PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan Diploma III (D-III) Farmasi, merupakan pendidikan Farmasi
tingkat Ahli Madya dengan kurikulum yang berorientasi pada perkembangan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) serta keprofesian untuk menghasilkan lulusan
yang mampu berperan dan berfungsi sesuai dengan tuntutan profesinya guna
memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan khususnya dibidang obat.
Instalasi farmasi Rumah sakit (IFRS) merupakan departemen yang dipimpin
oleh apoteker, bertanggungjawab untuk perencanan, pengadaan, penerimaan obat,
penyimpanan, pendistribusian obat, pencatatan dan pelaporan terhadap kebutuhan
farmasi, untuk meningkatkan penggunaannya di rumah sakit serta memberi informasi
dan menjamin kualitas pelayanan yang berhubungan dengan penggunaan obat dan
kebutuhan farmasi (Depkes RI, 2004).
Tujuan dari pembangunan kesehatan adalah tercapainya hidup sehat bagi
setiap penduduk untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal sebagai salah satu
kesejahteraan umum, pelayanan farmasi di Rumah Sakit merupakan bagian yang tidak
bisa dipisahkan dari pelayanan farmasi di Rumah Sakit secara keseluruhannya.
Instalasi Farmasi di Rumah Sakit merupakan satu- satunya unit di Rumah Sakit yang
mengadakan bertanggung jawab atas pengadaan dan penyajian informasi obat yang
siap pakai bagi semua pihak di rumah sakit, baik petugas maupun pasien (Depkes RI,
2004).
Pelayanan Farmasi Rumah Sakit pada dasarnya tidaklah terlepas dari prinsip-
prinsip manajemen logistik, dimana fungsi-fungsi manajemen merupakan rangkaian
dari berbagai proses, yang terdiri dari : perencanaan, pengadaan, penerimaan,
penyimpanan, pendistribusian, pencatatan dan pelaporan (Depkes RI, 2004).
Sebagai seorang Tenaga Teknis Kefarmasian dirasa perlu membekali diri
dengan pengetahuan mengenai Instalasi Farmasi Rumah Sakit. Oleh karena itu,
pelaksanaan Praktek Belajar Lapangan (PBL) Instalasi Farmasi Rumah Sakit bagi
Mahasiswa DIII Farmasi Politeknik Medica Farma Husada Mataram sangatlah perlu
dilakukan dalam rangka mempersiapkan diri untuk berperan langsung dalam
1
pengelolaan apotek sesuai dengan fungsi dan kompetensi Tenaga Teknis
Kefarmasian.
3
BAB II
GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT
4
Barat,pada tanggal 30 Oktober 2002 dilakukan kunjungan ke Puskesmas
Perawatan Gerung dan meminta untuk segera mengoperasikan Rumah Sakit
Persiapan Daerah Kabupaten Lombok Barat.
Tanggal 2 Nopember 2002 Rumah Sakit Persiapan Daerah Kabupaten
Lombok Barat secara resmi mulai dioperasikan dengan penambahan pelayanan
pada Puskesmas Perawatan dengan pelayanan masih bergabung dengan pelayanan
Puskesmas. Sejak tanggal 1 Januari 2004 dengan berpindahnya Puskesmas
Perawatan Gerung untuk menempati tempat yang baru, jenis pelayanan di Rumah
Sakit Persiapan Daerah Kabupaten Lombok Barat lebih ditingkatkan yang
semulanya hanya melakukan pelayanan Rawat Inap, Ruang Bersalin Dan IGD,
ditingkatkan menjadi pelayanan IGD 24 jam, Rawat Inap terpisah antara
pelayanan publik dengan pelayanan mandiri, Rawat Jalan (Poli Umum dan Poli
Gigi), Farmasi, Apotek, KB, Ambulance serta Kunjungan Dokter Spesialis
Penyakit dalam 2 (dua) kali seminggu.
Untuk meningkatkan kinerja Rumah Sakit Persiapan Daerah Kabupaten
Lombok Barat serta untuk dapat memenuhi persyaratan sebagai Rumah Sakit Tipe
C serta bertahap Rumah Sakit Persiapan Daerah Kabupaten Lombok Barat juga
berganti kepemimpinan Plt.Direktur Rumah Sakit Persiapan Daerah Kabupaten
Lombok Barat dari H. Lalu Sekarnigrat kepada drg. H. Lalu Duarna Suparlan,
sesuai dengan surat perintah Bupati Lombok Barat, No: 800/42/Kepeg/2004.
Kemudian pada tanggal 3 Januari 2005 telah dikeluarkan Surat keputusan Kepala
Dinas Kesehatan nomor : 045/019/I/2005 tentang penunjukan di
penanggungjawab harian di lingkungan Rumah Sakit Persiapan Daerah Kabupaten
Lombok Barat dengan Dr. H. Asmono sebagai penanggungjawab harian Direktur.
Pada tanggal 28 April 2005 gedung Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Lombok Barat diresmikan penggunaanya oleh Bupati kabupaten
Lombok Barat dan secara resmi Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Lombok
Barat dioperasikan dan berganti nama menjadi Rumah Sakit Umum Daerah Patuh
Patut Patju Gerung Kabupaten Lombok Barat.
Tahun 2006 RSUD Patuh Patut Patju ditetapkan sebagai satuan kerja
Perangkat Daerah (SKDP) Pemuda Kabupaten Lombok Barat, dikeluarkannya
Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2006 tentang pembentukan Rumah Sakit dan
Struktur Organisasi Rumah Sakit Daerah Patuh Patut Patju dan ditindaklanjuti
dengan pelantikan drg. Ni Made Ambaryati, M.Kes. pada tanggal 26 Februari
5
2007 oleh Bupati Lombok Barat sebagai pejabat Direktur RSUD Patuh Patut Patju
yang definitife dan telah digantikan oleh drg.Arbain Ishak,MM sejak tanggal 9
Juni 2017 melalui SK Bupati No.800/223/BKD-PSDM/2017.
a. Status
Sesuai dengan keputusan Menteri Kesehatan Nomor
660/MENKES/SK/IV/2005 tentang RSUD Patut Patuh Patju adalah milik
pemerintah Kabupaten Lombok Barat Provinsi Nusa Tenggara Barat dan
berkedudukan sebagai Rumah Sakit tipe C dan merupakan Rumah Sakit non
pendidikan yang pada tahun 2012 telah menjadi Badan Layanan Umum
Daerah (BLUD).
b. Akreditasi
Tanggal 15 April 2018 RSUD Patut Patuh Patju terakreditasi Tingkat
Paripurna sesuai dengan sertifikat Akreditasi Rumah Sakit : KARS-
SERT/1103/I/2018 yang telah dikeluarkan oleh Komisi Akreditasi Rumah
Sakit/KARS Tahun 2018 dan berlaku mulai tanggal 15 Januari 2018 sampai
dengan 13 Desember 2020.
c. Badan Layanan Umum
Bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-Undang Rumah Sakit
Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit, maka RSUD Patut Patuh Patju
Kabupaten Lombok Barat telah menjadi Badan Layanan Umum Daerah
(BLUD) sesuai dengan SK Bupati No.01A/001.B/RSUD/2012 tanggal 1
januari 2012.
6
3. Tujuan
a. Terwujudnya pelayanan yang paripurna (promotif, preventif, kuratif,
rehabilitatif) dengan mengutamakan kepuasan pelanggan eksternal dan
internal.
b. Tersedianya sarana dan prasarana yang mendukung pelayanan.
c. Terwujudnya pengembangan pengetahuan, keterampilan, sikap dan
pengalaman sumber daya manusia secara berkesinambungan.
d. Terwujudnya pelayanan pendidikan, pelatihan dan penelitian yang menunjang
pelayanan kesehatan.
4. Fungsi Rumah Sakit
Fungsi dari RSUD Patut Patuh Patju Kabupaten Lombok Barat adalah
menyelenggarakan:
a. Penyusunan rencana strategis dibidang pelayanan kesehatan
b. Perumusan kebijakan teknis penyusunan program dan kegiatan dibidang
pelayanan kesehatan.
c. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintah daerah bidang
pelayanan medis, pelayanan penunjang medis dan non medis, pelayanan dan
asuhan keperawatan, pelayanan rujukan, pendidikan dan pelatihan, penelitian
dan pengembangan.
d. Pembinaan, pengendalian evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan rumah
sakit umum daerah.
e. Pelaksanaan kegiatan penata-usahaan rumah sakit umum daerah.
f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh bupati sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
5. Instalasi Farmasi Rumah Sakit
Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) adalah suatu unit di rumah sakit
yang menyelenggarakan pelayanan kefarmasian di bawah pimpinan seorang
farmasis dan memenuhi persyaratan secara hukum untuk mengadakan,
menyediakan, dan mengelola seluruh aspek penyediaan perbekalan kesehatan di
rumah sakit yang berintikan pelayanan produk yang lengkap dan pelayanan
farmasi klinik yang sifat pelayanannya berorientasi kepada kepentingan
penderita.
Instalasi Farmasi Rumah Sakit dalam menjalankan tugasnya memiliki
Visi dan Misi. Diantaranya Visi IFRS adalah terselenggaranya pelaksanaan dan
7
pengelolaan dalam pelayanan, pekerjaan kefarmasian di rumah sakit termasuk
pelayanan farmasi klinik. Sedangkan Misipelayanan IFRS adalah mengadakan
terapi obat yang optimal bagi semua penderita, menjamin mutu tertinggi dan
pelayanan dengan biaya yang paling efektif serta memberikan pendidikan dan
pengetahuan baru di bidang kefarmasian melalui penelitian bagi staf medik,
mahasiswa, dan masyarakat.
Sesuai dengan SK Menkes Nomor 1197/Menkes/SK/X/2004 tentang
Standar Pelayanan Rumah Sakit bahwa pelayanan farmasi rumah sakit adalah
bagian yang tidak terpisahkan dari system pelayanan kesehatan rumah sakit yang
utuh dan berorientasi kepada pelayanan pasien, penyediaan obat yang bermutu,
termasuk pelayanan farmasi klinik yang terjangkau bagi semua lapisan
masyarakat. Farmasi rumah sakit bertanggungjawab terhadap semua barang
farmasi yang beredar di rumah sakit tersebut.
6. Tugas Pokok dan Fungsi Instalasi Farmasi Rumah Sakit
1) TugasPokok
a. Melangsungkan pelayananfarmasi yang optimal.
b. Menyelenggarakan kegiatan pelayanan farmasi professional
berdasarkan prosedur kefarmasian dan etik profesi.
c. Melaksanakan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE).
d. Memberi pelayanan bermutu melalui analisa, dan evaluasi untuk
meningkatkan mutu pelayanan farmasi.
e. Melakukan pengawasan berdasarkan aturan-aturan yang berlaku.
f. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan di bidang farmasi.
g. Mengadakan penelitian dan pengembangan di bidang farmasi.
h. Memfasilitasi dan mendorong tersusunnya standar pengobatan dan
formularium rumah sakit.
2) Fungsi
a. Pengelolaan Perbekalan Farmasi.
b. Memilih perbekalan farmasi sesuai kebutuhan pelayanan rumah sakit.
c. Merencanakan kebutuhan perbekalan farmasi secara optimal.
d. Mengadakan perbekalan farmasi berpedoman pada perencanaan yang
telah dibuat sesuai ketentuan yang berlaku.
e. Memproduksi perbekalan farmasi untuk memenuhi kebutuhan
pelayanan kesehatan di rumah sakit.
8
f. Menerima perbekalan farmasi sesuai dengan spesifikasi dan ketentuan
yang berlaku.
g. Menyimpan perbekalan farmasi sesuai dengan spesifikasi dan
persyaratan kefarmasian.
h. Mendistribusikan perbekalan farmasi ke unit-unit pelayanan di rumah
sakit.
i. Pelayanan Kefarmasian dalam Penggunaan Obat dan Alat Kesehatan.
j. Mengkaji instruksi pengobatan/resep pasien.
k. Mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan penggunaan obat dan
alat kesehatan.
l. Mencegah dan mengatasi masalah yang berkaitan dengan obat dan alat
kesehatan.
m. Memantau efektifitas dan keamanan penggunaan obat dan alat
kesehatan.
n. Memberikanin formasi kepada petugas kesehatan, pasien/keluarga.
o. Memberi konseling kepada pasien/keluarga.
p. Melakukan pencampuran obat suntik.
q. Melakukan penyiapan nutrisi parenteral.
r. Melakukan penanganan obat kanker.
s. Melakukan penentuan kadar obat dalam darah.
t. Melakukan pencatatan setiap kegiatan.
u. Melaporkan setiap kegiatan.
9
C. Struktur Organisasi
10
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PATUT PATUH PATJU
Jl. H.L. Anggrat B.A No. 2 Gerung Kab. Lombok Barat NTB - Indonesia
Telp. (0370) 681321, 681561 Fax : 0370-681341
INSTALASI FARMASI
RUMAH SAKIT PATUT PATUH PATJU
MENIMBANG :
1. Bahwa untuk meningkatkan kemampuan Instalasi Farmasi agar dapat melakukan
pelayanan kefarmasian secara optimal, dirasa perlu untuk ditunjang dengan
pengembangan struktur organisasi yang memadai,
2. Bahwa untuk melaksanakan tugas dengan optimal, dirasa perlu untuk disusun tugas
pokok dan fungsi secara jelas yang mendukung struktur organisasi,
3. Bahwa untuk itu perlu ditetapkan struktur organisasi.
MENGINGAT :
11
MEMUTUSKAN :
MENETAPKAN :
1. Struktur Organisasi Instalasi Farmasi sebagai unit yang bertanggungjawab
terhadap pelayanan kefarmasian
2. Petugas Farmasi yang bertanggungjawab terhadap kegiatan-kegiatan dalam
Instalasi Farmasi.
3. Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di : Gerung
Pada tanggal : 1 Oktober 2016
Direktur Rumah Sakit
RSUD Patut Patuh Patju
12
BAB III
PEMBAHASAN
13
a. BPJS
Pasien
Menyerahkan Resep
Pemberian No.Antrian
1. Racikan
2. Non Racikan
Skrining Resep
Pembuatan Etiket
Penyiapan Obat
Pengecekan
Menyerahkan Obat
b. Resep Umum
Pasien
Menyerahkan Resep
Pemberian No.Antrian
1. Racikan
2. Non Racikan
Pemberian Harga
Skrining Resep
Pembuatan etiket
Penyiapan obat
Pengecekan
Penyerahan Obat
15
Pasien datang ke loket menyerahkan resep. Resep diberi harga dan
memberi nomer resep, sedangkan untuk obat yang tidak tersedia di Satelit
pelayanan, apoteker membuatkan copy resep untuk membeli obat diluar.
Kemudian dilakukan skrining resep. Untuk resep non racikan langsung di
siapkan, untuk Resep racikan obat diseapkan kemudian dibawa kemeja
racikan, diberi etiket dan dibuat sesuai dengan obat yang diminta di resep.
Dilakukan pengecekan ulang oleh apoteker sebelum obat diserahkan kepada
pasien untuk mencegah terjadinya kesalahan pemberian obat.Obat diserahkan
kepada pasien dan diberikan informasi cara pemakaiannya.
16
2. Unit yang Dilayani di Gudang Farmasi RSUD Patut Patuh Patju
Unit yang dilayani di Satelit Perbekalan (Gudang farmasi) RSUD Patuh
Patut Patju yaitu :
1) Instalansi Rawat Jalan melayani Poli Dalam, Poli Kulit, Poli Mata, Poli
Obgyn, Poli Saraf, Poli Skiater.
2) Instalasi Rawat Inap melayani IRNA 1,2 dan 3, IRNA Paru,IRNA Anak,
ICU, IIDB.
3) Instalasi Gawat Darurat (IGD).
4) Instalasi Bedah Sentral (IBS).
5) CSSD.
3. Pengelolaan Perbekalan Farmasi di Gudang Farmasi RSUD Patut Patut Patju
Pengelolaan sediaan farmasi dan alat kesehatan adalah suatu proses yang
merupakan siklus kegiatan yang dimulai dari:
Perencanaan
Pengadaan
Penerimaan
Penyimpanan
Distribusi
Pengendalian
Penghapusan
17
Tujuan pengelolaan sediaan farmasi dan alat kesehatan yaitu agar
tersedianya sediaan farmasi dan alat kesehatan yang bermutu dalam jumlah dan
pada saat yang tepat sesuai spesifikasi dan fungsi yang ditetapkan oleh panitia
farmasi dan terapi secara berdaya guna dan berhasil guna (Quick, 1997).
a. Perencanaan
Perencanaan merupakan proses kegiatan dalam pemeliharaan jenis,
jumlah dan harga sediaan farmasi dan alat kesehatan yang sesuai dengan
kebutuhan dan anggaran dalam rangka pengadaan untuk menghindari
kekosongan obat. Tujuan perencanaan perbekalan farmasi adalah untuk
menetapkan jenis dan jumlah perbekalan farmasi sesuai dengan pola penyakit
dan kebutuhan pelayanan kesehatan di rumah sakit.Perencanaan di Gudang
Farmasi RSUD Patut Patuh Patju dilakukan dengan terlebih dahulu membuat
RKO (Rencana Kebutuhan Obat), yaitu dengan melihat pemakaian tahun lalu.
c. Penerimaan
Penerimaan adalah kegiatan untuk menerima perbekalan farmasi yang
telah diadakan sesuai aturan kefarmasian baik melalui pembelian langsung,
atau sumbangan. Tujuan penerimaan adalah untuk menjamin perbekalan
farmasi yang diterima sesuai dengan yang dipesan baik secara kualitas
maupun kuantitasnya. Berikut skema alur penerimaan obat di gudang farmasi:
Di entri SIMRS
Penyimpanan
20
a) Suhu ruangan, seperti obat-obatan oral, tetes mata, tetes telinga,
salep, krim dan obat-obatan lain yang disimpan diluar suhu kulkas.
b) Suhu kulkas, seperti injeksi (Tramus, oxytocin, ephineprine),
Suppositoria (Dulcolax {10 mg, 5 mg}, Infus (Albumin, Octalbin),
Insulin (Noporavid, Lantus) dan Vaksin (Polio, TT, HB-Hiperfit,
Tetagam, ATS).
4) Berdasarkan Jenis Obat Umum dan BPJS
5) FIFO (First In First Out) & FEFO (First Expired First Out)
Dalam sistem FIFO obat yang pertama kali masuk adalah obat yang
pertama kali dikeluarkan sedangkan dalam Sistem FEFO, dimana obat
yang memiliki waktu kadaluwarsa lebih pendek keluar terlebih dahulu.
6) Narkotika dan Psikotropika
Narkotika adalah sejenis zat atau obat yang berasal dari tanaman
ataubukan tanaman, baik sintesis atau bukan sintesis, yang dapat
menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran dan hilangnya rasa
dan dapat menimbulkan ketergantunga (Partodiharjo, 2011)
Psikotropika adalah sejenis zat atau obat yang berasal dari tanaman
ataubukan tanaman, baik sintesis atau bukan sintesis bukan narkotika,
yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan
saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktifitas mental
dan perilaku.
e. Distribusi
Distribusi sediaan farmasi dan alat kesehatan merupakan salah satu
tugas utama pelayanan farmasi dirumah sakit.Distribusi memegang peranan
penting dalam penyerahan sediaan farmasi dan alat kesehatan yang diperlukan
ke unit-unit disetiap bagian farmasi rumah sakit termasuk kepada
pasien.Tujuan pendistribusian yaitu tersedianya perbekalan farmasi di unit
pelayanan secara tepat waktu, tepat jenis, dan jumlah. Berikut adalah alur
distribusi pelayanan obat dan BMHP dari gudang ke satelit farmasi.
Gudang Farmasi
Penyiapan
21
Pengecekan
Gambar 5.Alur Distribusi Pelayanan Obat & BMHP dari Gudang ke Satelit
Farmasi
22
Masing-masing Satelit Farmasi menyerahkan lembar/form amprahan
ke gudang Farmasi, yang berisi nama obat, jumlah obat. Kemudian petugas
gudang menyiapkan barang sesuai dengan lembar/form amprahan, setelah itu
dilakukan pengecekan kembali obat yang disiapkan, kemudian dikirim oleh
petugas gudang ke setiap Satelit yang melakukan pengamprahan.
f. Pencatatan dan Pelaporan
1. Pencatatan
Pencatatan merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk
memonitor transaksi perbekalan farmasi yang keluar dan masuk di
lingkungan IFRS. Adanya pencatatan akan memudahkan petugas untuk
melakukan penelusuran bila terjadi adanya mutu obat yang sub standar
dan harusditarik dari peredaran. Kegiat an pencatatan di Gudang Farmasi
RSUD Patut Patuh Patju yaitu dengan menggunakan kartu stok obat,
dimana tiap lembar kartu stok hanya diperuntukan mencatat data mutasi 1
(satu) jenis perbekalan farmasi yang berasal dari 1 (satu) sumber anggaran
saja. Kartu stok tersebut diletakkan bersamaan atau berdekatan dengan
perbekalan farmasi bersangkutan.Setiap pengeluaran atau pemasukan obat
atau Bahan Habis Pakai (BMHP), langsung dicatat di dalam kartu
stok.Pencatatan dilakukan rutin setiap harinya. Kartu stok berisi tanggal,
bulan tahun, uraian, sisa stok, jumlah perbekalan farmasi yang diterima,
jumlah yang keluar, expired date dan nama ruangan yang mengambil obat
atau Bahan Habis Pakai (BMHP).
2. Pelaporan
Pelaporan adalah kumpulan catatan dan pendataan kegiatan
administrasi perbekalan farmasi, tenaga dan perlengkapan kesehatan yang
disajikan kepada pihak yang berkepentingan. Sistem pelaporan yang
dilakukan di Gudang Farmasi RSUD Patut Patuh Patju yaitu:
a) Laporan Stok Opname
b) Laporan Narkotika dan Psikotropika
c) Laporan prekursor
d) Laporan keuangan
23
C. Satelit Farmasi Rawat Inap
Satelit Instalasi Farmasi Rawat Inap merupakan salah satu unit pelayanan
Instalasi Farmasi Rumah Sakit yang digunakan khusus untuk melayani pasien rawat
inap. Satelit ini melayani pasien BPJS PBI (Penerima Bantuan Iuran) dan pasien BPJS
Non PBI.
1. Jenis Pasien Yang Dilayani
Jenis pasien yang dilayani ada dua yaitu pasien BPJS PBI (Penerima
Bantuan Iuran) dan pasien BPJS Non PBI. Pasien BPJS PBI merupakan pasien
yang ktu pasien yang membayar iuran setiap bulannya kepada pemerintah untuk
jaminan kesehatannya.
2. Waktu Pelayanan di Satelit Farmasi Rawat Inap
Pelayanan resep di Satelit Farmasi Rawat Inap dilakukan pada hari senin-
minggu dengan jam pelayanan pukul 08.00 – 14.00.
3. Alur Pelayanan Resep
Metode pelayanan yang digunakan di Satelit Farmasi Rawat Inap hanya
melayani resep dari pasien IRNA 1, IRNA 2, IRNA 3, IRNA anak dan IRNA
paru. Penyaluran (distribusi) obat atau alkes di Satelit Farmasi Rawat Inap
dilakukan dengan metode UDD, ODD dan floor stock.
1) UDD (Unit Dose Dispensing)
UDD adalah sistem distribusi obat kepada pasien rawat inap dimana
obat dikemas dalam bentuk dosis terbagi untuk pemakaian 24 jam.
2) ODD (One Daily Dispending)
ODD adalah sistem distribusi obat kepada pasien rawat inap dimana
obat dikemas dalam bentuk dosis terbagi untuk pemakaian 1 hari
biasanya ini diberikan atau dipantau oleh perawat yang bertugas.
3) Floor Stock
Kegiatan distribusi sediaan obat Instalasi Farmasi Rumah Sakit di
ruangan untuk memberikan pelayanan kefarmasian secara cepat
dengan menyediakan obat dan alkes dalam jumlah tertentu sesuai
kebutuhan pasien diruangan.
24
Alur Pelayanan Satelit Farmasi Rawat Inap
Resep/Kartu Obat
Ada Tidak
Menyiapkan obat yang diminta
25
D. Satelit Farmasi Unit Gawat Darurat
Satelit farmasi Unit Gawat Darurat adalah sub unit pelayanan farmasi
dibawah instalasi farmasi rumah sakit (IFRS). Satelit ini melayani pasien umum dan
BPJS.
1. Jenis pasien yang dilayani
Jenis pasien yang dilayani yaitu pasien umum, BPJS PBI dan BPJS NON
PBI. Pasien umum merupakan pasien yang menanggung semua pembiayaan
kesehatannya sendiri. Pasien BPJS PBI (penerima bantuan iuran) merupakan pasien
yang ditanggung semua pembiayaan kesehatan oleh pemerintah. Pasien BPJS NON
PBI merupakan pasien yang membayar iuran setiap bulannya kepada pemerintah.
2. Waktu Layanan Di Satelit Unit Gawat Darurat
Pelayanan resep di Satelit Unit Gawat Darurat dilakukan pada hari senin-
minggu dengan 24 jam pelayanan.
3. Alur Pelayanan Resep
Metode pelayanan yang digunakan di Satelit Unit Gawat Darurat adalah
metode Individual Prescribing (Resep individual) dimana pasien langsung atau
keluarga pasien ke Satelit Pelayanan Unit Gawat Darurat RSUD Patut Patuh Patju
Kabupaten Lombok Barat untuk mengambil obat.
26
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Satelit Pelayanan Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah Patut Patuh Patju terdiri
dari Satelit Poli Pelayanan, Satelit Farmasi Rawat Inap, Satelit Farmasi
Instalasi Gawat Darurat, Satelit Perbekalan Farmasi.
2. Pelayanan Farmasi dilakukan alur pelayanan resep yang berbeda untuk pasien
umum dan BPJS
3. Satelit perbekalan farmasi (Gudang farmasi) dilakukan system pengelolaan obat
mulai dari pemilihan, perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan,
pendistribusian, pencatatan dan pelaporan.
B. Saran
1. Satelit penyimpanan obat perbekalan farmasi supaya lebih diperhatikan
kelengkapan obat dan bahan medis habis pakai (BMHP) agar obat yang
dibutuhkan pasien tetap tersedia.
2. Rumah Sakit Umum Daerah Patuh Patut Patju supaya bias memberikan
kesempatan kepada mahasiswa untuk melakukan konseling sederhana kepada
pasien.
27
DAFTAR PUSTAKA
Silalahi, B., 1989, Prinsip Manajemen Rumah Sakit, Lembaga Pengembangan Manajemen
Indonesia, Jakarta.
Departemen Kesehatan RI, 2004, Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1197/Menkes/SK/X/2004, tentang Standar Pelayanan Farmasi Di Rumah Sakit,
Jakarta.
Departemen Kesehatan RI, 2008, Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
129/Menkes/SK/II/2008, tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit, Jakarta.
Quick, J.D., Hume, M.L., Rankin J, R., O’Connor, R. W., 1997, Mamaging Drug Supply,
Managingment Sinces for Health, 7 th printing, Boston, Massachussets.
Siregar, 2004, Farmasi Rumah Sakit, Teori dan Penerapan, Penerbit Buku Kedokteran EGC,
Jakarta.
28