LAPORAN KEGIATAN
A. Tinjauan Kasus
Pada bab ini penulis akan mengkaji hasil pengkajian yang telah
penulis lakukan tanggal 30 April 2014 kepada Ny. “Y” yang dirawat
a. Identitas Pasien
32
33
Beji, Depok
b. Riwayat Keperawatan
1) Keluhan utama
rumah sakit.
leher terasa sakit bila di gerakan dan ada luka kecil meradang ,
pasien.
5) Riwayat alergi
6) Riwayat psikososial
jamur-jamur, dan
obat.
cc/hari.
padat.
oleh perawat.
perawat.
jam.
luang dengan
menonton televisi.
d. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum
Pasien Ny. “Y” keadaan umum pasien tampak sakit sedang tingkat
37,5 C.
3) Pemeriksaan kepala
4) Pemeriksaan leher
meradang.
39
5) Pemeriksaan mata
Mata pasien simetris antara kiri dan kanan dan sklera bersih serta
konjungtiva anemis.
6) Pemeriksaan telinga
Telinga simetris antara kanan dan kiri tidak terdapat luka serta tidak
terdapat serumen.
7) Pemeriksaan mulut
8) Pemeriksaan wajah
9) Pemeriksaan dada
e. Pemeriksaan Penunjang
1 30 April 1. Hematologi
390.000
Granulosid 80 % 35-80
Monosit 12 % 2-15
FL
MCV 77 75-100
pg
MCH 28,2 25,0-35,0
g/dl
MCHC 36,8 31,0-38,0
2. Kimia darah
< 31
< 41
390.000
Granulosid 80 % 35-80
Monosit 12 % 2-15
FL
MCV 77 75-100
pg
MCH 28,2 25,0-35,0
g/dl
MCHC 36,8 31,0-38,0
2. Kimia darah
< 31
< 41
mg/dl
GDS 229 < 140
mEq/l
Natrium 135 135-145
mEq/l
Klorida 104 95-105
mEq/l
Kalium 4,0 3,5-5,3
390.000
Granulosid 80 % 35-80
Monosit 12 % 2-15
FL
MCV 77 75-100
pg
MCH 28,2 25,0-35,0
g/dl
MCHC 36,8 31,0-38,0
43
2. Kimia darah
Perempuan :
u/L
SGPT 20 < 31
Perempuan :
< 41
f. Therapy obat
1. Oral
tahan tubuh
2. Parental
(memperlambat absorsi
makanan)
3. Lain-lain
elektrolit
2. Analisa Data
turun.
Do : keadaan umum
terlihat pucat.
37,5 ºC menjadi
S : 38 ºC
RR : 20 x/menit
N: 92 x/menit
Hasil LAB:
LED: 22 mm/jam
Do : - porsi makan
hanya ¼ yang di
habiskan,
- Muntah 2X
- Pasien tampak
lemas
- Mukosa mulut
kering
- Amandel merah
meradang
- Terdapat stomatitis
- Pasien mengatakan
banyak BAK
Do : - Tugor kulit
kurang elastis
membran mukosa
kering
47
- Amandel merah
meradang
output / 24 jam
tidak seimbang.
Intake : 1300 cc
Output : 1450 cc
- TTV
Pengisian kapiler :
4 detik/menit
S : 38 ºC
RR : 20 x/menit
N: 92 x/menit
3. Intervensi Tindakan
No Masalah Intervensi
Obat
Obat
4. Implementasi Tindakan
istirahat cukup
pada dahi
vital
S : 38 ºC
RR : 20 x/menit
TD : 110/90 mmHg
N : 80 x/menit
pagi
menarik
yang menarik
interitin, nonflamin )
infus
vital
S : 38 ºC
RR : 20 x/menit
51
TD : 110/90 mmHg
N : 80 x/menit
tetesan infus
nonflamin )
vital
S : 38 ºC
52
RR : 20 x/menit
TD : 110/90 mmHg
N : 80 x/menit
vital
TD : 110/80 mmHg
RR : 20 x/menit
HR : 80 x/menit
S : 37,5 ºC
16.00 Dp 1
Membantu memandikan
pasien
17.00 Dp 1
Memonitor tetesan infus
18.00 Dp 1
Berkolaborasi dengan dokter
di dahi pasien
20.00 Dp 1
Menganjurkan untuk memakai
pakaian tipis
53
vital
TD : 110/80 mmHg
RR : 20 x/menit
HR : 80 x/menit
S : 37,5 ºC
16.10 Dp 2
Membantu pasien untuk
menyikat gigi
16.20 Dp 2
Menganjurkan pasien untuk
sore
17.10 Dp 2
Berkolaborasi dengan dokter
Menghidangkan makanan
20.00 Dp 2 nonflamin)
Mengobservasi keadaan
vital
TD : 110/80 mmHg
RR : 20 x/menit
HR : 80 x/menit
S : 37,5 ºC
16.10 Dp 3
Membantu pasien BAK ke
toilet
16.20 Dp 3
Mengamati dengan cermat
55
17.10 Dp 3 nonflamin)
Mengobservasi keadaan
umum
vital
TD : 110/80 mmHg
RR : 20 x/menit
56
HR : 80 x/menit
S : 36,5 ºC
16.00 Dp 1
Membantu memandikan
pasien
16.30 Dp 1
Memonitor tetesan infus
18.00 Dp1
Berkolaborasi dengan dokter
di dahi pasien
20.00 Dp 1
Menganjurkan untuk memakai
pakaian tipis
vital
TD : 110/80 mmHg
RR : 20 x/menit
HR : 80 x/menit
S : 36,5 ºC
16.10 Dp 2
Membantu pasien untuk
57
menyikat gigi
sore
kecepatan infus
nonflamin)
vital
TD : 110/80 mmHg
RR : 20 x/menit
HR : 80 x/menit
S : 37,5 ºC
16.10 Dp 3
Membantu pasien BAK ke
toilet
16.20 Dp 3
Mengamati dengan cermat
tetesan infus
17.00 Dp 3
Memberikan obat oral setelah
nonflamin)
17.10 Dp 3
Berkolaborasi dengan dokter
kecepatan infus
19.00 Dp 3
Menghitung banyaknya output
Mengobservasi keadaan
umum
5. Evaluasi Keperawatan
2. Pasien gelisah
4. S: 38 ºC
7. Hasil LAB:
LED: 22 mm/jam
P: Intervensi dilanjutkan
60
hangat
Dp 1 pemberian obat
infus
pakaian tipis
S : 38 ºC
RR : 20 x/menit
TD : 110/90 mmHg
N : 80 x/menit
61
BB Awal : 65 kg
BB Akhir : 59 kg
P: Intervensi dilanjutkan
pemberian obat
Output: 1450 cc
mukosa kering
P: Intervensi dilanjutkan
Indikasi
62
4. Monitor TTV
2. Pasien gelisah
4. S: 37,5 ºC
5. Hasil LAB :
LED: 22 mm/jam
P: Intervensi dilanjutkan
hangat
pemberian obat
infus
pakaian tipis
2014 membaik
S : 37.5 ºC
RR : 20 x/menit
TD : 110/90 mmHg
N : 80 x/menit
BB Awal : 65 kg
BB Akhir : 61 kg
P: Intervensi dilanjutkan
pemberian obat
Output: 1400 cc
mukosa kering
P: Intervensi dilanjutkan
Indikasi
4. Monitor TTV
2014 panas
4. S: 36,3 ºC
P: Intervensi dihentikan
2014 baik
BB Awal : 65 kg
BB Akhir : 63 kg
P: Intervensi dihentikan
2014 lemas
O: 1. Intake: 1300 cc
Output: 1350cc
mukosa lembab
P: Intervensi dihentikan
B. PEMBAHASAN
keperawatan yang dilakukan serta kesenjangan antara teori dan praktek secara
1. Pengkajian
dan keperawatan klien, baik fisik, mental, sosial dan lingkungan (Effendy,
1995).
67
BB: 65 kg. TB: 160 cm, pasien tampak tidak nyaman, keadaan umum
2. Diagnosa Keperawatan
dan riwayat penyakit pasien. Diagnosa pasien yang didapat dari Diabetes
a) Diagnosa Keperawatan I
demam.
68
b) Diagnosa Keperawatan II
saat dikaji pasien porsi makan pasien hanya ¼ saja yang dihabiskan.
3. Intervensi Keperawatan
membantu klien dalam beralih dari tingkat kesehatan saat ini ke tingkat
Anjurkan pasien untuk minum air hangat, kompres hangat pada ketiak,
leher, dahi, dan lipatan paha, observasi tanda-tanda vital, anjurkan pasien
pakaian tipis. Tujuan dari intervensi yang dilakukan penulis adalah untuk
dengn dokter dalam pemberian obat. Tujuan dari intervensi yang penulis
makan.
yaitu Anjurkan pasien banyak minum sesuai indikasi, monitor intake dan
output pasien, berikan terapi cairan sesuai indikasi, monitor TTV, kaji
lakukan adalah pasien tidak mengalami dehidrasi dan tidak tampak lemas,
4. Implementasi Keperawatan
makanan dengan hidangan hangat dan menarik, pemberian obat anti mual.
cermat tetesan infus sesuai anjuran dokter. Diagnosa pasien sudah teratasi
membutuhkan bantuan.
banyak kesulitan yang dihadapi karena pasien dan juga keluarga pasien
dengan masalah yang pasien hadapi dan didasarkan dengan teori yang
ada.
5. Evaluasi