Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

“Metode Penentuan Prioritas Masalah USG”

DISUSUN OLEH :

Alivia Qais Rahmah 20160310010

S-1 MANAJEMEN INFORMASI KESEHATAN


FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ESA UNGGUL
2018
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Gelombang merupakan gejala alam atau gejala fisika yang dapat ditemui
dalam kehidupan sehari - hari. Secara sederhana kita dapat mendefinisikan
gelombang sebagai usikan yang merambat. Salah satu contoh bahwa
gelombang ada disekitar kita adalah ketika kita berbicara, ada suara atau bunyi
yang kita keluarkan. Sebenarnya suara kita merupakan gelombang yang
dirambatkan melalui udara. Tak hanya itu masih ada banyak contoh lain yang
menyatakan bahwa gelombang itu ada.
Gelombang memiliki banyak manfaat sehingga tak heran gelombang pun
banyak diaplikasikan dalam berbagai bidang kehidupan seperi : militer,
teknologi, kedokteran dan lain -lain. Dalam dunia kedokteran gelombang
dimanfaatkan untuk banyak hal, salah satunya untuk mendeteksi penyakit di
dalam tubuh manusia, yang dikenal dengan Ultrasonografi.
Ultrasonografi merupakan pemeriksaan bagian dalam tubuh manusia
dengan gelombang ultrasonik, yang dinamakan USG. Ultrasonografi
merupakan aplikasi gelombang bunyi dalam bidang kedokteran. Pemeriksaan
dengan menggunakan Ultrasonografi memanfaatkan sifat gelombang yaitu
bisa dipantulkan .
Sekalipun gelombang telah dimanfaatkan dalam dunia kedokteran
khususnya dalam bidang diagnosa, namun belum semua orang tahu tentang
jenis gelombang apa yang digunakan, apa saja komponen-komponen USG,
manfaat USG bahkan prinsip kerja USG. Oleh karena itu, pada kesempatan ini
penulis mencoba menyajikan materi yang berkaitan dengan hal tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
1. Pengertian Ultrasonografi (USG)
2 Manfaaat Ultrasonografi (USG)
3 Komponen Ultrasonografi (USG)
4 Metode penentuan prioritas USG
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini diantaranya sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian Ultrasonografi (USG)
2. Untuk mengetahui manfaaat Ultrasonografi (USG)
3. Untuk mengetahui komponen Ultrasonografi (USG)
4. Untuk mengetahui metode penentuan prioritas USG
1.4 Manfaat
Manfaat yang diharapakan dari penyusunan makalah ini adalah :
1. Dapat memberikan penjelasan tentang aplikasi cara kerja Ultrasonografi
(USG) dalam bidang kesehatan.
2. Bagi mahasiswa makalah ini dapat menjadi sumber informasi atau bahan
belajar tentang aplikasi cara kerja Ultrasonografi (USG) dalam bidang
kesehatan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Ultrasonografi (USG)
Ultrasonografi (USG) adalah pemeriksaan dalam bidang
penunjang diagnostik yang memanfaatkan gelombang ultrasonik
dengan frekuensi yang tinggi dalam menghasilkan imajing, tanpa
menggunakan radiasi, tidak menimbulkan rasa sakit (non traumatic),
tidak menimbulkan efek samping (non invasif). Selain
itu ultrasonografi relatif murah, pemeriksaannya relatif cepat, dan
persiapan pasien serta peralatannya relatif mudah. Gelombang suara
ultrasonik memiliki frekuensi lebih dari 20.000 Hz, tapi yang
dimanfaatkan dalam teknik ultrasonografi (kedokteran) gelombang
suara dengan frekuensi 1-10 MHz.
Ultrasonik adalah gelombang suara dengan frekuensi lebih
tinggi dari pada kemampuan pendengaran telinga manusia, sehingga
kita tidak bisa mendengarnya sama sekali. Suara yang dapat didengar
manusia mempunyai frekuensi antara 20 Hz – 20.000 Hz. Gelombang
ultrasonik ini dapat dihasilkan oleh getaran mekanik pada kwarsa yang
diberi tegangan listrik bolak-balik dengan frekuensi ultrasonik.
Salah satu aplikasi gelombang dalam bidang kedokteran adalah
dalam ultrasonografi (USG). Ultrasonografi ini memanfaatkan
gelombang ultrasonik yang merupakan gelombang elektromagnetik,
untuk membantu para petugas kesehatan (dokter atau bidan) dalam
mendiagnosa penyakit ataupun mendeteksi yang ada dalam tubuh
pasiennya.
Ultrasonografi dalam bidang kesehatan bertujuan untuk
pemeriksaan organ-organ tubuh yang dapat diketahui bentuk, ukuran
anatomis, gerakan, serta hubungannya dengan jaringan lain
disekitarnya.
2.2 Manfaat Ultrasonografi (USG)
Manfaat dari ultrasonografi adalah untuk pemeriksaan kanker
pada hati dan otak, melihat janin di dalam rahim ibu hamil, melihat
pergerakan serta perkembangan sebuah janin, mendeteksi perbedaan
antar jaringan-jaringan lunak dalam tubuh, yang tidak dapat dilakukan
oleh sinar x, sehingga mampu menemukan tumor atau gumpalan lunak
di tubuh manusia.
Selain manfaat di atas, ultrasonografi dimanfaaatkan untuk
memonitor laju alirandarah. Pulsa ultrasonik berfrekuensi 5 – 10 MHz
diarahkan menuju pembuluh nadi, dan suatu reciever akan menerima
signal hamburan gelombang pantul. Frekuensi pantulan akan
bergantung pada gerak aliran darah. Tujuannya untuk mendeteksi
thrombosis (penyempitan pembuluh darah) yang
menyebabkan perubahan laju aliran darah.
Pemeriksaan dengan ultrasonografi lebih aman dibandingkan
dengan pemeriksaan menggunakan sinar-x (sinar Rontgen) karena
gelombang ultrasonik yang digunakan tidak akan merusak material
yang dilewatinya sedangkan sinar x dapat mengionisasi sel-sel hidup.
Karena ultrasonik merupakan salah satu gelombang
mekanik, maka pemeriksaan ultrasonografi disebut pengujian tak
merusak (non destructive testing) . Aplikasi gelombang bunyi dalam
bidang kedokteran yang lain adalah penggunaan ultrasonografi untuk
pemeriksaan kanker pada hati dan otak. Selain itu, ultrasonografi dapat
mengukur kedalaman suatu benda di bawah permukaan kulit melalui
selang waktu dipancarkan sampai dipantulkan kembali gelombang
ultrasonik. Adapun manfaat USG pada pemeriksaan kendungan sesuai
usia kehamilan, sebagai berikut
Trimester I :
1. Memastikan hamil atau tidak.
2. Mengetahui keadaan janin, lokasi hamil, jumlah janin dan tanda
kehidupannya.
3. Mengetahui keadaan rahim dan organ sekitarnya.
4. Melakukan penapisan awal dengan mengukur ketebalan selaput
lendir, denyut janin, dan sebagainya.
Trimester II :
1. Melakukan penapisan secara menyeluruh.
2. Menentukan lokasi plasenta.
3. Mengukur panjang serviks.
Trimester III :
1. Menilai kesejahteraan janin.
2. Mengukur biometri janin untuk taksiran berat badan.
3. Melihat posisi janin dan tali pusat.
4. Menilai keadaan plasenta.
2.3 Komponen dalam Mesin Ultrasonografi (USG)
Pada prinsipnya, ada tiga komponen mesin USG. Pertama,
transduser, komponen yang dipegang dokter atau tenaga medis,
berfungsi mengalirkan gelombang suara dan menerima pantulannya dan
mengubah gelombang akusitik ke sinyal elektronik. Kedua, monitor,
berfungsi memunculkan gambar. Ketiga, mesin USG sendiri, berfungsi
mengubah pantulan gelombang suara menjadi gambar di monitor.
Tugasnya mirip dengan central proccesing unit (CPU) pada komputer
personal.Peralatan Yang Digunakan
1. Transducer

Transducer adalah komponen USG yang ditempelkan pada


bagian tubuh yang akan diperiksa, seperti dinding perut atau dinding
poros usus besar pada pemeriksaan prostat. Di dalam transducer
terdapat kristal yang digunakan untuk menangkap pantulan gelombang
yang disalurkan oleh transducer. Gelombang yang diterima masih
dalam bentuk gelombang akusitik (gelombang pantulan) sehingga
fungsi kristal disini adalah untuk mengubah gelombang tersebut
menjadi gelombang elektronik yang dapat dibaca oleh komputer
sehingga dapat diterjemahkan dalam bentuk gambar. Transducer adalah
alat yang berfungsi sebagai transmitter (pemancar) sekaligus sebagai
recevier (penerima). Dalam fungsinya sebagai pemancar, transducer
merubah energi listrik menjadi energi mekanik berupa getaran suara
berfrekuensi tinggi. Fungsi recevier pada transducer merubah energi
mekanik menjadi listrik.
2. Monitor yang digunakan dalam USG

3. Mesin USG
Mesin USG merupakan bagian dari USG dimana fungsinya
untuk mengolah data yang diterima dalam bentuk gelombang.
Mesin USG adalah CPUnya USG sehingga di dalamnya terdapat
komponen-komponen yang sama seperti pada CPU pada PC.
Sonograph
Adapun komponen USG selain tiga komponen di atas yaitu :
1. Pulser adalah alat yang berfungsi sebagai penghasil tegangan
untuk merangsang kristal pada transducer dan membangkitkan
pulsa ultrasonik.
2. Tabung sinar katoda adalah alat untuk menampilkan gambaran
ultrasound. Pada tabung ini terdapat tabung hampa udara yg
memiliki beda potensial yang tinggi antara anoda dan katoda.
3. Printer adalah alat yang digunakan untuk mendokumentasikan
gambaran yang ditampilkan oleh tabung sinar katoda.
4. Display adalah alat peraga hasil gambaran scanning pada TV
monitor.
2.4 Penentuan masalah prioritas
Untuk lebih mudah kita menganalisis permasalahan yang
menjadi prioritas, terdapat beberapa alat analisis yang dapat digunakan.
Diantara alat analisis tersebut adalah matriks urgency, seriousness, and
growth atau yang sering disingkat Matriks USG. Alat analisis yang lain
adalah Matriks Komparasi. Berikut uraian dari masing-masing mattriks
tersebut.
Matriks USG
Alat pertama yang dapat digunakan untuk menentukan permasalahan
prioritas adalah dengan menggunakan Matriks USG. Kepner dan
Tragoe (1981) menyatakan pentingnya suatu masalah dibandingkan
masalah lainnya dapat dilihat dari tiga aspek berikut:
1. Bagaimana gawatnya masalah dilihat dari pengaruhnya sekarang ini
terhadap produktivitas, orang, dan / atau sumber dana dan daya?
2. Bagaimana mendesaknya dilihat dari waktu yang tersedia?
3. Bagaimanakah perkiraan yang terbaik mengenai kemungkinan
berkembangnya masalah?
Pada penggunaan Matriks USG, untuk menentukan suatu masalah
yang prioritas, terdapat tiga faktor yang perlu dipertimbangkan. Ketiga
faktor tersebut adalah urgency, seriuosness, dan growth:
Urgency berkaitan dengan mendesaknya waktu yang diperlukan untuk
menyelesaikan masalah tersebut. Semakin mendesak suatu masalah
untuk diselesaikan maka semakin tinggi urgensi masalah tersebut.
Seriousness berkaitan dengan dampak dari adanya masalah tersebut
terhadap organisasi. Dampak ini terutama yang menimbulkan kerugian
bagi organisasi seperti dampaknya terhadap produktivitas, keselamatan
jiwa manusia, sumber daya atau sumber dana. Semakin tinggi dampak
masalah tersebut terhadap organisasi maka semakin serius masalah
tersebut.
Growth berkaitan dengan pertumbuhan masalah. Semakin cepat
berkembang masalah tersebut maka semakin tinggi tingkat
pertumbuhannya. Suatu masalah yang cepat berkembang tentunya
makin prioritas untuk diatasi permasalahan tersebut.
Untuk mengurangi tingkat subyektivitas dalam menentukan
masalah prioritas, maka perlu menetapkan kriteria untuk masing-
masing unsur USG tersebut. Umumnya digunakan skor dengan skala
tertentu. Misalnya penggunaan skor skala 1-5. Semakin tinggi tingkat
urgensi, serius, atau pertumbuhan masalah tersebut, maka semakin
tinggi skor untuk masing-masing unsur tersebut.
Teknik Komparasi
Cara kedua yang dapat digunakan untuk menentukan
permasalahan prioritas adalah dengan teknik komparasi. Pada
prinsipnya Teknik Komparasi dilakukan dengan menandingkan satu
masalah dengan masalah lain secara langsung. Permasalahan yang
lebih sering menang dalam penandingan ini akan menjadi masalah
prioritas. Penandingan suatu masalah dengan masalah lain tentunya
harus memperhatikan berbagai faktor. Diantara faktor tersebut
misalnya tingkat urgensi masalah, kemudahan dalam penanganan,
mendesaknya waktu yang diperlukan untuk menangani masalah
tersebut, tingkat pertumbuhan masalah, dampak masalah terhadap
pencapaian tujuan organisasi, dan sebagainya.
Untuk memudahkan kita dalam menandingkan antar masalah
dapat digunakan suatu matriks. Matriks tersebut sering kita kenal
dengan Matriks Komparasi. Langkah-langkah dalam membuat
Matriks Komparasi adalah sebagai berikut:
Membuat kerangka matriks komparasi. Setelah itu menuliskan
semua msaalah pada sumbu vertikal dan horisontal. Berikut contoh
bentuk matriks komparasi. Menandingkan antara masalah yang satu
dengan masalah yang lainnya pada sisi kanan diagonal dengan
memberi tanda huruf urutan masalah tersebut bila masalah tersebut
lebih penting. Contoh: Masalah tidak tercapainya target penerimaan
pajak (A) ditandingkan dengan masalah rendahnya penyerapan
anggaran (B), yang lebih penting adalah masalah tidak tercapainya
target penerimaan pajak maka pada kotak diagonal kita tuliskan A.
Demikian seterusnya untuk seluruh penandingan antar masalah. Lebih
lanjut lihat pada contoh Matriks Komparasi di Tabel 2.Menandingkan
antara masalah yang satu dengan masalah yang lainnya pada sisi
kanan diagonal dengan memberi tanda huruf urutan masalah tersebut
bila masalah tersebut lebih penting. Contoh: Masalah tidak
tercapainya target penerimaan pajak (A) ditandingkan dengan masalah
rendahnya penyerapan anggaran (B), yang lebih penting adalah
masalah tidak tercapainya target penerimaan pajak maka pada kotak
diagonal kita tuliskan A. Demikian seterusnya untuk seluruh
penandingan antar masalah. Lebih lanjut lihat pada contoh Matriks
Komparasi di Tabel 2.
Jumlahkan secara horisontal setiap permasalahan dan tuliskan
pada kolom total skor. Misalnya pada Tabel 2, masalah tidak
tercapainya target penerimaan pajak, kita dibandingkan dengan
masalah lain menang 3 kali, maka total skor sama dengan 3. Masalah
rendahnya penyerapan anggaran, ketika dibandingkan dengan masalah
lain tidak pernah menang maka total skor sama dengan 0.Isi kolom
urutan prioritas sesuai urutan total skor. Total skor yang paling tinggi
menempati masalah prioritas pertama, demikian selanjutnya diurutkan
sesuai urutan total skor tersebut. Lihat hasilnya urutan prioritas ini
pada Tabel 2.Berdasarkan hasil penjumlahan skor pada Tabel 2, maka
urutan masalah prioritas adalah sebagai berikut:
1. Tidak tercapainya target penerimaan pajak Semester I tahun ini.
2. Rendahnya image masyarakat mengenai pelayanan.
3. Tingginya tingkat keterlambatan pegawai.
4. Rendahnya penyerapan anggaran sampai dengan Semester I tahun
ini.
Matriks Komparasi, bentuk matriks komparasi juga dapat dibuat
dengan model lain. Langkah-langkah menggunakan matriks komparasi
dengan model alternatif yang lain ini sebagai berikut:
1. Membuat matriks komparasi. Tuliskan semua masalah yang
berhasil diidentifikasi pada sumbu vertikal dan horisontal.
2. Menandingkan antara masalah yang satu dengan masalah yang
lainnya pada sisi kanan diagonal dengan memberi tanda (+) bila
suatu masalah lebih penting dan memberi tanda (-) bila masalah
tersebut kurang penting.
3. Menjumlahkan tanda (+) secara horisontal dan masukan pada kolom
total horizontal (+).
4. Menjumlahkan tanda (-) secara vertikal dan masukan pada baris
total vertikal (-).
5. Pindahkan hasil penjumlahan pada total horizontal (+) di bawah
baris total vertikal (-).
6. Jumlahkan hasil penjumlahan vertikal dan horisontal dan masukan
pada baris total.
7. Hasil penjumlahan pada baris total yang mempunyai nilai tertinggi
adalah urutan prioritas masalah. Lihat contoh pada Tabel 3 di
bawah ini.
Matriks Komparasi (Model Lain)
Berdasarkan Tabel 3, urutan masalah prioritas pada contoh di atas
adalah:
1. Tidak tercapainya target penerimaan pajak Semester I tahun ini.
2. Rendahnya image masyarakat mengenai pelayanan.
3. Tingginya tingkat keterlambatan pegawai.
4. Rendahnya tingkat penyerapan anggaran sampai dengan Semester I
tahun ini.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan:
Ultrasonografi (USG) adalah pemeriksaan dalam bidang
penunjang diagnostik yang memanfaatkan gelombang ultrasonik
dengan frekuensi yang tinggi dalam menghasilkan imajing, tanpa
menggunakan radiasi, tidak menimbulkan rasa sakit (non
traumatic), tidak menimbulkan efek samping (non
invasif).Gelombang suara ultrasonik memiliki frekuensi lebih dari
20.000 Hz, tapi yang dimanfaatkan dalam teknik ultrasonografi
(kedokteran) gelombang suara dengan frekuensi 1-10 MHz. Prinsip
Kerja Alat Ultrasonografi (USG) yaitu :
Transducer bekerja sebagai pemancar dan sekaligus penerima
gelombang suara. Pulsa listrik yang dihasilkan oleh generator
diubah menjadi energi akustik oleh transducer yang dipancarkan
dengan arah tertentu pada bagian tubuh yang akan dipelajari.
Sebagian akan dipantulkan dan sebagian lagi akan merambat terus
menembus jaringan yang akan menimbulkan bermacam-macam
pantulan sesuai dengan jaringan yang dilaluinya. Pantulan gema
yang berasal dari jaringan-jaringan tersebut akan membentur
transducer dan akan ditangkap oleh transducer, dan kemudian
diubah menjadi pulsa listrik lalu diperkuat dan selanjutnya
diperlihatkan dalam bentuk cahaya pada layar monitor. Gelombang
ini kemudian diteruskan ke tabung sinar katoda melalui recevier
seterusnya ditampilkan sebagai gambar di layar monitor.
DAFTAR PUSTAKA
Boer, A, 2005. Ultrasonografi. Dalam: Rasad, Sjahriar. Radiologi DiagnostikEdisi
kedua. Jakarta: Balai Penerbit FK UI, 453- 455.

Endjun, J J, 2007. Panduan Pemeriksaan USG Dasar Obstetri. Dalam: Endjun,

Juniadi Judi. Ultrasonografi Dasar Obstetri dan Ginekologi. Jakarta: Balai

Penerbit FK UI, 53-60.


Kepner, C.H. dan Benjamin B. Tregoe. 1981. Manajer Yang Rasional. Edisi
Terjemahan. Jakarta: Penerbit Erlangga.

http://www.scribd.com/doc/9642965/Persiapan-dan-Teknik-Pemeriksaan-USG-OBGIN-Dasar-
JJE-20080409

http://planetcopas.blogspot.com/2012/07/prinsip-kerja-mesin-usg-
ultrasonografi.html

Anda mungkin juga menyukai