digolongkan menjadi dua, yaitu pertahanan tubuh nonspesifik dan pertahanan tubuh spesifik.
Mikrobia penyebab penyakit dan benda asing saat akan menginfeksi tubuh harus melalui sistem
pertahanan tubuh nonspesifik terlebih dahulu. Jika sistem pertahanan tubuh nonspesifik tidak
mampu menghancurkannya, zat penginfeksi tersebut akan menghadapi sistem pertahanan
tubuh spesifik (Bowers, 2006)
Sistem pertahanan tubuh berfungsi melindungi tubuh dari serangan benda asing atau
bibit penyakit yang masuk ke dalam tubuh. Benda asing tersebut dapat berupa mikroorganisme
penyebab penyakit ( pathogen) misal : virus, bakteri , jamur dan protozoa besel satu (Back,
1996)
Sistem pertahanan tubuh terdiri atas 3 macam lapisan pertahanan antara lain dapat
dilihat pada table berikut.
Gambar: Epitel pipih berlapis banyak yang tersusun rapat pada permukaan kulit
b. Pertahanan Mekanis
Pertahanan tubuh secara mekanis dilakukan oleh rambut hidung dan silia pada
trakea. Rambut hidung berfungsi menyaring udara yang dihirup dari partikel-partikel
berbahaya maupun mikroba. Adapun silia yang terdapat pada trakea berfungsi menyapu
partikel-partikel berbahaya yang terperangkap dalam lendir agar dapat dikeluarkan dari
tubuh.
Pertahanan tubuh secara kimiawi dilakukan oleh sekret yang dihasilkan kulit
dan membran mukosa. Sekret tersebut mengandung zat-zat kimia yang dapat
menghambat pertumbuhan mikroba, contoh minyak dan keringat. Kedua sekret
tersebut memberikan suasana asam (pH 3-5) sehingga mencegah pertumbuhan
mikroorganisme di kulit. Adapun air liur (saliva), air mata, dan sekresi mukosa (mukus)
mengandung enzim lisozim yang dapat membunuh bakteri. Enzim tersebut
menghidrolisis dinding sel bakteri sehingga pecah dan mati. Air susu ibu (ASI) dapat
menghancurkan lapisan peptidoglikan dinding sel bakteri. Laktoferin dan asam
neuraminat dalam ASI dapat menghancurkan bakteri Escherichia coli dan
Staphylococcus sp. Zat antimikroba lainnya adalah HCL dalam lambung, enzim
proteolitik dalam lisosom, empedu dalam usus halus, serta keasaman cairan vagina
(Langermans, 1994).
Gambar: Bakteri Staphylococcus yang terperangkap oleh mukus (lendir) yang disekresikan
oleh membran mukosa
d. Pertahanan Biologis
Pertahanan tubuh secara biologis dilakukan oleh populasi bakteri non patogen
yang hidup di kulit dan membran mukosa. Bakteri-bakteri tersebut melindungi tubuh
dengan cara berkompetisi dengan bakteri patogen dalam memperoleh nutrisi. Contoh
mikroorganisme yang dominan adalah Staphylococcus epidermidis yang bersifat non
patogen pada kulit namun dapat menimbulkan penyakit saat mencapai tempat-tempat
tertentu seperti katup jantung buatan dan sendi prostetik (Bower, 2006).
Gambar: Bakteri non patogen yang hidup di kulit berperan sebagai penghalang fisik
b. Fagositosis
Fagositosis adalah suatu mekanisme pertahanan yang dilakukan oleh sel sel
fagosit dengan cara mencerna mikroorganisme / partikel asing yang masuk kedalam
tubuh. Fagositosis dapat terjadi pada saat tubuh kita demam dikarenakan dalam sel
darah putih melepaskan suatu senyawa yang disebut pirogen, pirogen akan
meningkatkan suhu tubuh lebih tinggi karena proses respon sistemik yang dihasilkan
oleh mikroorganisme pathogen. Proses tersebut membantu menghambat pertumbuhan
mikroorganisme pathogen. Dengan kata lain demam dalam tingkat normal adalah
proses imun tubuh dalam penghambat pertumbuhan mikroorganisme pathogen
(Langermans, 1994).
Antibody
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa limfosit B membentuk sel plasma
yang akan mensekresikan antibody. Antibodi terdiri atas sekelompok protein serum
globular yang disebut immunoglobulin. Protein ini merupakan protein khusus yang
diimigrasikan atau dipindahkan ke bagian membrane sel, kemudian akan mengenali dan
membunuh sel asing yang di temui.
Levine dan miller (1991 : 785) menjelaskan bahwa terdapat lima
kelompok immunoglobulin yakni IgM, IgA, IgG, IgD dan IgE berikut akan saya jelaskan
dalam table tipe tipe antibody beserta karakteristiknya (Janneway, 2005).
Daftar Pustaka
Beck, Gregory; Gail S. Habicht (November 1996). "Immunity and the Invertebrates". Scientific
American: 6066. Diakses tanggal 2017-01-12.
Martin P, Leibovich S (2005). "Inflammatory cells during wound repair: the good, the bad and
the ugly.". Trends Cell Biol 15 (11): 599607. PMID 16202600.
Mayer, Gene (2006). "Immunology - Chapter Two: Complement". Microbiology and
Immunology On-Line Textbook. USC School of Medicine. Diakses tanggal 2017-01-12.
Janeway CA, Jr. et al. (2005). Immunobiology. (6th ed. ed.). Garland Science. ISBN 0-443-07310-
4.
Langermans J, Hazenbos W, van Furth R (1994). "Antimicrobial functions of mononuclear
phagocytes". J Immunol Methods 174 (12): 18594. PMID 8083520
Bowers, William (2006). "Immunology -Chapter Thirteen: Immunoregulation". Microbiology and
Immunology On-Line Textbook. USC School of Medicine. Diakses tanggal 2017-01-12.