Anda di halaman 1dari 4

BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Sistem endomembran adalah himpunan membran yang membentuk unit
fungsional. Sistem endomembrane terdiri dari membran yang berbeda yang tersuspensi
di sitoplasma dalam sel eukariotik (Pada sel prokariotik tidak ada). Berbagai membran
dalam sel eukariotik merupakan bagian dari sistem endomembran. Membran ini
dihubungkan melalui sambungan fisik langsung atau melalui transfer antar-segmen
membran dalam bentuk vesikel kecil. Sistem ini memiliki berbagai fungsi, termasuk
sintesis dan modifikasi protein serta transpor protein ke dalam membran dan organel
atau ke luar sel, sintesis lipid, dan penetralan beberapa jenis racun (Russel, 2011).
Dalam pembahasan mengenai sistem endomembran, tidak membahasa
mengenai endomembran dalam hal lokasi fisik, tetapi berkaitan dengan reticulum
endoplasma, badan golgi, lisosom, dan badan mikro (Glioksisom dan Peroksisom)
sebagai organel-organel yang berperan dalam proses pengangkutan atau penyaluran
protein dari nucleus ke sitoplasma. Selain organel-organel tersebut juga akan dibahas
mengenai peroksisom dan glioksisom, serta beberapa proses yang terjadi dalam setiap
organela kaitannya dengan penyaluran protein ke sitoplasma (Campbell, 2002: 120).

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian sistem endomembran?
2. Bagaimana Struktur sistem endomembran?
3. Apa saja organela-organle yang terlibat dalam sistem endomembran?
4. Bagaimana proses yang berlangsung dalam pada organel-organel?
5. Apa pengertian Peroksisom dan Glioksisom?
6. Bagaimana peranan Peroksisom dan Glioksisom dalam sel?

C. TUJUAN
1. Mengetahui pengertian sistem endomembran.
2. Mengetahui struktur dari sistem endomembran.
3. Mengetahui organela-organle yang terlibat dalam sistem endomembran.
4. Mengetahui proses yang berlangsung dalam pada organel-organel.
5. Mengetahui pengertian Peroksisom dan Glioksisom.
6. Mengetahui peranan Peroksisom dan Glioksisom dalam sel.

BAB II

PEMBAHASAN

GLIOKSISOM

1. Struktur dan Fungsi Glioksisom


Glioksisom merupakan badan mikro yang hanya ditemukan pada sel tumbuhan.
Diameter glioksisom antara 0,5 sampai 1,0 mikrometer. Glioksisom hanya terdapat
pada sel tumbuhan, misalnya pada lapisan aleuron biji padi-padian. Aleuron merupakan
bentuk dari protein atau kristal yang terdapat dalam vakuola.
Glioksisom banyak ditemukan pada biji-bijian yang berperan sebagai tempat
menyimpan asam lemak untuk pembentukan energi dalam proses perkecambahan.
Salah satu proses utama pada biji yang sedang mengalami perkecambahan adalah
perubahan dari asam lemak dalam glioksisom, menjadi karbohidrat atau disebut
glukoneogenesis. Penguraian asam lemak menjadi asetil ko-A selanjutnya berubah
menjadi oksaloasetat untuk membentuk sitrat. Asam sitrat yang terbentuk akan diubah
menjadi glukosa melalui serangkaian reaksi enzimatis yang terdapat di dalam
glioksisom.
Berikut gambar struktur dari glioksisom pada badan mikro :
2. Fungsi Glioksisom
a. Mengontrol dan mengkatalisis dekomposisi senyawa secara bertahap; khusus
penyimpanan lemak.
b. Menyalurkan produk terhadap sintesis senyawa karbon banyak atau karbohidrat.
Mereka sangat penting selama pertumbuhan karena mereka membantu sintesis
dinding sel baru
c. Sebagai tempat metabolisme asam lemak
d. Tempat terjadinya siklus glioksalat

3. Jalur Glioksalat
Adalah serangkaian reaksi yang melibatkan siklus TCA intermediet di mana satu
molekul suksinat terbentuk dari dua molekul asetil KoA. Sebagian besar tumbuh-
tumbuhan dan mikroorganisme menggunakan asam lemak atau asetat, dalam bentuk
asetil-KoA, sebagai sumber karbon utama atau satu-satunya; hal ini dicapai melalui
suatu siklus TCA yang dimodifikasi, disebut siklus glioksilat, yang dijelaskan oleh
Krebs dan Hans R. Kornberg. Pada tumbuh-tumbuhan, siklus glioksilat terjadi dalam
glioksisom. Suatu peranan kunci dari siklus adalah mengubah asetil-KoA yang
dihasilkan dari asam lemak.(didapat dari minyak biji-bijian) menjadi suksinat,yang
kemudian digunakan sebagai suatu precursor gukosa (hasil utama) dan biomolekul lain
yang diperlukan oleh benih untuk bertumbuh.
Siklus glioksilat digambarkan: seperti pada siklus TCA, asetil-KoA
berkondensasi dengan oksaloasetat untuk menghasilkan sitrat yang kemudian
dikonversikan menjadi isositrat. Dua rekasi selanjutnya merupakan ciri unik dari siklus.
Pada reaksi pertama,isositrat liase membelah isositrat, menghasilkan suksinat dan
gllioksilat, asetil-KoA kedua berkondensasi dengan glioksilat, menghasilkan L-Malat.
Siklus ini dilengkapi dengan oksidasi dari L-Malat menjadi oksaloaseta. Siklus ini, yag
melintasi dua langkah dekarboksilasi karakteristik dari siklus TCA, berhasil dalam
mengubah dua molekul asetil-KoA menjadi satu molekul suksinat. Keselruhan reaksi
dari siklus dinyatakan sebagai berikut:
2 Asetil-KoA + NAD+ + H2O suksinat + 2 KoA +NADH +H+
Siklus glioksilat tidak terjadi pada sel-sel hewan, oleh karena itu hewan tidak mampu
mengubah asam lemak menjadi karbohidrat (Reksoatmodjo, 1993).

Daftar Pustaka

Campbell, N.A.; Reece, J.B.; Mitchell, L.G. (2002). Biologi. 1. Diterjemahkan oleh R. Lestari
dkk. (edisi ke-5). Jakarta: Erlangga.

Reksoatmodjo,S,M,I. 1994. Biologi Sel. Jakarta: Depdikbud.


Russell, P.J., Hertz, P.E., McMillan, B. 2011. Biology: The Dynamic Science. 1 (edisi ke-2).
Belmont, CA: Cengage Learning

Anda mungkin juga menyukai