Anda di halaman 1dari 15

RANCANGAN PEMBELAJARAN DAN SATUAN ACARA

PEMBELAJARAN TENTANG DIABETES MELITUS

Dosen Pembimbing :

Wahyu Widagdo, SKp, M.Kep, Sp.Kom

DISUSUN OLEH :

Nadya Putri Harahap (P17120016025)

TINGKAT III A

JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN JAKARTA 1
APRIL 2019

RANCANGAN PEMBELAJARAN
I. GAMBARAN KASUS
Seorang klien Ny.U umur 43 tahun dialamat kecamatan pejaten barat
RT 03/06, Ny.U mengatakan pertama kali mengetahui ia terkena
Diabetes Melitus adalah karna ia pakai sepatu lalu tiba-tiba kakinya
lecet dan luka lecetnya tidak sembuh-sembuh sampai kurang lebih
sebulan, lalu klien memberitahukan hal tersebut kepada saudaranya
yang kebetulan mempunyai alat cek gula darah saat dicek gds klien
yaitu 300mg/dl lalu klien datang ke RSUD Pasar Minggu untuk
periksa dan klien diberikan obat-obat DM dan dianjurkan memakai
insulin tapi klien tidak mau jadi klien hanya terapi obat-obatan, pasien
sudah menderita diabetes melitus selama kurang lebih 6 tahun, dan
pasien sering melanggar makanan yang dipantang karena terkadang
pasien tidak tahu dan terkadang lupa. Keadaan umum: klien tampak
baik, kesadaran: composmentis, tekanan darah: 120/100 mmHg, BB:
60 kg , TB : 148cm.

II. ASPEK YANG DIKAJI


A. PENGKAJIAN FAKTOR PREDISPOSISI
1. RIWAYAT KEPERAWATAN
Kurang lebih 6 tahun yang lalu pasien mengatakan pernah
lecet dikaki dan tidak sembuh-sembuh saat dicek gds
300mg/dl. Pasien cek ke RSUD Pasar Minggu dan diberikan
obat-obatan, di rumah klien meminum obat terkadang teratur
tetapi kadang lupa juga, dan pasien selalu melupakan makanan
yang dilanggar .
2. KEADAAN FISIK
Keadaan umum: klien lemah, kesadaran : composmentis, dada
simetris, frekuensi napas normal dan dangkal, 18x/menit, klien
nampak tidak pernah batuk, klien tampak tidak ada luka.
3. KESIAPAN BELAJAR
Klien ingin mengetahui informasi tentang penyakit Diabetes
Melitus .
4. MOTIVASI
Klien sangat antusias dalam menerima informasi.
5. KEMAMPUAN MEMBACA
Pendidikan terakhir Ny.U adalah SMA jadi bisa dipastikan
klien bisa membaca dengan baik dan benar
B. PENGKAJIAN FAKTOR PEMUNGKIN
Ny.U mengatakan bahwa ia tidak mengetahui makanan apa yang
harus dikonsumsi dan harus dihindari pada penderita penyakit
Diabetes Melitus dan apa komplikasinya bila terkena penyakit
Diabetes Melitus.
C. PENGKAJIAN FAKTOR PENGUAT
Klien mengatakan ingin mengetahui tentang penyakit Diabetes
Melitus tentang cara pengobatan, makanan yang harus dikonsumsi
dan yang harus dihindari, dan komplikasi dari penyakit DM.
D. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Berdasarkan data hasil pengkajian yang ditemukan, perawat
merumuskan diagnosa keperawatan. Adapun diagnosa keperawatan
tersebut dirumuskan sebagai berikut:
Defisit pengetahuan : mengenai Diet pada Diabetes Melitus
E. INTERVENSI
Tindakan keperawatan di tetapkan untuk menyelesaikan diagnose
keperawatan tersebut adalah berupa pendidikan kesehatan tentang
Diet pada Diabetes Melitus. Sebelum melaksanakan tindakan ini
maka harus dibuat terlebih dahulu satuan pembelajaran, berikut
adalah satuan pembelajaran yang dikembangkan oleh perawat.

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Diagnose : Defisit pengetahuan: Diet pada Diabetes Melitus dan


Komplikasi pada Diabetes Melitus

Topik : Diabetes Melitus

Sub Topik : Diet pada Diabetes Melitus

Sasaran : Ny.U (umur 43 tahun )

Tempat : Kecamatan Pejaten Barat RT 03/ RW 06


Hari/Tanggal : April 2019

Waktu : 30 Menit

Penyuluh : Nadya Putri Harahap mahasiswa Politeknik Kesehatan


Kementerian Kesehatan Jakarta 1 Jurusan Keperawatan

I. TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM


Setelah di beri pendidikan kesehatan selama 30 menit diharapkan
klien mampu memahami tentang Diet pada Diabetes Melitus dan
Komplikasi pada Diabetes Melitus

II. TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS


Setelah diberikan pendidikan kesehatan tentang Diabetes Melitus,
diharapkan klien Mampu :
a. Mengetahui definisi dari Diabetes Melitus
b. Mengetahui penyebab dari Diabetes Melitus
c. Mengetahui makanan yang dipantang dan makanan diperbolehkan
untuk penderita Diabetes Melitus ( Diet Diabetes Melitus )
d. Memahami akibat dari Komplikasi Penyakit Diabetes Melitus

III. SASARAN

Ny.U pasien Diabetes Melitus

IV. MATERI
a. Pengertian Diabetes Melitus
b. Makanan yang dipantang dan makanan yang diperbolehkan untuk
penderita Diabetes Melitus ( Diet DM)
c. Komplikasi pada penyakit Diabetes Melitus
d. Pencegahan komplikasi Diabetes Melitus
V. METODE

1. Ceramah
2. Tanya Jawab
VI. MEDIA
a. Leaflet
b. Lembar balik
VII. Rancangan/ Setting tempat

Keterangan: = Alat Peraga

= Mahasiswa/ Perawat

= Klien/ Sasaran
VIII. Kegiatan Belajar Mengajar

Kegiatan
No. Tahapan Waktu
Penyuluhan Audience
1. Fase Pra 5 menit 1. Menyiapkan alat dan materi 1. Duduk dengan
2. Persiapan peserta
Orientasi tenang
2. Mengikuti
instruksi
2. Fase 5 menit 1. Mengucapkan salam. 1. Menjawab
Orientasi 2. Memperkenalkan diri salam.
2. Menyimak
3. Menyampaikan kontrak
3. Menyimak.
waktu.
4. Menyimak.
4. Menyampaikan tujuan.
5. Menyimak
5. Menyampaikan
topik pembelajaran :
Diabetes Melitus
3. Fase 15 Menyampaikan isi pokok materi
Kerja menit penyuluhan : 1. Menyimak
1. Pengertian Diabetes Melitus 2. Menyimak
2. Makanan yang dipantang 3. Menyimak
4. Menyimak
dan makanan yang
5. Menyimak
diperbolehkan oleh
penderita Diabetes Melitus (
Diet DM)
3. Komplikasi dari Diabetes
Melitus
4. Pencegahan komplikasi
Diabetes Melitus

4. Fase 10 1. Memberikan 1. Menyimak


Terminas menit kesempatan untuk 2. Mengajukan
i bertanya. pertanyaan.
2. Mengevaluasi hasil 3. Menjawab
pembelajaran dengan pertanyaan
mengajukan pertanyaan 4. Menyimak.
sesuai materi 5. Menjawab
pembelajaran. salam
3. Memberikan saran kepada 6. Menerima
peserta pembelajaran dalam leaflet
melakukan saran – saran
yang harus diperhatikan
4. Menyampaikan salam
5. Memberikan leaflet

IX. EVALUASI
1. Kriteria Struktur :
a. Penyelenggara pendidikan kesehatan dilakukan di poltekkes
Jakarta 1.
b. Pengorganisasian penyelenggaraan pendidikan kesehatan
dilakukan sebelum dan saat pendidikan kesehatan.
2. Kriteria Proses :
a. antusias terhadap materi pendidikan kesehatan.
b. Ny.U fokus mendengarkan pendidikan kesehatan.
c. Ny.U mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara
benar.
3. Kriteria Hasil :
a. Ny.U kooperatif dalam acara pendidikan kesehatan.
b. Ny.U memahami pengertian Diabetes Melitus
c. Ny.U memahami makanan yang dipantang dan diperbolehkan pada
penderita Diabetes Melitus
d. Ny.U mengetahui tentang komplikasi Diabetes Melitus
e. Ny.U memahami tentang pencegahan komplikasi dari Diabetes
Melitus

MATERI PENDIDIKAN KESEHATAN

DIABETES MELITUS
1. Diabetes Melitus

A. Pengertian Diabetes Melitus


Diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik
dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan
sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya (Henderina, 2010).

Menurut PERKENI (2011) seseorang dapat didiagnosa diabetes


melitus apabila mempunyai gejala klasik diabetes melitus seperti
poliuria, polidipsi dan polifagi disertai dengan kadar gula darah
sewaktu ≥200 mg/dl dan gula darah puasa ≥126 mg/dl.

B. Diet Diabetes Melitus


Pengelolaan makan
Diet yang dianjurkan yaitu diet rendah kalori, rendah lemak,
rendah lemak jenuh, diet tinggi serat. Diet ini dianjurkan diberikan
pada setiap orang yang mempunyai risiko DM. Jumlah asupan
kalori ditujukan untuk mencapai berat badan ideal. Selain itu,
karbohidrat kompleks merupakan pilihan dan diberikan secara
terbagi dan seimbang sehingga tidak menimbulkan puncak glukosa
darah yang tinggi setelah makan (Goldenberg dkk, 2013).

Pengaturan pola makan dapat dilakukan berdasarkan 3J yaitu


jumlah, jadwal, dan jenis diet (Tjoroprawiro, 2006).

a. Jumlah yaitu jumlah kalori setiap hari yang diperlukan


oleh seseorang untuk memenuhi kebutuhan energi.
Jumlah kalori ditentukan sesuai dengan IMT (Indeks
Massa Tubuh) dan ditentukan dengan satuan kilo kalori
(kkal). IMT = BB (kg)/TB (m2) Setelah itu kalori dapat
ditentukan dengan melihat indikator berat badan ideal
yaitu:

Tabel 2. Kisaran kalori tubuh Indikator Berat badan ideal


Kalori Kurus <18,5 2.300 - 2.500 kkal Normal 18,5-22,9 1.700 -
2.100 kkal Gemuk >23 1.300 - 1.500 kkal.
Contohnya: IMT = BB (kg)/TB (m2) = 50/(1,6)2 = 19,5 (kategori
berat badan normal) Oleh karena itu jumlah kalori yang dibutuhkan
yaitu 1700 2100 kalori. Contoh menu makanan 1700 kalori.

Tabel 3. Menu makanan 1700 kalori Pagi Siang Malam


Sengkong 1 potong (120 gr) Nasi 3/2 gelas (200 gr) Nasi 3/2 gelas
(200 gr) Ikan mujair 1 potong (60 gr) Udang segar 5 ekor (35 gr)
Ikan kembung 1 potong (40 gr) Susu kedelai ½ gelas Tahu 1 biji
besar (110 gr) Tahu 2 biji (110 gr) Sayur kangkung (100 gr) Daun
katuk (100 gr) Jeruk manis (110 gr) Daun singkong (150 gr)
Minyak 1 sdm (5 gr) Minyak 2 sdm (10 gr) Minyak 1 sdm (5 gr)
Selingan 1: Pepaya 1 potong (110 gr) Selingan 2: Jus jambu biji ½
buah (100 gr)
Selingan 3: Melon 1 potong (190 gr)

b. Jadwal makan diatur untuk mencapai berat badan ideal.


Sebaiknya jadwal makannya diatur dengan interval 3 jam
sekali dengan 3x makan besar dan 3x makan selingan dan
tidak menunda jadwal makan sehari-hari.

Tabel 4. Jadwal makan pencegahan DM No Jadwal Waktu 1


Makan besar I pukul 07.00 2 Selingan 1 pukul 10.00 3 Makan
besar II pukul 13.00 4 Selingan 2 pukul 16.00 5 Makan besar III
pukul 19.00 6 Selingan 3 pukul 22.00

c. Jenis adalah jenis makanan yang sebaiknya dikonsumsi.


Beberapa contoh jenis makanan yang sebaiknya
dikonsumsi untuk pencegahan DM, antara lain:

Tabel 5. Jenis makanan pencegahan DM Jenis Anjuran


Karbohidrat (45% atau 1/4 piring)

1. Memilih karbohidrat kompleks (nasi, oats, kentang, jagung, ubi


jalar, dan lainnya) bukan yang sederhana (gula pasir, gula merah,
sirup jagung, madu, sirup maple, molasses, selai, jelly, soft drink,
permen, kue, yogurt, susu, cokelat, buah, jus buah, biskuit, dan
lainnya). 2. Memilih roti gandum bukan roti putih, beras merah
bukan beras putih, pasta gandum bukan pasta halus. Lemak (36-
40%)
2. Memilih jenis lemak yang baik akan menurunkan risiko penyakit
yang berhubungan dengan kolesterol. 2. Memilih lemak tak jenuh
(minyak zaitun, minyak canola, minyak jagung, atau minyak bunga
matahari) bukan lemak jenuh (mentega, lemak hewan, minyak
kelapa atau minyak sawit). Protein (1618% atau ¼ piring)
3. Memilih kacang, sepotong buah segar atau bebas gula yoghurt
untuk camilan.
4. Memilih potongan daging putih, daging unggas dan makanan laut
bukannya daging olahan atau daging merah. Sayuran (1/2 piring).
5. Beberapa jenis sayuran yang kaya akan kandungan pati, seperti
kentang dan labu, juga harus dibatasi dengan hati-hati.
6. Makan setidaknya tiga porsi sayuran setiap hari, termasuk sayuran
berdaun hijau seperti bayam, selada atau kale. Buah.
7. Makan sampai tiga porsi buah segar setiap hari.
8. Menghindari jenis buah-buahan yang mengandung kadar glukosa
dan sukrosa yang tinggi. Buah seperti mangga dan stroberi
menyebabkan lonjakan kadar gula darah pada penderita diabetes.
9. Sebagai alternatif, buah yang kaya gula dengan buah dengan
kandungan serat tinggi sangat dianjurkan seperti apel, pir, dan
raspberry
10. Membatasi asupan alkohol Anda untuk maksimal dua minuman
standar per hari.
11. Pemilihan selai kacang lebih baik daripada selai cokelat pada roti.
12. Memilih air atau kopi tanpa gula atau teh bukan jus buah, soda, dan
gula manis minuman lainnya.
13. Menghindari konsumsi gula lebih dari 4 sendok makan setiap hari.

Ketika ingin mengonsumsi makanan, tips yang dapat dilakukan


yaitu melihat label makanan. Pada serving size, lihat kemasan pada
bagian belakang yaitu misalnya 5, dan kandungannya tertulis 250
kkal, jadi jika seseorang menghabiskan 1 produk tersebut, maka
orang tersebut menghabiskan sebanyak 1250 kkal. Oleh karena itu,
dengan memperhatikan label makanan, maka seseorang akan lebih
waspada terkait jumlah kebutuhan kalori hariannya.

C. Komplikasi dari penyakit Diabetes Melitus


Diabetes melitus merupakan salah satu penyakit yang
dapatmenimbulkan berbagai macam komplikasi, antara lain :
1. Komplikasi metabolik akut
Kompikasi metabolik akut pada penyakit diabetes melitus
terdapat tiga macam yang berhubungan dengan gangguan
keseimbangan kadar glukosa darah jangka pendek, diantaranya:
a. Hipoglikemia
Hipoglikemia (kekurangan glukosa dalam darah) timbul
sebagai komplikasi diabetes yang disebabkan karena
pengobatan yang kurang tepat (Smeltzer & Bare, 2008).
b. Ketoasidosis diabetik
Ketoasidosis diabetik (KAD) disebabkan karena kelebihan
kadar glukosa dalam darah sedangkan kadar insulin dalam
tubuh sangat menurun sehingga mengakibatkan kekacauan
metabolik yang ditandai oleh trias hiperglikemia, asidosis
dan ketosis (Soewondo, 2006).
c. Sindrom HHNK (koma hiperglikemia hiperosmoler
nonketotik)
d. Sindrom HHNK adalah komplikasi diabetes melitus yang
ditandai dengan hiperglikemia berat dengan kadar glukosa
serum lebih dari 600 mg/dl (Price & Wilson, 2006).
2. Komplikasi metabolik kronik
Komplikasi metabolik kronik pada pasien DM menurut Price &
Wilson (2006) dapat berupa kerusakan pada pembuluh darah
kecil (mikrovaskuler) dan komplikasi pada pembuluh darah
besar (makrovaskuler) diantaranya:
a. Komplikasi pembuluh darah kecil (mikrovaskuler)
Komplikasi pada pembuluh darah kecil (mikrovaskuler)
yaitu :
1) Kerusakan retina mata (Retinopati)
Kerusakan retina mata (Retinopati) adalah suatu
mikroangiopati ditandai dengan kerusakan dan
sumbatan pembuluh darah kecil (Pandelaki, 2009).
2) Kerusakan ginjal (Nefropati diabetik) Kerusakan
ginjal pada pasien DM ditandai dengan albuminuria
menetap (>300 mg/24jam atau >200 ih/menit)
minimal 2 kali pemeriksaan dalam kurun waktu 3-6
bulan. Nefropati diabetik merupakan penyebab
utama terjadinya gagal ginjal terminal.
3) Kerusakan syaraf (Neuropati diabetik) Neuropati
diabetik merupakan komplikasi yang paling sering
ditemukan pada pasien DM. Neuropati pada DM
mengacau pada sekelompok penyakit yang
menyerang semua tipe saraf (Subekti, 2009).
3. Komplikasi pembuluh darah besar (makrovaskuler) Komplikasi
pada pembuluh darah besar pada pasien diabetes yaitu stroke
dan risiko jantung koroner.
a. Penyakit jantung koroner
Komplikasi penyakit jantung koroner pada pasien DM
disebabkan karena adanya iskemia atau infark miokard
yang terkadang tidak disertai dengan nyeri dada atau
disebut dengan SMI (Silent Myocardial Infarction)
(Widiastuti, 2012).
b. Penyakit serebrovaskuler
Pasien DM berisiko 2 kali lipat dibandingkan dengan
pasien non-DM untuk terkena penyakit serebrovaskuler.
Gejala yang ditimbulkan menyerupai gejala pada
komplikasi akut DM, seperti adanya keluhan pusing atau
vertigo, gangguan penglihatan, kelemahan dan bicara pelo
(Smeltzer & Bare, 2008).

4. Pencegahan Komplikasi Penyakit Diabetes Melitus


Kemenkes (2014) menyebutkan upaya pencegahan yang dapat
dilakukan yaitu:

a. Makan makanan 3-5 porsi buah dan sayuran dan kurangi


asupan gula, garam, dan lemak jenuh
b. Hindari penggunaan rokok dan konsumsi alcohol
c. Kelola stress
d. Menjalani pemeriksaan gula darah
e. Berolahraga secara teratur minimal 30 menit sehari
f. Menjaga keseimbangan berat badan

Pengaturan Makanan

Bahan Dianjurkan Dibatasi Dihindari

Makanan

Semua sumber karbohidrat


dibatasi: nasi, bubur, roti, mie,
SUMBER kentang, singkong, ubi, sagu,
KARBOHIDRAT gandum, pasta, jagung, talas,
havermout, sereal, ketan,
makaroni

SUMBER Ayam tanpa kulit, ikan, telur Hewani tinggi lemak jenuh Keju, abon, dendeng, susu full
rendah kolesterol atau putih (kornet, sosis, sarden, otak, cream,
PROTEIN HEWANI telur, daging tidak berlemak jeroan, kuning telur)

Tempe, tahu, kacang hijau,


SUMBER PROTEIN
kacang merah, kacang tanah,
NABATI
kacang kedelaI

Sayur tinggi serat: kangkung, Bayam, buncis, daun melinjo,


daun kacang, oyong, ketimun, labu siam, daun singkong, daun
SAYURAN tomat, labu air, kembang kol, k etela, jagung muda, kapri,
lobak, sawi, selada, seledri, kacang panjang, pare, wortel,
terong daun katuk
Jeruk, apel, pepaya, jambu air, Nanas, anggur, mangga, sirsak, Buah-buahan yang manis dan
BUAH-BUAHAN salak, belimb pisang, alpukat, sawo, diawetkan: durian, nangka,
semangka, nangka masak alpukat, kurma, manisan buah.

Minuman yang mengandung


MINUMAN alkohol, susu kental manis, soft
drink, es krim, yoghurt, susu

Makanan yang digoreng dan Gula pasir, gula merah, madu


yang menggunakan santan Makanan/ minuman yang
LAIN-LAINNYA kental, kecap, saus tiram manis: kue-kue manis, dodol,
sirup, selai manis, coklat,
permen, mayonaise,

Sumber : Kemenkes RI. 2014

DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Ed 8


Vol 2. Jakarta : EGC
Irawan, Susilo Imim, dkk. 2000. Waspadai Diabetes Mellitus. Bandung:
Cahaya Remaja
Kemenkes RI. 2014. Penyakit Diabetes Mellitus. Jakarta: Kemenkes RI
Yosri, Mohamed dan Yong Mohamed. 2008. Penyakit Kencing Manis
yang dikutip melalui http://us.geocities.com/mauzurahm pada 2
Aprilt 2019 pukul 10.23 WIB

Anda mungkin juga menyukai