Anda di halaman 1dari 19

KATA PENGANTAR

Segala puji hanyalah milik Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
kepada kami, khususnya penulis, sehingga bisa menyelesaikan makalah Fisika dengan tema
Penerapan Konsep elektromagnetik dalam penggunaan ultrasonografi(usg).
Sering timbul inovasi baru dalam penggunaan teknologi seiiring dengan perkembangan
zaman, khususnya dalam bidang kesehatan. Hal ini terlihat dari munculnya berbagai alat
kedokteran yang dikembangkan melalui konsep dasar ilmu pengetahuan, misalnya fisika,
biologi, kimia dan sebagainya. Penggunaan alat-alat tersebut tidak sepenuhnya berdampak positif
melainkan memiliki potensi berpengaruh negatif pada kesehatan.
Makalah sederhana ini pada dasarnya disusun untuk memenuhi tugas mata pelajaran
Fisika materi elekromagnetik sekaligus diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam
penerapan konsep fisika di kehidupan sehari-hari khususnya bidang kesehatan.
Akhirnya, dengan segala kerendahan hati Penulis mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu terwujudnya makalah ini. Penulis sangat mengharapkan kritik
dan tanggapan yang membangun dari siapa saja yang berminat menyempurnakan makalah ini.

Sungailiat, 26 Mei 2013


Penulis

DAFTAR ISI

Kata Pengantar .
Daftar Isi
Bab 1: Pendahuluan ....
Bab 2: Pembahasan .......
1. Pengertian Ultrasonografi ......
2. Sejarah Pengertian Ultrasonografi .
3. Prinsip Ultrasonografi ..... .
4. Fisika dasar gelombang ultrasonik pada usg............
5. Jenis-jenis pemeriksaan...
6. Cara kerja..................................
7. Penyulit........
8. Kekurangan Ultrasonografi .
Bab 3 Penutup .....................................................................................................................
1. Kesimpulan ......................................................................................................................
Daftar Pustaka .....................................................................................................................

ULTRASONOGRAFI (USG)
ULTRASONOGRAFI (USG)
A. PENDAHULUAN
Saat ini perkembangan dunia teknologi sangat berkembang pesat terutama
dalam dunia IT (Informatic Technology). Perkembangan dunia IT berimbas
pada perkembangan berbagai macam aspek kehidupan manusia. Salah satu
aspek yang terkena efek perkembangan dunia IT adalah kesehatan. Dewasa
ini dunia kesehatan modern telah memanfaatkan perkembengan teknologi
untuk meningkatkan efisiensi serta efektivitas di dunia kesehatan. Salah satu
contoh pengaplikasian dunia IT di dunia kesehatan adalah penggunaan alatalat kedokteran yang mempergunakan aplikasi komputer, salah satunya
adalah USG (Ultra sonografi).

Ultrasonografi (USG) merupakan salah satu imaging diagnostik ( pencitraan


diagnostik) untuk pemeriksaan alat alat dalam tubuh manusia, diman kita
dapat mempelajari bentuk, ukuran anatomis, gerakan serta hubungan
dengan jaringan sekitarnya. Pemeriksaan ini bersifat non-invasif, tidak
menimbulkan rasa sakit pada penderita, dapat dilakukan dengan cepat,
aman dan data yang diperoleh mempunyai nilai diagnostik yang tinggi.
Takada kontra indikasinya, karena pemeriksaan ini sama sekali tidak akan
memperburuk penyakit penderita. Dalam 20 tahun terakhir ini, diagnostik
ultrasonik berkembang dengan pesatnya, sehingga saat ini USG mempunyai
peranan penting untuk menentukan kelainan berbagai organ tubuh
B. ULTRASONOGRAFI
1. Pengertian
USG adalah suatu alat dalam dunia kedokteran yang memanfaatkan
gelombang ultrasonik, yaitu gelombang suara yang memiliki frekuensi yang
tinggi (250 kHz - 2000 kHz) yang kemudian hasilnya ditampilkan dalam layar
monitor.
Ultrasonografi medis (sonografi) adalah sebuah teknik diagnostik
pencitraan menggunakan suara ultra yang digunakan untuk mencitrakan
organ internal dan otot, ukuran mereka, struktur, dan luka patologi,
membuat teknik ini berguna untuk memeriksa organ. Sonografi obstetrik
biasa digunakan ketika masa kehamilan.
Pilihan frekuensi menentukan resolusi gambar dan penembusan ke dalam
tubuh pasien. Diagnostik sonografi umumnya beroperasi pada frekuensi dari
2 sampai 13 megahertz.
Sedangkan dalam fisika istilah "suara ultra" termasuk ke seluruh energi
akustik dengan sebuah frekuensi di atas pendengaran manusia (20.000
Hertz), penggunaan umumnya dalam penggambaran medis melibatkan
sekelompok frekuensi yang ratusan kali lebih tinggi.
Ultrasonografi atau yang lebih dikenal dengan singkatan USG digunakan luas
dalam medis. Pelaksanaan prosedur diagnosis atau terapi dapat dilakukan
dengan bantuan ultrasonografi (misalnya untuk biopsi atau pengeluaran
cairan). Biasanya menggunakan probe yang digenggam yang diletakkan di
atas pasien dan digerakkan: gel berair memastikan penyerasian antara
pasien dan probe.
Dalam kasus kehamilan, Ultrasonografi (USG) digunakan oleh dokter
spesialis kedokteran (DSOG) untuk memperkirakan usia kandungan dan
memperkirakan hari persalinan. Dalam dunia kedokteran secara luas, alat
USG (ultrasonografi) digunakan sebagai alat bantu untuk melakukan
diagnosa atas bagian tubuh yang terbangun dari cairan.
Pada awalnya penemuan alat USG diawali dengan penemuan gelombang
ultrasonik kemudian bertahun-tahun setelah itu, tepatnya sekira tahun 1920an, prinsip kerja gelombang ultrasonik mulai diterapkan dalam bidang
kedokteran. Penggunaan ultrasonik dalam bidang kedokteran ini pertama
kali diaplikasikan untuk kepentingan terapi bukan untuk mendiagnosis suatu
penyakit.

Dalam hal ini yang dimanfaatkan adalah kemampuan gelombang ultrasonik


dalam menghancurkan sel-sel atau jaringan berbahaya ini kemudian
secara luas diterapkan pula untuk penyembuhan penyakit-penyakit lainnya.
Misalnya,
terapi
untuk
penderita
arthritis,
haemorrhoids,
asma,
thyrotoxicosis, ulcus pepticum (tukak lambung), elephanthiasis (kaki gajah),
dan bahkan terapi untuk penderita angina pectoris (nyeri dada). Baru pada
awal tahun 1940, gelombang ultrasonik dinilai memungkinkan untuk
digunakan sebagai alat mendiagnosis suatu penyakit, bukan lagi hanya
untuk terapi. Hal tersebut disimpulkan berkat hasil eksperimen Karl Theodore
Dussik, seorang dokter ahli saraf dari Universitas Vienna, Austria. Bersama
dengan saudaranya, Freiderich, seorang ahli fisika, berhasil menemukan
lokasi sebuah tumor otak dan pembuluh darah pada otak besar dengan
mengukur transmisi pantulan gelombang ultrasonik melalui tulang
tengkorak. Dengan menggunakan transduser (kombinasi alat pengirim dan
penerima data), hasil pemindaian masih berupa gambar dua dimensi yang
terdiri dari barisan titik-titik berintensitas rendah. Kemudian George Ludwig,
ahli fisika Amerika, menyempurnakan alat temuan Dussik.
Teknologi transduser digital sekira tahun 1990-an memungkinkan sinyal
gelombang ultrasonik yang diterima menghasilkan tampilan gambar suatu
jaringan tubuh dengan lebih jelas. Penemuan komputer pada pertengahan
1990 jelas sangat membantu teknologi ini. Gelombang ultrasonik akan
melalui proses sebagai berikut, pertama, gelombang akan diterima
transduser. Kemudian gelombang tersebut diproses sedemikian rupa dalam
komputer sehingga bentuk tampilan gambar akan terlihat pada layar
monitor. Transduser yang digunakan terdiri dari transduser penghasil gambar
dua dimensi atau tiga dimensi. Seperti inilah hingga USG berkembang
sedemikian rupa hingga saat ini.
Ultrasonography adalah salah satu dari produk teknologi medical imaging
yang dikenal sampai saat ini Medical imaging (MI) adalah suatu teknik yang
digunakan untuk mencitrakan bagian dalam organ atau suatu jaringan sel
(tissue) pada tubuh, tanpa membuat sayatan atau luka (non-invasive).
Interaksi antara fenomena fisik tissue dan diikuti dengan teknik pendetektian
hasil interaksi itu sendiri untuk diproses dan direkonstruksi menjadi suatu
citra (image), menjadi dasar bekerjanya peralatan MI.
Ultrasonografi medis digunakan dalam:
a. Kardiologi; lihat ekokardiografi
b.

Endokrinologi

c.

Gastroenterologi

d.

Ginaekologi; lihat ultrasonografi gynekologik

e.

Obstetrik; lihat ultrasonografi obstetrik

f.

Ophthalmologi; lihat ultrasonografi A-scan, ultrasonografi B-scan

g.

Urologi

h.

Intravascular ultrasound

i.

Contrast enhanced ultrasound

2. Sejarah USG
Pertama kali ultrasonik ini digunakan dalam bidang teknik untuk radar, yaitu
teknik SONAR ( Sound, Navigation and Ranging) oleh Langevin (1918),
seorang Perancis, pada waktu perang dunia ke I, untuk mengetahui adanya
kapal
selam
musuh.
Kemudian
digunakan
dalam
pelayaran
untukmenentukan kedalaman laut. Menjelang perang dunia ke II (1937),
teknik ini digunakan pertama kali untuk pemeriksaan jaringan tubuh, tetapi
hasilnya belum memuaskan.
Berkat kemampuan dan kemajuan teknologi yang pesat, setelah perang
dunia keII, USG berhasil digunakan untuk pemeriksaan alat-alat tubuh.
Hoery dan Bliss pada tahun 1952, telah melakukan pemeriksaan USG pada
beberapa organ, misalnya pada hepar dan ginjal. Sekarang Usg merupakan
alat praktis dengan pemeriksaan klinis yang luas.
3. Prinsip USG
Ultrasonik adalah gelombang suara dengan frekwensi lebih tinggi daripada
kemampuan pendengaran telinga manusia, sehingga kita tidak bisa
mendengarnya sama sekali. Suara yang dapat didengar manusia mempunyai
frekwensi antara 20 20.000 Cpd (Cicles per detik- Hertz).. Sedangkan
dalam pemeriksaan USG ini mengunakan frekwensi 1- 10 MHz ( 1- 10 juta
Hz).
Gelombang suara frekwensi tingi tersebut dihasilkan dari kristal-kristal yang
terdapat dalam suatu alat yang disebut transducer. Perubahan bentuk akibat
gaya mekanis pada kristal, akan menimbulkan teganganlistrik. Fenomena ini
disebut efek Piezo-electric, yang merupakan dasar perkembangan USG
selanjutnya. Bentuk kristal juga akan berubah bila dipengaruhi oleh medan
listrik. Sesuai dengan polaritas medan listrik yang melaluinya, kristal akan
mengembang dan mengkerut, maka akan dihasilkan gelombang suara
frekwensi tingi.
4. Fisika dasar gelombang ultrasonik pada usg
Pemahaman mengenai sifat fisik gelombang ultrasonik sangat diperlukan
didalam pemeriksaan USG, antara lain :
a. Untuk mengetahui prinsip kerja, cara pemakaian dan cara pemeriksaan alat
USG
b. Untuk membuat interpretasi gambaran USG dan mengenal berbagai
gambaran artefak yang ditimbulkan
c. Untuk memahami efek biologik dan segi keamanan dalam penggunaan alat
diagnostik USG yang dewasa ini masih perlu dipantau
Gelombang ultrasonik merupakan gelombang suara frekuensi gelombang
suara yang dapat didengar oleh telinga manusia. Alat diagnostik USG
menggunakan gelombang ultrasonik yang mempunyai frekuensi 1-10 MHz.
Kecepatan gelombang suara didalam suatu medium akan berbeda dari
medium lainnya. Sifat akustik medium menentukan perbedaan ini.

a.
b.
c.

a.
b.
c.

Pengurangan intensitas merupakan atenuasi, yang dapat disebabkan oleh


mekanisme, refleksi, refraksi, absorpsi dan scattening.
Pengaruh atenuasi dalam pemeriksaan USG :
Atenuasi akan membatasi kemampuan alat USG dalam memeriksa truktur
jaringan tubuh hanya sampai batas ke dalaman tertentu.
Adanya atenuasi yang berbeda pada jaringan tubuh akan memberikan
gambaran USG yang berbeda pula
Alat USG sulit digunakan untuk memeriksa struktur jaringan tulang organ
yang berisi gas
Faktor yang menambah keamanan penggunaan USG yang banyak dipakai
saat ini mempunyai intensits <10 MW/Cm 2. Faktor lain yang menambah
keamanan penggunaan USG, baik terhadap ibu maupun janin :
Gel ultrasonik yang digunakan adalah jenis pulsa, sehingga efek kumulatif
di dalam jar sangat kecil
Dinding abdomen ibu (pada transabdominal) akan mengabsorpsi sebagian
intensitas gel ultrasonic
Vaskularisasi pada dinding abdomen ibu dan janin akan menetralisir efek
panas dari gel ultrasonik.
Pemakaian USG jenis real tim dan adanya gerakan janin akan menghindari
terfokusnya intensitas gelombang ultrasonik pada suatu organ yang lama

5. JENIS PEMERIKSAAN USG


a.

USG 2 Dimensi
Menampilkan gambar dua bidang (memanjang dan melintang). Kualitas
gambar yang baik sebagian besar keadaan janin dapat ditampilkan. USG 2D
hanya menggunakan dimensi panjang dan lebar. Janin akan tampak samarsamar seperti bayangan tapi gerakannya terpantau pada layar monitor.
Untuk pemeriksaan awal biasanya dokter menggunakan USG 2D. Jika
ditemukan kelainan janin barulah digunakan USG 3D atau 4D.
USG 2D saja sebetulnya sudah sangat memadai untuk melakukan
pemeriksaan kehamilan. Kecuali dalam keadaan kelainan tertentu yang
harus dilakukan pemeriksaan 4D, seperti dicurigai adanya kelainan bawaan
kecil-kecil. Kalau yang besar2 seperti hidrosefalus (besar kepala), anensefali
(nggak ada batok kepala), amelia (tidak ada anggota gerak) dll masih bisa
'dilihat' dengan USG 2 D.

b. USG 3 Dimensi
Dengan alat USG ini maka ada tambahan 1 bidang gambar lagi yang disebut
koronal. Gambar yang tampil mirip seperti aslinya. Permukaan suatu benda
(dalam hal ini tubuh janin) dapat dilihat dengan jelas. Begitupun keadaan
janin dari posisi yang berbeda. Ini dimungkinkan karena gambarnya dapat
diputar (bukan janinnya yang diputar).

c.

USG 4 Dimensi
Sebetulnya USG 4 Dimensi ini hanya istilah untuk USG 3 dimensi yang dapat
bergerak (live 3D). Kalau gambar yang diambil dari USG 3 Dimensi statis,
sementara pada USG 4 Dimensi, gambar janinnya dapat bergerak. Jadi
pasien dapat melihat lebih jelas dan membayangkan keadaan janin di dalam
rahim. USG 4D adalah hasil penyempurnaan dari USG 3D. Menggunakan
empat dimensi yakni lebar, panjang, kedalaman plus gerak (dimensi waktu).
Sehingga hasilnya lebih detail dan akurat, karena bisa melihat bentuk janin
secara yang nyata. Bahkan mancung atau peseknya hidung janin pun bisa
diketahui. Alat ini dikembangkan pada tahun 1992 oleh seorang peneliti,
Kazunori Baba dari Institute of Medical Electronics, Universitas Tokyo.
d. USG Doppler
Pemeriksaan USG yang mengutamakan pengukuran aliran darah terutama
aliran tali pusat. Alat ini digunakan untuk menilai keadaan/kesejahteraan
janin. Penilaian kesejahteraan janin ini meliputi:
1) Gerak napas janin (minimal 2x/10 menit).
2) Tonus (gerak janin).
3) Indeks cairan ketuban (normalnya 10-20 cm).
4) Doppler arteri umbilikalis.
5) Reaktivitas denyut jantung janin.
6. Cara Kerja alat Ultrasonografi
Transducer bekerja sebagai pemancar dan sekaligus penerima gelombang
suara. Pulsa listrik yang dihasilkan oleh generator diubah menjadi energi
akustik oleh transducer, yang dipancarkan dengan arah tertentu pada bagian
tubuh yang akan dipelajari. Sebagian akan dipantulkan dan sebagian lagi
akan merambat terus menembus jaringan yang akan menimbulkan
bermacam-macam echo sesuai dengan jaringan yang dulaluinya.

Pantulan echo yang berasal dari jaringan-jaringan tersebut akan membentur


transducer, dan kemudian diubah menjadi pulsa listrik lalu diperkuat dan
selanjutnya diperlihatkan dalam bentuk cahaya pada layar oscilloscope.
Dengan demikian bila transducer digerakkan seolah0olah kita melakukan
irisan-irisan pada bagian tubuh yang dinginkan, dan gambaran irisan-irisan
tersebut akan dapat dilihat pada layar monitor.
Masing-masing jaringan tubuh mempunyai impedance accoustic tertentu.
Dalam jaringan yang heterogen akan ditimbulkan bermacam-macam echo,
jaringan tersebut dikatakan echogenic. Sedang jaringan yang homogen
hanya sedikit atau sama sekali tidak ada echo, disebut anecho atau echofree
. Suatu rongga berisi cairan bersifat anechoic, misalnya : kista, asites,
pembuluh darah besar, pericardial dan pleural efusion.
Display Modes
Echo dalam jaringan dapat diperlihatkan dalam bentuk :
a.

A- mode L : Dalam sistem ini, gambar yang berupa defleksi vertikal pada
osiloskop. Besar amplitudo setiap defleksi sesuai dengan energy eko yang
diterima transducer.

b. B- mode
: Pada layar monitor (screen) eko nampak sebagai suatu titik
dan garis terang dan gelapnya bergantung pada intensitas eko yang
dipantulkan dengan sistem ini maka diperoleh gambaran dalam dua dimensi
berupa penampang irisan tubuh, cara ini disebut B Scan.
c.

M- mode
: Alat ini biasanya digunakan untuk memeriksa jantung.
Tranducer tidak digerakkan. Disini jarak antara transducer dengan organ
yang memantulkan eko selalu berubah, misalnya jantung dan katubnya.

7. Penyulit
Suatu penyulit yang umum pada pemeriksaan USG disebabkan karena USG
tidak mampu menembus bagian tertentu badan. Tujuh puluh persen
gelombang suara yang mengenai tulang akan dipantulkan, sedang pada
perbatasan rongga-rongga yang mengandung gas 99% dipantulkan. Dengan
demikian pemeriksaan USG paru dan tulang pelvis belum dapat dilakukan.
Dan diperkirakan 25% pemeriksaan di abdomen diperoleh hasil yang kurang
memuaskan karena gas dalam usus. Penderita gemuk agak sulit, karena
lemak yang banyak akan memantulkan gelombang suara yang sangat kuat.

8. Waktu yang tepat untuk pemeriksaan


Pemeriksaan dengan USG wajib semasa kehamilan sebetulnya hanya dua
kali, yaitu:
a. Saat pertama kali pemeriksaan kehamilan (usia kehamilan berapa pun
namun biasanya pada usia kehamilan 10-12 minggu). Pemeriksaan ini

b.

a.
b.
9.

a.

dilakukan sebagai skrining awal. Gambaran janin yang masih sekitar 8 cm


akan terlihat tampil secara utuh pada layar monitor.
Usia kehamilan 20-24 minggu sebagai skrining lengkap. Setelah usia
kehamilan lebih dari 12 minggu gambaran janin pada layar monitor akan
terlihat sebagian-sebagian/tidak secara utuh. Karena alat scan USG punya
area yang terbatas, sementara ukuran besar janin sudah bertambah atau
lebih dari 8 cm. Jadi, untuk melihat kondisi janin dapat per bagian, misalnya
detail muka, detail jantung, detail kaki dan sebagainya.
Selain itu, penggunaan alat USG dapat dilakukan atas dasar indikasi yakni:
Pemeriksaan USG serial untuk mengukur pertumbuhan berat badan janin.
Bila perlu pada usia kehamilan 38-42 minggu untuk melihat bagaimana
posisi bayi apakah melintang, kepala turun, dan lainnya.
Persiapan pasien
Sebenarnya tidak diperlukan persiapan khusus. Walaupun demikian pada
penderita obstivasi, sebaiknya semalam sebelumnya diberikan laksansia.
Untuk pemeriksaan alat-alat rongga di perut bagian atas, sebaiknya
dilakukan dalam keadaan puasa dan pagi hari dilarang makan dan minum
yang dapat menimbulkan gas dalam perut karena akan mengaburkan
gambar organ yang diperiksa. Untuk pemeriksaan kandung empedu
dianjurkan puasa sekurang-kurangnya 6 jam sebelum pemeriksaan, agar
diperoleh dilatasi pasif yang maksimal. Untuk pemeriksaan kebidanan dan
daerah pelvis, buli-buli harus penuh.
SARAN UNTUK IBU HAMIL
Saat akan menjalani pemeriksaan, untuk minum lebih banyak sebelumnya,
hal ini untuk mempermudah pengamatan yang akan dilakukan oleh dokter

b.

Untuk mempermudah pemeriksaan, usahakan untuk menggunakan baju


yang sedikit longgar.

c.

Saat layar menunjukan gambar janin, jangan ragu bertanya jika Anda ingin
tahu tentang kehamilan dan janin Anda pada dokter.

10. Indikasi Pemeriksaan


Belum ada keseragaman:
a. Usia kehamilan tidak jelas
1) Diameter G.S (KG)
2) Jarak kepala bokong (crown-rump length. CRL)
3) Diameter Giparietal dan Femur
Pengukuran Biometrik:
1) Diameter gipanietal (DBP) baik pada trimester II
2) Lingkar kepala
3) Femur
4) Lingkaran perut paling tidak akurat

5)
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
h)

Lain-lain:
Jarak biorbita
Panjang humerus
Panjang fibia-fibula
Panjang radius-ulna
Lebra serebelum
Ukuran jantung
Ukuran ginjal
Ukuran limpa, dsb
Parameter yang paling sering digunakan adalah : Ukuran DBP dan Femur
i) Semakin tua usia kehamilan, variasi biologik makin lebar
j) Semakin tua usia kehamilan,makin berkurang ketepatan
k) Semakin tua usia kehamilan, penentuan usia kehamilan
l) Semakin tua usia kehamilan, melalui pemeriksaan biometri
b. Tersangka kehamilan multiple
Dapat dijumpai lebih dari 1 kantong gestasi. Dapat diketahui dengan jelas
mulai kehamilan 6 minggu.
c. Perdarahan dalam kehamilan
Komplikasi pada Kehamilan Trimester I:
1) Perdarahan nidasi tanda Hartman
2) Abortus USG untuk menilai keadaan mudiqah/janin serta luasnya daerah
perdarahan intra uterin
3) Kehamilan Anembrionik (blighted ovum)
4) Molahidalidosa
d. Kehamilan Ektropik
e. Tersangka kematian mudiqah (janin)
f. Tersangka kehamilan ektopik
g. Tersangka kehamilan mola
h. Terdapat perbedaan tinggi fundus uteri dan lamanya amenorea
i. Presentasi janin tidak jelas.
Pemeriksaan USG pada kehamilan Trimester II dan III : pemeriksaan Leopold
yang sukar karena pasien gemuk, kehamilan protein, hidramion
j. Tersangka pertumbuhan janin terhambat
k. Tersangka janin besar
l. Tersangka oligohidramion/polihidramion
m. Penentuan profil tersangka biofisik janin
n. Evaluasi letak dan keadan plasenta
Pemeriksaan USG pada kehamilan Trimester II dan III: Pemeriksaan Leopold
yang sukar karena pasien gemuk, kehamilan protein, hidramin, dsb.
o. Adanya resiko/tersangka cacat bawaan
Kelainan kongenital akan semakin besar, bila ditemukan:
1) Oligohidramnion, terutama sebelum kehamilan 20 minggu
2) Hidramnion (polihidramnion)
3) Pertumbuhan janin terhambat (IUGR)
4) Kelainan bentuk tubuh (Contoh : kepala tidak oval)/struktur intrafetal (asites,
tumor)

5)
6)
7)
8)

a.
b.
c.
d.

a.
b.
c.

Terdapat perbedaan mencolok dalam ukuran biometri satu dnegan lainnya


pada usia kehamilan
Plasenta yang membesar pada usia kehamilan
Tidak terlihat salah satu akumulikalis
Aktivitas biofisik janin abnormal (berkarang/bo +)
Anasenfalus
Ditandai : tidak terbentuknya tulang-tulang frontal, parietal dan oksipetal.
Mikrosefalus
Disertai gangguan pertumbuhan otak. Biasanya mengalami kemunduran
intelektual dan gangguan pertumbuhan.
Ensefalokel
Disebabkan oleh defek tulang kepala, biasanya terjadi di bagian oksipital,
kadang-kadang juga dibagian nasal, frontal atau parietal pada defek yang
besar sering disertai hermiasi jaringan otak (eksensefalus).
Ensefalokel mudah dideteksi dengan USG bila defek tulang kepala cukup
besar, apalagi bila sudah herniasi. Akan tetapi lesi pada tulang kepala
menjadi sulit dikenali bila terdapat digohidramin
Spina
Pada penampang longitudinal, spina terlihat sebagai 2 garis paralel yang
ekhogenik menyerupai gambaran rel kereta api.
Spina Bifida
Merupakan kelainan sel neural akibat kegagalan dalam proses penutupan
arkus vertebrata. Dapat terjadi di daerah lumbo sakral (90%), toraks (6%),
serukal (3%). Pada 70% kasus dijumpai adanya hidrosefalus.
Toraks dengan melihat struktur jangtung di dalamnya.
Bentuk = gell shape dengan bagian apeks menunjuk ke arah kranial dan
bagian basal dibatasi diafragma.
USG: yang dipakai penampang longitudinal melalui keempat rongga jantung
(four-chamber view)
Abdomen
Disertai kelainan jantung, sel kemih atau kelainan pada sindroma down.
Obstruksi sel cerna bagian proximal ileum hidramnio.
Hidrops fetalis diserta asites serta pembesarn hepar dan limfa
Kelainan abdomen dapat dideteksi dengan USG :
Obstruksi traktus gastrointestinal
Gastrokisis, omfalokel
Hernia umbilikalis
Hernia diafragma
Traktus Urogenitalis
Banyaknya cairan amnion, terutama kehamilan trimester III, sangat
ditentukan oleh banyaknya urin yang diproduksi janin.
Sindrom potter (agenesis renal bilateral, oligohiodramnion, kelainan bentuk
wajah, hipoplasia paru)
Ginjal polikistik bilateral (resesif autosomal) terlihat massa tumor
ekhogenik intra abdomen
Ginjal multikistik unilateral 20% (paling sering) 1-2 cm 6 cm

d.

a.
b.
c.
d.

e.

Obstruksi sel kencing distal (uretral) kandung kencing melebar +


hidronefrosis dan dilatasi ureterEsktremitas
Untuk mendeteksi adanya diplasia seperti dwafisme, fekomelia,
okhondroplasi dan beberapa keadaan hipomineralisasi (akhondrogenesis,
osteogenesis, imperfekta, dsb).
Kelainan jari : polidaktili, adakhili, sindaktili dan ektrodakili.
Alat Kelamin
Mudah diidentifikasi dengan USG setelah kehamilan 20 mg
Penyulit pada : Oligohidramin, Kehamilan multiple, Janin sungsang
Petunjuk yang dapat ditujukan untuk memberitahukan jenis kelamin pada
pasien:
Pemeriksa telah cukup mahir dan berpengalaman dalam mengidentifikasi
jenis kelamin
Jangan menerka jenis kelamin apabila pemeriksa tidak yakin
Jangan memberitahukan jenis kelamin janin, apabila pasien tidak
memintanya secara spontan
Meskipun pasien memintanya, lebih bijaksana untuk tidak memberitahukan
hasil, sekiranya jawaban itu akan mengecewakan pasien.
Jenis kelamin laki-laki penis dan skrotum
Trimester III testis dalam skrotum (terutama bila terdapat hidrokel yang
normal bnyak dijumpai)
Jenis kelamin perempuan labia mayora dan minora
Lebih sulit di identifikasi < 24 minggu
Jangan identifikasi atas dasar tidak terlihatnya penis dan skrotum.
Alat bantu dalam tindakan obstetri, seperti versi luar, versi ekstraksi,
plasenta manual, dsb

9) Tersangka hamil dengan IUD


10) Tersangka kehamilan dengan bentuk uterus abnormal
11) Tersangka kehamilan dengan bentuk uterus abnormal
12) Sebagai alat bantu dalam tindakan intervensi seperti amniosintesis, biopsivili
korales, transfusi intrauterine, fetuskopi, dsb
11. Cara Pemeriksaan
Pemeriksaan USG dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:
a. Pervaginam
1) Memasukkan probe USG transvaginal/seperti melakukan pemeriksaan
dalam.
2) Dilakukan pada kehamilan di bawah 8 minggu.
3) Lebih mudah dan ibu tidak perlu menahan kencing.
4) Lebih jelas karena bisa lebih dekat pada rahim.
5) Daya tembusnya 8-10 cm dengan resolusi tinggi.
6) Tidak menyebabkan keguguran.
b. Perabdominan
1) Probe USG di atas perut.

2) Biasa dilakukan pada kehamilan lebih dari 12 minggu.


3)

Karena dari atas perut maka daya tembusnya akan melewati otot perut,
lemak baru menembus rahim.

12. Pemakaian Klinis


USG digunakan untuk membantu menegakkan diagnosis dalam berbagai
kelainan organ tubuh. USG digunakan antara lain :
a. Menemukan dan menentukan letak massa dalam rongga perut dan pelvis.
b. membedakan kista dengan massa yang solid.
c.

mempelajari pergerakan organ (jantung, aorta, vena kafa), maupun


pergerakan janin dan jantungnya.

d.

Pengukuran dan penetuan volum. Pengukuran aneurisma arterial,


fetalsefalometri, menentukan kedalaman dan letak suatu massa untuk
bioksi. Menentukan volum massa ataupun organ tubuh tertentu (misalnya
buli-buli, ginjal, kandung empedu, ovarium, uterus, dan lain-lain).

e.

Biopsi jarum terpimpin. Arah dan gerakan jarum menuju sasaran dapat
dimonitor pada layar USG.

f.

Menentukan perencanaan dalam suatu radioterapi. Berdasarkan besar tumor


dan posisinya, dosis radioterapi dapat dihitung dengan cepat. Selain itu
setelah radioterapi, besar dan posisi tumor dapat pula diikuti.

g.

konfirmasi kepastian kehamilan. Embrio dalam kantung kehamilan dapat


dilihat pada awal kehamilan 5 minggu dan detak jantung janin biasanya
terlihat jelas dalam usia 7 minggu.

h.

Mengetahui usia kehamilan. Untuk mengetahui usia kehamilan dapat


dengan menggunakan ukuran tubuh fetus, panjang kaki dan lingkar kepala,
sehingga dapat memperkirakan kapan tanggal persalinan.

i.

Memantau pertumbuhan dan perkembangan janin dalam kandungan.

j.

Mengetahui lebih lanjut adanya ancaman keguguran. Jika terjadi pendarahan


vagina awal, USG dapat menilai kesehatan dari fetus. Jika detak jantung janin
jelas, maka prospek yang baik untuk melanjutkan kehamilan.

k.

Masalah dengan plasenta. USG dapat menilai kondisi plasenta dan adanya
masalah-masalah seperti plasenta revia dll.

l.

Memastikan adanya kehamilan ganda/kembar, apakah ada satu atau lebih


janin di dalam rahim.

m.

Mengukur jumlah cairan ketuban. Masalah terjadi ketika kandungan


berlebihan cairan ketuban atau terlalu sedikit. Volume (jumlah cairan) dapat
dinilai dengan USG.

n. Kelainan letak janin. Bukan saja kelainan letak janin dalam rahim, tapi juga
banyak kelainan janin seperti hidrosefalus, anesefali, sumbing, kelainan
jantung, kelainan kromoson, dll.
13.

Manfaat USG dalam kehamilan

a. Trimester I
1) Memastikan hamil atau tidak.
2)

Mengetahui keadaan
kehidupannya.

janin,

lokasi

hamil,

jumlah

janin

dan

tanda

3) Mengetahui keadaan rahim dan organ sekitarnya.


4)

Melakukan penapisan awal dengan mengukur ketebalan selaput lendir,


denyut janin, dan sebagainya.

b. Trimester II:
1) Melakukan penapisan secara menyeluruh.
2) Menentukan lokasi plasenta.
3) Mengukur panjang serviks.
c. Trimester III:
1) Menilai kesejahteraan janin.
2) Mengukur biometri janin untuk taksiran berat badan.
3) Melihat posisi janin dan tali pusat.
4) Menilai keadaan plasenta.
14.

Cara Membaca hasil USG


Waktu dilakukan pemeriksaan USG, pasien selalu menanyakan berapa berat
dan panjang bayinya. Untuk berat bisanya terukur jika kehamilan mencapai
usia 20 minggu-an, karena dibawah angka ini alat USG akan mengeluarkan
kata "ERROR" jika dilakukan pengukuran berat janin. Sedangkan untuk
panjang bayi ? Tidak bisa diukur panjangnya, karena posisi kaki bayi yang
nggak lurus (bayi selalu posisi seperti orang bersila). Yang bisa diukur adalah
panjang dari ujung kepala ke ekornya atau istilah medisnya CRL (Crown
Rump
Lenght).
Tetapi nggak usah kecewa dulu karena nggak tahu berapa panjang dan berat
bayi. Jika ukuran bayi dianggap normal, maka ada ukuran standar panjang
bayi berdasarkan usia kehamilan yang namanya hukum Haaese serta
beratnya bayi berdasarkan usia kehamilan menurut tuan Struber. Bunyi
hukumnya adalah panjang bayi dalam 5 bulan pertama merupakan kwadrat
dari usia bulannya sedanglan mulai enam bulan dan seterusnya panjang bayi
adalah usia bulan dikali dengn angka 5 (lima). Tabelnya sbb:

15.

Penilaian dengan Modalitas USG


Pemeriksaan dengan USG justru dapat memberikan sejumlah manfaat,
antara lain mendeteksi kelainan anatomis pada organ dengan cepat dan
akurat. Berbeda dengan pemeriksaan rontgen yang menggunakan sinar
tembus dan dapat menimbulkan kelainan pada jaringan tubuh karena
radiasinya, pemeriksaan USG tidak menimbulkan efek samping yang
berbahaya bagi ibu dan janin. Penelitian yang dilakukan para peneliti dari
King Edward Memorial Hospital, Australia, menunjukkan, USG tidak akan
mempengaruhi tumbuh kembang fisik dan otak bayi saat mereka memasuki
usia balita. Penelitian ini sendiri telah dilakukan sejak 10 tahun yang lalu,
dan melibatkan 2.700 anak balita beserta ibunya.
Sampai saat ini belum ada laporan mengenai efek fisik yang merugikan
terhadap janin, ibu maupun pemeriksa sebagai akibat dari penggunaan USG,
sehingga pemeriksaan USG untuk kelainan kongenital cukup aman dilakukan
pada trimester I sampai trimester III dengan sensitivitas dan spesifisitas yang
cukup tinggi, masing-masing berkisar 90-95%.
Patut pula dicatat, pemeriksaan dengan USG juga tidak menimbulkan rasa
sakit bagi pasien dan tidak memerlukan persiapan khusus. Namun, khusus
untuk pemeriksaan kantung empedu, memang perlu puasa sekurangnya
delapan jam.
Pemeriksaan diagnostik invasif memerlukan bantuan USG, hal ini
menyebabkan USG menjadi alat deteksi kelainan kongenital yang utama.
Penentuan usia gestasi harus dilakukan pada saat pemeriksaan
ultrasonografi pertama kali, dengan menggunakan kombinasi ukuran kepala
seperti DBP atau lingkar kepala, dan ukuran ekstremitas seperti panjang
femur. Pengukuran pada kehamilan trimester III tidak akurat untuk
menetukan usia gestasi. Jika sebelumnya sudah dilakukan 1 kali atau lebih
pemeriksaan ultrasonografi, maka usia gestasi pada pemeriksaan sekarang
harus didasarkan atas hasil pemeriksaan CRL, DBP, lingkar kepala, dan/atau

a.

b.
c.
d.
1)

2)
e.

f.

panjang femur yang paling awal dilakukan sebelumnya, oleh karena hasilnya
akan lebih akurat. Dengan demikian usia gestasi sekarang = usia gestasi
pada pemeriksaan pertama + interval waktu (minggu) sampai pemeriksaan
sekarang. Pengukuran bagian-bagian struktur tubuh janin yang abnormal
(seperti kepala pada janin hidrosefalus atau ekstremitas pada janin dengan
displasia skeletal) tidak boleh digunakan untuk penghitungan usia kehamilan
Standard pengukuran DBP dilakukan pada bidang aksial kepala melalui
thalamus
(transthalamik).
Jika
bentuk
kepala
dolikosefalus
atau
brakhisefalus, pengukuran DBP akan tidak akurat. Bentuk kepala yang
demikian dapat diketahui melalui pengukuran indeks sefalik, yaitu rasio DBP
dengan diameter fronto-oksipital. Pada keadaan tersebut ukuran yang
digunakan sebaiknya adalah lingkar kepala.
Pengukuran lingkar kepala dilakukan pada bidang yang sama seperti pada
pengukuran DBP. Pengukuran dilakukan melalui permukaan luar tulang
kepala.
Panjang femur harus diukur dan dicatat secara rutin setelah kehamil-an 14
minggu. Seperti halnya ukuran kepala, panjang femur juga mempunyai
variasi biologik tertentu pada kehamilan lanjut.
Perkiraan berat janin harus ditentukan pada akhir trimester II dan trimester
III, dan memerlukan pengukuran lingkar abdomen.
Pengukuran lingkar abdomen dilakukan melalui bidang transversal abdomen
pada daerah pertemuan vena porta kiri dan kanan. Pengukuran lingkar
abdomen diperlukan untuk memprakirakan berat janin dan untuk
mendeteksi pertumbuhan janin terhambat dan makrosomia.
Jika sebelumnya sudah dilakukan pengukuran biometri janin, maka
prakiraan laju pertumbuhan janin harus ditentukan.
Evaluasi uterus (termasuk serviks) dan struktur adneksa.
Pemeriksaan ini berguna untuk memperoleh temuan tambahan yang
mempunyai arti klinis penting. Jika terlihat suatu mioma uteri atau massa
adneksa, catat lokasi dan ukurannya. Ovarium ibu seringkali tidak bisa
ditemukan dalam pemeriksaan ultrasonografi pada trimester II dan III.
Pemeriksaan cara transvaginal atau transperineal berguna untuk
mengevaluasi serviks, bila pada cara pemeriksaan trans abdominal letak
kepala janin menghalangi pemeriksaan serviks.
Meskipun tidak perlu dibatasi, pemeriksaan ultrasonografi paling tidak harus
meliputi penilaian anatomi janin seperti: ventrikel serebri, fossa posterior
(termasuk hemisfer serebri dan sisterna magna), four-chamber view jantung
(termasuk posisinya di dalam toraks), spina, lambung, ginjal, kandung kemih,
insersi tali pusat janin dan keutuhan dinding depan abdomen. Jika posisi
janin memungkinkan, lakukan juga pemeriksaan terhadap bagian-bagian
janin lainnya.
Dalam praktiknya tidak semua kelainan sistem organ tersebut di atas dapat
dideteksi melalui pemeriksaan ultrasonografi. Pemeriksaan tersebut di atas
dianjurkan sebagai standar minimal untuk mempelajari anatomi janin.
Kadang-kadang beberapa bagian struktur janin tidak bisa dilihat, karena
posisi janin, volume cairan amnion yang berkurang, dan habitus tubuh ibu

akan membatasi pemeriksaan ultrasonografi. Jika hal ini terjadi, maka


struktur janin yang tidak bisa terlihat dengan baik harus dicantumkan di
dalam laporan pemeriksaan ultrasonografi. Pemeriksaan yang lebih seksama
harus dilakukan terhadap suatu organ yang diduga mempunyai kelainan.
Pada trimester kedua, USG akan membantu melihat bentuk jantung dan
sistem saraf pusat (SSP). Ada tidaknya kelainan di otak, kelainan
hidrosephalus, kelainan katarak pada bola mata, kelainan rongga jantung
seperti jantung bocor, dan sebagainya." Skrining pada jantung dikenal
sebagai pemeriksaan 4 chamber view (pandangan 4 ruangan).
Pada pemeriksaan trimester kedua ini juga bisa dilihat ada-tidaknya kelainan
tulang belakang, meliputi celah pada tulang belakang (spina bifida). Awal
trimester kedua juga bisa menentukan adanya bibir sumbing.
Pada trimester ketiga, kita bisa melihat kelainan janin yang berhubungan
dengan persalinan, misalnya, apakah tali pusat menempel pada plasenta
dengan baik. Juga kelainan lain, seperti plasenta di bawah atau janin terlilit
tali pusat, dan sebagainya.
Standar RCOG untuk pemeriksaan USG pada kehamilan 20 minggu adalah
sebagai berikut :
1) Umur kehamilan : dengan mengukur diameter biparietal (BPD), lingkar
kepala (HC) dan panjang femur (FL)
2) Nomalitas janin
3) Bentuk kepala dan struktur di dalamnya : midline echo, kavum pellucidum,
cerebellum, ukuran ventrikel dan atrium (< 10 mm)
4) Spina : longitudinal dan transversal
5) Bentuk abdomen dan isinya (setinggi lambung)
6) Bentuk abdomen dan isinya (setinggi umbilikus)
7) Pelvis ginjal (jarak anterior-posterior < 5 mm)
8) Aksis longitudinal : tampak toraks abdominal (diafragma / buli-buli)
9) Toraks (setinggi 4 chamber view)
10) Lengan 3 tulang dan tangan (tidak termasuk jari-jari)
11) Tungkai 3 tulang dan kaki (tidak termasuk jari-jari)
12) Optional : pembuluh darah yang keluar dari jantung, muka dan bibir
Kelainan kongenital pada umumnya akan terdeteksi secara USG apabila
ditemukan hal-hal sebagai berikut :
1) Hilangnya struktur anatomi yang normal, contoh : tidak ditemukannya
gambaran cairan dalam lambung harus dicurigai adanya kelainan atresia
esofagus. Tidak ada klavaria ditemukan pada kasus anencephali atau
acrania.
2) Terjadinya perubahan bentuk, tepi, lokasi atau ukuran dari struktur anatomi
yang normal, contoh: adanya massa dalam tengkorak menunjukkan
kemungkinan suatu encephalocele. Lambung terlihat dalam rongga dada
menunjukkan adanya hernia diafragmatika.
3) Adanya struktur abnormal, contoh: double buble signs merupakan tanda
atresia duodeni.
4) Kelainan biometri janin, contoh: tulang-tulang anggota gerak yang lebih
pendek dari ukuran yang normal menandakan adanya skeletal dysplasia.

5)

Adanya gerakan janin yang abnormal, contoh: pada kasus arthrogryposis


multiplex congenital maka janin sama sekali tidak bergerak.

16.

TAK 100% AKURAT


Perlu diketahui, akurasi/ketepatan pemeriksaan USG tidak 100%, melainkan
80%. Artinya, kemungkinan ada kelainan bawaan/kecacatan pada janin yang
tidak terdeteksi atau interpretasi kelamin janin yang tidak tepat. Hal ini
dipengaruhi beberapa faktor antara lain:
Keahlian/kompetensi dokter yang memeriksanya.
Tak semua dokter ahli kandungan dapat dengan baik mengoperasikan alat
USG. Sebenarnya untuk pengoperasian alat ini diperlukan sertifikat
tersendiri.
Posisi bayi
Posisi bayi seperti tengkurap atau meringkuk juga menyulitkan daya
jangkau/daya tembus alat USG. Meski dengan menggunakan USG 3 atau 4
Dimensi sekalipun, tetap ada keterbatasan.
Kehamilan kembar
Kondisi hamil kembar juga menyulitkan alat USG melihat masing-masing
keadaan bayi secara detail.
Ketajaman/resolusi alat USG-nya kurang baik.
Usia kehamilan di bawah 20 minggu.
Air ketuban sedikit.
Lokasi kelainan, seperti tumor di daerah perut janin saat usia kehamilan di
bawah 20 minggu agak sulit dideteksi.
C. PENUTUP

a.

b.

c.

d.
e.
f.
g.

Kesimpulan:
Dengan ditemukannya Ultrasonografi, dokter dapat melihat sejauh mana perkembangan
yag terjadi pada janin Ibu, keaktifan gerakan, ketepatan posisi sesuai usia, kemungkinan adanya
penyakit, kelainan, gangguan, dan sebagainya yang menyertai kehamilan Ibu.
Tentu saja, dunia kesehatan dan fisika medis juga mengalami kemajuan dengan adanya
alat tersebut. Dalam penerapannya di dalam ilmu fisika, Ultrasonografi menggunakan gelombang
elektromagnetik untuk dapat menampilkan citra yang dapat memunculkan gambar tiga dimensi
dari tubuh pasien.

D. PUSTAKA
http://atem.weblog.com/2008/12/Ultrasonografy-1.html
http://navy102.wordpress.com/2008/10/07/usg-ultra-sonography/
http://cyberwoman.cbn.net.id/cbprtl/Cyberwoman/detail.aspx?
x=Mother+And+Baby&y=Cyberwoman%7C0%7C0%7C8%7C819

http://www.balipost.co.id/BaliPostcetak/2008/5/18/kel2.html

Anda mungkin juga menyukai