Anda di halaman 1dari 15

DEFINISI OBAT GUBAL (CRUDE DRUGS)

/ SIMPLISIA

- OBAT GUBAL/SIMPLISIA adalah Obat dari


tumbuhan atau hewan yang terdiri dari
bahan alam yang mengalami hanya
proses pengumpulan dan pengeringan

- BAHAN ALAM adalah Seluruh tumbuhan


atau herba dan bagiannya termasuk
cairan tumbuhan, ekstrak dan hasil
ekstraksi dalam hal ini tidak terjadi
perubahan molekul / struktur molekul,
sama dengan yang ada di alam.
TAHAP-TAHAP PEMBUATAN SIMPLISIA

Meliputi :
1. PENGUMPULAN ( COLLECTION )
2. PEMANENAN ( HARVESTING )
3. PENGERINGAN ( DRYING )
4. PEMILAHAN ( SORTASI )
5. PENGEPAKAN, PENYIMPANAN DAN
PENGAWETAN.
PENGUMPULAN (COLLECTION)
* Dapat berasal dari tumbuhan liar atau
tanaman budidaya.
* Pengumpulan bahan simplisia dari tumbuhan
liar sering meliputi daerah yang luas.
* Simplisia yang diperoleh dari tanaman yang
dibudidayakan memiliki keunggulan dalam hal
memperoleh produk yang pasti, artinya tidak
akan keliru dengan tanaman lain.
* Bahan obat yang berasal dari hewan
dihasilkan dari binatang liar atau hewan yang
dipelihara. Binatang liar biasanya harus
diburu seperti kan paus, kijang, dll,
sehingga pengumpulannya mirip dengan
pengumpulan simplisia dari tanaman liar
PEMANENAN (HARVESTING)

* Pemanenan dilakukan khususnya pada


tanaman yang dibudidaya atau pada hewan
yang dipelihara

PADA PRINSIPNYA PEMANENEN BAHAN SIMPLISIA


HARUS DILAKUKAN SAAT TANAMAN MENGANDUNG
SENYAWA AKTIF TINGGI DAN BILA DIKERINGKAN
MENGHASILKAN SIMPLISIA YANG TINGGI MUTUNYA
PENGERINGAN ( DRYING )
* Pengeringan dimaksudkan untuk mengurangi
kandungan air sampai kadar dibawah 10 % sehingga
dapat menjamin kualitasnya.
Tujuan pengeringan antara lain :
1. Mencegah timbulnya kapang / bakteri
2. Mengentikan kerja enzim
3. Mengurangi / mencegah perubahan kimia kandungan
zat yang berkhasiat
Pengeringan akan mengakibatkan kandungan kimia dalam
keadaan mantap (stabil). Untuk mendapatkan hasil yang
baik, proses pengeringan harus diatur suhu dan aliran
udara.
Untuk produk tertentu misalnya : Vanilla dan Daun Teh
sebelum proses pengeringan dilakukan fermentasi atau
pengeraman (sweating) untuk mengubah kandungan awal
menjadi kandungan yang dikehendaki sehingga timbul bau
(aroma) dan rasa yang diinginkan.
Pengeringan sesudah fermentasi disebut CURING
PEMILAHAN ( SORTASI )

* Pemilahan merupakan tahap akhir dalam


proses penyiapan simplisia.

* Proses ini meliputi :


- pembuangan bahan asing
- pembuangan kotoran
- pembuangan bahan pemalsu
PENGEPAKAN, PENYIMPANAN & PENGAWETAN
* Pengepakan sangat tergantung cara penyimpanan,
diusahakan sedemikian rupa sehingga dari segi ekonomi
dan pendayagunaan ruang harus diperhitungkan :
- Untuk simplisia yang berupa daun atau herba ,
dikemas / dipak dalam bentuk bal yang kompak dan
dijahit.
- Untuk simplisia yang mudah berubah bentuk atau
kandungan seperti digitalis dan ergotamin,
dikemas / dipak dalam karung goni atau karung plastik
* Penyimpanan dan pengawetan yang tepat sangat penting
untuk mempertahankan kualitas simplisia.
- Cahaya matahari dan lampu TL berepengaruh
terhadap simplisia, misalnya akan merubah warna
dan mungkin merubah kandungan kimia
- Oksigen di udara akan meningkatkan proses oksidasi
dari kandungan kimia terutama pada simplisia yang
mengandung enzim.
Dengan demikian, gudang penyimpanan harus sejuk,
gelap dan beraliran udara baik.
Lanjutan …
* Perlindungan terhadap simplisia yang disimpan dari
serangga tidak boleh diabaikan. Serangga yang sering
menyerang simplisia termasuk dalam lepideptera,
coleoptera dan diptera.
* Metode untuk mencegah serangan serangga antara lain :
- Memanaskan simplisia pada suhu 65 oC .
- Fumigasi dengan metil bromida
- Menambahkan beberapa tetes kloroform atau CCl4 ke
simplisia sebagai bahan pengawet.
* Simplisia harus selalu dalam keadaan kering,
Misalnya daun digitalis dan ergot dapat diberi bahan
pengering seperti batu kapur atau silika gel yang bersifat
inert .
* Suhu yang tinggi akan meningkatkan laju reaksi
termasuk perubahan kimia fisika simplisia sehingga
simplisia harus disimpan pada suhu serendah mungkin
(dengan AC). Untuk sediaan biologik (vaksin, serum
antitoksin) disimpan pada suhu 2 - 8 oC
EVALUASI OBAT GUBAL ( SIMPLISIA )

* Evaluasi obat gubal (simplisia) bertujuan untuk


mengidentifikasi dan menetapkan kualitas dan
kemurnian simplisia
* Evaluasi yang tepat merupakan faktor utama
untuk menjamin kualitas obat gubal (simplisia)
* Beberapa metode evaluasi obat gubal
(simplisia) :
1. Organoleptik
2. Mikroskopik
3. Biologik
4. Kimiawi
5. Fisika.
ORGANOLEPTIK
Yang termasuk dalam evaluasi Organoleptik
adalah pemeriksaan mengenai warna, rasa, bau
dari simplisia, suara bila dipatahkan, bekas
patahan dan juga tekstur bila diraba

MOKROSKOPIK

Evaluasi secara mikroskopik tidak hanya untuk


mengenal pemalsuan dalam obat gubal
(simplisia) tetapi untuk mengetahui
kemurnianny karena setiap obat gubal
(simplisia) memiliki ciri mikroskopik yang
spesifik
BIOLOGIK
Aktifitas farmakologik obat gubal (simplisia)
tertentu digunakan untuk evaluasi dan standarisasi
(pembakuan) karena disini menggunakan hewan
hidup, maka penetapan secara biologis disebut
juga BIO ASSAY

KIMIAWI
Sangat berguna untuk evaluasi obat gubal
(simplisia) terutama kandungan kimianya. Metode
ini mempunyai keunggulan dibanding organoleptik
dan mikroskopik

FISIKA
Diterapkan untuk minyak atsiri, lipid dan alkaloid
KIMIAWI OBAT GUBAL ( SIMPLISIA )
* Organisme hidup dapat dianggap sebagai laboratorium
biosintesis untuk senyawa :
- Metabolit primer ; karbohidrat, protein dan lipid
- Metabolit sekunder ; glikosida alkaloid, terpenoid,
senyawa yang mempunyai efek fisiologik
* Metabolit primer biasanya dimanfaatkan sebagai makanan
oleh manusia dan hewan
* Metabolit sekunder mempunyai efek fisiologis dan memiliki
kegunaan untuk pengobatan.
# Dalam Farmakognosi, metabolit sekunder disebut juga
komponen utama atau konstituen aktif dari obat gubal
(simplisia), sedangkan kandungan lainnya disebut
konstituen/kandungan kimia.
# Selain konstituen utama, obat gubal (simplisia)
mengandung konstituen inert (konstituen yang tidak memiliki
efek fisiologi) misalnya :
- dari tumbuhan : pati, amilum, zat warna
- dari hewan : keratin, chitin, serabut otot dan jaringan
ikat
Lanjutan …
* Untuk menghindari pengaruh negatif dari bahan inert perlu
dilakukan pembuatan ekstrak dari obat gubal.dapat juga
dibuat tinctur, dijadikan kristal dari hasil pemurnian.
* Konstituen aktif dapat dibagi menjadi :
• Aktif farmasetik

• Cth : kulit kina incompatibilitas /tidak dapat dicampurkan


dalm sediaan mengandung besi (Fe)→pengendapan dan
perubahan warna menjadi biru kehitaman →adanya asam
khinkhotanat.
• Aktif farmakologi

• Cth : asam, rheotanat dalam Rhei radix (kelembak)


→dapat mencegah rasa mulas yang diakibatkan
pemakaina Rhei radix sebagai adstringen→ Rhei radix
mengandung senyawa antrakinon yang menyebabkan
rasa mulas.
* Senyawa aktif farmakologi
• Tunggal, cth : pati, gula, as.tumbuhan, enzim, glikosida,
steroid , protein, hormon dan vitamin
• Campuran, cth : minyak lemak, lemak, minyak atsiri, resin,
oleo resin, oleo gum resin, dan balsam
Lanjutan …
* Konstituen sekunder dipengaruhi oleh :

 Faktor keturunan
 Ontogeni (tahapan perkembangan)
 lingkungan

Anda mungkin juga menyukai