TENSION PNEUMOTHRAX
COVER
Oleh :
Januardi Rahman
NIM. 20191033031072
FAKULTAS KEDOKTERAN
2023
BAB I
PENDAHULUAN
Kejadian cedera dada merupakan salah satu trauma yang sering terjadi,
jika tidak ditangani dengan benar akan menyebabkan kematian, kejadian trauma
dada terjadi sekitar seperempat dari jumlah kematian akibat trauma yang terjadi,
serta sekitar sepertiga dari kematian yang terjadi berbagai rumah sakit. Beberapa
akumulasi udara dalam rongga pleura, sebagai akibat dari proses penyakit atau
rongga pleura. Tekanan di rongga pleura pada orang sehat selalu negatif untuk
merupakan suatu cedera dada yang umum di temukan pada kejadian trauma
diluar rumah sakit, serta merupakan kegawat daruratan yang harus di berikan
kerumah sakit.
1.2 Tujuan
Tujuan dari penulisan referrat ini adalah untuk mengetahui lebih banyak
1.3 Manfaat
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
adanya penyakit paru yang diketahui, termasuk iatrogenik) dan sekunder (terjadi
pada pasien yang mengidap penyakit paru). Simple pneumothorax dapat berubah
rongga pleura tetapi tidak dapat keluar atau tertahan di dalam rongga pleura.
arah” dari paru-paru atau melalui dinding dada. Udara terperangkap dalam
kavum pleura dan dengan cepat membuat paru-paru kolaps. Ventilasi tekanan
Rongga dada mempunyai dua struktur yang penting dan digunakan untuk
melakukan proses ventilasi dan oksigenasi, yaitu pertama tulang, tulang – tulang
Kemudian yang kedua adalah otot-otot pernapasan yang sangat berperan pada
proses inspirasi dan ekspirasi 6 . Jika salah satu dari dua struktur tersebut
contoh kasusnya, adanya fraktur pada tulang iga atau tulang rangka akibat
kecelakaan, sehingga bisa terjadi keadaaan flail chest atau kerusakan pada otot
pernapasan akibat trauma tumpul, serta adanya kerusakan pada organ viseral
abdominal bagian atas, baik itu disebabkan oleh trauma tumpul, tajam, akibat
akan dapat masuk kedalam rongga pleura. Jumlah dari keseluruhan tekanan
parsial dari udara pada kapiler pembuluh darah rata-rata (706 mmHg).
tekanan pleura lebih rendah dari -54 mmHg (-36 cmH2O) yang sangat sulit
terjadi pada keadaan normal. Jadi yang menyebabkan masuknya udara pada
rongga pleura adalah akibat trauma yang mengenai dinding dada dan merobek
pleura parietal atau visceral, atau disebabkan kelainan konginetal adanya bula
pada subpleura yang akan pecah jika terjadi peningkatan tekanan pleura.
2.3 Manifestasi Klinis
ingin makan udara (air hunger), takipnea, distres respirasi, takikardi, hipotensi,
deviasi trakhea menjauhi sisi pneumotoraks, distensi vena leher, tidak adanya
dan sianosis (manifestasi terlambat), serta saturasi arteri dengan pulse oxymeter
2.4 Diagnosis
suara nafas unilateral, distensi vena leher, dan bisa menjadi sianosis pada
manifestasi lanjutnya.
Inspeksi :
- Dapat terjadi pencembungan pada sisi yang sakit (hiper ekspansi dinding dada)
- Pada waktu respirasi, bagian yang sakit gerakannya tertinggal c. Trakea dan
Palpasi :
- Pada sisi yang sakit, ruang antar iga dapat normal atau melebar
Perkusi :
- Suara ketok pada sisi sakit, hipersonor sampai timpani
- Batas jantung terdorong ke arah toraks yang sehat, apabila tekanan intrapleura
tinggi
Auskultasi :
- Pada bagian yang sakit, suara napas melemah sampai menghilang
2.5 Tatalaksana
- Kasa steril
- Alkohol
- IV kateter 14 G
Langkah :
- Memasukkan kateter jarum besar ke dalam ruang pleura (kavum pleura). Lokasi
- Jarum (needle) diambil dan cath tetap menancap yang kemudian difiksasi
dengan plester.
- Setelah tidak didapatkan udara keluar dari needle, dilanjutkan pemasangan mini-
dan dimasukkan ke dalam botol infus yang berisi air setengah botol, dengan
ujung selang infus tenggelam hingga dasar botol. Pasien dievaluasi undulasi dan
KESIMPULAN
Trauma dada merupakan salah satu kejadian trauma yang sring terjadi dan bila tidak
Pneumotoraks adalah salah satu dari trauma dada yang akan sering ditemukan pada
adanya udara pada rongga potensial antara pleura visceral dan parietal. Penanganan atau
identifikasi awal sangat penting untuk dilakukan mengetahui tanda dan gejala awal dari
pneumototaks. Identifikasi awal dari pneumotoraks yang dapat kita lihat dari tanda dan
gejalanya. Pada awal terjadinya pneumotoraks seperti, nyeri dada, sesak napas, gelisah,
takipneu, takikardia, pergerakan dada yang asimetris, hipersonor pada saat kita
melakukan pemeriksaan dada, dan menghilangnya suara napas pada paru yang
mengalami pneumotoraks. Dan tanda dan gejala lanjut yang terjadi seperti, penurunan
kesadaran, deviasi trakea kearah kontralateral, hipotensi, adanya distensi dari vena
leher, sianosis. Semua gejala diatas sangat tergantung dari seberapa banyak udara yang
terperangkap pada rongga pleura. Pemberian bantuan hidup dasar pada penderita sangat
Jalota Sahota R, Sayad E. Tension Pneumothorax. [Updated 2022 Nov 28]. In:
PMC1726546.
Identitas : Tn.X - KLL 1. Syok 1.1 Syok - Foto thorax - MRS - Monitoring - Menjelaskan
Hipovolemik Hipovolemik e.c TTV pada keluarga
Anamnesis : - deviasi trachea Tension - O2 Nasal pasien tentang
2. Penumothorax Pneumothorax kanul - Monitoring penyakit pasien
- KU : KLL, Sesak, Susah - Dinding dada keluhan
bicara, Gelisah asimetris 1.2 Syok - Needle - Menjelaskan
Hippvolemik e.c thoracostomy terapi yang
- RPS : Sesak, Susah bicara - Jejas (+) thorax
dextra Open - Infus RL diberikan dan
- RPD : - pneumothorax efek sampingnya
- Gerakan - WSD
- RPK : - dinding dada - Menjelaskan
tertinggal & - Rujuk Sp.B kepada pasien
- RPSos : -
Bulging komplikasi dan
prognosis
- Perkusi
Pemeriksaan Fisik : Hipersonor
- Primary Survey - Takikardi
- A : Clear dengan kontrol - Hipotensi
C-Spine ; deviasi trakea ke
sinistra - CRT
Memanjang
- B : bentuk dan gerak
asimetris, dada kanan - Sianosis
tertinggal dan bulging, VBS - JVP Meningkat
kanan (-), Perkusi
hipersonor
- C : N 120x/m ; T 80/40
mmHg; CRT 3dtk
- D : GCS 456; pupil isokor
3/3, reflex cahaya +/+
- Secondary Survey :
- a/r Kepala : a/i/c/d : -/-/+/-
- a/r coli : massa KGB (-);
JVP meningkat
- a/r thorax : jejas (+) thorax
dextra
- a/r abdomen : datar,
lembut, bising usus normal,
nyeri tekan (-), nyeri lepas
(-), defans muskular (-)
- a/r genitalia : dbn
- a/r ekstremitas : dbn