat defekasi. Dapat
diketahui dengan adanya perdarahan melalui signiodoskopi.
b. Derajat II, ada perdarahan dan prolapsjaringan di luar anus saat
mengejanselama defekasi tetapi dapat kembalisecara spontan.
c. Derajat III, sama dengan derajat II, hanyasaja prolaps tidak dapat
kembali secaraspontan, harus didorong (manual).
d. Derajat IV, prolaps tidak dapat direduksiatau inkarserasi. Benjolan
dapat terjepitdi luar, dapat mengalami iritasi, inflamasi,oedem dan
ulserasi (Sudarsono, D. F. (2015)).
1.3 Etiologi
Menurut Nurarif & Kusuma (2015), hemoroid timbul karena
dilatasi, pembengkakan atau inflamasi vena hemoroidalis yang
disebabkan oleh faktor –faktor resiko atau pencetus, seperti :
1. Mengejan saat buang air besar yang sulit
2. Pola buang air besar yang salah (lebih banyak menggunakan jamban
duduk, terlalu lama duduk sambil membaca, merokok)
3. Peningkatan tekanan intra abdomen karena tumor (tumor udud, tumor
abdomen)
4. Usia tua ±45-65 tahun.
5. Konstipasi kronik
6. Diare akut yang berlebihan dan diare kronik
7. Hubungan seks peranal
8. Kurang minum air dan kurang makan makanan berserat (sayur dan buah)
9. Kurang olahraga atau imobilisasi
1.4 Patofisiologi
Hemoroid umumnya menyebabkan gejala ketika mengalami pembesaran,
peradangan, atau prolaps. Diet rendah serat menyebabkan bentuk feses
menjadi kecil, yang bisa mengakibatkan kondisi mengejan selama BAB.
Peningkatan tekanan ini menyebabkan pembengkakan dari hemoroid,
kemungkinan gangguan oleh venous rectum. Kehamilan atau obesitas
memberikan tegangan abnormal dari otot sfingter internal juga dapat
menyebabkan masalah hemoroid,
mungkin melalui mekanisme yang sama. Penurunan venous return dianggap
sebagai mekanisme aksi. Kondisi terlalu lama duduk di toilet (atau saat
membaca) diyakini menyebabkan penurunan relatif venous return di daerah
perianal (yang disebut dengan efek tourniquet), mengakibatkan kongesti vena
dan terjadilah hemoroid. Kondisi penuaan menyebabkan melemahnya struktur
pendukung, yang memfasilitasi prolaps (Muttaqin & Sari, 2011).
Mengejan dan konstipasi telah lama dianggap sebagai penyebab dalam
pembentukan hemoroid. Pasien yang melaporkan hemoroid memiliki tonus
kanal istirahat lebih tinggi dari biasanya. Tonus istirahat setelah
hemorrhoidektomi lebih rendah dari pada sebelum prosedur. Perubahan dalam
tonus istirahat adalah mekanisme aksi dilatasi (Muttaqin & Sari, 2011).
Hipertensi portal telah sering disebutkan dalam hubungannya dengan
hemoroid. Perdarahan masif dari hemoroid pada pasien dengan hipertensi
portal biasanya bersifat masif. Varises anorektal merupakan kondisi umum
pada pasien dengan hipertensi portal. Varises terjadi di midrektum, di antara
sistem portal dan vena inferior rektal. Varises terjadi lebih sering pada pasien
yang nonsirosis dan mereka jarang mengalami perdarahan (Muttaqin & Sari,
2011).
Kondisi hemoroid dapat memberikan berbagai manifestasi klinis berupa
nyeri dan perdarahan anus. Hemoroid interna tidak menyebabkan sakit karena
berada di atas garis dentate dan tidak ada inervasi saraf. Namun, mereka
mengalami perdarahan, prolaps dan sebagai hasil dari deposisi dari suatu
iritasi ke bagian sensitif kulit perianal sehingga menyebabkan gatal dan iritasi.
Hemoroid internal dapat menghasilkan rasa sakit perianal oleh prolaps dan
menyebabkan spasme sfingter di sekitar hemoroid. Spasme otot ini
mengakibatkan ketidaknyamanan sekitar anus. Kadang perdarahan hemoroid
yang berulang dapat berakibat timbulnya anemia berat (Muttaqin & Sari,
2011).
Hemoroid eksternal menyebabkan trombosis akut yang mendasari vena
hemoroid eksternal dapat terjadi. Konsisi hemoroid eksternal juga
memberikan manifestasi kurang higienis akibat kelembapan dan rangsangan
akumulasi mukus (Muttaqin & Sari, 2011).
Pathways

Gambar 2.1 Pathways Hemoroid, sumber (muttaqin, 2011)

Obstipasi, sering mengejan, banyak duduk,

Tekanan intra abdomen

Hemoroid

Derajat III, IV Kronik

HEMOROIDEKTOMI

Eksisi plexus hemoroidalis

Port de Entry Kurangnya informasi Diskotinuitas jaringan Takut BAB

Bakteri/kuman Defisit pengetahuan Pelepasan mediator kimia Feses mengeras


mudah masuk tentang penyakit,
pengobatan dan (bradikardin, histamine
perawatannya
skretasnin, praglandin) Konstipasi
Resiko infeksi

Merangsang ujung Gangguan


saraf nosiseptor
eliminasi BAB

Cortex cerebri (nyeri


dipersepsikan)
Nyeri

Gambar 2.1 Pathways Hemoroid, sumber (muttaqin, 2011)

1.5 Manifestasi Klinis


Menurut (Jitowiyono & Kristiyanasari, 2012) tanda dan gejala pada hemoroid
yaitu :
1. Rasa gatal dan nyeri, bersifat nyeri akut. Nyeri akut adalah nyeri yang
terjadi setelah cedera akut, penyakit, atau intervensi bedah dan memiliki
10 proses yang cepat dengan intensitas yang bervariasi (ringan sampai
berat) dan yang berlangsung sangat singkat. (Andarmoyo, 2013).
2. Pendarahan berwarna merah terang pada saat pada saat BAB.
3. Pada hemoroid eksternal, sering timbul nyeri hebat akibat inflamasi dan
edema yang disebabkan oleh thrombosis (pembekuan darah dalam
hemoroid) sehingga dapat menimbulkan iskemia dan nekrosis pada area
tersebut.
1.6 Komplikasi
Menurut Haryono (2012), komplikasi hemoroid yang paling sering terjadi
adalah :
a. Perdarahan, dapat sampai dengan anemia
b. Trombosis (pembekuan darah dalam hemoroid)
c. Hemoroidal strangulasi adalah hemoroid yang prolaps dengan suplai darah
dihalangi oleh sfingterani
1.7 Penatalaksanaan
Menurut Kardiyudiani & Susanti (2019), penatalaksanaan medis pada
hemoroid sebagai berikut :
1. Pengobatan di Rumah
a. Konsumsi makanan berserat tinggi
b. Menggunakan perawatan topikal. Oleskan krim wasir atau supositoria
yang mengandung hidrokortison
c. Merendam anus secara teratur dalam air hangat
d. Menjaga kebersihan area anal
e. Menempatkan kompres es
f. Mengonsumsi pereda nyeri oral
g. Pasien dapat menggunakan acetaminophen, aspirin, atau ibuprofen
sementara untuk membantu meringankan ketidaknyamanan.
2. Obat – obatan
Jika hemoroid hanya menimbulkan ketidaknyamanan ringan, maka
terapi yang diberikan yaitu pemberian krim, salep, supositoria, atau
bantalan. Salep yang menggunakan analgesic untuk mengurangi nyeri atau
gesekan pada waktu berjalan, dan sedasi. Istirahat ditempat tidur dapat
membantu mempercepat berkurangnya pembengkakan.Apabila melakukan
eksisi secara lengkap dengan hemoroidektomi dengan anestesi local, maka
pasien yang datang kurang dari 48 jam dapat ditolong dan kemungkinan
besar berhasil dengan baik.
Bila thrombus sudah dikeluarkan, kulit dieksisi berbentuk elips untuk
mencegah bertautanya tepi kulit dan pembentukan kembali thrombus
dibawahnya. Nyeri segera hilang pada saat tindakan dan luka akan sembuh
dalam waktu singkat sebab luka berada diaerah yang kaya akan darah.
Dilatasi anus merupakan salah satu pengobatan pada hemoroid interna
yang besar, prolaps, berwarna biru dan sering berdarah atau yang biasa
disebut hemoroid strangulasi.
Anastesi umum dilakukan pada pasien diletakkan pada posisi lateral
kiri atau posisi litotomi. Dengan hati-hati anus direnggangkan cukup luas
sehingga dapat dilalui 6-8 jari.Untuk prosedur ini diperlukan waktu yang
cukup agar tidak merobek jaringan.Selama prosedur tersebut, fingter anus
dapat terasa memberikan jalan. Namun karena metode dilatasi menurut
Lord ini kadang disertai penyulit inkontinensia sehingga tidak dianjurkan
(Kasron & Susilowati, 2018).
3. Thrombectomy hemoroid eksternal
Jika gumpalan darah (trombosis) telah berbentuk pada wasir eksternal,
dokter dapat menghilangkan bekuan dengan sayatan dan drainase
sederhana.
4. Prosedur minimal invasif
Untuk perdarahan persisten atau wasir yang menyakitkan, dokter dapat
merekomendasikan salah satu prosedur minimal invasif lain yang tersedia,
meliputi ligasi karet gelang, injeksi (skleroterapi), dan koagulasi
(inframerah, laser, dan bipolar).
Rubber band ligation merupakan prosedur dengan menempatkan
karet pengikat disekitar jaringan hemoroid interna sehingga
mengurangi aliran darah kejaringan tersebut menyebabkan hemoroid
nekrosis,degenerasi, dan ablasi. Laser, inframerah, atau koagulasi
bipolar menggunakan laser atau sinar inframerah atau panas untuk
menghancurkan hemoroid interna. Penatalaksanaan bedah dengan
tindakan hemoroidektomi.
5. Prosedur bedah
Terapi bedah dilakukan pada penderita yang meangalami keluha
menahun dan pada penderita hemoroid derajat III dan IV.Pasien hemoroid
dengan derajat IV yang dibarengi dengan thrombosis dan merasakan
kesakitan hebat dapat ditolong segera dengan hemoroidektomi. Ada tiga
tindakan bedah yang tersedia yaitu :
a) Bedah konvensional.
(1) Teknik Milligan – Morgan.
Basis masa hemoroid tepat diatas linea mukokutan dicekap dengan
hemostat dan diretraksi dari rectum.Lalu dipasang jahitan
transfiksi catgut proksimal terhadap pleksus hemoroidalis.
Hemostat kedua ditempatkan dital terhadap hemoroid eksterna.
Incise elips dibuat dengan scalpel melalui kulit dan mukoa sekitar
pleksus hemoroidalis internus dan eksternus. Hemoroid dieksisi
secara keseluruhan. Setelah mengamankan hemostasis, maka
mukosa dan kulit anus ditutup secara longitudinal dengan jahitan
jelujur sederhana (Kasron & Susilowati, 2018, p. 411)
(2) Teknik Whitehead.
Teknik dengan mengupas seluruh hemoroid dengan membebaskan
mukosa dari submukosa dan mengadakan reseksi sirkuler tehadap
mukosa daerah itu (Kasron & Susilowati, 2018, p. 411).
(3) Teknik Langenbeck.
Teknik ini dilakukan dengan cara menjepit internus radier dengan
klem. Lakukan jahitan jelujur dibawah klem dengan cat gut
chromic no 2/0, lalu eksisi jaringan diatas klem. Lalu lepaskan
klem dan jepitan jelujur dibawah klem diikat.Teknik ini sering
digunakan karena caranya mudah dan tidak mengandung risiko
pembentukan jaringan part sekunder yang biasa menimbulkan
stenosis (Kasron & Susilowati, 2018, p. 412).
b) Bedah Laser.
Bedah ini menggunakan laser.Pada bedah laser disaat dilakukan
pemotongan, maka pembuluh jaringan terpatri dan tidak terbuka
sehingga tidak banyak darah yang dikeluarkan, tidak banyak luka dan
dengan nyeri yang minimal.Pada bedah laser, nyeri berkurang karena
saraf rasa nyeri ikut terpatri.Dianus terdapat banyak saraf. Pada bedah
konvensional setelah operasi akan merasakan nyeri sekali karena pada
saat memotong jarngan, serabut saraf terbuka akibat serabut saraf tidak
mengerut sedangkan selabungnya mengerut. Sedangkan pada bedah
laser, serabat saraf dan selubung saraf menempel jadi satu seperti
terpatri sehingga serabut saraf tidak terbuka. Untuk hemoroidektomi
dibutuhkan daya laser 12-14 watt. Setelah jaringan diangkat, luka
bekas operasi direndam cairan antiseptic. Dalam waktu 4-6 minggu,
luka akan mengering (Kasron & Susilowati, 2018, p. 412).
c) Bedah Stapler / PPH (Procedure For Prolaps Hemorroids).
Alat yang digunakan sesuai dengan prinsip kerja stapler. Bentuk
alat ini seperti senter, teridiri dari lingkaran depan dan pendorong
dibelakangnya. Pada dasarnya hemoroid merupakan jaringan alami
yang terdapat disaluran anus fungsinya sebagai bantalan saat buang air
besar.Kerjasama antara jaringan hemoroid dengan sfingter ani untuk
melebar dan mengerut menjamin terkontrolnya keluaran cairan dan
kotoran dari dubur.Teknik PPH ini mengurangi prolaps jaringan
hemoroid dengan mendorongnya keatas garis mukokutan dan
mengambalikan jaringan hemoroid keposisi anatominya semula karena
jaringan hemoroid ini masih diperlukan sebagai bantalan saat BAB,
sehingga tidak perlu dibuang semua.
Awalnya jaringan hemoroid yang mengalami prolaps didorong ke
atas terlebih dahulu dengan menggunakan alat dilator kemudian
dijahitkan ke tunika mukosa dinding anus. Kemudian alat stapler
dimasukkan kedalam dilator.Dari stapler dikeluarkan sebuah gelang
dari titanium dan ditanamkan dibagian atas saluran anus untuk
mengokohkan posisi jaringan hemoroid tersebut. Bagian jaringan yang
berlebih masuk kedalam stapler. Dengan memutar sekrup yang
terdapay pada ujung alat, maka alat akan memotong jaringan yang
berlebih secara otomatis. Dengan terpotongnya jaringan hemoroid
maka suplai darah ke jaringan tersebut terhenti sehingga jaringan
hemoroid mengempis dengan sendirinya (Kasron & Susilowati, 2018,
p. 414).
1.8 Pemeriksaan Penunjang
Menurut Nurarif & Kusuma (2015) dan Kasron & Susilowati (2018),
pemeriksaan penunjang pada hemoroid yaitu sebagai berikut :
1. Pemeriksaan colok anus
Pada pemeriksaan colok dubur, hemoroid dengan stadium I tidak dapat
diraba karena tekanan vena didalamnya tidak terlalu tinggi dan biasanya
tidak nyeri. Apabila hemoroid sering mengalami prolaps, selaput lendir
akan menebal. Thrombosis dan fibrosis pada perabaan terasa padat dengan
dasar yang lebar. Pemeriksaan colok dubur ini untuk menyingkirkan
kemungkinan karsinoma rectum (Kasron & Susilowati, 2018, p. 405).
Diperlukan untuk menyingkirkan kemungkinan karsinoma rectum. Pada
hemoroid interna tidak dapat diraba sebab tekanan vena di dalamnya tidak
cukup tinggi dan biasanya tidak nyeri.

2. Anoskopi
Dengan pemeriksaan ini dapat dilihat hemoroid internus yang tidak
meonjol keluar. Anoskop dimasukkan untuk mengamati keempat
kuadran.Pasien dalam posisi litotomi. Anoskopi dan penumbatanya
dimasukkan dalam anus sedalam mungkin, penumbat diangkat dan
penderita disuruh untuk nafas panjang.hemoroid interna terlihat sebagai
struktur vaskuler yang menonjol kedalam lumen. Apabila penderita
diminta untuk mengejan sedikit maka ukuran hemoroid akan membesar
dan penonjolan atau prolaps akan lebih nyata. Banyaknya benjolan,
derajatnya, letak, besarnya, dan keadaan lain dalam anus seperti polip,
fissure ani dan tumor ganas harus diperhatikan (Kasron & Susilowati,
2018, p. 406). Diperlukan untuk melihat hemoroid interna yang tidak
menonjol keluar.
3. Proktosigmoidoskopi
Prosedur pemeriksaan tersebut digunaka untuk keluhan yang tidak
disebabkan oleh proses radang atau proses keganasan distadium yang
sudah akhir atau tinggi, karena hemoroid merupakan keadaan fisiologik
saja atau tanda yang menyertai. Feses harus diperiksa terhadap adanya
darah samar. Untuk memastikan bahwa keluhan bukan disebabkan oleh
proses radang atau proses keganasan di tingkat yang lebih tinggi.
BAB 2

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN GANGGUAN HEMOROID

2.1 Pengkajian
1. Identitas
Masukkan identitas klien dan penanggung jawa meliputi nama atau Inisial,
umur, jenis kelamin, status, agama, pekerjaan, pendidikan, alamat, no MR,
ruang rawat, tanggal masuk, tanggal pengkajian.
2. Status Kesehatan Saat ini
a. Keluhan utama
Klien mengeluh konstipasi, perdarahan pada anus, dan merasa ada
benjolan disekitar anus.
b. Riwayat kesehatan terdahulu
Tanyakan pada klien apakah dahulu pernah mengalami hal yang sama,
kapan terjadinya, bagaimana cara pengobatannya. Apakah memiliki
riwayat penyakit yang dapat menyebabkan hemoroid atau yang dapat
menyebabkan kambuhnya hemoroid. Biasanya pada pasien ada riwayat
hemoroid atau wasir, dan riwayat diet rendah serat, pasien sering
duduk berjam-jam, dan riwayat kesulitan dalam buang air besar
(Kasron & Susilowati, 2018, p. 405).

c. Riwayat kesehatan sekarang


Riwayat kesehatan sekarang merupakan pengembangan dari keluhan
utama yang mencakup PQRST. Adapun hal – hal yang harus
diperhatikan saat melakukan pengkajian riwayat kesehatan sekarang
klien, yaitu :
1) Apakah ada rasa gatal, panas / terbakar dan nyeri pada saat
defekasi.
2) Adakah nyeri abdomen.
3) Apakah ada perdarahan di rectum, seberapa banyak, seberapa
sering, dan apa warnanya (merah segar atau warna merah tua).
4) Bagaimana pola eliminasi klien, apakah seing menggunakan
laktasif atau tidak.
Pada penderita hemoroid terasa adanya tonjolan pada anus terkadang
merasa nyeri dan gatal pada daerah anus.Selain itu terkadang klien
dating ker RS dengan keluan adanya perdaraan saat BAB (Mutaqqin &
Sari, 2013, p. 692).

d. Riwayat kesehatan keluarga


Tanyakan apakah keluarga klien memiliki riwayat penyakit menular
(seperti TBC, HIV/AIDS, hepatitis, dll) maupun riwayat penyakit
keturunan (seperti hipertensi, Diabetes, asma, dll).
3. Pola Fungsi Kesehatan
a. Pola Nutrisi
Dalam pengkajian pola nutrisi dan metabolisme, kita perlu melakukan
pengukuran tinggi badan dan berat badan untuk mengetahui status
nutrisi pasien, selain juga perlu ditanyakan kebiasaan makan dan
minum sebelum dan selama MRS.
b. Pola Istirahat dan Tidur
Pada klien dengan hemoroid istirahat dan tidur kemungkinan
terganggu dan terjadi perubahan pola tidur karena terasa nyeri pada
anus saat tidur.
c. Pola Aktivitas dan Latihan
Akibat nyeri otot pasien akan cepat mengalami kelelahan pada
aktivitas minimal. Disamping itu pasien juga akan mengurangi
aktivitasnya. Dan untuk memenuhi kebutuhan aktivitasnya sebagian
kebutuhan pasien dibantu oleh perawat dan keluarganya.
d. Pola Eliminasi
pola eliminasi perlu ditanyakan mengenai kebiasaan ilusi dan defekasi
sebelum dan sesudah MRS. Karena keadaan umum pasien yang lemah,
pasien akan lebih banyak bed rest sehingga akan menimbulkan
konstipasi, selain akibat pencernaan pada struktur abdomen
menyebabkan penurunan peristaltik otot-otot tractus degestivus.
e. Pola Koping dan Stres
Keluarga adalah support bagi klien. keluarga klien berusaha
menyelesailkan masalah kesehatan yang dialaminya dengan cara
membawa ke tempat pelayanan kesehatan.

4. Pengkajian B1 – B6
1) Sistem B1 Pernapasan (Breathing)
Pada pasien hemoroid biasanya normal tidak ada kelainan didaerah
dada, ekspansi dada seimbang, tidak ada suara tambahan pada
paru.Tetapi juga bisa di didapatkan peningkatan pernapasan.
2) Sistem B2 Kardiovaskuler (Blood)
Pada pasien hemoroid bisanya normal tetapi bisa juga ditemukan
peningkatan denyut nadi, akral dingin.
3) Sistem B3 Persarafan (Brain)
a) BI ( Olfaktorius) : pada pasien hemoroid tidak ada gangguan
pada syaraf penciuman atau syaraf olfaktorius.
b) BII (Optikus) : pada pasien hemoroid tidak ada gangguan
pada syaraf penglihatan.
c) BIII (Okulomotius) : pada pasien hemodoid klien masih bisa
menggerakkan otot mata.
d) BIV (Troklearis) : pasien hemoroid masih bisa menggerakkan
beberapa otot mata, dan tidak ditemukan gangguan.
e) BV (Trigeminus) : pasien hemoroid masih bisa menggerakkan
rahang dan masih bisa menerima rangsangan di wajah.
f) BVI (Abdusen) : pasien hemoroid masih bisa melakukan abdusen
mata dan tidak ada gangguan pada saraf abdusen.
g) BVII (Fasialis) : pada pasien hemoroid masih bisa menerima
rangsangan di bagian anterior lidah dan merasakan rasa, dan masih
bisa mengedalikan otot wajah untuk menciptakan ekspresi wajah.
h) BVIII (Auditorius) : pasien hemoroid masih bisa mengendalikan
keseimbangan, dan menerima rangsaan pendengaran.
i) BIX (Glosofaringeus) : pasien hemoroid masih bisa menerima
rangsangan posterior lidah dan masih bisa merasakan sensasi rasa.
j) BX (Vagus) : pada pasien hemoroid tidak ada ganguan pada
syaraf vagus.
k) BXI (Aksesoirus) : pada pasien hemoroid klien masih bisa
menggerakkan kepala dan tidak ada gangguan pada saraf
aksesorius.
l) BXII (Hipoglosus) : pada pasien hemoroid pergerakan lidah klien
normal.
4) Sistem B4 Perkemihan (Bladder)
Pada pasien hemoroid biasanya system perkemihan normal dan tidak
ada gangguan.
5) Sistem B5 Pencernaan (Bowel)
Pada pasien hemoroid bisa ditemukan distensi abdomen diakarenakan
pasien sulit BAB, konstipasi, adanya benjolan pada anus dan adanya
ulserasi serta ada darah saat BAB, feses keras, adanya pembengkakan
vena hemoroidalis. Pemeriksaan colok dubur hemoroid interna tidak
adapat diraba sebab tekanan vena didalamnya tidak cukup tinggi, dan
biasanay tidak nyeri.
6) Sistem B6 Integumen (Bone)
Pada pasien hemoroid biasanya terjadi anemia karena adanya
perdarahan pada anus, pasien pucat dan akral hangat dan CRT lebih
dari 3 detik (Mutaqqin & Sari, (2013)).
5. Pemeriksaan Fisik
a. Tingkat kesadaran
Biasanya pasien pucat dan lemas karena perdarahan yang
menyebabkan anemia atau pasien mengalami gelisah karena menahan
sakit, serta kesadaran composmentis (Mutaqqin & Sari, (2013)).
b. Tanda – tanda vital
Tanda - tanda vital biasanya normal atau bisa didapatkan perubahan
seperti takikardi, peningkatan pernapasan (Mutaqqin & Sari, (2013)).
c. Kepala : kaji keadaan kulit kepala, bersih atau tidak, ada benjolan atau
tidak, simetris atau tidak, warna rambut, wajah terlihat pucat atau
tidak.
d. Mata : kaji kesimetrisan mata, conjungtiva anemis atau tidak, sclera
ikterik atau tidak
e. Hidung : biasanya ada sekret, hidung tampak kemerahan, adanya
pembengkakan mukosa hidung
f. Mulut dan Tenggorokan : kaji keadaan mulut bersih atau tidak,
keadaan gigi bersih atau tidak
g. Telinga : kaji telinga pasien simetris atau tidak, terdapat sekret atau
tidak, teraba hangat atau tidak
h. Leher : kaji keadaan leher apakah ada pembesaran kelenjar atau tidak,
ada nyeri tekan atau tidak, adanya bendungan vena jugularis atau tidak
i. Dada : kaji bentuk dada pasien simetris atau tidak, ada nyeri tekan atau
tidak, kaji pergerakan nafas pasien
j. Abdomen : kaji bentuk abdomen pasien simetris atau tidak, ada nyeri
tekan atau tidak. Pemeriksaan fisik dapat di lakukan dengan :
Inspeksi, colok dubur, anuskopi dan sigmoidoskopi. Palpasi dilakukan
dengan menggunakan sarung tangan ditambah vaselin dengan
melakuakan rektal tucher, dengan memasukan satu jari kedalam anus.
Dan ditemukan benjolan tersebut dengan konsistensi keras, dan juga
ada perdarahan. Hasil pemeriksaan fisik :
1) Terdapat pembengkakan vena yang mengalami prolaps.
2) Lokasi di ataslinea dentataatau di bawah linea dentata.
k. Genitalia : kaji keadaan genitalia pasien bersih atau tidak
l. Ektremitas : kaji kekuatan otot pasien
m. Integumen : kaji keadaan kulit pasien, ada iritasi atau tidak.
6. Pemeriksaan Diagnostik
a. Colok dubur
b. Anoskop
c. Proktosigmoidoskopi
2.2 Diagnosa
1. Nyeri Akut
2. Defisit Nutrisi
3. Gangguan Pola Tidur
2.3 Intervensi

Diagnosa SLKI SIKI


No
Keperawatan Kode Kriteria Hasil Kode Kriteria Hasil
1. Kategori : Psikologis L.08066 Setelah dilakukan 1.08238 Manajemen Nyeri
tindakan
keperawatan Observasi :
Subkategori : Nyeri selama 2x24 jam a. Identifikasi lokasi,
dan Kenyamanan diharapkan nyeri kaakteistik, durasi,
akut menurun frekuensi, kualitas,
dengan kriteria intensitas nyeri.
Kode : D.0077
hasil : b. Identifikasi skala
Tingkat Nyeri nyeri
c. Monitor efek
a. Keluhan nyeri
Masalah : Nyeri Akut samping penggunaan
mampu
analgetik.
dituntaskan
dari skala 2 Terapeutik :
(cukup
meningkat) a. Berikan teknik non
menjadi skala farmakologis untuk
4 (cukup mengurangi rasa
menurun) nyeri
b. Kesulitan b. Kontrol lingkungan
tidur dari yang memperberat
skala 2 (cukup rasa nyeri
meningkat)
menjadi 4
(cukup Edukasi :
menurun)
a. Jelaskan strategi
meredakan nyeri
b. Ajarkan teknik
nonfarmakologis
untuk mengurangi
rasa nyeri

Kolaborasi :

a. Kolaborasi
pemberian analgetik
jika perlu.
2. Kategori : Fisiologis L.03030 Setelah dilakukan 1.08245
tindakan
Subkategori : Nutrisi keperawatan
dan Cairan selama 2x24 jam
diharapkan risiko
defisit nutisi
Kode : D.0019
membaik dengan
kriteria hasil :
Status Nutrisi
Masalah : Defisit a. Pengetahuan
Nutrisi tentang pilihan
makanan yang
sehat dari skala
3 (sedang)
menjadi skala 4
(cukup
meningkat)
b. Pengetahuan
tentang standar
nutrisi yang
tepat dari skala
2 (cukup
menurun)
menjadi skala 4
(cukup
meningkat)

3. Kategori : Fisiologis L.08064 Setelah dilakukan 1.03119 Perawatan Kenyamanan


tindakan Observasi :
Subkategori : keperawatan a. Indentifikasi gejala
Aktifitas/ Istirahat selama 2x24 jam yang tidak
diharapkan dengan menyenangkan (mis.
kriteria hasil : Mual, nyeri,
Kode : D.0055 gatal,sesak
Status Kenyamanan
b. Identifikasi
a. Kesejahteraan pemahaman tentang
Fisik dari skala kondisi ,situasi dan
Masalah : Gangguan 3 (sedang) perasaanya
Pola Tidur menjadi skala 4 c. Identifikasi masalah
(cukup emosional dan
meningkat) spiritual
b. Keluhan Tidak
nyaman dari
skala 1 Terapeutik :
(meningkat)
menjadi skala 4 a. Berikan posisi yang
(cukup nyaman
menurun) b. Berikan kompres
c. Keluhan sulit dingin dan hangat
tidur dari skala c. Ciptakan lingkungan
1 (meningkat) yang nyaman
menjadi skala 5 d. Berikan terapi
(menurun) hipnosis
d. Merintih dari e. Dukung keluarga
skala 2 (cukup dan pengasuh
meningkat) terlihat dalam terapi/
menjadi skala 5 pengobatan
( menurun) Edukasi :
e. Pola Tidur dari
skala 1 a. Ajarkan terapi
(memburuk) relaksasi
menjadi skala 4 b. Ajarkan latihan
(cukup pernafasan
membaik) c. Ajarkan teknik
distraksi dan
pemilihan terapi
/pengobatan yang
diinginkan
d. Jelasakan mengenai
kondisi dan
pemilihan terapi /
pengobatan

Kolaborasi :

a. Kolaborasi
pemberian
analgesik, anti
pruritus,
antihistami, jika
perlu
2.4 Implementasi
Pengelolahan dan perwujudan dari rencana keperawatan yang telah disusun
pada tahap perencanaan. Implementasi merupakan tahap proses keperawatan
dimana perawat memberikan intervensi keperawatan langsung dan tidak langsung
terhadap klien.
2.5 Evaluasi
Evaluasi merupakan proses keperawatan yang memungkinkan perawat
untuk menentukan intervensi keperawatan telah berhasil memungkinkan
kondisi klien. Evaluasi merupakan langkah terakhir dalam proses keperawtan
dengan cara melakukan identifikasi sejauh mana tujuan dari rencana
keperawatan tercapai atau tidak.
BAB 3

ASUHAN KEPERAWATAN KASUS

Pada tanggal 27 Maret 2021 Ny. M Umur 37 tahun diantar keluarganya datang ke

Rs. Jemursari dengan keluhan terdapat benjolan pada anus dan tidak dapat

dimasukkan lagi sejak 1 minggu yang lalu. Keluarga pasien mengatakan Saat

bergerak dan melakukan aktivitas Ny. M mengeluh terasa Nyeri terasa panas dan

seperti ditusuk- tusuk dengan drajat nyeri menunjukkan nilai angka 7-9 . Ny. M

mengatakan memiliki riwayat hemoroid sejak setelah melahirkan anak ke 2 tahun

2009, sehingga Penyakit itu timbul. Berdasarkan hasil pemeriksaan didapatkan

hasil TTV: TD 110/70 mmHg, Nadi 86x/menit, RR 20x/menit, Suhu 36,6°C.

Hasil laboratorium menunjukkan hemoglobin 10,7g/dl, Kreatinin 0,6, leukosit 8,9

ribu/ul, trombosit 379x10^3/uL.


UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
KAMPUS A JL. SMEA NO. 57 SURABAYA (031) 8291920, 8284508, FAX (031) 8298582
KAMPUS B RS. ISLAM JEMURSARI JL. JEMURSARI NO. 51-57 SURABAYA
Website : www.unusa.ac.id Email : info@unusa.ac.id

PENGKAJIAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

Nama Mahasiswa : Riska Nuriyati Tanggal Pengkajian : 28 – 03 – 2021


NIM : 1130017151 Jam pengkajian : 08.00 WIB
Tempat Praktik : -

Biodata :
Pasien Penanggung Jawab
Nama : Ny. M Nama : Tn.S
Umur : 37 tahun Umur : 40 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SD Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Petani Pekerjaan : Petani
Status Pernikahan : Menikah Status Pernikahan : Menikah
Alamat : Surabaya Alamat : Surabaya
Diagnosa Medis : Hemoroid Hubungan dengan klien : Anak
No. RM : 123xxx
Tgl. Masuk : 27 Maret 2021

1. Status Kesehatan Saat Ini


1) Keluhan utama : Px mengatakan ada benjolan di anus terasa nyeri sejak 1minggu
yang lalu
2) Lama keluhan : Px mengatakan sudah 1 minggu yang lalu benjolan di anus
3) Kualitas keluhan : Px mengatakan Seperti tertusuk tertusuk- tusuk nyerinya timbul
terus.
4) Faktor pencetus : Px mengatakan sering meraakan nyeri pada saat BAB
5) Faktor pemberat : Px mengatakan jika Nyeri juga dirasakan dibagian pinggang sampai
paha
6) Upaya yg. telah dilakukan : Px mengatakan istirahat dan tidur

2. Riwayat Kesehatan :
1) Riwayat Penyakit Sekarang
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
KAMPUS A JL. SMEA NO. 57 SURABAYA (031) 8291920, 8284508, FAX (031) 8298582
KAMPUS B RS. ISLAM JEMURSARI JL. JEMURSARI NO. 51-57 SURABAYA
Website : www.unusa.ac.id Email : info@unusa.ac.id

Px mengatakan MRS pada tanggal 27 Maret 2021 diantar oleh keluarganya dengan keluhan terdapat
benjolan pada anus dan tidak dapat dimasukkan lagi sejak 1 minggu yang lalu. Pasien direncanakan
operasi pada tanggal 27 Mei 2021.
2) Riwayat Kesehatan Terdahulu :
1) Penyakit yang pernah dialami
a. Kecelaakan (jenis & waktu): Px mengatakan tidak pernah mengalami kecelakaan
b. Pernah dirawat : Px mengatakan tidak pernah dirawat di rumah sakit
c. Operasi (jenis & waktu) : Px mengatakan tidak pernah dioperasi
d. Penyakit:
- Kronis : Px mengatakan tidak memiliki penyakit kronis
- Akut : Px mengatakan tidak memiliki penyakit akut
e. Terakhir masuki RS : Px mengatakan belum pernah masuk RS.
2) Alergi (obat, makanan, plester, dll) : Px tidak memiliki alergi
3) Kebiasaan :
jenis Frekuensi
Jumlah/Lamanya
Merokok tidak merokok tidak merokok tidak merokok
Kopi tidak minum kopi tidak minum kopi tidak minum
kopi
Alkohol tidak minum tidak minum tidak minum

4) Obat-obatan
Jenis Lamanya Dosis
Tidak ada Tidak ada Tidak ada
............................................................... ................................................ ...................................................

6) Riwayat Penyakit Keluarga :


UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
KAMPUS A JL. SMEA NO. 57 SURABAYA (031) 8291920, 8284508, FAX (031) 8298582
KAMPUS B RS. ISLAM JEMURSARI JL. JEMURSARI NO. 51-57 SURABAYA
Website : www.unusa.ac.id Email : info@unusa.ac.id

1) Menurun: Pasien Ny. M mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit keluarga


seperti diabetes mellitus, jantung koroner, asma, tbc, HIV, dan hepatitis B.
2) Menahun: Pasien Ny. M mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit menahun.

7) Genogram

Keterangan :

: Perempuan : Meninggal : Silsilah Keluarga

: Laki – laki : Pasien

3. Psiko sosio budaya Dan Spiritual :


Psikologis :
Perasaan klien setelah mengalami masalah ini adalah
Ny. M merasa sedih karena aktivitasnya terganggu dan merasa sakit.

Cara mengatasi perasaan tersebut


Biasanya Ny.M akan beristirat atau tidur untuk mengurangi rasa sakit akibat nyeri.

Rencana klien setelah masalah terselesaikan adalah


UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
KAMPUS A JL. SMEA NO. 57 SURABAYA (031) 8291920, 8284508, FAX (031) 8298582
KAMPUS B RS. ISLAM JEMURSARI JL. JEMURSARI NO. 51-57 SURABAYA
Website : www.unusa.ac.id Email : info@unusa.ac.id

Pasien Ny. M berencana untuk mengatur gaya hidup yang sehat dan mulai mencukupi kebutuhan
serat agar sakitnya tak terulang kembali.

Jika rencana klien tidak dapat diselesaikan maka :


Ny. M akan mencari cara alternatif tak lepas dari dukungan keluarga dan saran dari dokter.

pengetahuan klien tentang masalahah/penyakit yang ada :


Ny. M tahu bahwa masalahnya akibat pola hidup yang tidak sesuai dan butuh waktu untuk sembuh.
Maka, dari pada itu Ny.M mulai mencari informasi tentang penyakitnya.

Sosial :
Aktivitas atau peran di masyarakat adalah :
Ny. M berperan sebagai warga dan anggota PKK diumahnya.

kebiasaan lingkungan yang tidak disukai adalah :


Ny. M tidak suka akan kebisingan karena itu mengganggu ketenangan. Linkungan yang tidak bersih
karena mengganggu kesehatan.
cara mengatasinya : Ny. M cenderung akan menegur dan membantu membersihkan sampah yang
ada di lingkungan.

pandangan klien tentang aktifitas sosial dilingkungannya :


Aktivitas di lingkungannya cenderung aktif dan berjalan dengan baik.
Budaya :
Budaya yang diikuti klien adalah budaya : Makan sembarangan dan lupa mencuci tangan.
Kebudayaan yang dianut merugikan kesehatannya: Jarang makan sayur dan buah.
Spiritual :
Aktivitas ibadah sehari-hari Sholat lima waktu
Kegiatan keagamaan yang biasa di lakukan : Pengajian bersama
Keyakinan klien tentang peristiwa/masalah kesehatan yang sekarang sedang dialami :
Ny. H berusaha untuk tetap ikhtiar untuk sembuh.
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
KAMPUS A JL. SMEA NO. 57 SURABAYA (031) 8291920, 8284508, FAX (031) 8298582
KAMPUS B RS. ISLAM JEMURSARI JL. JEMURSARI NO. 51-57 SURABAYA
Website : www.unusa.ac.id Email : info@unusa.ac.id

4. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum :
Kesadaran : [ √] CM [ ] apatis [ ] somnolen [ ]sopor [ ]coma
GCS : E:4 V:5 M:6
Vital Sign : TD : 100/70mmHg
Nadi : Frekuensi : 86x/mnt
Irama : [√] reguler [ ] ireguler

Kekuatan/isi : [√] kuat [ ] sedang [ ] lemah

Respirasi : Frekuensi : 20 x/mnt


Irama : [ √ ] reguler [ ] ireguler

Suhu : 36,6oC

Masalah Keperawatan: Masalah keperawatan tidak ditemukan.

5. BASIC PROMOTING PHYSIOLOGY OF HEALTH


UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
KAMPUS A JL. SMEA NO. 57 SURABAYA (031) 8291920, 8284508, FAX (031) 8298582
KAMPUS B RS. ISLAM JEMURSARI JL. JEMURSARI NO. 51-57 SURABAYA
Website : www.unusa.ac.id Email : info@unusa.ac.id

1. Aktivitas dan latihan


Kemampuan ambulasi dan activity daily living
Rumah Rumah sakit
Makan/minum 0 0
Mandi 0 2
Berpakaian/berdandan 0 2
Toileting 0 1
Mobilitas di tempat tidur 0 2
Berpindah 0 2
Berjalan 0 2
Naik tangga 0 2

Rumah Rumah sakit


Pekerjaan Ibu rumah tangga Istirahat tidur
Olah raga rutin Tidak pernah Tidak pernah
Alat bantu jalan Tidak Ada Ada
Kemampuan melakukan ROM

2. Istirahat tidur
Lama tidur : ± 8 jam
Tidur siang :  Ya √ Tidak
Kesulitan tidur di RS :  Tidak √Ya, alasan: saat malam hari sering terbangun
Kesulitan tidur :
 Menjelang tidur
 Mudah terbangun √
 Tidak segar saat bangun

3. Keamanan dan nyeri


Nyeri :  paliatif, karena adanya benjolan di anus ukuran sedang.
 provokatif, benjolan ini dirasakan nyeri, tidur di malam hari terganggu.
Quality : tertusuk- tusuk
Region : di bagian anus
Scale : 7-9
Time : Nyeri di daerah anus hilang timbul selama 10-15 menit
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
KAMPUS A JL. SMEA NO. 57 SURABAYA (031) 8291920, 8284508, FAX (031) 8298582
KAMPUS B RS. ISLAM JEMURSARI JL. JEMURSARI NO. 51-57 SURABAYA
Website : www.unusa.ac.id Email : info@unusa.ac.id

4. Nutrisi
Frekuensi makan : 3 kali sehari
BB/TB/IMT : 65 kg / 150 cm / 23,5
BB 1 bulan terakhir : √ tetap  turun  meningkat
Jenis makanan : Nasi dan lauk
Pantangan/alergi : Tidak ada alergi
Nafsu makan :  baik √ kurang baik
Masalah pencernaan : √ mual  muntah  stomatitis  nyeri telan
Riwayat operasi/trauma : Tidak ada riwayat operasi
Diet RS : Diet tinggi serat
 habis √ ½ porsi  ¾ porsi  tidak habis
Kebutuhan pemenuhan makan √ mandiri  tergantung  dengan bantuan

5. Cairan, elektrolit, dan asam basa


Frekuensi minum : 7 – 8 x sehari
Konsumsi air/hari : 1,5 liter
Turgor kulit : Baik
Support IV line : √ Ya  Tidak
Jenis: RL Dosis: 20 tpm

6. Oksigenasi
Sesak napas :  Ya √ Tidak
Frekuensi : 20 x / menit
Kapan terjadinya : Normal
Faktor pencetus : Normal
Faktor pemberat : Normal
Batuk :  Ya √ Tidak
Sputum :  Ya √ Tidak
Nyeri dada :  Ya √ Tidak
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
KAMPUS A JL. SMEA NO. 57 SURABAYA (031) 8291920, 8284508, FAX (031) 8298582
KAMPUS B RS. ISLAM JEMURSARI JL. JEMURSARI NO. 51-57 SURABAYA
Website : www.unusa.ac.id Email : info@unusa.ac.id

7. Eliminasi alvi
Frekuensi : 2 hari 1x
Warna/konsistensi : terang bercampur darah dan lendir / keras
Penggunaan pencahar :  Ya √ Tidak
Gangguan eliminasi : √ konstipasi  diare  inkontinensia bowel
Kebutuhan pemenuhan eliminasi alvi:  mandiri  tergantung √ dengan bantuan

Eliminasi uri
Frekuensi : 4 – 5 kali sehari
Warna/darah : bening kekuningan /tidak ada
Riwayat penyakit : tidak ada
Penggunaan kateter : √ Ya  Tidak
Kebutuhan pemenuhan eliminasi uri:  mandiri  tergantung √ dengan bantuan

6. Sistem tubuh
B1 (Breathing)
Hidung : Normal, simetris, tidak ada polip, tidak ada sekret
Trakea :
Tidak ada sputum, wheezing, dan ronchi

 nyeri  dyspnea  orthopnea  cyanosis


 batuk darah  napas dangkal  retraksi dada  sputum
 trakeostomi  respirator
Suara napas tambahan
 wheezing lokasi : ___________________
 ronchi lokasi : ___________________
 rales lokasi : ___________________
 crackles lokasi : ___________________
Bentuk dada
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
KAMPUS A JL. SMEA NO. 57 SURABAYA (031) 8291920, 8284508, FAX (031) 8298582
KAMPUS B RS. ISLAM JEMURSARI JL. JEMURSARI NO. 51-57 SURABAYA
Website : www.unusa.ac.id Email : info@unusa.ac.id

√ simetris  tidak simetris


 lainnya, ________________________________

B2 (Bleeding)
 nyeri dada  pusing  sakit kepala
 kram kaki  palpitasi  clubbing finger

Suara jantung
√ normal
 lainnya, _______________________________

Edema
 palpebra  anasarka  ekstremitas atas  ascites
 ekstremitas bawah  tidak ada
√ lainnya, daerah anus.
Capillary Refill Time = < 2 detik

B3 (Brain)
√ composmentis  apatis  somnolen  spoor
 koma  gelisah

Glasgow Coma Scale


E=4 V=5 M=6 Nilai total = 15
Mata :
Sklera √ putih  icterus  merah  perdarahan
Konjungtiva  pucat √ merah muda
Pupil √ isokor  anisokor  miosis  midriasis
Leher :
Normal tidak ada pembesaran thyroid
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
KAMPUS A JL. SMEA NO. 57 SURABAYA (031) 8291920, 8284508, FAX (031) 8298582
KAMPUS B RS. ISLAM JEMURSARI JL. JEMURSARI NO. 51-57 SURABAYA
Website : www.unusa.ac.id Email : info@unusa.ac.id

Refleks (spesifik) :
Jika diberi rangsangan lansgung memberikan respon

Persepsi sensori
Pendengaran :
Kiri : normal
Kanan : normal

Penciuman : normal
Pengecapan √ manis √ asin √ pahit
Penglihatan :
Kiri : normal
Kanan : normal

Perabaan √ panas  dingin  tekan

B4 (Bladder)
Produksi urine : 700 cc / hari Frekuensi : 5 kali/hari
Warna : bening kekuningan Bau : khas
 oliguria  poliuri  dysuria  hematuria  nocturia
 nyeri √ kateter  menetes  panas  sering
 inkotinen  retensi  cystotomi  tidak ada masalah
 alat bantu, _______________________
Lainnya, __________________________

B5 (Bowel)
Mulut dan tenggorokan :
Mulut lembab, gigi bersih, tenggorokan normal tidak ada nyeri telan

Abdomen (IAPP) :
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
KAMPUS A JL. SMEA NO. 57 SURABAYA (031) 8291920, 8284508, FAX (031) 8298582
KAMPUS B RS. ISLAM JEMURSARI JL. JEMURSARI NO. 51-57 SURABAYA
Website : www.unusa.ac.id Email : info@unusa.ac.id

Inspeksi : normal, tidak ascites


Auskultasi : normal, tidak hypertimpani dan tidak pekak
Palpasi : normal, tidak hepatomegali
Rectum :
Terdapat hemoroid dengan oedem (+) kulit tampak kemerahan (+)

BAB : 1 kali / 2 hari Konsistensi : keras


 diare  konstipasi √ feses berdarah  tidak terasa  lavement
 kesulitan  melena  colostomy  wasir  pencahar
 tidak ada masalah
 alat bantu, _____________________________
√ diet khusus, tinggi serat

B6 (Bone)
Kemampuan pergerakan sendi √ bebas  terbatas
Parese :  ya √ tidak
Paralise :  ya √ tidak
Kekuatan otot : 4444

Extremitas atas :  patah tulang  peradangan  perlukaan √ tidak ada kelainan


Lokasi, ____________________________________
Extremitas bawah :  patah tulang  peradangan  perlukaan √ tidak ada kelainan
Lokasi, ____________________________________
Tulang belakang : normal
Warna kulit :  ikterik  cyanosis √ pucat
 kemerahan  pigmentasi
Akral : √ hangat  panas
 dingin basah  dingin kering
Turgor : √ Baik  cukup  buruk/menurun
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
KAMPUS A JL. SMEA NO. 57 SURABAYA (031) 8291920, 8284508, FAX (031) 8298582
KAMPUS B RS. ISLAM JEMURSARI JL. JEMURSARI NO. 51-57 SURABAYA
Website : www.unusa.ac.id Email : info@unusa.ac.id

Sistem Endokrin
Terapi hormon: tidak ada
Karakteristik seks sekunder: tidak ada
Riwayat pertumbuhan dan perkembangan fisik :
 perubahan ukuran kepala, tangan, kaki pada saat dewasa
 kekeringan kulit atau rambut
 exopthalmus  polidipsi
 goiter  poliphagi
 hipoglikemia  poliuria
 intoleran panas  postural hipotensi
 intoleran dingin  kelemahan

Sistem Reproduksi
Laki – laki
Bentuk  normal  tidak normal,
Kebersihan  bersih  kotor,
Perempuan
Payudara √ simetris  asimetris  benjolan, ________________
Bentuk √ normal  tidak normal,
Keputihan √ tidak  ya,
Siklus haid = 22 hari √ teratur  tidak teratur

Masalah Keperawatan:

Nyeri Akut, Risiko Infeksi, Risiko Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh.
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
KAMPUS A JL. SMEA NO. 57 SURABAYA (031) 8291920, 8284508, FAX (031) 8298582
KAMPUS B RS. ISLAM JEMURSARI JL. JEMURSARI NO. 51-57 SURABAYA
Website : www.unusa.ac.id Email : info@unusa.ac.id

5. Pemeriksaan Penunjang :
(Hasil Pemeriksaan Laboratorium, Radiology, EKG, USG, X-Ray dll)
No Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
1 SGOT/AST 20 5-40 U/L
2 SGPT/ALT 15 5-41 U/L

3 Ureum 34 15-39 mg/Dl


4 Kreatinin 0,6 L:0,9-1,2 ; P:0,6-1,1
5. Glukosa Sewaktu 86 100-200 mg/dL
6. WBC 10.89x10^3/uL 4.00-10.00
7. RBC 4.98x10^6/uL 3.50-5.50
8. Hemoglobin 10.7 g/dL 11.0-16.0

9. Trombosit 379x10^3/uL 150-450

6. Terapi Medis :
Cara Nama Obat Frekuensi Indikasi Efek Samping
Pemberian & Dosis
Intravena Vicilin 3x1 Vicilin: obat yang Vicilin : Efek samping yang
(IV) diproduksi oleh mungkin terjadi selama
Meiji dalam penggunaan Viccillin, antara
bentuk serbuk lain: Gangguan saluran
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
KAMPUS A JL. SMEA NO. 57 SURABAYA (031) 8291920, 8284508, FAX (031) 8298582
KAMPUS B RS. ISLAM JEMURSARI JL. JEMURSARI NO. 51-57 SURABAYA
Website : www.unusa.ac.id Email : info@unusa.ac.id

injeksi. Viccillin pencernaan, Ruam kulit,


mengandung zat gatal, biduran, Demam,
aktif Ampicillin Kelainan darah, Superinfeksi
yang digunakan
untuk mengobati
Beberapa efek samping yang
infeksi saluran
umum terjadi setelah
pernapasan atas
menggunakan Asam
dan bawah, infeksi
traneksamat adalah:
saluran
pencernaan,
 Sakit kepala
gonore (kencing
 Nyeri otot atau nyeri
nanah), septikemia
sendi
(keracunan darah
 Hidung tersumbat
akibat bakteri
 Nyeri perut
dalam jumlah
 Nyeri punggung
besar masuk ke
 Mual dan muntah
dalam aliran
darah), peritonitis
(infeksi pada
bagian dalam
perut), 

Asam
traneksamat:obat
untuk menghentikan
perdarahan pada
beberapa kondisi,
seperti mimisan
yang tidak kunjung
berhenti,
menorrhagia,
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
KAMPUS A JL. SMEA NO. 57 SURABAYA (031) 8291920, 8284508, FAX (031) 8298582
KAMPUS B RS. ISLAM JEMURSARI JL. JEMURSARI NO. 51-57 SURABAYA
Website : www.unusa.ac.id Email : info@unusa.ac.id

cedera, prosedur
cabut gigi, atau
perdarahan
pascaoperasi. 
Per Oral Ketorolac 2x1 Meredakan BB naik dratis, Sakit perut
30mg/12 jam peradangan dan Mual dan muntah
rasa nyeri. Peningkatan tekanan darah,
Mulut kering
Sariawan.
Parenteral Ringer laktat 20 tpm untuk penderita Efek samping dari larutan
tersedia dehidrasi yang Ringer Laktat adalah:
dalam bentuk mengalami Nyeri dada, detak jantung
dan kekuatan gangguan abnormal, penurunan
dosis berikut: elektrolit di dalam tekanan darah, kesulitan
a. 1000 ml tubuh. bernapas, batuk, bersin-
dengan bersin, ruam, gatal-gatal, dan
5% sakit kepala
dextrose Efek samping lebih serius
b. 500 ml termasuk:
dengan Infeksi di daerah injeksi,
5% trombosis vena atau flebitis
dextrose di daerah injeksi
ekstravasasi, dan
peningkatan volume cairan
(hipervolemia)
Topikal - - - -
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
KAMPUS A JL. SMEA NO. 57 SURABAYA (031) 8291920, 8284508, FAX (031) 8298582
KAMPUS B RS. ISLAM JEMURSARI JL. JEMURSARI NO. 51-57 SURABAYA
Website : www.unusa.ac.id Email : info@unusa.ac.id

ANALISA DATA
Nama klien : Ny. M No. Register : 123xxx
Umur : 37 tahun Diagnosa Medis : Hemoroid
Ruang Rawat : Mawar Alamat : Surabaya
TGL/JAM DATA FOKUS ETIOLOGI PROBLEM
27- 03-2021 Ds : Peradangan pada pleksus Nyeri Akut
08.00 -pasien mengatakan nyeri akibat benjolan dibagian hemoroidalis
anus.
timbul
Do :
- Px terlihat meringis kesakitan Kompresi saraf lokal
- TTV:
TD = 100/70 mmHg
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
KAMPUS A JL. SMEA NO. 57 SURABAYA (031) 8291920, 8284508, FAX (031) 8298582
KAMPUS B RS. ISLAM JEMURSARI JL. JEMURSARI NO. 51-57 SURABAYA
Website : www.unusa.ac.id Email : info@unusa.ac.id

Nadi = 86 x / menit
RR = 20 x / menit
Suhu = 36,6°C
Nyeri Akut

TGL/JAM DATA FOKUS ETIOLOGI PROBLEM


27- 03-2021 Ds : Hemoroid Risiko ketidakseimbangan
08.00 - Px mengatakan sering konstipasi pada saat nutrisi kurang dari
BAB Anoreksia kebutuhan
- Px mengatakan tidak suka makan sayur dan
buah Intake nutrisi tidak adekuat
Do :
A : BB 45 kg / TB 150 cm / IMT 17,1
B: Risiko ketidakseimbangan
Hemoglobin 10.7 g/dL ↓ nutrisi kurang dari
Trombosit 379x10^3/uL kebutuhan
C:
Rambut hitam, kepala tidak ada lesi, sklera (putih),
konjungtiva (meah muda), pupil isokor. Akral
terasa hangat, warna kulit terlihat pucat.
D : Tinggi serat

TGL/JAM DATA FOKUS ETIOLOGI PROBLEM


27- 03-2021 Ds : Hambatan Lingkungan
08.00 P : Pasien Mengatakan mengeluh sulit tidur Gangguan Pola Tidur
timbul
Do : Kurangnya Kontrol Tidur
- ku baik
- konjungtiva anemi 
- klien setiap 1 jam bangun  apabila tidur Ketiadaan Teman Tidur
malam
- klien tampak lelah
- klien menguap Gangguan Pola Tidur
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
KAMPUS A JL. SMEA NO. 57 SURABAYA (031) 8291920, 8284508, FAX (031) 8298582
KAMPUS B RS. ISLAM JEMURSARI JL. JEMURSARI NO. 51-57 SURABAYA
Website : www.unusa.ac.id Email : info@unusa.ac.id

- TD 140/90 mmHg
         N  80 x/ menit
         RR 20x/ menit
         S 36 C
- Kuantitas tidur malam dari jam 20.00 –
04.00
- Kuantitas tidur siang dari jam 12.00 –
13.00     

PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri akut berhubungan dengan peradangan pada pleksus hemoroidalis ditandai dengan kompresi saraf lokal
benjolan di anus.
2. Defisist Nutrisi dari kebutuhan b/d Kurangnya asupan nutrisi t/d Nafsu makan menurun.
3. Gangguan pola Tidur b/d kurangnya kontrol tidur t/d pasien mengeluh sulit tidur
RENCANA TINDAKAN
Nama Klien : Ny. M No. Register : 123xxx
Umur : 37 tahun Diagnosa Medis : Hemoroid
Ruang Rawat : Mawar Alamat : Surabaya

N
Diagnosa Keperawatan SLKI SIKI
o.
1. Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 Manajemen Nyeri (08238)
dengan peradangan pada jam diharapkan tingkat nyeri akut menurun dengan Observasi :
pleksus hemoroidalis ditandai kriteria hasil : a. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
dengan kompresi saraf lokal Tingkat Nyeri (L.08066) kualitas, intensitas nyeri.
benjolan di anus. (D.0077) a. Keluhan nyeri mampu dituntaskan dari skala 2 b. Identifikasi skala nyeri
(cukup meningkat) menjadi skala 4 (cukup c. Monitor efek samping penggunaan analgetik.
menurun) Terapeutik :
b. Kesulitan tidur dari skala 2 (cukup meningkat) a. Berikan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa
menjadi 4 (cukup menurun) nyeri
c. Gelisah dari skala 3 (sedang) menjadi 5 b. Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
( menurun) Edukasi :
d. Kemampuan menuntaskan aktifitas dari skala a. Jelaskan strategi meredakan nyeri
1 (menurun) menjadi 4 (cukup meningkat) b. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa
nyeri
Kolaborasi :
a. Kolaborasi pemberian analgetik jika perlu.
Defisist Nutrisi dari kebutuhan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 Manajemen Nutrisi (1.03119)
2. b/d Kurangnya asupan nutrisi jam diharapkan risiko defisit nutisi membaik dengan Observasi :
t/d Nafsu makan menurun kriteria hasil : a. Indentifikasi status nutrisi.
(D0019) Status Nutrisi (L03030) b. Monitor asupan makanan
a. Pengetahuan tentang pilihan makanan yang sehat Terapeutik :
dari skala 3 (sedang) menjadi skala 4 (cukup a. Fasilitasi menentukan pedoman diet (misal piramida
meningkat) makanan)
b. Pengetahuan tentang standar nutrisi yang tepat b. Beri makanan tinggi serat untuk mencegah konstipasi
dari skala 2 (cukup menurun) menjadi skala 4 Edukasi :
(cukup meningkat) a. Ajarkan diet yang diprogamkan
Kolaborasi :
a. Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori
dan jenis nutrian yang dibutuhkan, jika perlu

3. Gangguan pola Tidur b/d Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 Perawatan Kenyamanan (1.08245)
kurangnya kontrol tidur t/d jam diharapkan risiko defisit nutisi membaik dengan Observasi :
pasien mengeluh sulit tidur kriteria hasil : a. Identifikasi gejala yag tidak menyenangkan (mis. Mual,
(D.0055) Status Kenyamanan (L08064) nyeri, gatal, sesak)
a. Kesejahteraan Fisik dari skala 3 (sedang) menjadi b. Identifikasi pemahaman tentang kondisi, situasi dan
skala 4 (cukup meningkat) perasaannya
b. Rileks dari skala 2 (cukup menurun) menjadi Terapeutik :
skala 4 (cukup meningkat) a. Berikan posisi yang nyaman
c. Keluhan Tidak nyaman dari skala 2 (cukup b. Berikan kompres dingin atau hangat
meningkat) menjadi skala 4 (cukup menurun) c. Ciptakan lingkungan yang nyaman
d. Keluhan Sulit tidur dari skala 1 (meningkat) d. Berikan terapi hypnosis
menjadi skala 5 (menurun) e. Dukung keluarga dan pengasuh terlihat dalam dalam
terapi/ pengobatan
Edukasi :
a. Jelaskan mengenai kondisi dan pilihan terapi/ pengobatan
b. Ajarkan terapi relaksasi
Kolaborasi :
a. Kolaborasi pemberian analgesik, antipruritus,antihistamin
CATATAN PERKEMBANGAN
Nama Klien : Ny. M No. Register : 123xxx
Umur : 37 tahun Diagnosa Medis : Hemoroid
Ruang Rawat : Mawar Alamat : Surabaya
No Dx Tanggal Jam Implementasi Evaluasi Nama/TTD
1. 28 – 03 - 2021 12.00 a. Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, S:
frekuensi, kualitas, intensitas nyeri. a. pasien mengatakan bahwa nyeri sudah
b. Mengidentifikasi skala nyeri sedikit berkurang
c. Memonitor efek samping penggunaan b. pasien mengatakan sudah bisa mengatasi
analgetik. nyerinya sedikit demi sedikit.
d. Memberikan teknik non farmakologis untuk O:
mengurangi rasa nyeri a. Pasien nampak rileks
e. Mengontrol lingkungan yang memperberat b. TTV :
rasa nyeri TD : 110/80 mmHg
N : 90x/menit
RR : 20x/menit
Suhu : 36,50C
A : Masalah teratasi sebagaian
P : Lanjutkan intervensi
2. 28 – 03 - 2021 13.00 a. Mengukur tanda- tanda vital S:
b. Mengukur skala nyeri a. Pasien mengatakan nyeri sedikit berkurang
c. Memberikan injeksi ketorolac 1 amp melalui b. Pasien mengatakan sudah melakukan tehnik
intravena nafas dalam dan distraksi
d. Mengobservasi reaksi non verbal O:
Hasil TTV
TD : 100/70 mmHg
N : 80 x/menit RR : 20 x/menit
Skala nyeri 4 (0-10)
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan

3. 28 – 03 - 2021 14.30 a. Mengobservasi teknik relaksasi nafas dalam S:


dan distraksi yang telah diajarkan a. Post operasi
b. Memindahkan pasien ke ruang operasi b. Pasien mengatakan mengerti tentang prosedur
c. Memeriksa hasil pemeriksaan lab, hasil ekg preoperasi yang sudah dijelaskan
d. Menjelaskan peralatan dan perawatan post c. Pasien kembali ke ruang perawatan dari ruang
e. Mengobservasi tanda-tanda vital operasi

O:
Kesadaran kompos mentis E3V5M6
Hasil TTV
TD : 90/60 mmHg
N : 84 x/menit
RR : 20 x/menit
Skala nyeri 3 (0-10)
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
4. 29 – 03 - 2021 13.00 a. Mengobservasi adanya tanda dan gejala
infeksi pada area sekitar perban S:
b. Mempertahankan asepsis untuk pasien a. Pasien mengatakan kaki belum dapat
berisiko digerakkan karena efek anestesi
c. Memantau skala nyeri b. Pasien terlihat tenang dan rileks.
d. Menganjurkan pasien untuk makan agar c. Tidak ada kemerahan pada area sekitar luka
asupan nutrisi cukup O:
e. Menganjurkan istirahat yang cukup - Pasien tampak meringis
- Skala nyeri 7 (0-10)
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
5. 30 – 03 - 2021 12.00 a. Mengidentifikasi status nutrisi. S:
b. Memonitor asupan makanan a. Pasien mengatakan konstipasi yang
c. Memfasilitasi menentukan pedoman diet dirasakan sudah mulai berkurang, dan mulai
(misal piramida makanan) memperhatikan kebutuhan asupan yang
d. Memberi makanan tinggi serat untuk sesuai.
mencegah konstipasi O:
a. Wajah pasien sudah tidak pucat
b. Diit sudah diterapkan bertahap
c. Nilai laborat terbaru
Hemoglobin 11g/dL ↓ → ↑14g/dL
Hematokrit 28% ↓ → ↑39%
Menunjukkan normal.
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
6. 30– 03 – 2021 14.00 a. Mengajarkan keluarga Melakukan perawatan S:
luka dengan mengganti balutan pada pasien a. Keluarga Pasien mengatakan sudah mulai
b. Mempertahankan teknik balutan steril ketika Paham caranya mengganti balutan pada luka
melakukan perawatan luka pasien.
c. Mengkaji luka operasi b. Pasien sudah mampu mempertahankan
d. Memonitor adanya kemerahan pada luka balutan steril ketika melakukan perawatan
e. Menganjurkan makan sedikit tapi sering luka dengan bantuan keluarga ataupun
petugas kesehatan
O : Ny. M dan Keluarga mendengarkan dengan baik
informasi yang sudah diberikan perawat.
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan

Anda mungkin juga menyukai