Anda di halaman 1dari 11

 

Ultrasonografi (USG) merupakan salah satu imaging diagnostik (pencitraan diagnostik) untuk
pemeriksaan alat alat dalam tubuh manusia, dimana dapat mempelajari bentuk, ukuran anatomis,
gerakan serta hubungan dengan jaringan sekitarnya. Pemeriksaan ini bersifat non-invasif, tidak
menimbulkan rasa sakit pada penderita, dapat dilakukan dengan cepat, aman dan data yang
diperoleh mempunyai nilai diagnostik yang tinggi. Tak ada kontra indikasinya, karena
pemeriksaan ini sama sekali tidak akan memperburuk penyakit penderita. Dalam 20 tahun
terakhir ini, diagnostik ultrasonik berkembang dengan pesatnya, sehingga saat ini USG
mempunyai peranan penting untuk menentukan kelainan berbagai organ tubuh.

Citra USG saat ini telah berkembang, yang dahulu hanya menggunakan citra USG berdimensi
dua sekarang menjadi citra USG berdimensi tiga dan juga citra USG berdimensi empat. Citra
yang diperoleh melalui USG, terkadang memiliki penurunan kualitas yang dapat berupa rentang
kontras, distorsi geometric, kekaburan atau noise (Munir, 2004).

1.1.  Latar Belakang

Saat ini sudah menjadi suatu prosedur standart untuk memanfaatkan teknologi ultrasonography
(USG), apalagi ibu yang sedang menunggu kelahiran bayinya yang sangat ingin mengetahui
kondisi janin dalam rahimnya. Salah satu cara yang tidak asing dikalangan ibu hamil dan tentu
saja di dunia kedokteran kandungan, yaitu cara untuk memonitor perkembangan janin dalam
kandungan atau sering disebut dengan USG. Prosedur uji USG adalah bagian dari rutinitas
perawatan pra kelahiran dan memberikan informasi penting yang diperlukan dokter/ bidan untuk
memberikan perawatan yang optimal. Uji USG memungkinkan dokter atau bidan untuk
memastikan perkembangan yang normal dan juga memberikan diagnosa kemungkinan masalah.
Karena tidak ada resiko yang ditimbulkan pada ibu hamil dan perkembangan janin, tidak ada
alasan untuk tidak menggunakan uji USG. (Indira, 2008).

Penggunaan USG tidak terbatas pada untuk mengetahui kondisi janin saja, namun saat ini sudah
berkembang untuk mengetahui kondisi bagian dalam tubuh tanpa perlu pembedahan. Seperti
pemeriksaan ginjal, hepar, toraks dan lain sebagainya.

1.2.  Tujuan

Berikut ini adalah tujuan dari pembuatan makalah;

1. Mengetahui definisi Ultrasonografi


2. Mengetahui sejarah perkembangan Ultrasonografi
3. Menegetahui komponen Ultrasonografi
4. Menegetahui  klasifikasi Ultrasonografi
5. Menegetahui manfaat Ultrasonografi
6. Menegetahui cara kerja Ultrasonografi dalam kesehatan
7. Menegetahui indikasi pemeriksaan Ultrasonografi
8. Menegetahui kontraindikasi Ultrasonografi
9. Menegetahui prinsip interpretasi Ultrasonografi

1.3.  Manfaat

Dengan perkembangan jaman yang makin pesat, perawat sebagai salah satu dari tim medis
diharapkan dapat memahami penggunaan dari USG. Sehingga perawat dapat menentukan
diagnosa yang tepat, serta mendeteksi adanya suatu kelainan pada diri pasien. Penentuan
diagnosa yang salah pada pasien dapat mengakibatkan penanganan pada pasien akan kurang
tepat. Pemeriksaan USG sangat bermanfaat dalam pengambilan keputusan terhadap kelainan
kongenital. Dengan demikian, kematian perinatal akibat kelainan kongenital dapat dikurangi
(Wiknjosastro, 2009).

BAB 2. PEMBAHASAN

2.1 Definisi USG

            Ultrasonografi (USG) adalah alat diagnostik noninvasif menggunakan gelombang suara
dengan frekuensi tinggi diatas 20.000 hertz ( >20 kilohertz) untuk menghasilkan gambaran
struktur organ di dalam tubuh.1 Manusia dapat mendengar gelombang suara 20-20.000 hertz.
Gelombang suara antara 2,5 sampai dengan 14 kilohertz digunakan untuk diagnostik.
Gelombang suara dikirim melalui suatu alat yang disebut transducer atau probe. Obyek didalam
tubuh akan memantulkan kembali gelombang suara yang kemudian akan ditangkap oleh suatu
sensor, gelombang pantul tersebut akan direkam, dianalisis dan ditayangkan di layar. Daerah
yang tercakup tergantung dari rancangan alatnya. Ultrasonografi yang terbaru dapat
menayangkan suatu obyek dengan gambaran tiga dimensi, empat dimensi dan berwarna

            Ultrasonography adalah salah satu dari produk teknologi medical imaging yang dikenal
sampai saat ini. Medical imaging (MI) adalah suatu teknik yang digunakan untuk mencitrakan
bagian dalam organ atau suatu jaringan sel (tissue) pada tubuh, tanpa membuat sayatan atau luka
(noninvasive). Interaksi antara fenomena fisik tissue dan diikuti dengan teknik pendetektian hasil
interaksi itu sendiri untuk diproses dan direkonstruksi menjadi suatu citra (image), menjadi dasar
bekerjanya peralatan MI. USG merupakan suatu alat dalam dunia kedokteran yang
memanfaatkan gelombang ultrasonik, yaitu gelombang suara yang memiliki frekuensi yang
tinggi (250 kHz – 2000 kHz) yang kemudian hasilnya ditampilkan dalam layar monitor.

2.2 Sejarah Perkembangan Ultrasonografi

Sekitar tahun 1920-an, prinsip kerja gelombang ultrasonic mulai diterapkan dalam bidang
kedokteran. Penggunaan ultrasonic dalam bidang kedokteran ini pertama kali diaplikasikan
untuk kepentingan terapi bukan untuk mendiagnosis suatu penyakit. Hasil penelitian William
Fry, dari Universitas Illinios dan Russel Meyers dari Universitas Iowa membuktikan bahwa
gelombang ultrasonic dapat digunakan untuk menghancurkan sel-sel ganglia pada penderita
penyakit Parkinsons. Kemampuan gelombang ultrasonic dalam menghancurkan sel-sel atau
jaringan berbahaya ini kemudian secara luas diterapkan pula untuk penyembuhan penyakit-
penyakit lainnya. Misalnya, terapi untuk penderita arthritis, haorroids, asma, thyrotoxicosis,
ulkus peptikum (tukak lambung), elephanthiasis (kaki gajah) dan bahkan terapi untuk penderita
angina pectoris (nyeri dada).

Baru pada awal tahun 1940, gelombang ultrasonic dinilai memungkinkan untuk digunakan
sebagai alat mendiagnosis suatu penyakit, bukan lagi hanya untuk terapi. Hal tersebut
disimpulkan berkat hasil eksperimen Karl Theodore Dussik, seorang dokter ahli saraf dari
Universitas Vienna, Austria. Bersama dengan saudaranya, Freiderich, seorang ahli fisika,
berhasil menemukan lokasi sebuah tumor otak dan pembuluh darah pada otak besar dengan
mengukur transmisi pantulan gelombang ultrasonic melalui tulang tengkorak. Dengan
menggunakan transduser (kombinasi alat pengirim dan penerima data), hasil pemindaian masih
berupa gambar dua dimensi yang terdiri dari barisan titik-titik berintensitas.

George Ludwig, ahli fisika Amerika menyempurnakan alat temuan Dussik. Pemindaian terhadap
lokasi batu ginjal pada suatu jaringan tubuh dapat ia lakukan. Gelombang ultrasonic yang
menumbuk pada jaringan tubuh akan dipantulkan dan hasilnya kemudian dapat dilihat pada layar
osiloskop. Selanjutnya diketahui bahwa gelombang ultrasonik tersebut memerlukan panjang
gelombang tertentu agar suatu objek jaringan tubuh yang densitasnya beraneka ragam dapat
teridentifikasi.

Tahun 1949, John Julian Wild, ahli bedah Inggris yang bekerja di Medico Technological
Research Institute of Minnesota, berkolaborasi dengan John Reid, seorang teknisi dari National
Cancer Institute. Mereka melakukan investigasi terhadap sel-sel kanker dengan alat ultrasonic.
Beberapa jenis alat yang dibuat untuk kepentingan investigasi tersebut antara lain B-mode
ultrasound, transduser/ alat pemidai jenis A-mode transvaginal dan transrectal. Prinsip alat-alat
tersebut mengacu pada system radar. Oleh sebab itu mereka kemudian menyebutnya sebagai
Tissue Radar Machine (Mesin Radar untuk deteksi jaringan).
Akhirnya, penggunaan ultrasonic mulai merambah bidang obstetric ginekologi. Penelitian yang
dilakukan Ian Donald pada tahun 1955 terhadap kista ovarium dengan menggunakan alat Metal
Flaw Detector mulai membuka peluang dilakukannya berbagai penelitian lanjutan. Penelitian
lanjutan ini tentu saja akan semakin menyempurnakan teknik pemakaian ultrasonic sampai
sekarang.

Beberapa hasil penelitian lanjutan yang cukup penting dalam bidang obstetric ginekologi antara
lain ditemukannya metode penentuan ukuran janin (fetal biometry), teknologi transduser/ alat
pemindai digital, tranduser dua dimensi dan tiga dimensi modern penghasil tampilan gambar
jaringan yang lebih fokus, dan penentuan jenis kelamin janin dalam kandungan (Fetal Anatomic
Sex Assignment/ FASA).

Penemuan metode penentuan ukuran janin dalam kandungan (fetal biometry) dimulai sekitar
tahun 1980-an. Berdasarkan tampilan gambar pada layar USG, beberapa parameter yang biasa
dijadikan standar penentuan ukuran dan berat janin antara lain diameter kepala janin (biparietal
diameter/ BPD), keliling lingkaran kepala janin (head circumference/ HC), panjang tulang paha
(femur length/ FL) dan lingkar perut (abdominal circumference/ AC). Metode fetal biometry ini
dapat membantu para dokter ahli obstetric ginekologi menentukan apakah pertumbuhan janin
berjalan normal atau tidak.

Teknologi transduser digital sekitar tahun 1990-an memungkinkan sinyal gelombang ultrasonic
yang diterima menghasilkan tampilan gambar suatu jaringan tubuh dengan lebih jelas. Penemuan
computer pada pertengahan 1990 jelas sangat membantu teknologi ini. Gelombang ultrasonic
akan memlalui proses sebagai berikut. Pertama, gelombang akan diterima transduser. Kemudian
gelombang tersebut diproses sedemikian rupa dalam computer sehingga bentuk tampilan gambar
akan terlihat pada layar monitor. Transduser yang digunakan terdiri dari transduser penghasil
gambar dua dimensi atau tiga dimensi.

Berkat penemuan-penemuan spektakuler tersebut, alat utrasonik atau USG saat ini sepertinya
menjadi alat wajib seorang dokter ahli obstetric ginekologi. Apalagi setelah diketahui bahwa
USG tidak menimbulkan efek samping baik terhadap kesehatan janin maupun kesehatan si ibu.
Perjalanan panjang perkembangan penggunaan ultrasonic yang mengilhami penemuan-
penemuan tersebut tak boleh dilupakan begitu saja. USG yang digunakan saat ini adalah hasil
kerja para ilmuan di dunia dari berbagai bidang keilmuan.

2.3 Komponen USG

            Cara kerja USG adalah memantulkan gelombang suara dan menerima kembali
gelombang suara yang telah dipantulkan setelah terkena suatu obyek. Obyek disini berupa organ
tubuh. Beberapa komponen penyusun USG adalah sebagai berikut.

1. Transduser
Transduser adalah komponen USG yang ditempelkan pada bagian tubuh yang akan diperiksa,
seperti dinding perut atau dinding poros usus besar pada pemeriksaan prostat. Di dalam
transduser terdapat kristal yang digunakan untuk menangkap pantulan gelombang yang
disalurkan oleh transduser. Gelombang yang diterima masih dalam bentuk gelombang akusitik
(gelombang pantulan) sehingga fungsi kristal disini adalah untuk mengubah gelombang tersebut
menjadi gelombang elektronik yang dapat dibaca oleh komputer sehingga dapat diterjemahkan
dalam bentuk gambar.

1. Monitor Monitor yang digunakan dalam USG

Monitor adalah layar yang digunakan untuk menampilkan bentuk gambar dari hasil pengolahan
data komputer.9 Monitor yang digunakan pada awal penemuan USG masih berupa layar tabung
besar yang terpisah dari mesin USG. Perkembangan teknologi yang terus berkembang pesat
membawa kemajuan pada teknologi monitor. Kalau pada awal penemuan memakai layar tabung
yang besar kini sudah menggunakan layar kecil dan tipis. Awal penemuan USG layar monitor
masih hitam putih sekarang sudah berwarna. Layar monitor sekarang juga menjadi satu dengan
alat USG sehingga bentuk USG lebih terlihat kecil

3.  Mesin USG

Mesin USG merupakan bagian dari USG dimana fungsinya untuk mengolah data yang diterima
dalam bentuk gelombang. Mesin USG kalau dimisalkan, seperti CPU dari USG sehingga di
dalamnya terdapat komponen-komponen yang sama seperti pada CPU pada PC.

2.4 Klasifikasi USG

            Sejalan dengan perkembangan teknologi yang ada pemeriksaan USG mempunyai jenis-
jenis yang semakin mendukung dalam pelaksanaan pemeriksaan USG itu sendiri. Pemeriksaan
USG awalnya hanya ada satu jenis pemeriksaan yang dihasilkan akan tetapi karena kebutuhan
akan hasil yang lebih baik dan didukung pula oleh kemajuan teknologi jenis pemeriksaan USG
dapat bermacam-macam. Perkembangan dari satu jenis menjadi empat jenis, seperti yang ada
sekarang disesuaikan dengan kebutuhan pemeriksa dan kemampuan pasien. Jenis-jenis
pemeriksaan USG yaitu:

1. Ultrasonografi dua dimensi

Ultrasonografi dua dimensi menampilkan gambar dua bidang (memanjang dan melintang).
Kualitas gambar yang dihasilkan cukup baik, sebagian besar keadaan organ dapat ditampilkan.
Contoh hasil USG dua dimensi dapat dilihat pada gambar 1.

 
 

Gambar 2.4.1 hasil pemeriksaan USG dua dimensi

1. Ultrasonografi tiga dimensi

Ultrasonografi tiga dimensi menampilkan tambahan satu bidang gambar lagi yang disebut
koronal. Gambar yang ditampilkan mirip aslinya. Permukaan suatu benda dapat dilihat dengan
jelas dan dapat dilihat dari posisi yang berbeda. Ini memungkinkan karena gambar dapat diputar.
Contoh hasil dari USG tiga dimensi dapat dilihat pada gambar 2.

Gambar 2.4.2 hasil pemeriksaan USG tiga dimensi

1. Ultrasonografi empat dimensi

Ultrasonografi empat dimensi  merupakan istilah dari USG tiga dimensi yang dapat bergerak.
Gambar yang diambil dari USG tiga dimensi tidak dapat bergerak sementara pada USG empat
dimensi gambarnya dapat bergerak seperti keadaan sebenarnya. Jadi pasien dapat melihat lebih
jelas dan membayangkan keadaan janin di dalam rahim. Contoh hasil dari USG empat dimensi
dapat dilihat pada gambar 3.

 
 

Gambar 2.4.3 hasil pemeriksaan USG empat dimensi

1. Ultrasonografi Doppler

Ultrasonografi Doppler merupakan pemeriksaan USG yang mengutamakan pengukuran aliran


darah, baik di arteri maupun di vena, juga dapat menentukan kelenjar limfe. Contoh hasil dari
USG empat dimensi dapat dilihat pada gambar 4.

Gambar 2.4.4 hasil pemeriksaan USG doppler

2.5 Manfaat USG

USG menunjukkan citra kepala sebuah janin dalam kandungan.


Ultrasonografi atau yang lebih dikenal dengan singkatan USG digunakan luas dalam medis.
Pelaksanaan prosedur diagnosis atau terapi dapat dilakukan dengan bantuan ultrasonografi
(misalnya untuk biopsi atau pengeluaran cairan). Biasanya menggunakan probe yang digenggam
yang diletakkan di atas pasien dan digerakkan: gel berair memastikan penyerasian antara pasien
dan probe. Dengan teknologi ini juga dapat mengukur janin agar tanggal persalinan diketahui,
melihat jumlah janin yang ada di rahim, mengetahui komplikasi dengan melihat anggota tubuh,
organ, otak, dan tulang belakang serta melihat posisi janin dan letak plasenta. Selain itu dengan
USG dapat melihat kelainan di rahim ibu misal kista, myoma atau lainnya. Manfaat lainnya yaitu
mendeteksi apakah kehamilan di dalam atau diluar kandungan.

2.6 Cara Kerja USG dalam Kesehatan

Ultrasonografi (USG) bekerja dengan prinsip gelombang suara unltrasonik. Ultrasonik adalah
gelombang suara dengan frekuensi lebih tinggi daripada kemampuan pendengaran telinga
manusia, sehingga kita tidak bisa mendengarnya sama sekali. Suara yang dapat didengar manusia
mempunyai frekuensi antara 20 – 20.000 Cpd (Cicles per detik = Hz). Pemeriksaan USG ini
menggunakan gelombang suara yang frekuensinya 1 – 10 MHz (1–10 juta Hz ), (Boer, 2005).

Gelombang suara frekuensi tinggi tersebut dihasilkan dari kristal-kristal yang terdapat dalam
suatu alat yang disebut transduser. Perubahan bentuk akibat gaya mekanis pada kristal, akan
menimbulkan tegangan listrik. Fenomena ini disebut efek piezo-electric, yang merupakan dasar
perkembangan USG selanjutnya. Bentuk kristal juga akan berubah bila dipengaruhi oleh medan
listrik. Sesuai dengan polaritas medan listrik yang melaluinya, kristal akan mengembang dan
mengkerut, maka akan dihasilkan gelombang suara frekuensi tinggi, (Boer, 2005).

USG terdiri atas transuder dan monitor, transuder merupakan alat yang akan menstransfer
pantulan gelombang suara menjadi gambaran yang akan tampil dilayar monitor (disebut
sonogram). Transduser bekerja sebagai pemancar dan sekaligus penerima gelombang suara.
Pulsa listrik yang dihasilkan oleh generator diubah menjadi energi akustik oleh transduser, yang
dipancarkan dengan arah tertentu pada bagian tubuh yang akan dipelajari. Sebagian akan
dipantulkan dan sebagian lagi akan merambat terus menembus jaringan yang akan menimbulkan
bermacam-macam eko sesuai dengan jaringan yang dilaluinya, (Rasad, 2005).

Pantulan eko yang berasal dari jaringan-jaringan tersebut akan membentur transduser, dan
kemudian diubah menjadi pulsa listrik lalu diperkuat dan selanjutnya diperlihatkan dalam bentuk
cahaya pada layar osiloskop. Dengan demikian bila transduser digerakkan seolah-olah kita
melakukan irisan-irisan pada bagian tubuh yang diinginkan, dan gambaran irisan-irisan tersebut
akan dapat dilihat di layar monitor (Rasad, 2005).

Masing-masing jaringan tubuh mempunyai impedance acustic tertentu. Dalam jaringan yang
heterogen akan ditimbulkan bermacam- macam eko, jaringan tersebut dikatakan echogenic.
Sedang pada jaringan yang homogen hanya sedikit atau sama sekali tidak ada eko, disebut
anechoic atau echofree atau bebas eko. Suatu rongga berisi cairan bersifat anechoic, misalnya;
kista, asites, pembuluh darah besar, perikardial atau pleural effusion. Dengan demikian kista dan
suatu massa solid akan dapat dibedakan, (Rasad, 2005).

Berdasarkan cara kerjanya, USG obstetri diabagi menjadi dua yaitu transuduser transabdominal
dan transvaginal. USG transabdominal digunakan dengan cara ditempelkan di permukaan kulit
perut. Sebelum menjalani pemerikasaan USG ini, pasien diminta untuk meminum air putih
dalam jumlah yang cukup banyak untuk memudahka pemerikasaan karena gelombang suara 
bersifat merambat maksimal atau baik dalam media air.  Transuder ditempelkan dipermukaan
perut yang sudah dilapisi dengan suatu ultrasound gel agar-agar khusus. Kemudian transuder
digerakkan keatas dan kebawah, dan pada saat itu juga komputer akan menterjemahkan
gelombang suara kedalam suatu bentuk gambar. Cara kedua yaitu transvaginal, transuder
dimasukkan ke dalam tubuh melalui vagina. Transvagina digunakan pada kehamilan muda, dan
sebelum dilakukan pemeriksaan pasien diminta mengosongkan kantung kemih untuk
mempermudah menuju rahim.

2.7 Indikasi Pemeriksaan USG

            Pemeriksaan USG merupakan salah satu persyaratan penting yang harus dipenuhi
sebelum pemeriksaan USG dilakukan. Pemeriksaan USG jangan dilakukan secara rutin atau
melakukan setiap melakukan pemeriksaan pasien terutama bila pasien hamil. Banyak panduan
yang diterbitkan, misalnya dari ISUOG (International Society of Ultrasound in Medicine),
AIUM (American Institute of Ultrasound in Medicine), RCOG (Royal College of Obstetrics and
Gynecology), atau ASUM (Australian Society Ultrasound in Medicine)

Dalam bidang ginekologi onkologi pemeriksaannya diindikasikan bila ditemukan massa tumor di
daerah pelvic dan untuk pemantauan hasil pengobatan. Dalam bidang uroginekologi,
pemeriksaan USG dilakukan pada kasus kelainan congenital genitalia, gangguan berkemih, atau
gangguan akibat kelemahan otot-otot dasar panggul.

Dalam bidang obstetri, indikasi yang dianut adalah melakukan pemeriksaan USG begitu
diketahui hamil, penapisan USG pada trimester pertama (kehamilan 10-14 minggu), penapisan
USG pada kehamilan trimester kedua (18 – 20 minggu), dan pemeriksaan tambahan yang
diperlukan untuk memantau tumbuh kembang janin. Dalam bidang ginekologi onkologi
pemeriksaannya diindikasikan bila ditemukan kelainan secara fisik atau dicurigai ada kelainan
tetapi pada pemeriksaan fisik tidak jelas adanya kelainan tersebut.

Dalam bidang endokrinologi reproduksi pemeriksaan USG diperlukan untuk mencari kausa
gangguan hormon, pemantauan folikel dan terapi infertilitas, dan pemeriksaan pada pasien
dengan gangguan haid. Sedangkan indikasi non obstetrik bila kelainan yang dicurigai berasal
dari disiplin ilmu lain, misalnya dari bagian pediatri, rujukan pasien dengan kecurigaan
metastasis dari organ ginekologi dll.

Berikut ini diberikan contoh indikasi yang dikeluarkan oleh NIH 1. National Institute of Health
(NIH), USA (1983–1984) menentukan indikasi untuk dilakukannya pemeriksaan USG sebagai
berikut :

1. Menentukan usia gestasi secara lebih tepat pada kasus yang akan menjalani seksio
sesarea berencana, induksi persalinan atau pengakhiran kehamilan secara elektif;
2. Evaluasi pertumbuhan janin, pada pasien yang telah diketahui menderita insufisiensi
uteroplasenter, misalnya preeklampsia berat, hipertensi kronik, penyakit ginjal kronik,
atau diabetes mellitus berat, atau menderita gangguan nutrisi sehingga dicurigai terjadi
pertumbuhan janin terhambat, atau makrosomia;
3. Perdarahan per vagina pada kehamilan yang penyebabnya belum diketahui;
4. Menentukan bagian terendah janin bila pada saat persalinan bagian terendahnya sulit
ditentukan atau letak janin masih berubah-ubah pada trimester ketiga akhir;
5. Kecurigaan adanya kehamilan ganda berdasarkan ditemukannya dua DJJ yang berbeda
frekuensinya, tinggi fundus uteri tidak sesuai dengan usia gestasi, atau ada riwayat
pemakaian obat-obat pemicu ovulasi;
6. Membantu tindakan amniosentesis atau biopsi villi koriales;
7. Perbedaan bermakna antara besar uterus dengan usia gestasi berdasarkan tanggal hari
pertama haid terakhir;
8. Teraba masa pada daerah pelvik;
9. Kecurigaan adanya mola hidatidosa;
10. Evaluasi tindakan pengikatan serviks uteri (cervical cerclage);
11. Suspek kehamilan ektopik;
12. Pengamatan lanjut letak plasenta pada kasus plasenta praevia;
13. Alat bantu dalam tindakan khusus, misalnya fetoskopi, transfusi intra uterin, tindakan
“shunting”, fertilisasi in vivo, transfer embrio, dan “chorionic villi sampling” (CVS).
14. Kecurigaan adanya kematian mudigah / janin;
15. Kecurigaan adanya abnormalitas uterus;
16. Lokalisasi alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR);
17. Pemantauan perkembangan folikel;
18. Penilaian profil biofisik janin pada kehamilan diatas 28 minggu;
19. Observasi pada tindakan intra partum, misalnya versi atau ekstraksi pada janin kedua
gemelli, plasenta manual, dll;
20. Kecurigaan adanya hidramnion atau oligohidramnion;
21. Kecurigaan terjadinya solusio plasentae;
22. Alat bantu dalam tindakan versi luar pada presentasi bokong;
23. Menentukan taksiran berat janin dan atau presentasi janin pada kasus ketuban pecah
preterm dan atau persalinan preterm;
24. Kadar serum alfa feto protein abnormal;
25. Pengamatan lanjut pada kasus yang dicurigai menderita cacat bawaan;
26. Riwayat cacat bawaan pada kehamilan sebelumnya;
27. Pengamatan serial pertumbuhan janin pada kehamilan ganda;
28. Pemeriksaan janin pada wanita usia lanjut (di atas 35 tahun) yang hamil.

2.8 Kontraindikasi Pemeriksaan USG

            Tidak terdapat kontraindikasi pada pemeriksaan USG, karena pemeriksaan ini sama
sekali tidak akan memperburuk penyakit penderita. USG juga tidak berbahaya bagi janin karena
USG tidak mengeluarkan radiasi gelombang suara yang bisa berpengaruh buruk pada otak si
jabang bayi. Hal ini berbeda dengan penggunaan sinar rontgen. USG baru berakibat negatif jika
telah dilakukan sebanyak 400 kali. Dampak yang timbul dari penggunaan USG hanya efek panas
yang tak berbahaya bagi ibu maupun bayinya. Dalam 20 tahun terakhir ini, diagnostik ultrasonik
berkembang dengan pesatnya, sehingga saat ini USG mempunyai peranan penting untuk
menentukan kelainan berbagai organ tubuh. Jadi, jelas bahwa dalam penggunaan USG untuk
menegakkan diagnosa medis tidak memiliki kontraindikasi atau efek samping terhadap pasien.

2.9  Prinsip Interpretasi USG (Ultrasonografi)

Prinsip interpretasi gambar dalam ultrasonografi berdasarkan kepadakekuatan atas intensitas


gelombang yang dipantulkan kembali oleh jaringan ke tranduser. Berdasarkan kekuatan
intensitas tersebut, maka penggambaran ultrasonografi dibedakan menjadi hyperechoic,
hypoechoic, dan anechoic.

1. Hyperechoic/ echogenic
2. Echo yang dihasilkan terang, terlihat warna putih pada hasil scan.
3. Hyperechoic menunjukkan highly-reflective interfaces, seperti collagen, lemak, udara,
benda keras dan tulang

1. Hypoechoic/echopoor
2. Echo yang dihasilkan sedikit, terlihat warna abu-abu hitam pada hasil scan
3. Hypoechoic menunjukkan intermediate reflection/transmission, seperti pada kebanyakan
jaringan lunak
4. Tulang dan udara : gambar hyperechoic, hal ini disebabkan karena tulang dan udara
menghambat laju gelombang suara
5. Pada interface antara jaringan lunak-udara, sekitar 99% gelombang suara akan
direfleksikan
6. Pada interface antara jaringan lunak-tulang, sekitar 30% gelombangsuara di reflesikan
sedangkan sisanya akan diserap oleh tulang
7. Oleh karena itu pada kedua jenis interface diatas echo yang dihasilkan oleh permukaan
sangat kuat tapi struktur yang berada di bawah interface tersebut tidak akan tampak

1. Anechoic
2. Tidak ada echo yang dihasilkan, terlihat warna hitam pada hasil scan
3. Hal ini menunjukkan complete transmission dari suara, contoh cairan
4. Sedangkan kehadiran suatu partikulat di dalam cairan akan menyebabkan terbentuknya
echo

Anda mungkin juga menyukai