DISUSUN OLEH :
KELOMPOK
DOSEN:
Mahasiswa
Riska Nuriyanti
NIM. 1130017151
Mengetahui,
Pembimbing Akademik
Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya
Hemoroid
HEMOROIDEKTOMI
2. Anoskopi
Dengan pemeriksaan ini dapat dilihat hemoroid internus yang tidak
meonjol keluar. Anoskop dimasukkan untuk mengamati keempat
kuadran.Pasien dalam posisi litotomi. Anoskopi dan penumbatanya
dimasukkan dalam anus sedalam mungkin, penumbat diangkat dan
penderita disuruh untuk nafas panjang.hemoroid interna terlihat sebagai
struktur vaskuler yang menonjol kedalam lumen. Apabila penderita
diminta untuk mengejan sedikit maka ukuran hemoroid akan membesar
dan penonjolan atau prolaps akan lebih nyata. Banyaknya benjolan,
derajatnya, letak, besarnya, dan keadaan lain dalam anus seperti polip,
fissure ani dan tumor ganas harus diperhatikan (Kasron & Susilowati,
2018, p. 406). Diperlukan untuk melihat hemoroid interna yang tidak
menonjol keluar.
3. Proktosigmoidoskopi
Prosedur pemeriksaan tersebut digunaka untuk keluhan yang tidak
disebabkan oleh proses radang atau proses keganasan distadium yang
sudah akhir atau tinggi, karena hemoroid merupakan keadaan fisiologik
saja atau tanda yang menyertai. Feses harus diperiksa terhadap adanya
darah samar. Untuk memastikan bahwa keluhan bukan disebabkan oleh
proses radang atau proses keganasan di tingkat yang lebih tinggi.
BAB 2
2.1 Pengkajian
1. Identitas
Masukkan identitas klien dan penanggung jawa meliputi nama atau Inisial,
umur, jenis kelamin, status, agama, pekerjaan, pendidikan, alamat, no MR,
ruang rawat, tanggal masuk, tanggal pengkajian.
2. Status Kesehatan Saat ini
a. Keluhan utama
Klien mengeluh konstipasi, perdarahan pada anus, dan merasa ada
benjolan disekitar anus.
b. Riwayat kesehatan terdahulu
Tanyakan pada klien apakah dahulu pernah mengalami hal yang sama,
kapan terjadinya, bagaimana cara pengobatannya. Apakah memiliki
riwayat penyakit yang dapat menyebabkan hemoroid atau yang dapat
menyebabkan kambuhnya hemoroid. Biasanya pada pasien ada riwayat
hemoroid atau wasir, dan riwayat diet rendah serat, pasien sering
duduk berjam-jam, dan riwayat kesulitan dalam buang air besar
(Kasron & Susilowati, 2018, p. 405).
4. Pengkajian B1 – B6
1) Sistem B1 Pernapasan (Breathing)
Pada pasien hemoroid biasanya normal tidak ada kelainan didaerah
dada, ekspansi dada seimbang, tidak ada suara tambahan pada
paru.Tetapi juga bisa di didapatkan peningkatan pernapasan.
2) Sistem B2 Kardiovaskuler (Blood)
Pada pasien hemoroid bisanya normal tetapi bisa juga ditemukan
peningkatan denyut nadi, akral dingin.
3) Sistem B3 Persarafan (Brain)
a) BI ( Olfaktorius) : pada pasien hemoroid tidak ada gangguan
pada syaraf penciuman atau syaraf olfaktorius.
b) BII (Optikus) : pada pasien hemoroid tidak ada gangguan
pada syaraf penglihatan.
c) BIII (Okulomotius) : pada pasien hemodoid klien masih bisa
menggerakkan otot mata.
d) BIV (Troklearis) : pasien hemoroid masih bisa menggerakkan
beberapa otot mata, dan tidak ditemukan gangguan.
e) BV (Trigeminus) : pasien hemoroid masih bisa menggerakkan
rahang dan masih bisa menerima rangsangan di wajah.
f) BVI (Abdusen) : pasien hemoroid masih bisa melakukan abdusen
mata dan tidak ada gangguan pada saraf abdusen.
g) BVII (Fasialis) : pada pasien hemoroid masih bisa menerima
rangsangan di bagian anterior lidah dan merasakan rasa, dan masih
bisa mengedalikan otot wajah untuk menciptakan ekspresi wajah.
h) BVIII (Auditorius) : pasien hemoroid masih bisa mengendalikan
keseimbangan, dan menerima rangsaan pendengaran.
i) BIX (Glosofaringeus) : pasien hemoroid masih bisa menerima
rangsangan posterior lidah dan masih bisa merasakan sensasi rasa.
j) BX (Vagus) : pada pasien hemoroid tidak ada ganguan pada
syaraf vagus.
k) BXI (Aksesoirus) : pada pasien hemoroid klien masih bisa
menggerakkan kepala dan tidak ada gangguan pada saraf
aksesorius.
l) BXII (Hipoglosus) : pada pasien hemoroid pergerakan lidah klien
normal.
4) Sistem B4 Perkemihan (Bladder)
Pada pasien hemoroid biasanya system perkemihan normal dan tidak
ada gangguan.
5) Sistem B5 Pencernaan (Bowel)
Pada pasien hemoroid bisa ditemukan distensi abdomen diakarenakan
pasien sulit BAB, konstipasi, adanya benjolan pada anus dan adanya
ulserasi serta ada darah saat BAB, feses keras, adanya pembengkakan
vena hemoroidalis. Pemeriksaan colok dubur hemoroid interna tidak
adapat diraba sebab tekanan vena didalamnya tidak cukup tinggi, dan
biasanay tidak nyeri.
6) Sistem B6 Integumen (Bone)
Pada pasien hemoroid biasanya terjadi anemia karena adanya
perdarahan pada anus, pasien pucat dan akral hangat dan CRT lebih
dari 3 detik (Mutaqqin & Sari, (2013)).
5. Pemeriksaan Fisik
a. Tingkat kesadaran
Biasanya pasien pucat dan lemas karena perdarahan yang
menyebabkan anemia atau pasien mengalami gelisah karena menahan
sakit, serta kesadaran composmentis (Mutaqqin & Sari, (2013)).
b. Tanda – tanda vital
Tanda - tanda vital biasanya normal atau bisa didapatkan perubahan
seperti takikardi, peningkatan pernapasan (Mutaqqin & Sari, (2013)).
c. Kepala : kaji keadaan kulit kepala, bersih atau tidak, ada benjolan atau
tidak, simetris atau tidak, warna rambut, wajah terlihat pucat atau
tidak.
d. Mata : kaji kesimetrisan mata, conjungtiva anemis atau tidak, sclera
ikterik atau tidak
e. Hidung : biasanya ada sekret, hidung tampak kemerahan, adanya
pembengkakan mukosa hidung
f. Mulut dan Tenggorokan : kaji keadaan mulut bersih atau tidak,
keadaan gigi bersih atau tidak
g. Telinga : kaji telinga pasien simetris atau tidak, terdapat sekret atau
tidak, teraba hangat atau tidak
h. Leher : kaji keadaan leher apakah ada pembesaran kelenjar atau tidak,
ada nyeri tekan atau tidak, adanya bendungan vena jugularis atau tidak
i. Dada : kaji bentuk dada pasien simetris atau tidak, ada nyeri tekan atau
tidak, kaji pergerakan nafas pasien
j. Abdomen : kaji bentuk abdomen pasien simetris atau tidak, ada nyeri
tekan atau tidak. Pemeriksaan fisik dapat di lakukan dengan :
Inspeksi, colok dubur, anuskopi dan sigmoidoskopi. Palpasi dilakukan
dengan menggunakan sarung tangan ditambah vaselin dengan
melakuakan rektal tucher, dengan memasukan satu jari kedalam anus.
Dan ditemukan benjolan tersebut dengan konsistensi keras, dan juga
ada perdarahan. Hasil pemeriksaan fisik :
1) Terdapat pembengkakan vena yang mengalami prolaps.
2) Lokasi di ataslinea dentataatau di bawah linea dentata.
k. Genitalia : kaji keadaan genitalia pasien bersih atau tidak
l. Ektremitas : kaji kekuatan otot pasien
m. Integumen : kaji keadaan kulit pasien, ada iritasi atau tidak.
6. Pemeriksaan Diagnostik
a. Colok dubur
b. Anoskop
c. Proktosigmoidoskopi
2.2 Diagnosa
1. Nyeri Akut
2. Defisit Nutrisi
3. Gangguan Pola Tidur
2.3 Intervensi
Kolaborasi :
a. Kolaborasi
pemberian analgetik
jika perlu.
2. Kategori : Fisiologis L.03030 Setelah dilakukan 1.08245
tindakan
Subkategori : Nutrisi keperawatan
dan Cairan selama 2x24 jam
diharapkan risiko
defisit nutisi
Kode : D.0019
membaik dengan
kriteria hasil :
Status Nutrisi
Masalah : Defisit a. Pengetahuan
Nutrisi tentang pilihan
makanan yang
sehat dari skala
3 (sedang)
menjadi skala 4
(cukup
meningkat)
b. Pengetahuan
tentang standar
nutrisi yang
tepat dari skala
2 (cukup
menurun)
menjadi skala 4
(cukup
meningkat)
Kolaborasi :
a. Kolaborasi
pemberian
analgesik, anti
pruritus,
antihistami, jika
perlu
2.4 Implementasi
Pengelolahan dan perwujudan dari rencana keperawatan yang telah disusun
pada tahap perencanaan. Implementasi merupakan tahap proses keperawatan
dimana perawat memberikan intervensi keperawatan langsung dan tidak langsung
terhadap klien.
2.5 Evaluasi
Evaluasi merupakan proses keperawatan yang memungkinkan perawat
untuk menentukan intervensi keperawatan telah berhasil memungkinkan
kondisi klien. Evaluasi merupakan langkah terakhir dalam proses keperawtan
dengan cara melakukan identifikasi sejauh mana tujuan dari rencana
keperawatan tercapai atau tidak.
BAB 3
Pada tanggal 27 Maret 2021 Ny. M Umur 37 tahun diantar keluarganya datang ke
Rs. Jemursari dengan keluhan terdapat benjolan pada anus dan tidak dapat
dimasukkan lagi sejak 1 minggu yang lalu. Keluarga pasien mengatakan Saat
bergerak dan melakukan aktivitas Ny. M mengeluh terasa Nyeri terasa panas dan
seperti ditusuk- tusuk dengan drajat nyeri menunjukkan nilai angka 7-9 . Ny. M
Biodata :
Pasien Penanggung Jawab
Nama : Ny. M Nama : Tn.S
Umur : 37 tahun Umur : 40 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SD Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Petani Pekerjaan : Petani
Status Pernikahan : Menikah Status Pernikahan : Menikah
Alamat : Surabaya Alamat : Surabaya
Diagnosa Medis : Hemoroid Hubungan dengan klien : Anak
No. RM : 123xxx
Tgl. Masuk : 27 Maret 2021
2. Riwayat Kesehatan :
1) Riwayat Penyakit Sekarang
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
KAMPUS A JL. SMEA NO. 57 SURABAYA (031) 8291920, 8284508, FAX (031) 8298582
KAMPUS B RS. ISLAM JEMURSARI JL. JEMURSARI NO. 51-57 SURABAYA
Website : www.unusa.ac.id Email : info@unusa.ac.id
Px mengatakan MRS pada tanggal 27 Maret 2021 diantar oleh keluarganya dengan keluhan terdapat
benjolan pada anus dan tidak dapat dimasukkan lagi sejak 1 minggu yang lalu. Pasien direncanakan
operasi pada tanggal 27 Mei 2021.
2) Riwayat Kesehatan Terdahulu :
1) Penyakit yang pernah dialami
a. Kecelaakan (jenis & waktu): Px mengatakan tidak pernah mengalami kecelakaan
b. Pernah dirawat : Px mengatakan tidak pernah dirawat di rumah sakit
c. Operasi (jenis & waktu) : Px mengatakan tidak pernah dioperasi
d. Penyakit:
- Kronis : Px mengatakan tidak memiliki penyakit kronis
- Akut : Px mengatakan tidak memiliki penyakit akut
e. Terakhir masuki RS : Px mengatakan belum pernah masuk RS.
2) Alergi (obat, makanan, plester, dll) : Px tidak memiliki alergi
3) Kebiasaan :
jenis Frekuensi
Jumlah/Lamanya
Merokok tidak merokok tidak merokok tidak merokok
Kopi tidak minum kopi tidak minum kopi tidak minum
kopi
Alkohol tidak minum tidak minum tidak minum
4) Obat-obatan
Jenis Lamanya Dosis
Tidak ada Tidak ada Tidak ada
............................................................... ................................................ ...................................................
7) Genogram
Keterangan :
Pasien Ny. M berencana untuk mengatur gaya hidup yang sehat dan mulai mencukupi kebutuhan
serat agar sakitnya tak terulang kembali.
Sosial :
Aktivitas atau peran di masyarakat adalah :
Ny. M berperan sebagai warga dan anggota PKK diumahnya.
4. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum :
Kesadaran : [ √] CM [ ] apatis [ ] somnolen [ ]sopor [ ]coma
GCS : E:4 V:5 M:6
Vital Sign : TD : 100/70mmHg
Nadi : Frekuensi : 86x/mnt
Irama : [√] reguler [ ] ireguler
Suhu : 36,6oC
2. Istirahat tidur
Lama tidur : ± 8 jam
Tidur siang : Ya √ Tidak
Kesulitan tidur di RS : Tidak √Ya, alasan: saat malam hari sering terbangun
Kesulitan tidur :
Menjelang tidur
Mudah terbangun √
Tidak segar saat bangun
4. Nutrisi
Frekuensi makan : 3 kali sehari
BB/TB/IMT : 65 kg / 150 cm / 23,5
BB 1 bulan terakhir : √ tetap turun meningkat
Jenis makanan : Nasi dan lauk
Pantangan/alergi : Tidak ada alergi
Nafsu makan : baik √ kurang baik
Masalah pencernaan : √ mual muntah stomatitis nyeri telan
Riwayat operasi/trauma : Tidak ada riwayat operasi
Diet RS : Diet tinggi serat
habis √ ½ porsi ¾ porsi tidak habis
Kebutuhan pemenuhan makan √ mandiri tergantung dengan bantuan
6. Oksigenasi
Sesak napas : Ya √ Tidak
Frekuensi : 20 x / menit
Kapan terjadinya : Normal
Faktor pencetus : Normal
Faktor pemberat : Normal
Batuk : Ya √ Tidak
Sputum : Ya √ Tidak
Nyeri dada : Ya √ Tidak
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
KAMPUS A JL. SMEA NO. 57 SURABAYA (031) 8291920, 8284508, FAX (031) 8298582
KAMPUS B RS. ISLAM JEMURSARI JL. JEMURSARI NO. 51-57 SURABAYA
Website : www.unusa.ac.id Email : info@unusa.ac.id
7. Eliminasi alvi
Frekuensi : 2 hari 1x
Warna/konsistensi : terang bercampur darah dan lendir / keras
Penggunaan pencahar : Ya √ Tidak
Gangguan eliminasi : √ konstipasi diare inkontinensia bowel
Kebutuhan pemenuhan eliminasi alvi: mandiri tergantung √ dengan bantuan
Eliminasi uri
Frekuensi : 4 – 5 kali sehari
Warna/darah : bening kekuningan /tidak ada
Riwayat penyakit : tidak ada
Penggunaan kateter : √ Ya Tidak
Kebutuhan pemenuhan eliminasi uri: mandiri tergantung √ dengan bantuan
6. Sistem tubuh
B1 (Breathing)
Hidung : Normal, simetris, tidak ada polip, tidak ada sekret
Trakea :
Tidak ada sputum, wheezing, dan ronchi
B2 (Bleeding)
nyeri dada pusing sakit kepala
kram kaki palpitasi clubbing finger
Suara jantung
√ normal
lainnya, _______________________________
Edema
palpebra anasarka ekstremitas atas ascites
ekstremitas bawah tidak ada
√ lainnya, daerah anus.
Capillary Refill Time = < 2 detik
B3 (Brain)
√ composmentis apatis somnolen spoor
koma gelisah
Refleks (spesifik) :
Jika diberi rangsangan lansgung memberikan respon
Persepsi sensori
Pendengaran :
Kiri : normal
Kanan : normal
Penciuman : normal
Pengecapan √ manis √ asin √ pahit
Penglihatan :
Kiri : normal
Kanan : normal
B4 (Bladder)
Produksi urine : 700 cc / hari Frekuensi : 5 kali/hari
Warna : bening kekuningan Bau : khas
oliguria poliuri dysuria hematuria nocturia
nyeri √ kateter menetes panas sering
inkotinen retensi cystotomi tidak ada masalah
alat bantu, _______________________
Lainnya, __________________________
B5 (Bowel)
Mulut dan tenggorokan :
Mulut lembab, gigi bersih, tenggorokan normal tidak ada nyeri telan
Abdomen (IAPP) :
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
KAMPUS A JL. SMEA NO. 57 SURABAYA (031) 8291920, 8284508, FAX (031) 8298582
KAMPUS B RS. ISLAM JEMURSARI JL. JEMURSARI NO. 51-57 SURABAYA
Website : www.unusa.ac.id Email : info@unusa.ac.id
B6 (Bone)
Kemampuan pergerakan sendi √ bebas terbatas
Parese : ya √ tidak
Paralise : ya √ tidak
Kekuatan otot : 4444
Sistem Endokrin
Terapi hormon: tidak ada
Karakteristik seks sekunder: tidak ada
Riwayat pertumbuhan dan perkembangan fisik :
perubahan ukuran kepala, tangan, kaki pada saat dewasa
kekeringan kulit atau rambut
exopthalmus polidipsi
goiter poliphagi
hipoglikemia poliuria
intoleran panas postural hipotensi
intoleran dingin kelemahan
Sistem Reproduksi
Laki – laki
Bentuk normal tidak normal,
Kebersihan bersih kotor,
Perempuan
Payudara √ simetris asimetris benjolan, ________________
Bentuk √ normal tidak normal,
Keputihan √ tidak ya,
Siklus haid = 22 hari √ teratur tidak teratur
Masalah Keperawatan:
Nyeri Akut, Risiko Infeksi, Risiko Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh.
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
KAMPUS A JL. SMEA NO. 57 SURABAYA (031) 8291920, 8284508, FAX (031) 8298582
KAMPUS B RS. ISLAM JEMURSARI JL. JEMURSARI NO. 51-57 SURABAYA
Website : www.unusa.ac.id Email : info@unusa.ac.id
5. Pemeriksaan Penunjang :
(Hasil Pemeriksaan Laboratorium, Radiology, EKG, USG, X-Ray dll)
No Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
1 SGOT/AST 20 5-40 U/L
2 SGPT/ALT 15 5-41 U/L
6. Terapi Medis :
Cara Nama Obat Frekuensi Indikasi Efek Samping
Pemberian & Dosis
Intravena Vicilin 3x1 Vicilin: obat yang Vicilin : Efek samping yang
(IV) diproduksi oleh mungkin terjadi selama
Meiji dalam penggunaan Viccillin, antara
bentuk serbuk lain: Gangguan saluran
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
KAMPUS A JL. SMEA NO. 57 SURABAYA (031) 8291920, 8284508, FAX (031) 8298582
KAMPUS B RS. ISLAM JEMURSARI JL. JEMURSARI NO. 51-57 SURABAYA
Website : www.unusa.ac.id Email : info@unusa.ac.id
Asam
traneksamat:obat
untuk menghentikan
perdarahan pada
beberapa kondisi,
seperti mimisan
yang tidak kunjung
berhenti,
menorrhagia,
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
KAMPUS A JL. SMEA NO. 57 SURABAYA (031) 8291920, 8284508, FAX (031) 8298582
KAMPUS B RS. ISLAM JEMURSARI JL. JEMURSARI NO. 51-57 SURABAYA
Website : www.unusa.ac.id Email : info@unusa.ac.id
cedera, prosedur
cabut gigi, atau
perdarahan
pascaoperasi.
Per Oral Ketorolac 2x1 Meredakan BB naik dratis, Sakit perut
30mg/12 jam peradangan dan Mual dan muntah
rasa nyeri. Peningkatan tekanan darah,
Mulut kering
Sariawan.
Parenteral Ringer laktat 20 tpm untuk penderita Efek samping dari larutan
tersedia dehidrasi yang Ringer Laktat adalah:
dalam bentuk mengalami Nyeri dada, detak jantung
dan kekuatan gangguan abnormal, penurunan
dosis berikut: elektrolit di dalam tekanan darah, kesulitan
a. 1000 ml tubuh. bernapas, batuk, bersin-
dengan bersin, ruam, gatal-gatal, dan
5% sakit kepala
dextrose Efek samping lebih serius
b. 500 ml termasuk:
dengan Infeksi di daerah injeksi,
5% trombosis vena atau flebitis
dextrose di daerah injeksi
ekstravasasi, dan
peningkatan volume cairan
(hipervolemia)
Topikal - - - -
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
KAMPUS A JL. SMEA NO. 57 SURABAYA (031) 8291920, 8284508, FAX (031) 8298582
KAMPUS B RS. ISLAM JEMURSARI JL. JEMURSARI NO. 51-57 SURABAYA
Website : www.unusa.ac.id Email : info@unusa.ac.id
ANALISA DATA
Nama klien : Ny. M No. Register : 123xxx
Umur : 37 tahun Diagnosa Medis : Hemoroid
Ruang Rawat : Mawar Alamat : Surabaya
TGL/JAM DATA FOKUS ETIOLOGI PROBLEM
27- 03-2021 Ds : Peradangan pada pleksus Nyeri Akut
08.00 -pasien mengatakan nyeri akibat benjolan dibagian hemoroidalis
anus.
timbul
Do :
- Px terlihat meringis kesakitan Kompresi saraf lokal
- TTV:
TD = 100/70 mmHg
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
KAMPUS A JL. SMEA NO. 57 SURABAYA (031) 8291920, 8284508, FAX (031) 8298582
KAMPUS B RS. ISLAM JEMURSARI JL. JEMURSARI NO. 51-57 SURABAYA
Website : www.unusa.ac.id Email : info@unusa.ac.id
Nadi = 86 x / menit
RR = 20 x / menit
Suhu = 36,6°C
Nyeri Akut
- TD 140/90 mmHg
N 80 x/ menit
RR 20x/ menit
S 36 C
- Kuantitas tidur malam dari jam 20.00 –
04.00
- Kuantitas tidur siang dari jam 12.00 –
13.00
1. Nyeri akut berhubungan dengan peradangan pada pleksus hemoroidalis ditandai dengan kompresi saraf lokal
benjolan di anus.
2. Defisist Nutrisi dari kebutuhan b/d Kurangnya asupan nutrisi t/d Nafsu makan menurun.
3. Gangguan pola Tidur b/d kurangnya kontrol tidur t/d pasien mengeluh sulit tidur
RENCANA TINDAKAN
Nama Klien : Ny. M No. Register : 123xxx
Umur : 37 tahun Diagnosa Medis : Hemoroid
Ruang Rawat : Mawar Alamat : Surabaya
N
Diagnosa Keperawatan SLKI SIKI
o.
1. Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 Manajemen Nyeri (08238)
dengan peradangan pada jam diharapkan tingkat nyeri akut menurun dengan Observasi :
pleksus hemoroidalis ditandai kriteria hasil : a. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
dengan kompresi saraf lokal Tingkat Nyeri (L.08066) kualitas, intensitas nyeri.
benjolan di anus. (D.0077) a. Keluhan nyeri mampu dituntaskan dari skala 2 b. Identifikasi skala nyeri
(cukup meningkat) menjadi skala 4 (cukup c. Monitor efek samping penggunaan analgetik.
menurun) Terapeutik :
b. Kesulitan tidur dari skala 2 (cukup meningkat) a. Berikan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa
menjadi 4 (cukup menurun) nyeri
c. Gelisah dari skala 3 (sedang) menjadi 5 b. Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
( menurun) Edukasi :
d. Kemampuan menuntaskan aktifitas dari skala a. Jelaskan strategi meredakan nyeri
1 (menurun) menjadi 4 (cukup meningkat) b. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa
nyeri
Kolaborasi :
a. Kolaborasi pemberian analgetik jika perlu.
Defisist Nutrisi dari kebutuhan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 Manajemen Nutrisi (1.03119)
2. b/d Kurangnya asupan nutrisi jam diharapkan risiko defisit nutisi membaik dengan Observasi :
t/d Nafsu makan menurun kriteria hasil : a. Indentifikasi status nutrisi.
(D0019) Status Nutrisi (L03030) b. Monitor asupan makanan
a. Pengetahuan tentang pilihan makanan yang sehat Terapeutik :
dari skala 3 (sedang) menjadi skala 4 (cukup a. Fasilitasi menentukan pedoman diet (misal piramida
meningkat) makanan)
b. Pengetahuan tentang standar nutrisi yang tepat b. Beri makanan tinggi serat untuk mencegah konstipasi
dari skala 2 (cukup menurun) menjadi skala 4 Edukasi :
(cukup meningkat) a. Ajarkan diet yang diprogamkan
Kolaborasi :
a. Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori
dan jenis nutrian yang dibutuhkan, jika perlu
3. Gangguan pola Tidur b/d Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 Perawatan Kenyamanan (1.08245)
kurangnya kontrol tidur t/d jam diharapkan risiko defisit nutisi membaik dengan Observasi :
pasien mengeluh sulit tidur kriteria hasil : a. Identifikasi gejala yag tidak menyenangkan (mis. Mual,
(D.0055) Status Kenyamanan (L08064) nyeri, gatal, sesak)
a. Kesejahteraan Fisik dari skala 3 (sedang) menjadi b. Identifikasi pemahaman tentang kondisi, situasi dan
skala 4 (cukup meningkat) perasaannya
b. Rileks dari skala 2 (cukup menurun) menjadi Terapeutik :
skala 4 (cukup meningkat) a. Berikan posisi yang nyaman
c. Keluhan Tidak nyaman dari skala 2 (cukup b. Berikan kompres dingin atau hangat
meningkat) menjadi skala 4 (cukup menurun) c. Ciptakan lingkungan yang nyaman
d. Keluhan Sulit tidur dari skala 1 (meningkat) d. Berikan terapi hypnosis
menjadi skala 5 (menurun) e. Dukung keluarga dan pengasuh terlihat dalam dalam
terapi/ pengobatan
Edukasi :
a. Jelaskan mengenai kondisi dan pilihan terapi/ pengobatan
b. Ajarkan terapi relaksasi
Kolaborasi :
a. Kolaborasi pemberian analgesik, antipruritus,antihistamin
CATATAN PERKEMBANGAN
Nama Klien : Ny. M No. Register : 123xxx
Umur : 37 tahun Diagnosa Medis : Hemoroid
Ruang Rawat : Mawar Alamat : Surabaya
No Dx Tanggal Jam Implementasi Evaluasi Nama/TTD
1. 28 – 03 - 2021 12.00 a. Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, S:
frekuensi, kualitas, intensitas nyeri. a. pasien mengatakan bahwa nyeri sudah
b. Mengidentifikasi skala nyeri sedikit berkurang
c. Memonitor efek samping penggunaan b. pasien mengatakan sudah bisa mengatasi
analgetik. nyerinya sedikit demi sedikit.
d. Memberikan teknik non farmakologis untuk O:
mengurangi rasa nyeri a. Pasien nampak rileks
e. Mengontrol lingkungan yang memperberat b. TTV :
rasa nyeri TD : 110/80 mmHg
N : 90x/menit
RR : 20x/menit
Suhu : 36,50C
A : Masalah teratasi sebagaian
P : Lanjutkan intervensi
2. 28 – 03 - 2021 13.00 a. Mengukur tanda- tanda vital S:
b. Mengukur skala nyeri a. Pasien mengatakan nyeri sedikit berkurang
c. Memberikan injeksi ketorolac 1 amp melalui b. Pasien mengatakan sudah melakukan tehnik
intravena nafas dalam dan distraksi
d. Mengobservasi reaksi non verbal O:
Hasil TTV
TD : 100/70 mmHg
N : 80 x/menit RR : 20 x/menit
Skala nyeri 4 (0-10)
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
O:
Kesadaran kompos mentis E3V5M6
Hasil TTV
TD : 90/60 mmHg
N : 84 x/menit
RR : 20 x/menit
Skala nyeri 3 (0-10)
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
4. 29 – 03 - 2021 13.00 a. Mengobservasi adanya tanda dan gejala
infeksi pada area sekitar perban S:
b. Mempertahankan asepsis untuk pasien a. Pasien mengatakan kaki belum dapat
berisiko digerakkan karena efek anestesi
c. Memantau skala nyeri b. Pasien terlihat tenang dan rileks.
d. Menganjurkan pasien untuk makan agar c. Tidak ada kemerahan pada area sekitar luka
asupan nutrisi cukup O:
e. Menganjurkan istirahat yang cukup - Pasien tampak meringis
- Skala nyeri 7 (0-10)
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
5. 30 – 03 - 2021 12.00 a. Mengidentifikasi status nutrisi. S:
b. Memonitor asupan makanan a. Pasien mengatakan konstipasi yang
c. Memfasilitasi menentukan pedoman diet dirasakan sudah mulai berkurang, dan mulai
(misal piramida makanan) memperhatikan kebutuhan asupan yang
d. Memberi makanan tinggi serat untuk sesuai.
mencegah konstipasi O:
a. Wajah pasien sudah tidak pucat
b. Diit sudah diterapkan bertahap
c. Nilai laborat terbaru
Hemoglobin 11g/dL ↓ → ↑14g/dL
Hematokrit 28% ↓ → ↑39%
Menunjukkan normal.
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
6. 30– 03 – 2021 14.00 a. Mengajarkan keluarga Melakukan perawatan S:
luka dengan mengganti balutan pada pasien a. Keluarga Pasien mengatakan sudah mulai
b. Mempertahankan teknik balutan steril ketika Paham caranya mengganti balutan pada luka
melakukan perawatan luka pasien.
c. Mengkaji luka operasi b. Pasien sudah mampu mempertahankan
d. Memonitor adanya kemerahan pada luka balutan steril ketika melakukan perawatan
e. Menganjurkan makan sedikit tapi sering luka dengan bantuan keluarga ataupun
petugas kesehatan
O : Ny. M dan Keluarga mendengarkan dengan baik
informasi yang sudah diberikan perawat.
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan