Anda di halaman 1dari 40

BAB III

LAPORAN KEGIATAN

A. Tinjauan Kasus

1. Pengkajian Keperawatan Dasar

Pada bab ini penulis akan mengkaji hasil pengkajian yang telah

penulis lakukan tanggal 30 April 2014 kepada Ny. “Y” yang dirawat

diruang Heliconia ISOLASI 312 di RS Graha Permata Ibu yang

masuk pada tanggal 30 April 2014 dengan diagnosa medisnya adalah

Diabetes Mellitus Type II dan Morbilli.

Tanggal pengkajian : 30 April 2014

Tanggal masuk : 30 April 2014

Ruang / Kelas : Heliconia 312 / Isolasi

Nomor register : 605781

Diagnosa : Diabetes Mellitus Type II dan Morbili

a. Identitas Pasien

Nama pasien : Ny. “Y”

Jenis kelamin : Perempuan

Usia : 43 tahun 10 bulan

Status perkawinan : Sudah menikah

Agama : Kristen protestan

Suku bangsa : Indonesia

32
33

Pendidikan :D3 Perhotelan

Bahasa yang digunakan : Indonesia

Pekerjaan : Karyawan hotel

Alamat : Jalan Madura No. 41 Rt. 01 Rw. 05

Beji, Depok

Sumber biaya : Pribadi

Sumber informasi : Pasien dan keluarga

b. Riwayat Keperawatan

1) Keluhan utama

Pasien mengatakan demam ± 5 hari naik turun sebelum masuk

rumah sakit.

2) Riwayat kesehatan sekarang

Pasien datang dengan keluhan demam ± 5 hari naik turun,

leher terasa sakit bila di gerakan dan ada luka kecil meradang ,

riwayat Diabetes Mellitus ± 8 tahun, timbul bercak merah,

mual, lemas. Sebelum pasien dirawat di RS GPI pasien hanya

diobati oleh keluarga dirumah karena keluarga berfikir

pasien hanya demam dan luka biasa tetapi beberapa hari

kemudian demam pasien tidak kunjung membaik dan luka

mulai meradang serta timbul bercak merah sampai akhirnya

keluarga pasien membawa pasien ke rumah sakit dan

akhirnya pihak rumah sakit memutuskan agar pasien


34

dirawat katena pasien didiagnosa terkena penyakit Diabetes

Mellitus Type II dan Morbili.

3) Riwayat kesehatan masa lalu

Pasie mengatakan bahwa pasien sebelumnya pernah dirawat di

rumah sakit dengan penyakit diabetes mellitus yang sama

namun tidak separah saat ini.

4) Riwayat kesehatan keluarga

Suami pasien mengatakan bahwa dalam keluarga pasien ada

yang mengalami diabetes mellitus type II yaitu ayah kandung

pasien.

5) Riwayat alergi

Pasien mengatakan mempunyai alergi terhadap sayuran kol,

jamur-jamur, dan udang.

6) Riwayat psikososial

Saat dilakukan pengkajian pasien dan keluarga sangat

kooperatif mampu merespon pertanyaan dengan baik.

c. Pola Kebiasaan Sehari-hari

No Kebiasaan sehari-hari Di rumah Di rumah sakit

1 Pola nutrisi Pasien mengatakan Pasien mengatakan

a. Makan memiliki frekuensi memiliki frekuensi

makan 3 kali/hari dan makan 3 kali/hari.

snack pada jam Selama di rumah

tertentu. Dengan nafsu sakit nafsu makan


35

makan yang baik. berkurang. Dengan

Biasanya pasien porsi makan hanya

sarapan dengan nasi ¼ porsi. Dengan

dan lauk. Pukul 09.00 menu diet lunak,

WIB kue, jam makan rendah gula, dan

siang dengan nasi, rendah garam.

lauk dan sayuran. Sore

atau malam dengan

nasi, lauk, atau buah.

Pasien memiliki alergi

makanan seperti kol,

jamur-jamur, dan

udang namun pasien

tidak memiliki alergi

obat.

b. Minum Pasien mengatakan Pasien mengatakan

memiliki frekuensi memiliki frekuensi

minum 1200 cc/hari. minum ± 1500

Dengan jenis cc/hari. Dengan jenis

minuman air mineral, minuman air mineral

teh, dan kopi. dan teh.

2. Pola eliminasi Pasien mengatakan Pasien mengatakan

a. BAK memiliki frekuensi memiliki frekuensi


36

BAK ± 4 kali/hari. BAK 6-8 kali/hari.

Dengan waktu yang Dengan waktu tidak

tidak menentu. Warna menentu dan lebih

urine kuning jernih sering pada malam

dalam jumlah ± 1000 hari. Warna urine

cc/hari. kuning kecoklatan

dalam jumlah ± 1600

cc/hari.

b. BAB Pasien mengatakan Pasien mengatakan

memiliki frekuensi memiliki frekuensi

BAB 1-2 kali/hari. BAB 1 kali/hari.

Dengan waktu tidak Dengan waktu di

menentu yang pagi hari yang

berwarna coklatan berwarna coklat

dengan konsistensi kehitaman dengn

padat. konsistensi setengah

padat.

3. Pola personal hygiene Pasien mengatakan Pasien mengatakan

a. Mandi mempunyai frekuensi mempunyai

mandi 2 kali/hari. frekuensi mandi 2

Pasien mandi kali/hari. Pasien

menggunakan sabun. mandi menggunakan

sabun dan dibantu


37

oleh perawat.

b. Oral hygiene Pasien mengatakan Pasien mengatakan

mempunyai frekuensi mempunyai

oral hygiene ± 3 kali frekuensi oral

kali/hari. Dengan hygiene ± 2 kali/hari.

waktu sebelum tidur, Dengan waktu pagi

pagi, dan sore. hati dan sore hari

yang di bantu oleh

perawat.

c. Cuci rambut Pasien mengatakan Selama dirawat di

mempunyai frekuensi rumah sakit pasien

mencuci rambut 2 belum mencuci

kali/minggu. Dengan rambut karena

menggunakan keadaan kesehatan

shampo. yang belum stabil.

4. Pola istirahat tidur Pasien mengatakan Pasien mengatakan

a. Tidur malam hari mempunyai pola tidur mempunyai pola

malam hari ± 8 jam. tidur malam hari ± 6

jam.

b. Tidur siang hari Pasien mengatakan Pasien mengatakan

mempunyai pola tidur mempunyai pola

siang ± 2 jam. tidur siang ± 4 jam.

5. Pola aktivitas dan Kegiatan pasien yang Kegiatan pasien


38

latihan dilakukan adalah yang dilakukan

berkerja sebagai selama di rumah

karyawan hotel, sakit hanya

mengurus pekerjaan berbaring dan duduk

rumah tangga, pasien di tempat tidur.

biasa mengisi waktu

luang dengan

menonton televisi.

Tabel 3.1 Pola kebiasaan sehari-hari

d. Pemeriksaan Fisik

1) Keadaan umum

Pasien Ny. “Y” keadaan umum pasien tampak sakit sedang tingkat

kesadaran pasien yaitu composmentis.

2) Pemeriksaan Tanda-tanda vital

Pemeriksaan vital sign kepada Ny. “Y” setelah dilakukan pemeriksaan

diketahui, TD: 120/80 mmHg, N: 92 x/menit, RR: 20 x/menit, dan S:

37,5 C.

3) Pemeriksaan kepala

Kepala pasien berbentuk simetris, tidak ditemukan adanya benjolan

tetapi terdapat pitak akibat kerontokan rambut.

4) Pemeriksaan leher

Leher pasien terdapat luka diabetes mellitus type II yang sedang

meradang.
39

5) Pemeriksaan mata

Mata pasien simetris antara kiri dan kanan dan sklera bersih serta

konjungtiva anemis.

6) Pemeriksaan telinga

Telinga simetris antara kanan dan kiri tidak terdapat luka serta tidak

terdapat serumen.

7) Pemeriksaan mulut

Terdapat stomatitis, amandel pasien meradang, lidah tidak kotor.

8) Pemeriksaan wajah

Bentuk wajah pasien oval terdapat bercak merah yang merupakan

gejala dari penyakit morbili.

9) Pemeriksaan dada

Bentuk dada pasien simetris, pernapasan klien saat dikaji normal,

terdapat bercak merahyang merupakan gejala dari penyakit morbili.

10) Pemeriksaan abdomen

Bentuk abdomen pasien simetris dan tidak ditemukan benjolan atau

luka di bagian abdomen, terdapat bercak merah yang merupakan

gejala dari penyakit morbili.

11) Pemeriksaan anggota gerak

Pasien belum bisa menggerakan tubuh dengan aktif karena masih

tampak lemas dan kedua kakinya tampak normal, terdapat bercak

merah yang merupakan gejala dari penyakit morbili.


40

e. Pemeriksaan Penunjang

No Tanggal Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal

1 30 April 1. Hematologi

2014 Hemoglobin 14,3 gr/dl 11,0-16,5

Leukosit 7.100 /mm3 3.500-10.000

Eritrosit 5,08 Juta/mm3 350-550

Trombosit 273.000 /mm3 150.000-

390.000

Haematokrit 39,0 % 40,0-52,0

LED 22 mm/jam < 15 mm/ jam

Granulosid 80 % 35-80

Hitung limfosit 8 % 15-50

Monosit 12 % 2-15
FL
MCV 77 75-100
pg
MCH 28,2 25,0-35,0
g/dl
MCHC 36,8 31,0-38,0

2. Kimia darah

Creatin 1,8 0,6-1,3


mg/dl
Ureum 55 Wanita < 50
mg/dl
tahun 15-40

SGOT 21 u/L Perempuan :

< 31

SGPT 20 u/L Perempuan :


41

< 41

GDS 231 mg/dl < 140

Natrium 135 mEq/l 135-145


mEq/l
Klorida 104 95-105
mEq/l
Kalium 4,0 3,5-5,3

2 1 Mei 2014 1. Hematologi

Hemoglobin 14,3 gr/dl 11,0-16,5

Leukosit 7.100 /mm3 3.500-10.000

Eritrosit 5,08 Juta/mm3 350-550

Trombosit 273.000 /mm3 150.000-

390.000

Haematokrit 39,0 % 40,0-52,0

LED 22 mm/jam < 15 mm/ jam

Granulosid 80 % 35-80

Hitung limfosit 13 % 15-50

Monosit 12 % 2-15
FL
MCV 77 75-100
pg
MCH 28,2 25,0-35,0
g/dl
MCHC 36,8 31,0-38,0

2. Kimia darah

Creatin 1,6 0,6-1,3


mg/dl
Ureum 53 Wanita < 50
mg/dl
tahun 15-40
42

SGOT 21 u/L Perempuan :

< 31

SGPT 20 u/L Perempuan :

< 41
mg/dl
GDS 229 < 140
mEq/l
Natrium 135 135-145
mEq/l
Klorida 104 95-105
mEq/l
Kalium 4,0 3,5-5,3

3 2 Mei 2014 1. Hematologi

Hemoglobin 14,3 gr/dl 11,0-16,5

Leukosit 7.100 /mm3 3.500-10.000

Eritrosit 5,08 Juta/mm3 350-550

Trombosit 273.000 /mm3 150.000-

390.000

Haematokrit 39,0 % 40,0-52,0

LED 22 mm/jam < 15 mm/ jam

Granulosid 80 % 35-80

Hitung limfosit 15 % 15-50

Monosit 12 % 2-15
FL
MCV 77 75-100
pg
MCH 28,2 25,0-35,0
g/dl
MCHC 36,8 31,0-38,0
43

2. Kimia darah

Creatin 1,3 mg/dl 0,6-1,3

Ureum 50 mg/dl Wanita < 50


u/L
SGOT 21 tahun 15-40

Perempuan :
u/L
SGPT 20 < 31

Perempuan :

< 41

GDS 200 < 140


mg/dl
Natrium 135 mEq/l 135-145

Klorida 104 mEq/l 95-105

Kalium 4,0 mEq/l 3,5-5,3

Tabel 3.2 pemeriksaan penunjang

f. Therapy obat

No Nama obat Dosis Kegunaan

1. Oral

a. Cefixtin 1 tab (ekstra) Untuk inflamasi tonsil

b. Sanmol 3 x 1 tab Untuk penurun panas

c. Isoprinosin 3 x 500 gr Untuk campak

d. Sanadryl 3 x 1 sdm Untuk obat batuk

e. Imunos 1 x 1 sdm Untuk meningkatkan daya

tahan tubuh

f. Nonfilamin 2 x 1 kap Untuk anti peradangan


44

karena luka dan analgesik

g. Episan 3 x 1 sdm Untuk lambung

h. FG troces 3 x 1 tab Untuk radang tenggorokan

2. Parental

 Ceftriaxone 2 mg Untuk antibiotik

 Acran 2 x 1 amp Untuk lambung

 Cortidex 2 x 1 amp Untuk radang

 Invomit 2 x 1 amp Untuk mual

 Remopain 3 x 1 amp Untuk nyeri akut

 Pumpicel 3 x 1 amp Untuk usus

 Novorapid 1 x 1 amp Untuk DM type II

(memperlambat absorsi

makanan)

 Levemir 1 x 1 amp Untuk DM

3. Lain-lain

a. RL 20 tpm Untuk asupan cairan

elektrolit

b. Bedak salycil Untuk ruam pada kulit

Tabel 3.3 therapy obat


45

2. Analisa Data

No Hari/Tanggal Data Etiologi Masalah

1. Rabu, 30 Ds : pasien Proses Hipertermi

April 2014 mengatakan demam inflamasi

demam ± 5 hari naik

turun.

Do : keadaan umum

kompos metis, pasien

tampak lemas, pasien

terlihat pucat.

Suhu awal di IGD :

37,5 ºC menjadi

S : 38 ºC

RR : 20 x/menit

TD: 120/80 mmHg

N: 92 x/menit

Hasil LAB:

LED: 22 mm/jam

GDS: 238 mg/dl

2. Rabu, 30 Ds : pasien Low Intake Gangguan

April 2014 mengatakan nafsu kebutuhan

makan berkurang nutrisi


46

disertai mual, muntah

dan sakit bila menelan.

Do : - porsi makan

hanya ¼ yang di

habiskan,

- Muntah 2X

- Pasien tampak

lemas

- Mukosa mulut

kering

- Amandel merah

meradang

- Terdapat stomatitis

3. Rabu, 30 Ds : - pasien Intake cairan Kekurangan

April 2014 mengatakan sering tidak adekuat volume

merasa haus namun cairan tubuh

sakit bila menelan

- Pasien mengatakan

banyak BAK

Do : - Tugor kulit

kurang elastis

membran mukosa

kering
47

- Amandel merah

meradang

- Jumlah intake dan

output / 24 jam

tidak seimbang.

Intake : 1300 cc

Output : 1450 cc

- TTV

Pengisian kapiler :

4 detik/menit

S : 38 ºC

RR : 20 x/menit

TD: 120/80 mmHg

N: 92 x/menit

Tabel 3.4 analisa data

3. Intervensi Tindakan

No Masalah Intervensi

1. Hipertermi 1. Anjurkan pasien untuk minum air hangat

berhubungan dengan 2. kompres hangat pada ketiak, leher,

proses infeksi atau dahi, dan lipatan paha.

proses perjalanan 3. Observasi tanda-tanda vital

penyakit. 4. Anjurkan pasien untuk banyak istirahat


48

5. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian

Obat

6. Monitor dengan cermat kecepatan infus

7. Anjurkan pasien untuk memakai pakaian tipis

8. Monitor input dan output

2. Gangguan kebutuhan 1. Anjurkan pasien untuk meningkatkan nafsu

nutrisi yang makan dengan hidangan makanan hangat dan

berhubungna dengan menarik

anoreksia. 2. Observasi tanda-tanda vital

3. Bantu pasien melaksanakan oral hygiene

4. Berkonsul dengan ahli gizi

5. Kolaborasi dengn dokter dalam pemberian

Obat

3. Kekurangan volume 1. Anjurkan pasien banyak minum sesuai

cairan tubuh Indikasi

berhubungan dengan 2. Monitor intake dan output pasien

Intake cairan tidak 3. Berikan terapi cairan sesuai indikasi

adekuat. 4. Monitor TTV

5. Kaji Nadi perifer, dan tugor kulit

6. Kolaborasi dengan LAB dalam pemeriksaan

elektrolit secara berkala

7. Bantu pasien dalam pola BAK

Tabel 3.5 intervensi tindakan


49

4. Implementasi Tindakan

No Hari/Tanggal Waktu DP Implementasi

1. Rabu, 30 April 07:00 Dp 1  Menganjurkan pasien minum

2014 air hangat

07:30 Dp 1  Menganjurkan pasien untuk

istirahat cukup

09:00 Dp 1  Menganjurkan pasien untuk

menggunakan pakaian tipis

10:00 Dp 1  Berkolaborasi dengan dokter

dalam pemberian obat

11.00 Dp 1  Memonitor input dan output

12:00 Dp 1  Memonitor tetesan infus

13.00 Dp 1  Memberikan kompres hangat

pada dahi

14:00 Dp 1  Mengobservasi tanda-tanda

vital

S : 38 ºC

RR : 20 x/menit

TD : 110/90 mmHg

N : 80 x/menit

Rabu, 30 April 07.00 Dp 2  Menganjurkan pasien

2014 meningkatkan nafsu makan


50

07.30 Dp 2  Menganjurkan pasien untuk

lebih banyak istirahat

08.00 Dp 2  Ahli gizi memberikan snack

pagi

09.00 Dp 2  Berkolaborasi dengan dokter

dalam memberikan obat

10.00 Dp 2  Konsul dengan ahli gizi untuk

diit makanan hangat dan

menarik

11.30 Dp 2  Memberikan obat oral

sebelum makan (episan 10 cc)

11.45 Dp 2  Menghidangkan makanan

yang menarik

12.15 Dp 2  Memberikan obat oral setelah

makan (isoprinosin, sanadryl,

interitin, nonflamin )

13.00 Dp 2  Memonitor cermat kecepatan

infus

14.00 Dp 2  Mengobservasi tanda-tanda

vital

S : 38 ºC

RR : 20 x/menit
51

TD : 110/90 mmHg

N : 80 x/menit

Rabu, 30 April 07.00 Dp 3  Menganjurkan pasien lebih

2014 banyak minum

08.00 Dp 3  Memonitor intake dan output

09.00 Dp 3  Ahli gizi memberikan teh

manis hangat rendah gula

bersama dengan snack pagi

10.00 Dp 3  Berkolaborasi dengan dokter

dalam memberikan obat

11.00 Dp 3  Mengamati dengan cermat

tetesan infus

12.00 Dp 3  Memberikan obat oral setelah

makan (sanmol, Fg troces,

isoprinosin, sanadryl, interitin,

nonflamin )

13.00 Dp 3  Menghitung banyaknya output

melalui urine pasien yang

ditampung dalam botol urine

14.00 Dp 3  Mengobservasi tanda-tanda

vital

S : 38 ºC
52

RR : 20 x/menit

TD : 110/90 mmHg

N : 80 x/menit

2. Kamis, 01 Mei 14.00 Dp 1  Mengnjurkan pasien minum

2014 air hangat

14.30 Dp 1  Menganjurkan pasien untuk

istirahat yang cukup

15.10 Dp 1  Mengobservasi tanda-tanda

vital

TD : 110/80 mmHg

RR : 20 x/menit

HR : 80 x/menit

S : 37,5 ºC
16.00 Dp 1
 Membantu memandikan

pasien
17.00 Dp 1
 Memonitor tetesan infus
18.00 Dp 1
 Berkolaborasi dengan dokter

dalam pemberian obat


19.00 Dp 1
 Memberikan kompres hangat

di dahi pasien
20.00 Dp 1
 Menganjurkan untuk memakai

pakaian tipis
53

Kamis, 01 Mei 14.00 Dp 2  Menganjurkan pasien untuk

2014 meningkatkan nafsu makan

14.30 Dp 2  Menganjurkan pasien untuk

istirahat yang cukup

15.10 Dp 2  Mengobservasi tanda-tanda

vital

TD : 110/80 mmHg

RR : 20 x/menit

HR : 80 x/menit

S : 37,5 ºC
16.10 Dp 2
 Membantu pasien untuk

menyikat gigi
16.20 Dp 2
 Menganjurkan pasien untuk

lebih banyak istirahat


17.00 Dp 2
 Ahli gizi memberikan snack

sore
17.10 Dp 2
 Berkolaborasi dengan dokter

dalam pemberian obat


17.30 Dp 2
 Konsul dengan ahli gizi untuk

diit hangat dan menarik


18.00 Dp 2
 Memberikan obat oral

sebelum makan (episan 10 cc)


18.30 Dp 2
54

 Menghidangkan makanan

19.00 Dp 2 yang hangat dan menarik

 Memonitor dengan cermat

19.30 Dp 2 kecepatan infus

 Memberikan obat oral setelah

makan (sanmol, Fg troces,

isoprinosin, sanadryl, interitin,

20.00 Dp 2 nonflamin)

 Mengobservasi keadaan

umum (mual dan anoreksia)

Kamis, 01 Mei 14.00 Dp 3  Menganjurkan pasien lebih

2014 banyak minum

14.30 Dp 3  Memonitor intake dan output

15.10 Dp 3  Mengobservasi tanda-tanda

vital

TD : 110/80 mmHg

RR : 20 x/menit

HR : 80 x/menit

S : 37,5 ºC
16.10 Dp 3
 Membantu pasien BAK ke

toilet
16.20 Dp 3
 Mengamati dengan cermat
55

17.00 Dp 3 tetesan infus

 Memberikan obat oral setelah

makan (sanmol, Fg troces,

isoprinosin, sanadryl, interitin,

17.10 Dp 3 nonflamin)

 Berkolaborasi dengan dokter

18.00 Dp 3 dalam memberikan obat

 Memonitor dengan cermat

19.00 Dp 3 kecepatan infus

 Menghitung banyaknya output

melalui urine pasien yang

20.00 Dp 3 ditampung dalam botol urine

 Mengobservasi keadaan

umum

(Intake cairan tidak adekuat)

3. Jumat, 02 Mei 14.00 Dp 1  Menganjurkan pasien minum

2014 air hangat

14.30 Dp 1  Menganjurkan pasien untuk

istirahat yang cukup

15.10 Dp 1  Mengobservasi tanda-tanda

vital

TD : 110/80 mmHg

RR : 20 x/menit
56

HR : 80 x/menit

S : 36,5 ºC
16.00 Dp 1
 Membantu memandikan

pasien
16.30 Dp 1
 Memonitor tetesan infus
18.00 Dp1
 Berkolaborasi dengan dokter

dalam pemberian obat


19.00 Dp 1
 Memberikan kompres hangat

di dahi pasien
20.00 Dp 1
 Menganjurkan untuk memakai

pakaian tipis

Jumat, 02 Mei 14.00 Dp 2  Menganjurkan pasien untuk

2014 meningkatkan nafsu makan

14.30 Dp 2  Menganjurkan pasien untuk

istirahat yang cukup

15.10 Dp 2  Mengobservasi tanda-tanda

vital

TD : 110/80 mmHg

RR : 20 x/menit

HR : 80 x/menit

S : 36,5 ºC
16.10 Dp 2
 Membantu pasien untuk
57

menyikat gigi

16.20 Dp 2  Menganjurkan pasien untuk

lebih banyak istirahat

17.00 Dp 2  Ahli gizi memberikan snack

sore

17.10 Dp 2  Berkolaborasi dengan dokter

dalam pemberian obat

17.30 Dp 2  Konsul dengan ahli gizi untuk

diit hangat dan menarik

18.00 Dp 2  Memberikan obat oral

sebelum makan (episan 10 cc)

18.30 Dp 2  Menghidangkan makanan

yang hangat dan menarik

19.00 Dp 2  Memonitor dengna cermat

kecepatan infus

19.30 Dp 2  Memberikan obat oral setelah

makan (sanmol, Fg troces,

isoprinosin, sanadryl, interitin,

nonflamin)

20.00 Dp 2  Mengobservasi keadaan

umum (mual dan anoreksia)

Jumat, 02 Mei 14.00 Dp 3  Menganjurkan pasien lebih

2014 banyak minum


58

14.30 Dp 3  Memonitor intake dan output

15.10 Dp 3  Mengobservasi tanda-tanda

vital

TD : 110/80 mmHg

RR : 20 x/menit

HR : 80 x/menit

S : 37,5 ºC
16.10 Dp 3
 Membantu pasien BAK ke

toilet
16.20 Dp 3
 Mengamati dengan cermat

tetesan infus
17.00 Dp 3
 Memberikan obat oral setelah

makan (sanmol, Fg troces,

isoprinosin, sanadryl, interitin,

nonflamin)
17.10 Dp 3
 Berkolaborasi dengan dokter

dalam memberikan obat


18.00 Dp 3
 Memonitor dengan cermat

kecepatan infus
19.00 Dp 3
 Menghitung banyaknya output

melalui urine pasien yang

ditampung dalam botol urine


20.00 Dp 3
59

 Mengobservasi keadaan

umum

(Intake cairan tidak adekuat)

Tabel 3.6 implementasi tindakan

5. Evaluasi Keperawatan

No Hari / Tanggal DP Evaluasi

1. Rabu, 30 April Dp 1 S: Pasien mengatakan “ tubuhnya demam

2014 selama 5 hari”

O: 1. Kulit pasien teraba hangat

2. Pasien gelisah

3. Pasien tampak pucat dan lemas

4. S: 38 ºC

5. Amandel tampak merah meradang

6. Terdapat luka diabetes di leher

7. Hasil LAB:

LED: 22 mm/jam

GDS: 231 mg/dl

A: Masalah belum teratasi

P: Intervensi dilanjutkan
60

1. Anjurkan pasien untuk minum air

hangat

2. kompres hangat pada ketiak, leher,

dahi, dan lipatan paha.

3. Observasi tanda-tanda vital

4. Anjurkan pasien untuk banyak istirahat

5. Kolaborasi dengan dokter dalam

Dp 1 pemberian obat

6. Monitor dengan cermat kecepatan

infus

7. Anjurkan pasien untuk memakai

pakaian tipis

Rabu, 30 April Dp 2 S: pasien mengatakan nafsu makan berkurang

2014 disertai mual dan muntah

O: 1. Porsi makan tidak habis

2. Berat badan menurun

3. Pasien tampak gelisah

4. Observasi tanda-tanda vital

S : 38 ºC

RR : 20 x/menit

TD : 110/90 mmHg

N : 80 x/menit
61

BB Awal : 65 kg

BB Akhir : 59 kg

A: Masalah belum teratasi

P: Intervensi dilanjutkan

1. Anjurkan pasien untuk meningkatkan

nafsu makan dengan hidangan makanan

hangat dan menarik

Dp 2 2. Observasi tanda-tanda vital

3. Bantu pasien melaksanakan oral hygiene

4. Berkonsul dengan ahli gizi

5. Kolaborasi dengn dokter dalam

pemberian obat

Rabu, 30 April Dp 3 S: Pasien mengatakan lemas

2014 O: 1. Intake: 1300 cc

Output: 1450 cc

2. Tugor kulit tidak elastis membran

mukosa kering

3. Personal hygiene kurang aktivitas

memerlukan bantuan orang lain

A: Masalah belum teratasi

P: Intervensi dilanjutkan

1. Anjurkan pasien banyak minum sesuai

Indikasi
62

2. Monitor intake dan output pasien

3. Berikan terapi cairan sesuai indikasi

4. Monitor TTV

5. Kaji Nadi perifer, dan tugor kulit

6. Kolaborasi dengan LAB dalam

pemeriksaan elektrolit secara berkala

2. Kamis, 01 Mei Dp 1 S: Pasien mengatakan “ tubuhnya demam

2014 selama 5 hari”

Dp 1 O: 1. Kulit pasien teraba hangat

2. Pasien gelisah

3. Pasien tampak pucat dan lemas

4. S: 37,5 ºC

5. Hasil LAB :

LED: 22 mm/jam

GDS: 229 mg/dl

A: Masalah teratasi sebagian

P: Intervensi dilanjutkan

1. Anjurkan pasien untuk minum air

hangat

2. kompres hangat pada ketiak, leher,

dahi, dan lipatan paha.

3. Observasi tanda-tanda vital


63

4. Anjurkan pasien untuk banyak istirahat

5. Kolaborasi dengan dokter dalam

pemberian obat

6. Monitor dengan cermat kecepatan

infus

7. Anjurkan pasien untuk memakai

pakaian tipis

Kamis, 01 Mei Dp 2 S: Pasien mengatakan nafsu makan mulai

2014 membaik

Dp 2 O: 1. Porsi makan habis ½ dari yang disajikan

2. Berat badan menurun

3. Pasien tampak gelisah

4. Observasi tanda-tanda vital

S : 37.5 ºC

RR : 20 x/menit

TD : 110/90 mmHg

N : 80 x/menit

BB Awal : 65 kg

BB Akhir : 61 kg

A: Masalah teratasi sebagian

P: Intervensi dilanjutkan

1. Anjurkan pasien untuk meningkatkan


64

nafsu makan dengan hidangan makanan

hangat dan menarik

2. Observasi tanda-tanda vital

3. Bantu pasien melaksanakan oral hygiene

4. Berkonsul dengan ahli gizi

5. Kolaborasi dengn dokter dalam

pemberian obat

Kamis, 01 Mei Dp 3 S: Pasien mengatakan lemas

2014 O: 1. Intake: 1300 cc

Output: 1400 cc

Dp 3 2. Tugor kulit tidak elastis membran

mukosa kering

3. Personal hygiene kurang aktivitas

memerlukan bantuan orang lain

A: Masalah teratasi sebagian

P: Intervensi dilanjutkan

1. Anjurkan pasien banyak minum sesuai

Indikasi

2. Monitor intake dan output pasien

3. Berikan terapi cairan sesuai indikasi

4. Monitor TTV

5. Kaji Nadi perifer, dan tugor kulit

6. Kolaborasi dengan LAB dalam


65

pemeriksaan elektrolit secara berkala

3. Jumat, 02 Mei Dp 1 S: Pasien mengatakan tubuhnya tidak terasa

2014 panas

O: 1. Kulit pasien tidak teraba panas

2. Pasien tidak lemah dan tidak pucat

3. Pasien tidak gelisah

4. S: 36,3 ºC

A: Masalah sudah teratasi

P: Intervensi dihentikan

Jumat, 02 Mei Dp 2 S: Pasien mengatakan nafsu makan sudah

2014 baik

O: 1. Porsi makan sudah normal

2. Berat badan kembali normal

BB Awal : 65 kg

BB Akhir : 63 kg

A: Masalah sudah teratasi

P: Intervensi dihentikan

Jumat, 02 Mei Dp 3 S: Pasien mengatakan sudah membaik tidak

2014 lemas

O: 1. Intake: 1300 cc

Output: 1350cc

2. Tugor kulit elastis membran


66

mukosa lembab

3. Personal hygiene dan aktivitas

Sudah dapat melakukan sendiri

A: Masalah sudah teratasi

P: Intervensi dihentikan

Tabel 3.7 evaluasi tindakan

B. PEMBAHASAN

Pembahasan ini akan mengulas dari setiap tahapan proses

keperawatan yang dilakukan serta kesenjangan antara teori dan praktek secara

langsung serta pemecahan masalah yang dilakukan dalam keperawatan dasar

pasien Ny. Y atau indikasi Diabetes Mellitus Type II ditemukan masalah

dalam studi kasus sebagai berikut :

1. Pengkajian

Pengkajian adalah pemikiran dasar dari proses keperawatan yang

bertujuan untuk mengumpulkan informasi atau data tentang klien, agar

dapat mengidentifikasi, mengenali masalah-masalah, kebutuhan kesehatan

dan keperawatan klien, baik fisik, mental, sosial dan lingkungan (Effendy,

1995).
67

Metode atau cara pengumpulan data yang dilakukan yaitu:

wawancara, pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium, observasi, dan

konsultasi. Pada pengkajian tanggal 30 April 2014 pukul 07.00 WIB,

pasien mengatakan demam ± 5 hari dan saat dikaji tubuhnya terasa

hangat. TD: 120/80 mmHg, N: 92 x/menit, RR: 20 x/menit, S: 38 C ,

BB: 65 kg. TB: 160 cm, pasien tampak tidak nyaman, keadaan umum

baik dan kesadaran composmetis.

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan

respon manusia (status kesehatan atau resiko perubahan pola) dari

individu atau kelompok dimana perawat secara akun tabilitas dapat

mengidentifikasi dan memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga

status kesehatan, menurunkan, membatasi dan merubah (Nursalam,

2001:52) dikutip dari (Carpentio, 2000).

Setelah penulis mengumpulkan data dan mengnalisisa data

pasien, penulis tidak mengalami kesulitan dalam menentukan diagnosa

keperawatan karena penulis mendapatkan diagnosa dari keluhan pasien

dan riwayat penyakit pasien. Diagnosa pasien yang didapat dari Diabetes

Mellitus Type II pada pasien Ny.Y yaitu:

a) Diagnosa Keperawatan I

Hipertermi berhubungan dengan proses inflamasi atau

peradangan. Penulis mengambil diagnosa karena tubuh pasien terasa

demam.
68

b) Diagnosa Keperawatan II

Gangguan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan Mual,

muntah, dan anoreksia. Penulis mengambil diagnosa ini karena pada

saat dikaji pasien porsi makan pasien hanya ¼ saja yang dihabiskan.

c) Diagnosa Keperawatan III

Kekurangan volume cairan tubuh berhubungan dengan intake

cairan tidak adekuat. Penulis mengambil diagnosa ini karena pada

saat dikaji pasien tampah lemah.

3. Intervensi Keperawatan

Intervensi keperawatan adalah tindakan yang dirancang untuk

membantu klien dalam beralih dari tingkat kesehatan saat ini ke tingkat

yang diinginkan dalam hasil yang diharapkan. (Gordon, 1994)

Intervensi ini dibuat sebagai panduan untuk melaksanakan tindakan

keperawatan sesuai dengan masalah yang terdapat pada pasien, sesuai

dengan pengkajian dan teori yang ada.

Pada hipertermi berhubungan dengan proses inflamasi atau

peradangan, intervensi keperawatan yang dilakukan penulis yaitu

Anjurkan pasien untuk minum air hangat, kompres hangat pada ketiak,

leher, dahi, dan lipatan paha, observasi tanda-tanda vital, anjurkan pasien

untuk banyak istirahat, kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat,


69

monitor dengan cermat kecepatan infus, anjurkan pasien untuk memakai

pakaian tipis. Tujuan dari intervensi yang dilakukan penulis adalah untuk

memberikan rasa nyaman pada pasien dan menormalkan suhu tubuh.

Pada gangguan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan Mual,

muntah, dan anoreksia, intervensi keperawatan yang dilakukan penulis

yaitu Anjurkan pasien untuk meningkatkan nafsu makan dengan

hidangan makanan hangat dan menarik, observasi tanda-tanda vital, bantu

pasien melaksanakan oral hygiene, berkonsul dengan ahli gizi, kolaborasi

dengn dokter dalam pemberian obat. Tujuan dari intervensi yang penulis

lakuakan adalah untuk mengurang rasa mual dan meningkatkan nafsu

makan.

Pada gangguan volume cairan tubuh berhubungan dengan intake

cairan tidak adekuat, intervensi keperawatan yang dilakukan penulis

yaitu Anjurkan pasien banyak minum sesuai indikasi, monitor intake dan

output pasien, berikan terapi cairan sesuai indikasi, monitor TTV, kaji

nadi perifer, dan tugor kulit, kolaborasi dengan LAB dalam

pemeriksaan elektrolit secara berkala. Tujuan dari intervensi yang penulis

lakukan adalah pasien tidak mengalami dehidrasi dan tidak tampak lemas,

serta dapat beraktivitas secara mandiri.

4. Implementasi Keperawatan

Implementasi keperawatan merupakan bentuk penanganan yang

dilakukan oleh perawat berdasarkan pertimbangan pengetahuan klinis


70

yang bertujuan meningkatkan hasil perawatan klien (Bulechek, Butcher,

dan Dochterman 2008).

Pada diagnosa pertama penulis memonitor TTV, memberikan obat

sanmol dan obat antibiotik. Diagnosa pasien teratasi yaitu gangguan

hipertermi yang berhubungan dengan proses inflamasi atau peradangan

pada luka yang menyebabkan tubuhnya demam sehingga pasien gelisah

dan kesulitan tidur.

Pada diagnosa kedua penulis memberikan perawatan memberikan

makanan dengan hidangan hangat dan menarik, pemberian obat anti mual.

Diagnosa pasien sudah teratasi yaitu Pada gangguan kebutuhan nutrisi

berhubungan dengan mual, muntah, dan anoreksia.

Pada diagnosa ketiga penulis dapat mengkaji volume cairan dalam

tubuh, menganjurkan pasien lebih banyak minum dan memonitor dengan

cermat tetesan infus sesuai anjuran dokter. Diagnosa pasien sudah teratasi

yaitu resiko dehidrasi berhubungan gangguan volume cairan tubuh

berhubungan dengan intake cairan tidak adekuat, yang menyebabkan

pasien tampak lemas dalam melakukan aktivitas sehingga pasien

membutuhkan bantuan.

Pada tahap implementasi tindakan ini penulis tidak menemukan

banyak kesulitan yang dihadapi karena pasien dan juga keluarga pasien

sangat kooperatif sehingga pelaksanaan tindakan yang penulis lakukan

dapat terlaksanan. Pada tahap ini penulis mengambil tindakan sesuai


71

dengan masalah yang pasien hadapi dan didasarkan dengan teori yang

ada.

5. Evaluasi

Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses

keperawatan yang menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan,

rencana tindakan keperawatan dan penatalaksanaannya sudah berhasil

dicapai. Melalui evaluasi memungkinkan perawat untuk memonitor yang

terjadi selama tahap pengkajian, analisa, perencanaan dan pelaksanaan

tindakan (Nurusalam, 2001:71).

Dengan melihat secara keseluruhan maka penulis dapat

mengumpulkan diagnosa yang diangkat. Semua diagnosa sudah teratasi

dengan implementasi keperawatan yang disesuaikan dengan intervensi

yang telah ditentukan diagnosa yaitu Diabetes Mellitus Type II yang

sudah teratasi sepenuhnya lalu selanjutnya dengan pemberian informasi

perawatan diabetes mellitus di rumah.

Anda mungkin juga menyukai