DALAM SITOPLASMA
A. SITOPLASMA
Sitoplasma terdiri dari matrik sitoplasma yang memiliki fungsi
mengatur kekentalan sitoplasma dengan membentuk benang spindel,
pembentukan berbagai serabut seperti :
• Mikrotubulus
organel sel berbentuk silinder panjang yang berongga, tak bercabang,
tak bermembran. Tersusun dari protein dengan ukuran diameter 25 nm
dan panjang tak menentu.
• Filamen
organel sel yang memiliki bentuk seperti benang-benang halus.
• Miofibril
organel sel yang tersusun dari protein otot aktin, miosin, troponin dan
tropomiosin. Bentuknya seperti serabut-serabut.
• Serabut keratin
I. Mitokondria
Badan ini ditemukan secara resmi pada tahun 1898 oleh ahli
penyakit Syarat yang bernama Camillio Golgi. Golgi menemukan
bangunan yang berupa anyaman gelap pada sampel jaringan otak yang
sebelumnya telah difiksasi menjadi larutan bikhromat dengan pewarnaan
garam Ag. Sebelumnya badan golgi atau appratus golgi dinamai oleh
penemu dengan Apparatus reticularis kemudian selanjutnya untuk
menghormati Bapak Camillio Golgi, generasi setelahnya mengganti
menjadi Apparatus golgi. Setelah ditemukannya Mikroskop eletron,
apparatus golgi kemudian dinamakan kompleks golgi atau regio golgi.
Pada awalnya hanya dianggap ada pada sel saraf, akan tetapi setelah
beberapa dan serangkaian penelitian setelahnya, ditemukan bahwa badan
golgi ialah organel yang ada pada sel eukariot. Beberapa penelitian
dilakukan untuk mengetahui karakteristik badan golgi dan salah satunya
ialah warna atau pewarnaan badan golgi dengan menggunakan H.E.,
ternyata badan golgi tidak mempunyai butir-butir ribosom sehingga tidak
menunjukkan warna atau hanya menunjukkan daerah jernih.
Gambar 3.3. Badan Golgi
Badan golgi seperti yang anda lihat diatas, terlihat bantalan berlapis dan
sekelilingnya terdapat gelembung golgi. Gelembung-gelembung pada
badan golgi terbagi atas tiga yaitu :
Organel apparatus golgi atau badan golgi bekerja sama dengan erat
dengan Retikulum endoplasma (RE) akan mensintesis protein, kemudian
setelah terjadi sintesis protein, akan dibentuk vesikel transfer atau
mikrovesikel yang kemudian dihantar ke organel badan golgi tepatnya
pada sakula. Sehingga akan terjadi penggabungan antara protein-protein
yang dihantar dengan vesikel transpor yang dari RE. Dugaan pertama
mungkin akan terjadi pembesaran badan golgi, akan tetapi hal tersebut
tidak terjadi karena badan golgi atau apparatus golgi membentuk vesikel
sekretoris yang berfungsi dalam mengangkut sakula ke arah puncak sel
untuk dibawa keluar sel. Didalam badan golgi atau sakula terjadi
pemadatan atau kondensasi sebelum dihantar ke vesikula sekretoris.
Dalam badan golgi terdapat 3 jenis enzim galaktosil transferase yang
berperan dalam memperbaiki kerusakan pada protein membran akibat
perbedaan oligosakarida. Setelah itu, vesikel sekretoris akan keluar dari
sel melewati membran sel melalui eksositosis. Proses ini sekaligus
memperbaiki kondisi membran selo yang ada. Fungsi badan golgi
adalah sebagai berikut :
• Berperan aktif dalam mengolah protein atau hasil sintesis oleh
retikulum endoplasma.
• Sebagai organel yang berperan langsung dalam transportasi materi
metabolisme.
• Dalam keadaan terjadi kesalahan dalam perakitan karbohidrat, dapat
berperan sebagai perakit karbohidrat khususnya oligosakarida pada
protein membran.
• Sebagai organel yang berperan penting dalam proses sintesis protein
tertentu.
• Berperan penting dalam menyortir protein-protein tertentu seperti
pembentuk lisosom.
• Ikut serta dalam pembentukan lipoprotein bersama dengan RE, halus.
• Berperan dalam memperbaiki struktur membran sel atau membran
plasma.
Kedua Komponen Struktur ribosom yaitu subunit kecil dan subunit besar.
Subunit masih saling berkaitan atara satu dan lainnya dalam pembentukan
protein baru yang akan dihasilkan dan kedua subunit terdiri dari untaian
beberapa RNA dan berbagai macam protein.
Sub unit kecil. Sub unit ini sebenarnya tidak memiliki ukuran yang
terlalu kecil, hanya lebih kecil dibandingkan dengan subunit besar.
Subunit kecil berguna untuk mengalirkan/menyampaikan informasi
selama sintesis protein. Hal ini disebut dengan sebutan “40S” dalam sel
eukariotik dan “50S” dalam sel prkariotik.
Subunit besar. subunit besar berisi sebuah lokasi/tempat dimana
ikatan baru yang akan dibuat untuk membuat protein. Hal ini disebut
dengan “60S” dalam sel eukariotik dan “50S” dalam sel prokariotik
sedangkann Huruf “S” maksudnya adalah satuan ukuran dan singakatan
dari unit Sverdberg.
Ada beberapa fungsi ribosom dalam sel, meski sebenarnya hanya
satu fungsi utamanya. Berikut ini merupakan penjelasan mengenai fungsi
ribosom dan pembahasannya lengkap.yaitu :
IV. Lisosom
Lisosom ini bisa kita temukan hampir pada semua sel, kecuali dalam sel
darah merah (Eritrosit) manusia & pada sebuah sel kulit yang sepenuhnya
mengalami keratinisasi (Pengerasan/Penebalan). Lisosom juga banyak
disebut sebagai Sistem Pencernaan pada sebuah sel. Lisosom baru yang
terbentuk dari pertunasan badan golgi disebut sebagai Lisosom
Primer.Pembentukan pada lisosom terjadi karena 2 hal, yaitu :
• Proses Lisosom yang dilakukan secara langsung oleh RE. Dalam
proses lisosom ini, enzim pada lisosom yang dihasilkan adalah protein
diproduksi oleh ribosom yang kemudian masuk ke dalam RE. Setelah
masuk kedalam RE, enzim tersebut lalu akan dimasukkan kembali ke
dalam membran yang kemudian akan dikeluarkan ke Sitoplasma dan
dari proses itulah terbentuknya lisosom.
• Proses Lisosom yang dilakukan oleh Golgi. Dalam proses lisosom ini,
enzim pada lisosom yang dihasilkan oleh ribosom terlebih dahulu akan
dimasukkan ke dalam golgi. Kemudian golgi tersebut akan
membungkus enzim dengan membran, lalu enzim tersebut akan
dilepaskan kedalam sitoplasma.
VI. Sentriol
Sentriol adalah Salah satu bagian dari Organel Sel terdiri dari 2
perangkat Mikrotubula. Setiap komponen sentriol terdiri dari 9
Mikrotubula. Dalam bentuk yang sama ada 3 seperti tabung (Silinder) ,
yang terbentuk dari Tubulin dan sebagian besar sel sentriol ditemukan
dalam sel Eukariotik. Pada kedua perangkat sentriol diatas tersusun
berhadapan dengan membentuk sudut tegak lurus. Sel sentriol ini
berfungsi dalam pembelahan pada sebuah sel, dan juga dalam
pembentukan Sillium & Flagela. Sel sentriol juga merupakan
perkembangan dari Sentrosom, yaitu sebagai pusat sel, dari daerah
Sitoplasma yang letaknya berdampingan pada Inti Sel. Pada tumbuhan
Sentriol terdapat pada Gamet Jantan Charophytes, Bryophytes, Tumbuhan
Berpembuluh tanpa Biji, Sikas & Ginko. Sentriol tidak terdapat pada
tumbuhan Berpembuluh yang mempunyai Biji, Berbunga &
Jamur.Berikut ini adalah struktur-struktur yang ada pada organel sel
sentriol :
Didalam organel sel terdapat dari 1 sel memiliki 1 pasang sentriol, yang
letaknya tegak lurus berdampingan. Organel sel ini berbentuk seperti
Tabung (Silinder), memiliki suatu rangka Mikrotubula yang tersusun
secara radial. Mikrotubula itu terdiri dari 3 (Triplet) rangka, jumlah triplet
pada setiap sentriol ada 9 rangka. Pada rangka 9 triplet ini ditutup oleh
Matriks Kental, rangka & matrik berada pada salah satu ujung sentriol, dan
terbentuk seperti roda gerobak. Sentriol mempunyai diameter 0,15 µm,
panjang 0,3-0,5µm, & lebar 0,2 μm, dan berfungsi membentuk sebuah
benang spindel untuk memisahkan kromosom. Mikrotubula terkelompok
menjadi 3 mikrotubula yang tersusun secara paralel. Pada 9 kelompok
macam ini akan membentuk sebuah dinding sentriol, dan setiap kelompok
tidak tegak lurus dengan inti tabung, tetapi agak miring. Masing-masing
dari 9 kelompok triplet pada sentriol, terdiri dari 3 buah sub unit
mikrotubula, kemudian diberi nama sub unit A, B, & C. Pada urutan
penamaan ini dimulai dari sub unit yang paling dalam (tubula yang paling
dalam sebagai sub unit A), diameter pada setiap tubula 200-260 sub unit
Å. Organel Sel Sentriol berperan penting dalam pembentukan berbagai
bangunan selular yang terdiri atas mikrotubula, dan juga pada Sel
Gelendong Mitosis pada pembelahan sel, sillium, flagelum, & beberapa
juluran sel khusus, contohnya Filamen Aksial Spermatozoa. Organel Sel
Sentriol juga mempunyai fungsi sebagai badan basal yang merupakan
tempat pembentukan sillia.
VII. Mesosom
Vakuola, organel khusus yang terdapat pada sel tumbuhan, keberlangsungan sel tumbuhan begitu
dipengaruhi oleh organel terbesar yang dimiliki sel ini. Tumbuhan memiliki vakuola yang berfungsi
sebagai pembentuk tekanan turgor sel, tempat menyimpan bahan tertentu, tempat sampah dan
tempat degradasi organel lain. Sel hewan juga memiliki vakuola namun dengan ukuran yang jauh
lebih kecil dari vakuola sel tumbuhan. Vakuola adalah organel sel yang memiliki suatu rongga
bermembran pada sel tumbuhan, berisi bermacam-macam senyawa makanan, sisa metabolisme, air,
dan lain-lain.Vakuola terdiri atas 3 jenis, yaitu vakuola makanan, vakuola kontraktil yang
ditemukan pada protista dan vakuola tumbuhan pusat. Pada sel tumbuhan, khususnya sel parenkim
dan kolenkim dewasa memiliki vakuola tengah (vakuola sentral) yang berukuran besar. Vakuola ini
dikelilingi membran tonoplas, yaitu selaput pembatas antara vakuola sentral dengan sitoplasma
dalam sel tumbuhan. Vakuola tengah pada tumbuhan terbentuk sebagai akibat pertumbuhan
dinding sel lebih cepat dari pertumbuhan sitoplasmanya. Vakuola tengah berisi cairan yang disebut
cairan sel atau getah sel. Getah ini merupakan larutan pekat yang kaya garam minteral, gula,
oksigen, asam organik, karbon dioksida, pigmen, enzim, dan sisa-sisa metabolisme lain. vakuola
hanya memiliki selapis membran saja. Hal ini disebabkan karena aktivitas enzim hidrolitik dalam
vakuola yang akan mencerna membran dalam dari vakuola baru yang terbentuk. Karena adanya
enzim hidrolitik inilah vakuola berperan dalam degradasi “penghancuran” organel-organel sel yang
telah tua dan rusak. Fungsinya hampir mirip dengan lisosom pada sel hewan.
Tekanan air dalam vakuola menyebabkan munculnya istilah tekanan turgor yang membuat sel
tumbuhan tetap kokoh. Tekanan turgor yang tinggi menyebabkan sel tegang, sedangkan tekanan
turgor yang rendah menyebabkan sel menjadi kendur. Tekanan turgor yang rendah menyebabkan
jaringan tumbuhan akan menjadi layu seperti pada kasus tumbuhan yang kurang mendapat air.
Vakuola menjadi tempat menyimpan berbagai bahan tertentu seperti kristal kalsium oksalat dan
pigmen tumbuhan. Apabila kita mengamati sel-sel daun bayam, akan nampak adanya kristal
kalsium oksalat yang disimpan dalam vakuola, walaupun vakuola tersebut tidak begitu nampak
dengan metode pengamatan mikroskop biasa.
Vakuola umumnya berukuran besar hingga hampir memenuhi seluruh isi sitoplasma pada sel
tumbuhan yang telah dewasa. Organel ini dibungkus oleh suatu membran tunggal yang disebut
tonoplas. Di dalam tonoplas terdapat cairan yang umumnya disebut dengan getah sel. Getah ini
sebagian besar tersusun atas air dan zat-zat terlarut lain tergantung jenis tumbuhannya. Sel yang
masih muda pada umumnya akan memiliki banyak vakuola yang berukuran kecil, seiring dengan
berkembangan sel tersebut, vakuola-vakuola tadi akan bersatu membentuk vakuola tunggal yang
berukuran besar. Vakuola terbentuk dari retikulum endoplasma “RE” yang menjulur membentuk
saluran-saluran kecil yang disebut provakuola. Saluran kecil ini akan saling menyatu sehingga akan
terbentuk organel yang berbentuk mirip seperti bola, setelah itu vakuola-vakuola kecil yang telah
terbentuk akan bersatu membentuk vakuola yang lebih besar.
Vakuola merupakan organel dalam sel yang berisi cairan. Di dalam vakuola terdapat membran yang
disebut tonoplas. Organel ini banyak terdapat pada sel tumbuhan. Kalau pun ada pada sel hewan,
bentuk vakuolanya amat kecil. Lihat Gambar 1. Sebuah vakuola tumbuhan berisi larutan garam
mineral, gula, asam amino, bahan sisa (seperti tanin) dan beberapa pigmen seperti antosianin. Setiap
sel tumbuhan memiliki bentuk vakuola yang amat beragam. Vakuola sel tumbuhan dewasa
berbentuk besar, sedangkan vakuola tumbuhan muda berbentuk kecil. Semakin tua usia tumbuhan,
maka vakuolanya akan bertambah besar, bahkan bisa menjadi bagian yang dominan dalam sel.
Pada sel tumbuhan, vakuola memiliki berbagai fungsi, antara lain: sebagai tempat menyimpan
cadangan makanan dan ion anorganik, seperti gula, protein, kalium, dan klorida; sebagai
osmoregulator yakni penjaga nilai osmotik sel; dan berperan dalam proses sekresi hasil sisa
metabolisme yang membahayakan sel. Bagian vakuola dapat dilihat pada gambar 3.10 dibawah ini
Untuk menarik datangnya serangga penyerbuk, sebagian vakuola sel tumbuhan memiliki pigmen.
Contohnya, pigmen merah dan biru pada mahkota bunga. Sebaliknya, supaya hewan pemangsa
tidak datang mendekat, vakuola sel tumbuhan mengandung senyawa beracun dan bau tak sedap.
Pada sel hewan, vakuola hanya terdapat pada hewan uniselluler saja. Contohnya adalah protozoa.
Fungsi vakuola adalah sebagai vakuola pencernaan makanan (vakuola non-kontraktil). Selain itu,
protozoa juga memiliki vakuola berdenyut (vakuola kontraktil) yang berperan dalam pengaturan
tekanan osmotik sitoplasma.
IX. PLASTIDA
Sel tumbuhan mengandung plastida dalam beberapa bentuk atau wujud, baik sebagai
proplastida (plastida yang tidak terdiferensiasi), kloroplas (fotosintesis), amiloplas (penyimpanan
pati), elaioplas (penyimpanan lipid), leukoplas (kekurangan pigmen) atau turunannya, seperti
kromoplastik (pigmen-menyimpan), etioplas dan gerontoplas (hadir dalam jaringan penuaan). Hal
tersebut menunjukkan keanekaragaman fungsional mereka dan menunjukkan bahwa plastida
terletak pada inti fungsi seluler pabrik. Selain itu plastida tidak hanya sangat penting dalam
fotosintesis tetapi juga dalam penyimpanan bahan makanan utama, terutama pati. Plastida adalah
organel penyimpanan materi yang diselubungi oleh membran ganda. Antara membran dalam dan
membran luar dipisahkan oleh ruangan sempit intermembran. Plastida hanya terdapat pada sel
tumbuhan, alga (ganggang). Plastisida merupakan organel sel penting bagi kehidupan, misalnya
fotosintesis dan penyimpanan mananan dalam sel. Plastisida ini bisa dijumpai dalam sel tumbuhan
dan sebagian alga. Berikut ini penjelasan mengenai plastida dan fungsinya. Plastida dibedakan
menjadi 3 macam, yaitu: Leukoplas, merupakan plastida yang berwarna putih atau tidak berwarna.
Leukoplas terdapat pada sel-sel akar, umbi, dan biji. Berdasarkan jenis materi yang disimpan,
leukoplas dibedakan menjadi amiloplas (menyimpan amilum), elaioplas (menyimpan minyak), dan
proteoplas (menyimpan protein), Kromoplas, merupakan plastida yang mengandung pigmen selain
klorofil (hijau), contohnya fikociritrin (merah), fikosianin (biru), fikosantin (cokelat), karoten
(kuning), dan lain-lain. Yang terakhir adalah kromoplas. Kloroplas terdapat pada sel bunga dan
buah-buahan yang masak, kloroplas merupakan plastida berbentuk seperti lensa, berukuran 2 µm
x 5 µm dan mengandung pigmen hijau (klorofil). Kloroplas terdapat pada sel-sel yang melakukan
fotosintesis, misalnya sel daun dan ganggang hijau. Kloroplas merupakan organel semiotonom
karena memiliki DNA dan ribosom. Di dalam kloroplas terdapat kantong-kantong pipih yang
disebut tilakoid. Tilakoid yang bertumpuk-tumpuk disebut grana. Grana-grana tersebut
dihubungkan oleh tubula-tubula tipis di antara tilakoid. Di luar tilakoid terdapat cairan yang disebut
stroma. Berikut adalah bagian dari plastida dapat dilihat pada gambar 3.11.
Peroksisom merupakan salah satu organel yang terbungkus dari membran tunggal dari lipid
dan didalamnya mengandung reseptor (protein pencerap). Tugas dari pada peroksisom yaitu
menurunkan (oksigen) yang terdapat didalam sel dan melakukan reaksi oksidatif. Dalam peroksisom
mengandung enzim yang dalam mentransfer hidrogen dari seluruh macam substrat menuju oksigen
yang menghasilkan hidrogen peroksida yaitu sebaga produk sampingan yang selanjutnya menjadi
sumber nama organel itu. Adapun bagian dari peroksisom dapat dilihat pada gambar 3.12 dibawah
ini.
Gambar 3.12 peroksisom
Hal ini dijelaskan oleh mahasiswa kedokteran dari Swedia yaitu J.Rhodin 1954 yang menjelaskan
tentang organel dalam sebuah sel. Selanjutnya penjelasan tersebut dikembangkan oleh Cristian de
Duve pada tahun 1967 yang merupakan ahli sitologis dari Belgia. Adapun fungsi lain dari
peroksisom antara lain yaitu:
• Sebagai bahan bakar respirasi sel yang dihasilkan dari perpecahan asam lemak itu menjadi
bentuk molekul kecil;
• Pada bagian dalam sel hati, berfungsi menetralisir racun yang disebabkan oleh alkohol dan
senyawa kimia berbahaya lainnya;
• Sebagai penghasil suatu enzim katalase dan oksidase yang memiliki fungsi untuk bisa
memindahkan hidrogen dari substrat agar bisa bereaksi dengan oksigen dan dapat menghasilkan
hidrogen peroksida atau H2O2 yakni sebagai penghasil lainnya.
Mikrotubulus tersusun atas molekul-molekul bulat protein globular yang disebut tubulin,
yang secara spontan bergabung pada kondisi tertentu membentuk silinder panjang berongga. Tiap
molekul tubulin terdiri dari dua subunit polipeptida yang serupa, yaitu α-tubulin dan β-tubulin.
Setiap molekul tubulin memiliki bobot molekul sekitar 110.000 dalton dan merupakan dimer dari
protein α-tubulin dan β-tubulin. Jika di iris melintang, mikrotubulus tampak tersusun atas 13
subunit dalam susunan heliks. Subunit tersebut merupakan bagian dari 13 benang tubulin, dimana
masing-masing terangkai membentuk heliks yang menjadi bagian dari dinding mikrotubulus. Kedua
jenis tubulin ini tersusun berselang-seling sepanjang benang.
Mikrotubulus pertama kali ditemukan oleh Keith Porter dan teman sejawatnya. Cara untuk
melihat sel bukan dengan penyelubungan (embedding) dan penyayatan, tapi menggunakan HVEM
(High Voltage Electrom Microscope). Pengamatan menggunakan HVEM menunjukkan bahwa
bagian sitoplasma yang berada di sela-sela organel tampak penuh dengan anyaman trimatra dari
benang-benang yang sangat halus yang disebut jejala mikrotrabekular. Selain itu, terdapat juga
filamen-filamen yang bermatra lebih besar yang dikelompokkan menjadi 3 bagian berdasarkan
struktur dan garis tengahnya, yakni mikrotubulus, mikrofilamen, dan filamen intermedia.
Mikrotubulus dapat ditemukan di dalam sitoplasma seluruh sel eukariotik. Struktur mikrotubulus
dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Gambar 3.13. Struktur mikrotubulus
Organel ini berbentuk batang lurus dan berongga dengan ukuran kecil, melengkung,
berbentuk silendris, dan kaku. Mikrotubulus bisa dijumpai disetiap sel yang sedang mengalami
proses pembelahan. Mikrotubulus tersusun dari protein yang dikenal sebagai tubulin. Struktur
mikrotubulus sangat menarik dan hampir serupa di semua jenis organisme. Secara negatif, analisis
ultrastruktural menunjukkan noda pada potongan mikrotubulus, ini membuktikan bahwa
dindingnya ialah polimer yang tersusun atau subunit globular. Ketika mikrotubulus dipotong
melintang dari dinding sel menunjukkan 13 subunit yang memutar sehingga membentuk dinding.
Ketika permukaannya dilihat secara membujur maka akan menunjukkan protofilament. Ketika
mikrotubulus retak, 13 protofilament pembuat dinding sel bisa dilihat. Hal ini menunjukkan bahwa
perkumpulan dari subunit mengitari dinding mikrotubulus. Berkas subunit-subunit tadi terlihat
membentuk pola spiral yang merupakan heterodimer yang terdiri dari dua subunit globular yang
saling terikat erat. Subunit-subunit ini merupakan protein sejenis yang diberi nama α-tubulin dan
β-tubulin. Setiap protein terdiri dari ikatan polipeptida tunggal yang panjangnya kira-kira 500 asam
amino. Spiral ini kemudian membentuk tabung berlubang dengan panjang 200 nm hingga 25
mikrometer, diameter 25 nm dan tebal 5 nm. Mikrotubulus bisa dibongkar dan tubulinnya bisa
digunakan untuk membangun mikrotubulus dimana saja di dalam sel. Hasil analisis kandungan
kimia mikrotubulus ditemukan bahwa kandungan keseluruh protein (α-tubulin dan β-tubulin),
diperkirakan berat molekulnya sekitar 54.000 dalton. Molekul tubulin bisa ditemukan pada sel-sek
eukariota, terutama pada otak vertebrata.
Pada proses pembentukan tubulus banyak sel, mikrotubulus tumbuh dari sentrosom, suatu
organel yang terletak di dekat nukleus. Mikrotubulus kemudian memanjang dengan manambah
molekul tubulin di ujung-ujungnya. Tubulin dapat melakukan polimerisasi membentuk
mikrotubulus. Uji coba polimerisasi bisa dilakukan dengan campuran tubulin, larutan penyangga,
dan GTP pada suhu 37OC. Dalam alurnya, jumlah polimer mikrotubulus mengikuti kurva sigmoid.
Pada tahap log, setiap molekul tubulin berasosiasi untuk membentuk agregat yang agak stabil.
Beberapa diantaranya lanjut membentuk mikrotubulus.
Ketika elongasi, setiap subunit berkaitan dengan ujung-ujung mikrotubulus. Pada tahap
plato (mirip dengan tahapan log pada pembelahan sel), polimerisasi dan depolimerisasi berlangsung
secara seimbang karena jumlah tubulin bebas yang ada cukup. Gambar proses pembentukan
tubulus dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Gambar 3.14. Proses Pembentukan Tubulus
XII. Mikrofilamen
Mikrofilamen adalah rantai ganda subunit aktin yang terlilit. Mikrofilamen agaknya ada
dalam seluruh sel eukariotik. Peran struktural mikrofilamen dalam sitoskeleton ialah untuk
menahan tegangan atau gaya tarik. Mikrofilamen merupakan filamen yang sangat tipis yang
ditemukan di dalam sitoplasma sel. Mikrofilamen memiliki bentuk seperti mikrotubulus, hanya saja
mikrofilamen ini lebih lembut yang terbentuk dari komponen utama protein aktin dan myosin.
Mikrofilamen memiliki peran penting dalam pergerakan sel dan peroksisom (badan mikro). Dan
juga mikrofilamen merupakan batang padat yang berdiameter sekitar 7 nm. Mikrofilamen ini
disebut juga filamen aktin, karena tersusun darimolekul aktin yang merupakan salah satu protein
globular.
Mikrotubulus dan mikrofilamen terkandung banyak dalam sel, membentuk jalinan pada
berbagai lapisan sitoplasma. Mikrotubulus berbentuk pipa, berongga, diameter 25 nm.
Mikrofilamen bentuk benang halus, masif (tidak berongga), berdiameter 6-10 nm. Keduanya
membina rangka sel. Mikrotubul dalam silia dan flagela, sel saraf, dan gelendong pembelahan
(spindel), semua mempunyai ultrastruktur yang sama. Setiap sistem pergerakan pada berbagai
jaringan dan alat memiliki banyak mikrotubulus dan mikrofilamen.
Pada tempat dimana terjadi endocytosis atau exocytosis, mikrofilamen melingkar bagian
puncak plasmalema, membentuk gentingan, lalu putus, sehingga tercipta gelembung atau vesikula
berisi bahan yang “ditelan” atau “dimuntahkan” sel itu. Pada waktu mitosis dan meisosis, pun
terjadi cincin mikrotubul dan mikrofilamen didaerah ekuator, membuat plasmalemma jadi genting,
putus, sehingga terjadi membran yang terpisah untuk setiap sel anak.
Mikrofilamen juga merupakan serat tipis panjang berdiameter 5-6 nm. Terdiri dari protein
yang disebut aktin. Banyak mikrofilamen membentuk kumpulan atau jaring pada berbagai tempat
dalam sel . Adanya hal itu digabungkan dengan gerak sel . Bila sel hewan membelah menjadi dua ,
misalnya terbentuklah seberkas mikrofilamen dan memisahkan kedua sel anak tersebut.
Mikrofilamen terbentuk dari protein aktin. Subunit aktin dipolimerisasi menjadi seutas untaian
panjang , dan dua untaian bersatu dalam sebuah heliks ganda (double helix) untuk membentuk
mikrofilamen.
Mikrofilamen memencar ke seluruh bagian sitoplasma dan dengan demikian menjaga bentuk
sel. Kombinasi mikrofilamen dengan protein miosin membentuk filamen peluncuran yang dikaitkan
dengan kontraksi oto dan perubahan bentuk sel. Filamen intermediet , yang dinamai demikian
karena diameternya berada di antara kedua filamen struktural lainnya , lebih tahan lama daripada
kedua filamen lain dan ditemukan pada, misalnya , jala rapat yang memberikan kekuatan yang
fleksibel bagi lembar-lembar jaringan epitel. Gambar dapat dilih pada gambar 3.15.
Gambar 3.16 Mikrofilamen secara detail.
Latihan
Ringkasan
Sitoplasma adalah cairan dalam sel yang terletak antara membran plasma dan nukleus. Secara fisik,
sitoplasma tebal, semitransparan, cairan elastik yang berisi partikel tersuspensi dan sedikit tubulus dan
filamen yang membentuk sitoskleton. Sitoskleton berfungsi sebagai penyokong dan pemberi bentuk sel dan
bertanggung jawab terhadap gerakan struktur-struktur sel, juga fagositosis. Secara kimia, 70-90%
sitoplasma terdiri dari air dan komponen padatan (protein, karbohidrat, lipida, dan zat-zat anorganik). Pada
sel eukariota, sitoplasma adalah bagian non-nukleus dari protoplasma. Pada sitoplasma terdapat
sitoskeleton, berbagai organel dan vesikuli, serta sitosol yang berupa cairan tempat organel melayang-
layang di dalamnya. Sitosol mengisi ruang sel yang tidak ditempati organel dan vesikula dan menjadi
tempat banyak reaksi biokimiawi serta perantara transfer bahan dari luar sel ke organel atau inti sel.
Walaupun semua sel memiliki sitoplasma, setiap jaringan maupun spesies memiliki ciri-ciri yang jauh
berbeda antara satu dengan yang lain.
Pada sitoplasma sel bakteri tidak ditemukan organel-organel yang memiliki sistem
endomembran seperti badan Golgi, retikulum endoplasma (RE), kloroplas,mitokondria, badan
mikro, dan lisosom. Sedangkan ribosom banyak ditemukan pada sitoplasma bakteri. Materi genetik
bakteri berupa DNA atau kromosom bakteri atau genophore terdapat dalam sitoplasma, di daerah
inti yang tidak dibatasi oleh sistem membran,yang disebut nucleoid. Pada beberapa bakteri di dalam
sitoplasmanya ada yang mengandung kromophore yaitu bakteri yang mengandung krlorofil.