TINJAUAN TEORI
2. Tipe Keluarga
Menurut Widagdo, 2016 tipe keluarga terdiri dari tipe keluarga
tradisional dan non tradisional yaitu :
a. Tipe keluarga Tradisional terdiri atas beberapa tipe seperti :
1) The nuclear family (keluarga inti), yaitu keluarga yang terdiri
atas suami, istri dan anak, baik anak kandung maupun anak
angkat
2) The dyad family (keluarga dyad), suatu rumah tangga yang
terdiri atas suami istri dan tanpa anak
3) Single parent, yaitu keluarga terdiri atas satu orang tua dengan
anak (kandung atau angkat)
4) Single adult, yaitu suatu rumah tangga yang terdiri atas satu
orang dewasa. Tipe ini bisa terjadi pada orang dewasa yang
tidak menikah atau belum mempunyai suami atau istri
5) Extended family, keluarga yang terdiri atas keluarga inti
ditambahkan keluarga lain seperti paman, bibi, kakek, nenek
dan sebagainya
6) Middle aged or elderly couple, orang tua yang tinggal sendiri
dirumah, karena anak-anak sudah membangun karir sendiri
atau sudah menikah.
7) Kin network family, beberapa keluarga yang tinggal bersama
atau saling berdekatan dan menggunakan barang-barang
pelayanan seperti dapur atau kamar mandi yang sama.
6. Penatalaksanaan DM Tipe 2
Tujuan penatalaksanaan pasien dengan DM menurut Tarwoto, 2012
adalah :
a. Menormalkan fungsi dari insulin dan menurunkan kadar glukosa
darah.
b. Mencegah komplikasi vaskuler dan neuropati
c. Mencegah terjaidnya hipoglikemi dan ketoasidosis
Penumpukan
glikoprotein dinding
sel
Infeksi
Penyakit jantung
Neuropati Retinopati Nefropatik koroner
diabetik diabetik diabetik
Penyembuhan luka
lambat
Kehilangan Kebutaan Gagal ginjal
sensasi tahap akhir
Mati rasa
pada
ekstremitas
C. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN DIABETES MELITUS
DALAM KONTEKS KELUARGA
1. Pengkajian keperawatan
Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dimana seorang
perawat mulai mengumpulkan informasi tentanf keluarga yang di
binanya. Tahap pengkajian ini merupakan proses yang sistematis
dalam pengumpulan data dari berbagai sumber untuk mengevaluasi
dan mengidentifikasi status kesehatan keluarga. (Lyer et al, 1996
dalam setiadi, 2008)
Pengkajian individu dalam keluarga menurut Kemenkes, 2013
a. Pengkajian yang difokuskan pada :
1) Data keluarga yang meliputi : nama kepala keluarga, alamat,
agama, suku, bahasa sehari-hari, jarak pelayanan kesehatan
terdekat, dan alat transportasi didalam keluarga
2) Data anggota keluarga yang terdiri dari : nama, umur, jenis
kelamin, pendidikan terakhir, pekerjaan saat ini, status gizi,
tanda-tanda vital, status imunisasi dasar, dan penggunaan alat
bantu
3) Status kesehatan anggota keluarga saat ini : keadaan umum,
riwayat penyakit/alergi
4) Data pengkajian individu yang sakit : keadaan umum, sirkulasi,
cairan, perkemihan, pernafasan, muskuloskeletal, neurosensori,
kulit, istirahat dan tidur, status mental, komunikasi dan budaya,
kebersihan diri, perawatan sehari-hari, dan data penunjang
individu yang sakit (lab, radiologi, EKG, USG)
5) Data penunjang keluarga : rumah dan sanitasi lingkungan,
PHBS di rumah tangga
b. Pengkajian yang difokuskan pada kemampuan keluarga dalam
melakukan tugas kesehatan keluarga, meliputi : mnegenal maslaah
kesehatan, mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan
yang tepat, merawat anggota kleuarga yang sakit, memelihara
lingkungan rumah yang sehat dan menggunakan fasilitas/
pelayanan kesehatan dimasyarakat
Dasar data pengkajian diabetes melitus menurut Marilynn E.
Doenges, 2009.
1) Aktivitas/ istirahat
Gejala : lemah, letih, lesu, sulit bergerak/berjalan, kram otot,
tonus otot menurun, gangguan tidur atau istirahat
Tanda : takikardi dan takipnea pada keadaan istirahat atau
dengan aktivitas, latergis/disorientasi, koma
2) Sirkulasi
Gejala : adanya riwayat hipertensi, kebas dan kesemutan pada
ekstremitas, ulkus pada kaki, penyembuhan yang lama
Tanda : takikardi, hipertensi, nadi yang menurun atau tidak ada,
disritmia, krekles, DVJ (GJK), kulit panas, kering, dan
kemerahan, bola mata cekung
3) Integritas ego
Gejala : stress, tergantung pada orang lain, masalah finansial
yang berhubungan dnegan kondisi
Tanda : ansietas, peka rangsang
4) Eliminasi
Gejala : perubahan pla berkemih (poliuria), nokturia, rasa
nyeri/terbakar, kesulitan atau berkemih (infeksi), ISK baru atau
berulang, nyeri tekan abdomen
Tanda : urine encer, pucat, kuning, poliuria (dapat berkembang
menjadi oliguria/anuria jika terjadi hipovolemi berat), abdomen
keras, adnaya sites, bising usus lemah dan menurun. Hiperaktif
(diare).
5) Makanan / cairan
Gejala : hilangnya nafsu makan, mual/muntah, tidak mengikuti
diet, peningkatan masukan glukosa/kabohidrat, penurunan
berat badan lebih dari periode beberpa hari/minggu, haus,
penggunaan diuretik (tiazid)
Tanda : kulit kering/bersisik, turgor kulit jelek, kekakuan atau
distensi abdomen, muntah, pembesaran tiroid (peningkatan
kebutuhan metabolik dengan peningkatan gula darah), bau
halitosis, bau buah (nafas aseton).
6) Neurosensori
Gejala : pusing/ pening, sakit kepala, kesemutan, kebas,
kelemahan otot, parestesia, gangguan penglihatan
Tanda : disorientasi, mengantuk, latergi, stupor/koma (tahap
lanjut), gangguan memori (baru, masa lalu), kacau mental,
refleks tendon dalam (RTD) menurun (koma), aktivitas kejang
(tahap lanjut dari DKA)
7) Nyeri/kenyamanan
Gejala : abdomen yang tegang atau nyeri (sedang/berat)
Tanda : wajah meringis dengan palpitasi, tampak snagat
berhati-hati
8) Pernafasan
Gejala : merasa kekurangan oksigen, batuk dengan / tanpa
sputum purulen (tergantung adanya infeksi atau tidak)
Tanda : batuk dengan atau tanpa sputumpurulen (infeksi),
frekuensi pernafasan
9) Keamanan
Gejala : kulit kering, gatal, ulkus kulit
Tanda : kulit rusak, lesi atau ulserasi, menurunnya kekuatan
umum atau rentang gerak, parestesia/ paralesis otottermasuk
otot-otot pernafasan (jika kadar kalium menurun dengan cukup
tajam)
10) Seksualitas
Gejala : rebas vagina (cenderung infeksi), masalah impoten
pada pria, kesulitan orgasme pada wanita
11) Penyuluhan atau pembelajaran
Gejala : faktor resiko keluarga DM, penyakit jantung, stroke,
hipertensi, penyembuhan yang lambat, penggunaan obat seperti
steroid, diuretik (tiazid), dilantin dan fneobarbital (dapat
meningkatkan kadar glukosa darah), mungkin tidak
memerlukan obat diuretik.
Rencana pemulangan : mungkin memerlukan bantuan dalam
pengaturan diet, pengobatan, perawatan diri, pemantauan
terhadap glukosa darah.
2. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan merupakan kesimpulan yang ditarik dari data
yang dikumpulkan tentang pasien. Diagnosa keperawatan berfungsi
sebagai alat untuk menggambarkan masalah pasien yang dapat
ditangani oleh perawat. Cara yang seragam dan standar untuk
mengidentifikasi, memfokuskan dan melabel fenomena yang spesifik
memungkinkan perawat untuk menangani respon pasien yang efektif
(andarmoyo, 2012).
Diagnosa keperawatan yang dikemukakan oleh Joyce M.Black & Jane
Hokanson Hawks, 2009.
a. Kesiapan untuk meningkatkan kemampuan perawatan mandiri
b. Resiko glukosa darah tidak stabil
3. Rencana keperawatan
Perencanaan adalah bagian dari fase pengorganisasian dalam proses
keperawatan keluarga yang meliputi penentuan, tujuan, keperawatan
(jangka panjang/pendek), penetapan standar dan kriteria serta
menentukan perencanaan untuk mengatasi masalah. (Setiadi, 2008)
Rencana keperawatan menurut Aplikasi Asuhan Keperawatan pasien
dnegan DM berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC,
2015.
a. Defisit nutrisi berhubungan dengan peningkatan kebutuhan
metabolisme. Berat badan lebih berhubungan dengan kurang
aktivitas fisik (harian/mingguan/kelebihan konsumsi gula)
Tujuan : setelah dilakukan kunjungan klien akan memperlihatkan
peningkatan status nutrisi
Kriteria hasil : berat badan dalam batas normal/ideal, kadar glukosa
darah dalam batas normal
Rencana tindakan :
1) Kaji pola pemasukan diet dan status nutrisi klien
2) Anjurkan klien untuk makan dan makanan ringan sesuai
dengan waktu yang telah ditetapkan dalam program diet
Diabetes Melitus
3) Libatkan keluarga untuk memonitor pemasukan nutrisi setiap
hari, bantu klien saat waktu makan bila kelelahan, berikan
makanan pengganti bila tidak mau makan saat waktunya
makan
4) Anjurkan keluarga untuk memberikan lingkungan yang rileks
dan berikan waktu yang cukup untuk makan
5) Berikan klien dan keluarga konsultasi Diabetes Melitus yang
dibutuhkan untuk menghitung jumlah kalori yang dibutuhkan
dan di intruksikan melalui kolaborasi dengan ahli gizi
6) Anjurkan klien dan keluarga untuk memonitor kadar glukosa
darah sebelum makan, berikan makanan yang dibutuhkan atau
insulin/obat hipoglikemi oral sebagaimana program terapi
7) Monitor efektifitas pemberian insulin/obat oral sebagaimana
program terapi
8) Libatkan keluarga untuk memonitor tanda dan gejala
hipoglikemia dan lakukan tindakan/lapor ke petugas kesehatan
sesuai prosedur yang dijelaskan
9) Anjurkan klien untuk melakukan aktivtas yang dapat
ditoleransi, khususnya pada klien yang memiliki intake nutrisi
berlebih yang dibutuhkan tubuh dan anjurkan klien istirahat
pada klien yang mempunyai intake nutrisi yang kurang
10) Anjurkan klien untuk timbang berat badan setiap hari dengan
waktu dan alay yang sama
b. Defisit pengetahuan mengenai penyakit Diabets Melitus dan
penatalaksanaan dirumah berhubungan dengan kurang terpaparnya
informasi
Tujuan : setelah dilakukan kunjungan klien dan keluarga akan
memperlihatkan peningkatan pengetahuan tentang penyakit
Diabetes Melitus
Kriteria hasil : klien dan keluarga dapat menjelaskan tentang
pengertian, penyebab, tanda dan gejala, akibat lanjut, cara
perawatan klien denga diabetes melitus, cara menciptakan
lingkungan yang aman untuk klien dengan DM, serta
memanfaatkan sumber dan fasilitas yang ada untuk penanganan
diabetes melitus.
Rencana tindakan :
1) Jelaskan kepada klien dan keluarga tentang penyakit Diabetes
Melitus (pengertian, penyebab, tanda dan gejala dan akibat
lanjut atau komplikasi)
2) Jelaskan kepada klien dan keluarga tentang cara pencegahan
penyakit Diabetes Melitus
3) Jelaskan kepada klien dan keluarga tentang cara perawatan
klien yang menderita DM dirumah meliputi : diet, latihan, obat-
obatan, dan kebersihan diri, senam kaki, perawatan kaki/luka
DM serta cara memantau kadar glukosa darah
4) Jelaskan kepada klien dan keluarga tentang tanda-tanda
hipoglikemia dan cara penanganan awalnya
5) Jelaskan tentang pentingnya menjaga kebersihan dan penataan
lingkungan yang dapat mencegah terjadinya cidera kepada
klien dengan DM\
6) Jelaskan tentang fasilitas kesehatan (puskesmas dan rumah
sakit) yang dapat dimanfaatkan untuk penanganan masalah DM
c. Ketidak stabilan kadar glukosa darah berhubungan dengan
resistensi insulin
Tujuan : setelah dilakukan kunjungan sebanyak 3 kali Ny. U akan
memperlihatkan status kadar gula darah dalam batas normal
Kriteria hasil :
1) Tidak ada gejala seperti polidipsi, poliuria dan polifagia serta
kelelahan yang berlebihan
2) Gula darah sewaktu dalam batas normal (<200mg/dl)
3) Gula darah puasa dalam batas normal (<120mg/dl)
Rencana tindakan :
1) Monitoring tanda dan gejala polidipsia, poliuria, polifagia,
kelelahan, mata kabur dan sakit kepala
2) Lakukan pemeriksaan gula darah sewaktu dan puasa
3) Lakukan pengukuran tanda-tanda vital
4) Identifikasi faktor pemicu terjadinya hiperglikemia
5) Berikan informasi kepada klien dan keluarga tentang penerapan
diit dan latihan fisik
6) Anjurkan klien untuk minum obat sesuai program terapi
7) Jelaskan manfaat minum obat dan efek dari tidak minum obat
d. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan kerusakan sirkulasi,
penurunan sensasi
Tujuan : setelah dilakukan kunjungan klien akan memperlihatkan
integritas kulit yang utuh
Kriteria hasil : integritas kulit utuh, sirukulasi daerah luka kembali
normal, tidak ada tanda-tanda infeksi
Rencana tindakan :
1) Kaji faktor penyebab gangguan integritas kulit
2) Kaji kondisi yang mengalami kemerahan, lesi, blister, bengkak
dan cairan luka
3) Lakukan perawatan luka sesuai dengan kondisi luka dan
program terapi luka dengan memperhatikan teknik aseptik
selama melakukan perawatan luka
4) Anjurkan klien menjaga kutuhan kulit disekitar luka
5) Anjurkan keluarga untuk mempertahankan intake diet klien
secara adekuat untuk membantu proses penyembuhan luka
6) Libatkan keluarga dalam melakukan perawatan kaki untuk
menjaga keutuhan integritas klien
7) Jelaskan kepada keluarga tentang tanda-tanda luka yang
mengalami infeksi yang perlu dilaporkan kepada
perawat/medis
4. Implementasi keperawatan
Implementasi atau tindakan adalah pengelolaan dan perwujudan dari
rencana keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan. Pada
tahap ini perawat yang mengasuh keluarga sebaiknya tidak bekerja
sendiri, tetapi perlu melibatkan secara integritas semua profesi
kesehatan yang menjadi tim perawatan kesehatan dirumah. (seriadi,
2008)
Pada proses implementasi perawat keluarga harus memperhatikan
prinsip-prinsip dalam pelaksanaan keperawatan keluarga menurut
Andarmoyo, 2012 yaitu :
a. Interaksi dimana fokusnya adalah komunikasi, dinamika dan
hubungan internal keluarga, struktur, fungsi serta saling
ketergantungan subsistem keluarga dengan kesehatan di
lingkungannya
b. Pendekatan yang dilakukan adalah pemecahan masalah dengan
menggunakan proses keperawatan
c. Mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki keluarga
d. Kegiatan utama dalam pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga
e. Memberikan asuhan keperawatan keluarga secara keseluruhan
f. Melibatkan peran serta aktif seluruh anggota keluarga
g. Memanfaatkan semaksimal mungkin sumber daya
h. Penggunaan teknologi tepat guna selama perawatan di rumah
5. Evaluasi keperawatan
Evaluasi yang diharapkan berdasarkan smeltzer & Bare, 2002
a. Defisit nutrisi berhubungan dnegan peningkatan kebutuhan
metabolisme. Berat badan lebih berhubungan dnegan kurangnya
aktivitas fisik harian/mingguan atau kelebihan mengkonsumsi gula
1) Berat badan dalam batas normal/ideal
2) Kadar glukosa darah dalam batas normal
b. Defisit pengetahuan mengenai penyakit diabetes melitus dan
penatalaksanaan dirumah berhubungan dengan kurang terpaparnya
informasi
1) Klien dan kleuarga dapat menjelaskan tentang pengertian
diabetes melitus, penyebab, tanda dan gejala, akibat lanjut, dan
cara perawatannya dirumah
2) Klien dan keluarga dapat menciptakan lingkungan yang aman
untuk klien diabetes melitus
3) Pemanfaatan sumber dan fasilitas dalam penanganan diabetes
melitus
c. Ketidak stabilan kadar glukosa darah berhubungan dengan
resistensi insulin
1) Tidak ada gejala seperti polidipsia, poliuria, polifagia, dan
kelelahan yang berlebih
2) Gula darah sewaktu dalam batas normal (<200mg/dl)
3) Gula darah puasa dalam batas normal (<120mg/dl)
d. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan kerusakan sirkulasi,
penurunan sensasi
1) Integritas kulit utuh, sirukulasi daerah luka kembali normal
2) Tidak adanya tanda-tanda infeksi
3) Rutin periksa ke pelayanan kesehatan
e. Perubahan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan perfusi
jaringan
1) Sensitifitas jaringan perifer memadai yang ditandai dengan
ekstremitas tidak kebas/kesemutan, tidak terjadi kecelakaan
atau injury
f. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan diuresis osmotik,
kehilangan gastrik yang berlebihan (mual dan muntah)
1) Tanda-tanda vital dalam batas normal
2) Input dan output cairan seimbang
3) Turgor kulit elastis dan mukosa lembab