OLEH
BURHANUDDIN TAEBE
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
OT, dibuat dari CPOTB, meli- CPOTB, jamibahan alam
puti seluruh as- nan mutu diapek pbuat OT
kui dunia
Penerapan
CPOTB memberi nilai tambah bagi produk OT Indonesia agar dapat bersaing
dipasar dalam
dan internasinal
TUJUAN
UMUM
a. Melindungi masy.
dari kerugian pengguna
an OT tidak memenuhi
syarat
b. Meningkatkan nilai
tambah dan daya saing
OTI era pasar bebas
KHUSUS
a. Pemahaman CPOTB
pelaku usaha industri
OT, bermanfaat perkem
bangan industri OT
b. Diterapkan CPOTB
secara konsisten oleh
Industri OT
SISTEM MANAJEMEN
MUTU
Penerapan sistem manajemen
mutu, dijabarkan struktur
organisasi, tugas dan fungsi,
tanggungjawab, prosedur, instruksi kerja, proses dan sumber daya
Kalibrasi : kombinasi pemeriksaan dan penyetelan suatu instrumen agar memenuhi syarat
batas keakuratan menurut standar yang diakui
Karantina : status suatu bahan atau produk
yang dipisahkan baik secara fisik maupun secara sistem, sementara menunggu keputusan pelulusan atau penolakan untuk diproses , dikemas atau didistribusikan
Keluhan : suatu pengaduan dari pelanggang
atau konsumen mengenai kualitas, kuantitas,
khasiat dan keamanan
PERSONALIA
BANGUNAN
PERALATAN
PENGAWASAN MUTU
INSPEKSI DIRI
DOKUMENTASI
10
1. PERSONALIA
Mempunyai pengetahuan, pengalaman, keterampilan dan kemampuan sesuai dengan tugas dan
fungsi serta tersedia dalam jumlah
cukup
Dalam keadaan sehat dan mampu
menangani tugas yang dibebankan
kepadanya
3. Ka.Bag Pengawasan mutu, memperoleh pelatihan memadai dan berpengalaman dalam pengawasan mutu, diberi kewenangan penuh dan
tanggungjawab dalam semua tugas pengawasan mutu ; penyusunan, verifikasi dan penerapan semua prosedur pengawasan mutu. Kewenangan menetapkan persetujuan atas bahan
awal, produk antara, ruahan dan jadi yang telah
memenuhi spesifikasi, atau dibuat tidak sesuai
prosedur dan kondisi yang telah ditetapkan
4. Ada penjabaran kewenangan dan tanggungjawab personil yang ditunjuk menjalankan
Pedoman CPOTB dengan baik
1.2 PELATIHAN
1. Semua personil yang terlibat langsung
dalam kegiatan pembuatan hendaklah
dilatih dalam pelaksanaan pembuatan
sesuai dengan prinsip Cara Pembuatan
OT yang Baik
2. Pelatihan CPOTB dilakukan secara berkelanjutan
3. Catatan hasil pelatihan dipelihara, dan
keaktifan dievaluasi secara periodik
2. BANGUNAN
BANGUNAN MEMBERI JAMINAN BAHWA
AKTIVITAS INDUSTRI BERLANGSUNG
DENGAN AMAN
2.1 Bangunan
a. Dibangun di tempat yang tidak mencemarkan dan tidak mencemari lingkungan
b. Memenuhi persyaratan higiene dan sanitasi
c. Memiliki rancangan, ukuran dan konstruksi memadai agar :
l. Ruang atau tempat pengeringan harus terlindung dari pencemaran debu, serangga dll
m. Laboratorium atau tempat pengujian mutu
- dilengkapi fasilitas memadai sehingga dapat melakukan kegiatan pengujian mut
- Selain lab. Kimia fisika, juga lab. Farmakologi dan atau lab. Mikrobiologi, maka lab.
tsb. harus terpisah satu dengan lainnya
3.4 PERALATAN
LABORATORIUM
3.1 RANCANG
BANGUN
DAN
KONSTRUKSI
PENIMBANG
S. PADAT
PENGERING
PERAJANG
S.TABLET/KAP
PBUAT SERBUK
SEDIAAN SERBUK
S.KAPSUL
PENGADUK
SEDIAAN PIL
S.1/2 PADAT
PENGAYAK
KETENTUAN PERALATAN
1.
2.
3.
4.
1. PERSONALIA
2. BANGUNAN
3. PERALATAN
1.
P
E
R
S
O
N
A
L
I
A
1.
P
E
R
S
O
N
A
L
I
A
2. BANGUNAN
a. Tersedia jamban/
tempat cuci tangan
dilengkapi sabun dan
pengering
c. Rodentisida, insektisi
da, bhn fumigasi & bhn
pbersih tdk boleh cemari
alat produksi, bb, kemas,
prod.antara, ruah & jadi
3. PERALATAN
a. Prosedur sanitasi peralatan dirancang tepat,
mencegah cemaran pera
latan bhn pbersih dan
sanitasi
d. Peralatan yg dipindah
Pindahkan pembersihan
& penyimpanan dilakukan di ruang terpisah
dengan r.pengolahan
1.
2.
3.
4.
6.1 Verifikasi
Prosedur pengolahan
induk sebelum dipakai
dilakukan pembuktian
bahwa sesuai bahan dan
peralatan serta menghasilkan produk memenuhi spesifikasi
6.2 Pencemaran
Pencemaran fisik, ki
miawi / jazad renik
produk yang merugikan kesehatan atau
mempengaruhi mutu
Produk tidak boleh
terjadi
Pencemaran khamir,
kapang/kuman nonpatogen produk walau sifat
dan tingkat tidak berpe
ngaruh langsung pada
kesehatan dicegah sekecil mungkin sampai ba
tas yang berlaku
6.5 Pengolahan
1. Sebelum pengolahan dilakukan pengecekan
kondisi ruangan, peralatan, prosedur pengolahan, bahan dan hal yang diperlukan dalam
pengolahan
2. Air yang digunakan dalam proses pengolahan
minimal memenuhi syarat air minum.
3. Karyawan dan pakaiannya harus bersih, menggunakan alat pelindung yang sesuai (masker, sarung tangan, alas kaki, penutup kepala)
4. Wadah/penutup bahan diolah untuk produk
ruahan, harus bersih, sifat dan jenis dapat
melindungi produk dan bahan dari pencemaran dan kerusakan
11. Penyarian
a. Cara penyarian (ekstraksi) hendaklah
menggunakan metoda yang tercantum
dalam buku resmi/standar lainnya
b. Penyarian dengan pemanasan dilakukan
pada suhu yang sesuai
c. Sari (ekstrak) yang dihasilkan diuji memastikan bahwa sari tersebut memenuhi
syarat yang ditetapkan
e. Pil/tablet dari ruang percetakan untuk keperluan lain tidak boleh dikembalikan lagi
ke dalam bets yang bersangkutan
f. Pil/tablet yang ditolak dan disingkirkan ditempatkan dalam wadah yang diberi label
dengan jelas mengenai status dan jumlahnya, untuk tindakan lebih lanjut
g. Udara yang dialirkan ke dalam panci penyalut untuk pengeringan adalah udara bersih
h. Larutan penyalut dibuat dan digunakan dengan cara yang menekan risiko pertumbuh-
6.6 Pengemasan
Sebelum pengemasan dipastikan kebenaran
identitas, keutuhan serta mutu produk ruahan
dan bahan pengemas
a. Proses pengemasan dilaksanakan dengan
pengawasan ketat untuk menjaga identitas dan
kualitas produk jadi
b. Ada prosedur tertulis untuk kegiatan penge
masan, semua dilaksanakan sesuai instruksi
yang diberikan dan menggunakan pengemas
yang tercantum pada prosedur pengemasan
tersebut
6.7 Penyimpanan
Bahan baku, pengemas, produk
antara,ruahan dan jadi, disimpan secara teratur dan rapi, men
Cegah risiko tercampur/terjadi
saling cemari satu sama lain,
memudahkan pemeriksaan,
pengambialn dan pemeliharaan
7. PENGAWASAN MUTU
Pengawasan mutu merupakan bagian yang essensial CPOTB. Keterikatan dan tanggungja-wab semua
unsur dalam semua rangkaian pembuatan adalah mutlak untuk menghasilkan produk yang bemutu, mulai
dari bahan awal sampai produk jadi,
olehnya QC independen
Terdiri dari :
7.1 Sistem
7.2 Tugas Pokok
7.1 Sistem
Sistem QC dirancang dengan tepat untuk
men-jamin bahwa tiap produk mengandung
bahan dengan mutu yang benar dan dibuat
pada kon-disi yang tepat serta mengikuti
prosedur stan-dar sehingga produk tersebut
senantiasa me-menuhi persyarat produk jadi
yang belaku
1. QC dilakukan terhadap bahan baku,
pengemas, proses pembuatan, produk antata,
ruahan dan jadi
3. Menyusun rencana dan prosedur tertulis mengenai pengambilan contoh untuk pengujian
4. Menyimpancontoh pertinggal untuk rujukan dimasa mendatang sekurang-kurangnya 3 bulan
setelah batas kadaluwarsa
5. Meluluskan/menolak bets bahan baku, produk
antara, ruahan dan jadi serta hal yang telah
ditentukan, sekurang-kurangnya berdasarkan
pengujian secara kualitatif
6. Meneliti catatan yang berhubungan dengan
pengolahan, pengemasan dan pengujian produk jadi dari bets yang bersangkutan sebelum
meluluskan untuk didistribusikan
7. Mengevaluasi semua stabilitas produk jadi secara berlanjut, bahan baku jika diperlukan dan
menyiapkan instruksi mengenai penyimpanan
bahan baku dan produk jadi industri berdasarkan data stabilitas yang ada, sekurang-kurangnya stabilitas fisik
8.Menetapkan tanggal kadaluwarsa bahan baku
dan produk jadi berdasarlkan data stabilitas
dan kondisi penyimpanan, seperti point 7
9. Mengevaluasi semua keluhan yang diterima
atau kekurangan yang ditemukan mengenai sesuatu bets, dan bila perlu bekerjasama dengan
bagian lain untuk mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan
10. Menyediakan baku pembanding, sesuai persyaratan yang terdapat pada prosedur pengujian yang berlaku dan meyimpan baku pembanding pada kondisi yang tepat. Khusus untuk bahan baku segar sekurang-kurangnya menyimpan diskripsi dari bahan yang bersngkutan
11. Menyimpan catatan pemeriksaan dan pengujian semua contoh yang diambil
12. Mengevaluasi produk jadi yang dikembalikan
dan menetapkan apakah produk tersebut dapat
diedarkan kembali atau diproses ulang atau
dimusnahkan
13. Ikut dalam program inspeksi diri bersama
bagian lain dalam industri
8. INSPEKSI DIRI
Tujuan : melakukan penilaian apakah
seluruh aspek pengolahan, pengemasan dan pengendalian mutu selalu memenuhi CPOTB
Program : dirancang untuk mengevaluasi pelaksanan CPOTB dan untuk
menetapkan tindak lanjut, dilakukan
secara teratur
Pelaksanaan : ditunjuk tim inspeksi
yang mampu menilai secara obyektif
pelaksanaan CPOTB, dibuat prosedur
dan catatan mengenai inspeksi diri
9. DOKUMENTASI
Dokumen pembuatan produk merupakan bagian dari
sistem informasi manajemen yang meliputi spesifikasi,
label/etiket, prosedur, metoda dan instruksi, catatan
dan laporan serta jenis dokumentasi lain yang diperlukan dalam perencanaan, pelaksanaan, pengendalian
serta evaluasi seluruh rangkaian kegiatan pembuatan
produk.
Dokumentasi sangat penting untuk memastikan bahwa setiap petugas mendapat instruksi serta rinci dan
jelas mengenai bidang tugas yang harus dilaksanakannya, sehingga memperkecil risiko terjad-inya salah
tafsir dan kekeliruan yang biasanya timbul karena hanya mengandalkan komunikasi lisan
DOKUMENTASI
1.SISTEM
DOKUMENTASI
2.PERSYARATAN
DOKUMEN
3.JENIS
DOKUMEN
1.SISTEM
DOKUMENTASI
1.1 Menggambarkan
riwayat lengkap setiap
Bets suatu produk sehingga memungkinkan
penyelidikan serta penelusuran terhadap
bets produk bersangkutan
2.PERSYARATAN DOKUMEN
a. Dirancang dan dibuat dengan teliti, agar dapat digunakan dengan mudah, benar dan efektif
b.Dapat mencatat kegiatan dibidang pengolahan,
pengemasan, QC, pemeliharaan peralatan, pergudangan, distribusi dan hal sepsifik lainnya berkaitan CPOTB
c. Mencakup semua data penting dan dijaga agar
selalu aktual. Perubahan disyahkan secara resmi
oleh perusahaan
d. Dokumen tidak berlaku, ditarik beserta salinan
dan diberi tanda Tidak Berlaku atau dimusnah
kan
3. JENIS DOKUMEN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Dokumen spesifikasi
Dokumen produksi induk
Catatan pengolahan bets
Catatan pengemasan bets
Dokumen pengawasan mutu
Dokumen penyimpanan dan distribusi
Dokumen pemeliharaan, pembersihan
ruangan dan peralatan
8. Prosedur dan catatan tentang inspeksi diri
9. Pedoman dan catatan tentang latihan CPOTB
1. Dokumen spesifikasi
Spesifikasi meliputi bahan baku, pengemas, produk
antara, produk ruahan dan produk jadi
a. Spesifikasi bahan baku, memuat:
1. Nama dan atau koden bahan baku yang ditentukan dan digunakan perusahaan
2. Pemerian, karakteristik fisika dan kimia serta standar mikrobiologi, jika ada
3. Rujukan monograf/metode pengujian yang digunakan untuk pemeriksaan dan pengujiaan spesifikasi
4. Kondisi penyimpanan dan tindakan pengamanan
lain yang diperlukan
5. Batas kadaluwarsa, jika diperlukan
b. Spesifikasi pengemas
1. Nama dan kode pengemas yang ditentukan
dan digunakan oleh perusahaan
2. Pemerian antara lain jenis bahan, ketebalan,
dimensi, warna, kekuatan, teks
3. Gambar teknis, bila perlu
4. Kondisi penyimpanan dan tindakan pengamanan yang diperlukan
c. Spesifiksi produk antara, ruahan, jadi sesuai
dengan bentuk sediaan dan tahap pembuatan
1. Nama dan kode produksi yang digunakan
perusahaan
2. Bentuk sediaan dan ukuran kemasan
2. Sertifikat analisis
Dalam hal tertentu diperlukan sertifikat
analisis,memuat :
i. Nama dan alamat pabrik/lembaga yang
menerbitkan
ii. Nomor sertifikat
iii. Nama bahan/produk dan bentuk sediaan
iv. Nomor bets
v. Hasil pengujian dan nilai batas standar
vi. Tanggal dan tanda tangan petugas yang
melakukan pengujian dan manajer QC
4. Nomor bets
5. Lokasi penyimpanan
6. Status bahan atau produk, dikarantina, diluluskan atau ditolak
b. Untuk tiap kelompok bahan awal, produk antara, ruahan atau jadi sebaiknya dibuat kartu
persediaan dengan menggunakanwarna
yang berbeda
c. Catatan distribusi produk jadi
Adalah catatan yang berkaitan dengan distribusi produk jadi dari pabrik, memuat :
b. Dibuat catatan pelaksanan dan hasil inspeksi diri yang mencakup evaluasi, kesimpulan dan tindak lanjut yang diperiksa
3. Pelaksanaan penarikan kembali dan tindakan pengamanan secara efektif, cepat dan
tuntas didukung oleh sistem dokumentasi
yang baik
4. Dibuat pedoman dan prosedur penarikan
kembali produk yang tepat sehingga penarikan kembali dan tindakan pengamanan dapat
dilakukan dengan cepat dan efektif dari seluruh mata rantai distribusi
5. Dibuat catatan dan laporan pelaksanaan,
hasil penarikan kembali dan embargo produk