Anda di halaman 1dari 36

MEKANISME

ADAPTASI SEL
OLEH:
ERIK KUSUMA, SKep.Ns, MKes
POKOK MATERI

 ORGANISASI SEL
 MODALITAS CEDERA SEL
 PERUBAHAN MORFOLOGIS PADA
SEL YANG CEDERA SUB LETAL
ORGANISASI SEL
ORGANISASI SEL
SEL
Bagian yang terkecil dari pada makhluk
hidup (manusia) yang hanya bisa dilihat
dengan mikroskop
JARINGAN
Sekumpulan sel yang serupa bentuknya,
besarnya serta pekerjaannya yang terikat
menjadi satu
ORGAN
Kumpulan bermacam-macam jaringan yang
menjadi satu yang mempunyai fungsi khusus
SEL

Bentuk dasar dari sel adalah bulat,


berdiameter 10-30 mikrometer
Bentuk dasar biasanya berubah
karena spesialisasi sel berdasarkan
fungsinya
Penggepengan sel terjadi karena
kontak dengan permukaan
STRUKTUR SEL DAN FUNGSINYA

INTI SEL (NUKLEUS)


MEMBRAN SEL
SITOPLASMA
INTI SEL (NUCLEUS)
- Struktur bulat padat terdiri dari massa
proplasma kompak
- Dikelilingi oleh membran dan
membawa partikal gen dan
mengandung kromatin
- Terletak di tengah sel, dikelilingi oleh
sitoplasma
INTI SEL (NUCLEUS)
- Mengandung asam deoksiribonukleat
(DNA)
- Terdpat anak inti (nukleolus) yang
mengandung RNA dalam jumlah besar
dan protein
- Nukleolus sangat membesar bila sel
secara aktif mensintesis protein
MEMBRAN SEL
Ukuran tebal antara 7,5 – 10 nanometer
Bersifat elastis & semi permeabel selektif
Terdiri dari protein dan lipid susunannya : 55%
protein, 25% fosfolipid, 13% kolesterol, 4% lipid
lain, 3% karbohidarat
Fungsi : melindungi bagian di dalamnya,
keluar masuknya zat
SITOPLASMA
 Terisi oleh partikel dan organel kecil dan besar
yang tersebar
 Berisi koloid dg persentase 75% air dn 25% protein
 Struktur sitoplasma sendiri dapat dibagi menjadi 2
bagian besar yaitu :
1. Organela yang tidak aktif dalam metabolisme,
seperti : sentriole, mikrotubuli, fibriler dan
mikrobodis
2. Organela yang aktif dalam metabolisme sel,
seperti : mitokondria, ribosom, retikulum
endoplasmik, kompleks golgi, lisosom dan
inklusion bodi
SENTRIOL

o Ukuran bbrp nanometer – 3 mikron


o Koloid dg prosentase 75 % air dan 25 %
protein
o Struktur berbentuk bintang, berfungsi
dalam pembelahan sel
MIKROTUBULI
o Tersebar dalam sitoplasma
o Berbentuk pipa panjang dg
diameter sekitar 250 nm
o Fungsi : kerangka dari sel,
transportasi dari partikel ttt (makro
molekul)
FIBRILER
o Suatu anyaman benang halus
dalam sitoplasma
o Setiap benang berdiameter 4-10
nm
o Benang ini terdiri dari bahan
aktin yang fungsinya berkaitan
dg aktifitas sel
MIKROBODIS
o Pertama kali ditemukan dalam sel tubulus

kontortus proksimalis dan hepar


o Didalamnya berisi suatu enzim oksidase

yang dapat mereduksi hidrogen menjadi


air
MITOKONDRIA
 Berbentuk bulat atau tongkat , ukuran 0,2–5
mm
 Terisi zat kental disebut matriks
 Tempat berlangsungnya proses oksidasi
zat makanan – energi--- membentuk ATP
 Mempunyai 2 membran :
a. luar (outer)

b. dalam (inner)

membentuk lekukan-lekukan (kristae),


RETIKULUM ENDOPLASMIK

 Berbentuk ruang yang dibatasi oleh sistem


membran saling berhubungan &
membentuk anyaman
 Ada 2 : kasar (rough) & halus (smooth)
 Fungsi : transportasi zat dlm sel, sintesis KH
& lemak, mengandung enzim yg dpt
mendetoksikasi zat yang merusak sel
RIBOSOM

 Berbentuk butiran-butiran yang


menempel pada RE
 Tempat sintesis protein
KOMPLEKS (APARATUS) GOLGI

 Bentuk kantong pipih


 Dapat dijumpai pada sel kelenjar
 Fungsi : ekskresi zat
LISOSOM
Garis tengahnya 250-750 mili mikron dan
dikelilingi oleh membran lipid dua lapis
yang khas.
Berisi enzim pencernaan dan enzim
antibakteri
Fungsi
Mencerna makromolekul
pembuangan sel yang rusak dari jaringan
INKLUSION BODI
Merupakan kumpulan bahan mati,
tidak selalu ada dalam sel
Terdiri dari bahan yang merupakan
hasil metabolit dari sel atau hasil
katabolisme dari suatu sel
M O D A L I TA S C E D E R A S E L
FAKTOR PENYEBAB TIMBULNYA
CEDERA (JEJAS) PADA SEL
 Defisiensi oksigen
 Cedera fisik
 Agen mikrobiologi
 Agen kimia
Serangan terhadap sel menyebabkan
lesi biokimiawi
Kelainan biokimiawi menyebabkan
kelainan fungsi (kelainan fisiologis),
namun didahului dengan mekanisme
adaptasi sel
Kelainan biokimiawi & fisiologi bisa
disertai / tidak disertai perubahan
morfologi (bentuk) pada sel, misal:
hipertrofi miokard
P E R U B A H A N M O R F O L O G I S PA D A s e l YA N G
C E D E R A S U B L E TA L
Jika cedera ringan & penyebab cedera dapat
dihilangkan, perubahan morfologi pada sel
akan hilang dan sel akan kembali seperti
semula (reversibel)
Jika cedera berat & penyebab bisa dihilangkan,
maka perubahan morfologi bersifat ireversibel
Jika penyebab tidak dapat dihilangkan maka
dapat menyebabkan timbulnya
kematian/nekrosis sel
Perubahan morfologi pada sel yang mengalami
cedera sub letal disebut perubahan
degeneratif / degenerasi
DEGENERASI
Degenerasi umumnya terjadi pada sel yang aktif
secara metabolik seperti sel hati, ginjal & jantung
Melibatkan sitoplasma sel
Berupa
1. pembengkakan sel
- perubahan hidropik
- infiltrasi lemak
2. atropi
3. penuaan
PEMBENGKAKAN SEL
Cedera sel tidak mampu
memompa ion Na keluar dari sel air
masuk kedalam sel (osmosis) air
tertimbun dalam sitoplasma organela
menyerap air pembengkakan
organela organela seperti kantong
berisi air sitoplasma bervakuola
perubahan hidropik/vakuolar
PEMBENGKAKAN SEL
Cedera lipid tertimbun dalam
sitoplasmapembengkakan organela berisi lipid
organela seperti kantong berisi lipid
perubahan berlemak/ infiltrasi lemak
ATROPI
Atropi adalah penyusutan massa sel
Didahului dengan otofagositosis/otofagi atau
proses memakan diri sendiri
Enzim pencernaan mencerna bagian2 sel didalam
vakuola sitoplasma
Proses pencernaan cenderung meninggalkan
bekas dari bahan yang tidak dapat dicerna
(misal: membran) yang sedikit demi sedikit
tertimbun didalam sel, umumnya berwarna
coklat tua (lipofusin)
PENUAAN
Peristiwa kompleks yang melibatkan
faktor genetik, endokrin, imunologis,
dan faktor lingkungan

Anda mungkin juga menyukai