Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seiring berkembangannya zaman terutama dalam dunia kedokteran, semakin
beragam pula alat - alat yang digunakan untuk memudahkan kegiatan medis. Salah
satu alat yang dituntut perkembangannya yaitu ultrasonografi (USG). USG saat ini
juga sudah mulai banyak variasinya, mulai dari USG 2 dimensi (2D) yang hasil
pindainya berwarna hitam putih hingga USG 3 dimensi atau 4 dimensi (3D/4D)
dengan menggunakan warna doppler yang berkualitas tinggi dan mampu
memproyeksikan gambar serta warna yang jelas (Purba,2015)
USG sendiri merupakan alat pemeriksaan atau pemindai yang menggunakan
gelombang suara frekuensi tinggi dari 2 Mhz - 18 Mhz yang dihasilkan melalui probe
USG (alat yang ditempelkan ke tubuh pasien) kemudian ditampilkan ke layar monitor.
Menurut Juwita (2015) melalui pemeriksaan USG, dokter mampu memeriksa dan
mengamati gerakan organ tubuh seperti jantung, hati, kandung empedu, limpa,
pankreas, ginjal, kandung kemih, pembuluh darah dan yang paling umum kita dengar
yaitu untuk mengetahui gambaran janin pada wanita hamil tanpa harus melakukan
pembedahan (non-invasif). Pemeriksaan dengan USG ini juga tergolong aman karena
tidak memancarkan gelombang radiasi yang dapat membahayakan.
Walaupun USG ini sudah banyak digunakan dalam dunia kedokteran, namun
belum semua orang mengetahui bagaimana konsep dari USG itu sendiri, cara kerjanya,
efek penggunaan, serta keterkaitan teknologi USG ini terhadap masyarakat dan juga
lingkungan. Oleh karena itu, pada tulisan kali ini, penulis akan mencoba menyajikan
materi yang berkaitan dengan hal tersebut.
A. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep dari teknologi USG (Ultrasonography) ?
2. Bagaimana cara kerja dari teknologi USG (Ultrasonography) ?
3. Apa efek positif dan negatif dari teknologi USG (Ultrasonography) ?
4. Bagaimana keterkaitan teknologi USG (Ultrasonography) dengan teknologi
masyarakat dan lingkungan ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep dari teknologi USG (Ultrasonography).
2. Untuk mengetahui cara kerja dari teknologi USG (Ultrasonography).
3. Untuk mengetahui efek positif dan negatif dari teknologi USG
(Ultrasonography).
4. Untuk mengetahui keterkaitan teknologi USG (Ultrasonography) dengan
teknologi masyarakat dan lingkungan.

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Teknologi USG

Ultrasonografi (USG) adalah teknik pencitraan diagnostik yang menggunakan


ultrasonik yaitu gelombang suara dengan frekuensi melebihi kisaran pendengaran
manusia dan merambat melalui suatu medium. (Bushberg, dkk., 2002).
Ketika medium berupa pasien, maka interaksi gelombang dengan berbagai
jenis jaringan sebagai dasar untuk pencitraan diagnostik USG. (Hendee, W. R dan
Ritenour, R. E., 2002).

B. Cara Kerja USG


Gelombang USG dihasilkan oleh sebuah transduser (alat transmisi dan
penerima gelombang USG) yang mampu mengubah sinyal elektrik menjadi
gelombang mekanis. Tranduser yang sama dapat pula menerima gelombang yang
dipantulkan dan kemudian mengubahnya kembali menjadi sinyal elektrik. (Palmer,
2001).
Sedangkan gelombang yang dihasilkan oleh tranduser mempunyai getaran
yang frekuensinya 2 hingga 10 MHz (1 MHz sama dengan 1.000.000 siklus per detik).
Durasi dan getaran tersebut adalah sekitar 1 mikro detik (seperjuta detik) yang
berbeda akan mengubah gelombang tersebut dengan cara yang berbeda. Sebagian
memantulkannya secara langsung sedangkan sebagian yang lainnya menghamburkan
itu sebelum kembali kepada tranduser sebagai gelombang eko (echo). Gelombang
bunyi melintas jaringan dengan kecepatan yang berbeda. (Palmer, 2001).

Getaran USG yang dipantulkan dan terdeteksi lewat tranduser harus diperkuat
atau diamplifikasi dalam scanner. Echo yang kembali dari struktur yang lebih dalam
tidak sekuat echo yang berasal dari jaringan yang berada di dekat permukaan,
sehingga memerlukan amplifikasi yang lebih besar. Scanner USG memiliki alat
kontrol yang dapat mengubah keseluruhan sensitivitas, yaitu nilai ambang dari
instrumen tersebut disamping mengubah amplifikasi echo dari berbagai kedalaman
yang berlainan. (Palmer, 2001).
Ketika echo kembali pada transduser, gambaran dari semua jaringan yang
sudah ada dalam berkas pancaran suara tersebut dapat direkonstruksi. Informasi
tersebut disimpan dalam komputer dan diperhatikan melalui monitor video atau
televisi. (Palmer, 2001).

2
C. Efek positif dari teknologi USG
Pemeriksaan USG menguntungkan, karena bersifat non-invasif, biaya murah,
dan memberikan citra jaringan lunak yang lebih jelas dibandingkan foto rontgen
konvensional. Beberapa keuntungan digunakan USG pada kasus persendian yaitu
lebih jelas dalam mendeteksi remathoid artritis awal pada tulang dibandingkan dengan
radiografi konvensional yang baru bisa diketahui setelah terjadinya remathoid artritis.
(Ostergaard, dkk., 2005).

Kasus pada toraks, USG lebih aman dibanding dengan pemeriksaan Computed
Tomography Scanning (CT Scan) dan Magnetic Resonance Imaging (MRI).
Km(Lyanda, dkk., 2001).

D. Keterkaitan Teknologi USG dengan Teknologi Masyarakat dan Lingkungan


Ultrasonografi (USG) merupakan pengembangan metode skreening dari
konpensional ke teknologi canggih yang menggunakan gelombang suara frekuensi
tinggi yang dipancarkan dari suatu penjejak (disebut transduser) pada suatu organ
yang diperiksa. Ultrasonografi (USG) mampu membantu mendeteksi peristiwa
kehamilan dan berbagai kasus kehamilan dengan cepat dan akurat. Pemerikaan USG
terhadap ibu hamil (bumil) tidak memakai sinar X atau rontgen untuk menghasilkan
gambar janin.

Ultrasonografi (USG) merupakan jenis alat yang mempunyai prosedur


pemeriksaan kehamilan yang tidak berbahaya dan sebagai salah satu metode
skreening untuk memeriksa kehamilan yang dianggap aman, non-invasif, akurat dan
efektif, karena USG tidak menggunakan radiasi, jarum suntik, cairan atau obat-obatan
yang dimasukkan ke dalam tubuh. Seiring kemajuan ilmu komputer, sehingga fungsi
USG bertambah yaitu memiliki kemampuan memunculkan gambar yang sangat halus
yang dapat dilihat di layar monitor. (Sugihato dan Oktarina, 2011:367).
Dewasa ini hampir semua klinik kebidanan di kota-kota besar telah
menyediakan fasilitas pemeriksaan screening dengan USG dengan biaya layanan yang
semakin terjangkau. Hal ini tidak lepas dari tuntutan masyarakat untuk memperoleh
pelayanan yang cepat, akurat dan bermutu, serta efisien. Unit pelayanan kesehatan
yang tidak melengkapi dengan peralatan canggih lambat laun akan ditinggalkan
konsumennya, oleh karena sudah menjadi keharusan Puskesmas PONED wajib
mempunyai USG. Metode kerja USG adalah pemantulan gelombang suara dengan

3
frekuensi tinggi dan mikroprosesor USG bisa dihubungkan dengan komputer,
sehingga hasil diagnose USG bisa dimunculkan di layar monitor berupa gambar yang
sangat jelas yang disebut sonogram. Pemanfaatan teknologi tinggi selain
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan juga meningkatkan biaya layanan
kesehatan (Sugihato dan Oktarina, 2011:368).

4
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Cara kerja USG adalah memantulkan gelombang suara dan menerima kembali
gelombang suara yang telah dipantulkan setelah terkena suatu objek. Objek disini
berupa organ tubuh. panjang gelombang yang dikeluarkan bervariasi tergantung dari
bentuk transducer. Hasil pemantulan gelombang suara tersebut kemudian akan
diterima kembali oleh transducer dan diproses oleh mesin USG kemudian
ditayangkan dalam monitor.

B. Saran
Mungkin dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk
itu penulis mengharapkan, kritik dan saran yang sifatnya membangun demi
kesempurnaan makalah ini agar dalam penulisan makalah kedepannya bisa lebih baik.
Selain itu, penulis memiliki beberapa saran untuk tenaga kesehatan yaitu agar bisa
memanfaaatkan teknologi USG (Ultrasonography) dengan baik dan dengan cara yang
tepat agar dapat dimanfaatkan dengan baik.

5
DAFTAR PUSTAKA

Bushberg, J. T., Seibert, J. A, Leidholdt, E. M. 2002. The Essensial Physics of Medical


Imaging (second edition). Philadelphia: Lippincot William and Wilkins.
Hendee, W. R. and Ritenour, R. E. 2002. Medical Imaging Physics Fourth Edition.
New York: Wiley-Liss.
Lyanda, A., Antariksa, B., dan Syahrudin, E. 2001. Ultrasonografi Toraks. J Respir
Indo. 31(1), 38-43.
Ostergaard, M., Bo, E., Marcin S. 2005. Imaging in Early Rheumatoid Arthritis: roles
of Magnetic Resonance Imaging, Ultrasonography, Conventional Radiography
and Computed Tomography. Best Practice & Research Clinical Rheumatology.
19(1), 91-116.
S. Palmer (ed.). 2001. Panduan Pemeriksaan Diagnostik USG, Penerjemah: Andry
Hartono. Jakarta: EGC.
Purba. dkk. 2015. Karakteristik Ibu Hamil yang Memeriksakan Janin dengan Bantuan
USG. Diunduh dari http://repository.usu.ac.id/handle/52816 pada tanggal 30
November 2020 pukul 23.18 WIB.
Sugiharto, M., Oktarina Oktarina. 2011. "Pengembangan Metode Skreening Usg di
Puskesmas Poned Kabupaten Jombang Provinsi Jawa Timur (Studi Kasus
Hta)." Buletin Penelitian Sistem Kesehatan, Vol. 14, No. 4

Anda mungkin juga menyukai