PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ultrasound pertama kali digunakan sesudah perang dunia I, dalam bentuk
radar atau teknik sonar ( sound navigation and ranging ) oleh Langevin tahun 1918
untuk mengetahui adanya ranjau-ranjau atau adanya kapal selam. Namun seiring
berkembangnya zaman dan teknologi, ultrasond sekarang juga digunakan di bidang
kesehatan dan disebut ultrasonography (USG).
Dalam beberapa tahun terakhir, perkembangan ultrasonografi sebagai alat
penunjang diagnostic pada anak, maju dengan pesat. Ultrasonografi pediatric disukai
karena memanfaatkan gelombang ultrasonik dengan frekuensi yang tinggi dalam
menghasilkan imajing, tanpa menggunakan radiasi, tidak menimbulkan rasa sakit
(non traumatic), tidak menimbulkan efek samping (non invasif). Di tangan seorang
ahli dalam sonografi, banyak informasi yang dapat diberikan.
Selain itu ultrasonografi relatif murah, pemeriksaannya relatif cepat,
persiapan pasien serta peralatannya relatif mudah. Saat ini sonografi merupakan alat
teknik yang ideal. Salah satu sonografi pada pediatric yaitu sonografi kranium.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Ultrasonografi
Salah
satu
dalam ultrasonografi
aplikasi
(USG).
gelombang
dalam
Ultrasonografi
ini
bidang
kedokteran
memanfaatkan
adalah
gelombang
Sangat lambat bila melalui media yang bersifat gas, dan sangat cepat bila
melalui media padat.
B. Sonografi Kranium
Sonografi pada kranium menggunakan fontanela sebagai acustic window.
Pemeriksaan dapat dilakukan dengan fontanela dan sutura yang masih terbuka atau
pada kasus-kasus yang dilakukan trepanasi, dimana terdapat celah yang dapat
dipergunakan sebagai acustic window .
juga
dapat
digunakan
untuk
mendiagnosis
trauma
hipoksik/iskemik meskipun relatif tidak sensitif dalam fase akut. Gangguan ini
3
dengan ultrasonografi
lebih
aman
dibandingkan
dengan
Kelainan neurologi
Tabung sinar katoda adalah alat untuk menampilkan gambaran ultrasound. Pada
tabung ini terdapat tabung hampa udara yg memiliki beda potensial yang tinggi
antara anoda dan katoda
Printer adalah alat yang digunakan untuk mendokumentasikan gambaran yang
ditampilkan oleh tabung sinar katoda.
Display adalah alat peraga hasil gambaran scanning pada TV monitor.
G. Teknik pemeriksaan
Teknik pemeriksaan kranium meliputi pemeriksaan berupa potongan aksial,
horizontal koronal, sagital dan parasagital, sehingga seluruh bagian dapat dilihat.
Pemeriksaan sonografi kranium meliputi :
a. Konfigurasi ventrikel
b. Besarnya ventrikel
c. Konfigurasi pleksus koroideus
d. Parenkim otak
e. Girus
f. Massa tumor
g. Falx dari tentorium
Gambar 1.
Gambar 1. koronal pertama yang didapat pada level lobus frontalis memungkinkan
observer memeriksa lobus frontalis, orbital cones, dan hiperechoic falx cerebri di
antara fisura interhemisfer.
Gambar 2.
10
Gambar koronal (Gambar.2) diambil melalui frontal horn dari ventrikel lateral, yang
memungkinkan pengambilan gambar struktur secara multipel sekaligus. Frontal horn
dan cavum septum pelusidum terlihat anehoic, yaitu rongga yang berisi cairan serebro
spinal. Corpus callosum terlihat linier, struktur yang hypoehoic menyebrangi
hemisfer diantara batas superior dan inferior yang echogenik. Globus palidus,
putamen, nukleus caudatus, dan thalamus di setiap sisi dapat dilihat dengan
karakteristik seperti penampilan gray matter.
Gambar ketiga 3. Didapatkan dari level foramen of Monro dan struktur struktur lain
seperti yang sebelumnya. Ventrikel ketiga dapat dilihat sebagai struktur anehoic
11
dibawah septum pelusidum. Struktur brainstem seperi pons dan medulla dapat juga
terlihat.
Gambar 4.
Bergerak ke arah posteior, (Gambar 4), diambil dari level cerebral peduncle dan
memperlihatkan hiperehoic plexus choroid disepanjang dasar dari ventrikel lateral
dan atap dari ventrikel 3. Tentorium cerebelli dan ventrikel 4 juga terlihat.
12
Gambar 5.
Marker dari (Gambar 5) yaitu quadrigeminal plate cistern memungkinkan pemeriksa
melihat kedua temporal horn dari lateral ventrikel begitu pula dengan struktur
serebellar termasuk hemisfer dan vermis. Dibawah vermis, sisterna magna dapat
dilihat.
Gambar 6.
13
Gambar 6. diambil dari lateral ventral trigones dan memperlihatkan koroid plexus
yang hiperehoic. Periventrikular white matter halo juga terlihat dan seharusnya lebih
tidak echogenic dari plexus choroid.
Selanjutnya transducer diputar 90 derajat di fontanel anterior, untuk
mendapatkan gambaran sagital dan parasagital. Gambar 7. Gambar pertama adalah
midline dari gambaran sagital yang terlihat corpus callosum dan cerebellar vermis.
Gambaran parasagital tambahan diambil dari masing masing sisi untuk menilai
lateral horn dan plexus koroid. Gambaran sagital midline pertama menunjukkan
struktur struktur penting. Bentuk corpus callosum seperti huruf C terlihat seperti
struktur hipoehoic berikatan dengan batas atas dan bawah yang echogenic. Cingulate
gyrus terlihat diatas corpus callosum, dimana cavum septum pelusidum terlihat
dibawahnya. Ventrikel 3 dan 4 bersamaan dengan sisterna magna perlihat anechoic
dari posisi tertentu. White matter yang termasuk pons dan cerebellar vermis juga
terlihat. Gambar tambahan diambil parasagital dengan memotong ventrikel lateral.
Plexus choroid yang echogenic di intraventrikular terlihat dengan jelas pada
gambaran ini. Lobus temporal dan caudothalamic groove, yang memisahkan nucleus
kaudatus dan thalamus juga terlihat. Bergerak ke arah lateral, gambar parasagital
diambil meotong temporal horn dari ventrikel lateral yang lebih lanjut
memperlihatkan plexus koroid yang hiperechoic.
Gambar 7.
14
15
di daerah
16
17
18
Flaring
Istilah flaring ini mendeskripsikan adanya sedikit peningkatan echogenisitas zona
periventrikular yang sering terlihat pada bayi prematur di minggu pertama kehidupan.
Pada minggu pertama, sulit untuk ditegakkan apakah ini merupakan variasi normal
atau tanda dari PVL grade 1. Flaring menetap hingga lebih dari 1 minggu pertama
setelah kelahiran didefinisikan sebagai PVL grade 1. Follow up diperlukan untuk
membedakan flaring dengan PVL grade 1.
Gambar transvers dan sagital menunjukkan adanya flaring pada bayi prematur
19
Gambar intracranial hemorrhage grade 1 kiri ( sagital), kanan (coronal) yang terletak
di caudothalamic groove
21
Hydrocephalus
Dalam bahasa Yunani, istilah hidrosefalus berasal dari kata hydro yang berarti
air dan cephalus yang artinya kepala. Merupakan suatu kelainan yang terjadi akibat
gangguan aliran cairan dalam otak atau akumulasi cairan serebrospinal dalam
ventrikel serebral, ruang subarachnoid atau ruang subdural.
Gangguan ini menyebabkan cairan tersebut bertambah banyak yang
selanjutnya akan menekan jaringan otak di sekitarnya, khususnya pusat saraf yang
vital. Penyebab dari kelainan ini bisa dari produksi LCS yang berlebihan, distribusi
LCS yang terganggu dan absorbsi LCS yang terganggu. Keganasan dan infeksi bisa
menyebabkan kelainan Hidrosefalus.
22
Gambar hidosefalus
Trauma
Cephalhematoma
23
24
Edema serebri
Edema serebri merupakan suatu akumulasi berlebihan dari cairan di
intraseluler atau ekstraseluler dari otak.
25
26
27
Tipe 1
Bagian bawah otak kecil (serebelum) meluas masuk kedalam lubang
dasar tengkorak (Foramen magnum).
Tipe 2
Kelainan ini biasanya ditemukan pada anak-anak yang lahir dengan
spina bifida. Pada tipe ini, baik otak kecil maupun batang otak meluas
masuk kedalam foramen magnum.
Tipe 3
Merupakan bentuk melformasi yang paling serius, dimana terdapat
penonjolan atau herniasi otak kecil dan batang otak kedalam foramen
magnum dan kedalam medulla spinalis. Keadaan ini biasanya
28
Tipe 4
Kelainan ini berupa perkembangan serebelum yang tidak sempurna
atau kurang berkembang, Malformasi tipe ini jarang terjadi dan
terkadang berhubungan dengan terbukanya bagian tulang kepala dan
medulla spinalis.
29
DAFTAR PUSTAKA
31