Anda di halaman 1dari 12

TUGAS BIOMEDIK DASAR

NAMA : JOEY JOVI TAROREH

NIN : PO0220222028

1. FUNGSI SEL
Fungsi sel untuk metabolisme dapat berupa reaksi katabolik, yaitu perombakan senyawa kimia untuk
menghasilkan energi maupun untuk dijadikan bahan pembentukan senyawa lain, dan reaksi anabolik,
yaitu reaksi penyusunan komponen sel.

 Katabolisme merupakan proses pemecahan molekul-molekul besar dan kompleks menjadi bentuk
yang lebih sederhana, dan salah satunya adalah kalori atau energi.

 Anabolisme merupakan salah satu proses alami di dalam tubuh untuk membentuk suatu zat atau
molekul. Proses ini memungkinkan tubuh untuk tumbuh dan memperbaiki kerusakan jaringan.
Misalnya, membentuk molekul kompleks protein dari asam amino yang sederhana. Membentuk
karbohidrat kompleks dari senyawa gula yang sederhana.

2. KOMPONEN KOMPONEN SEL


1. Membran Sel / Membran plasma

Membran sel ini ialah selaput tipis yang merupakan bagian terluar dari sel, membran sel ini juga
sering disebut plasmalema. Membran sel ini merupakan bagian yang mengatur hubungan antara
komponen du dalam sel dengan lingkungan luar sel. Membran sel ini terdiri dari lipid (lemak) berupa
fosfolipid, protein, serta juga karbohidrat dengan komposisi yang berbeda-beda tergantung jenis
selnya. Sesuai dengan namanya, Fosfolipid (senyawa lemak) disusun oleh fosfat yang memiliki sifat
hidrofilik (suka air) serta lipid yang bersifat hidrofobik (takut air).

2. Sitoplasma (Cairan Sel)

Sitoplasma atau cairan sel ini merupakan matriks yang terdapat di dalam membran sel selain inti sel
(nukleus). Penyusun utama dari sitoplasma terdapat air yang memiliki fungsi ialah sebagai pelarut
serta tempat terjadinya reaksi kimia. Matriks sitoplasma ini merupakan sitosol(cairan) yang memiliki
sifat koloid (bentuk campuran yang terdiri dari 2 zat yang homogen). Matriks sitoplasma ini dapat
berubah dari fase gel (semipadat) ke fase sol (cairan). Matriks sitoplasma ini mempunyai sifat
iritabilitas (peka terhadap rangsangan) serta konduktivitas (mampu memindahkan atau meneruskan
rangsangan).

 Struktur Sitoplasma

1. Matriks
Matriks merupakan cairan transparan homogen yang bersifat koloid. Cairan ini bisa berubah dari fase
gel menjadi fase sol, ataupun sebaliknya. Perubahan ini bergantung dengan tekanan osmosis yang
dihasilkan oleh aktivitas osmoregulasi.

2. Organel Sitoplasma

Organel sitoplasma adalah struktur yang terletak dalam matriks sitoplasma. Organel ini terdiri dari
retikulum endoplasma, ribosom, badan mikro, lisosom, badan golgi, dan mitokondria.

3. Inklusio Sitoplasma

Inklusio sitoplasma adalah struktur sel yang tidak hidup. Struktur ini dikenal dengan nama parapasma
atau dentoplasma. Beberapa contohnya adalah butiran minyak, lemak, granula pigmen kuning telur,
granula sekretorius, dan lainnya.

 FUNGSI SITOPLASMA

1. Perantara transportasi zat dari luar sel ke organel (inti sel).

2. Pelarut untuk semua protein dan senyawa di dalam sel.

3. Memberi bentuk pada suatu sel.

4. Lokasi pembongkaran dan penyusunan zat-zat melalui reaksi kimia.

5. Tempat penyimpanan bahan-bahan kimia yang penting untuk metabolisme sel.

3. Inti Sel (Nukleus)

Inti sel ini merupakan bagian yang umumnya berbentuk bulat atau lonjong serta sering terletak di
tengah sel atau di tepi sel. Nukleus ini merupakan bagian terpenting dari kehidupan sel. Nukleus ini
memiliki fungsi utama ialah sebagai pusat pengendali segala aktivitas sel. Nukleus sel ini dilindungi
oleh sebuah dinding yang menyerupai membran sel. Struktur pelindung ini disebut dengan sebutan
membran inti.

4. Struktur Mitokondria

Mitokondria banyak terdapat pada sel yang memiliki aktivitas metabolisme tinggi dan memerlukan
banyak ATP dalam jumlah banyak, misalnya sel otot jantung. Jumlah dan bentuknya pun bisa
berbeda-beda untuk setiap sel. Mitokondria berbentuk elips dengan struktur terdiri dari empat bagian
utama, yaitu membran luar, membran dalam, ruang antar membran, dan matriks yang terletak di
bagian dalam membran.

 Membran luar
Bagian ini terdiri dari protein dan lipid dengan perbandingan yang sama serta mengandung protein
porin yang menyebabkan membran ini bersifat permeable terhadap molekul kecil. Selain itu,
membran luar mengandung enzim yang terlibat dalam biosintesis lipid dan enzim yang berperan
dalam proses transport lipid ke matriks untuk menjalani β-oksidasi menghasilkan asetil-KoA.

 Membran dalam

Bagian ini kurang permeable dibandingkan membran luar yang terdiri dari 20% lipid dan 80% protein.
Membran ini merupakan tempat utama pembentukan ATP.Membran dalam mengandung protein
yang terlibat dalam reaksi fosforilasi oksidatif, ATP sintase yang berfungsi membentuk ATP pada
matriks mitokondria, serta protein transport yang mengatur keluar masuknya metabolit dari matriks
melewati membran dalam.

 Ruang antar membran

Bagian yang terletak di antara membran luar dan membran dalam merupakan tempat
berlangsungnya reaksi-reaksi yang penting bagi sel seperti siklus Krebs, reaksi oksidasi asam amino,
dan reaksi β-oksidasi asam lemak.

 Matriks mitokondria

Bagian ini juga memiliki materi genetik, yang dikenal dengan DNA mitokondria (mtDNA), ribosom,
ATP, ADP, fosfat anorganik serta ion-ion seperti magnesium, kalsium, dan kalium.

FUNGSI MITOKONDRIA

Peran utama mitokondria adalah sebagai pabrik atau yang memproduksi energi sel yang
menghasilkan energi dalam bentuk ATP. Metabolisme karbohidrat akan berakhir di mitokondria ketika
piruvat di transport dan dioksidasi oleh O2 menjadi CO2 dan air.

Energi yang dihasilkan tersebut sangat efisien, yaitu sekitar tiga puluh molekul ATP yang diproduksi
untuk setiap molekul glukosa yang dioksida, sedangkan dalam proses glikolisis hanya dihasilkan dua
molekul ATP.

Adapun proses pembentukan ATP melibatkan proses transport elektron dengan bantuan empat
kompleks enzim yang terdiri dari kompleks I (NADH dehydrogenase), kompleks II (suksinat
dehydrogenase), kompleks III (koenzim Q – sitokrom C reductase), kompleks IV (sitokrom oksidase),
dan juga dengan bantuan FoF1 ATP Sintase dan Adenine Nucleotide Translocator (ANT).
5. Ribosom

Ribosom merupakan komponen sel yang memproduksi protein. Ribosom ini tersusun dari berbagai
jenis protein dan RNA. Ribosom sel eukariota ini lebih besar daripada ribosom sel prokariota.

Mekanisme Kerja Ribosom

Salah satu fungsi ribosom yaitu untuk melakukan sintesis protein.

sintesis protein adalah proses pembentukan protein yang melibatkan sintesis RNA dan dipengaruhi
oleh DNA. proses sintesis protein ini diawali ketika enzim di dalam nukleus membuka bagian DNA
yang spesifik agar dapat diakses oleh salinan RNA.

Molekul RNA yang sudah menyalin informasi genetik tersebut akan bergerak dari nuleus sek ke
sitoplasma yang merupakan tempat sintesis protein di mulai. Secara umum, proses ini terjadi melalui
tahapan transkripsi dan translasi. Berikut uraiannya.

 Transkripsi

Transkripsi adalah proses pencetakan atau penulisan ulang infromasi genetik pembuatan protein dari
DNA oleh RNA. Lalu, RNA akan menyalin informasi tersebut kemudian dan memprosesnya menjadi
produk akhir yang dikenal dengan nama mRNA.Produk akhir dari proses ini yaitu mRNA lengkap
dengan informasi pembuatan proten yang dibawanya. Proses ini terjadi di nukleus atau inti sel.

 Translasi

Setelah proses transkripsi selesai, maka tahapan sintesis protein dilanjutkan dengan proses translasi.
Pada proses ini, fungsi ribosom berperan besar.Translasi di awali dengan masukanya mRNA ke
sitoplasma yang merupakan cairan pengisi bagian sel di luar nukleus. Di dalam sitoplasma terdapat
organel yang mengapung, salah satunya ribosom.Ketika keluar dari inti sel menuju sitoplasma, mRNA
akan langsung membawa informasi pembuatan protein ke ribosom. Lalu, organel tersebut
menggunakan informasi dari mRNA untuk membuat rantai asam amino yang merupakan bahan dasar
protein. Proses penerjemahan informasi dari mRNA menjadi asam amino inilah yang kemudian
disebut sebagai translasi.

6. Retikulum Endoplasma

Retikulum endoplasma ini merupakan perpanjangan dari selaput nukleus yang terdiri dari saluran
bermembran serta vesikel yang saling terhubung. Terdapat dua (2) jenis retikulum endoplasmya yakni
retikulum endoplasma kasar serta retikulum endoplasma halus.

 Fungsi Retikulum Endoplasma

fungsi RE adalah mendukung sintesis protein dan menyalurkan bahan genetic selang inti sel dengan
sitoplasma dan berfungsi sebagai peralatan transportasi zat-zat di dalam sel itu sendiri.
 Struktur retikulum endoplasma

Berbentuk seperti kantung. Merupakan serangkaian kantung pipih yang terhubung yang memiliki
beberapa ribosom di permukaan luarnya. Berfungsi untuk mensintesis dan mengeluarkan protein di
hati, hormon dan zat lain di dalam kelenjar.

7. Badan Golgi

Badan golgi(aparatus golgi) ini terdiri dari sebuah kumpulan vesikel pipih yang memiliki/mempunyai
bentuk sisternae (berkelok-kelok) atau berbentuk kantong pipih. Badan golgi yang terletak di dalam
sel tumbuhan itu disebut dengan diktiosom, keberadaannya itu kebanyakan ditemui di dekat
membran sel.Nama “badan golgi” diberikan pertama kali oleh seorang sitologiawan Italia yang
bernama Camillo Golgi. Ia merupakan orang pertama yang menerangkan organel ini diakhir abad 19.

 Struktur Badan Golgi

Badan golgi terbentuk oleh susunan lempengan kantong yang khas dikelilingi membran. Lempengan
kantong tersebut diberi nama sisterna.Pada tumbuhan, badan golgi terdiri atas susunan beberapa
sisterna. Di ujung kantong terdapat vesikula yang menempel seolah-olah terjentik dari ujung kantong
yang ukurannya lebih besar.

Umumnya badan golgi memiliki 4 – 5 sisterna yang jaraknya kurang lebih 10 nm antara satu dengan
lainnya. Di tanaman tertentu, badan golgi berjumlah 20 atau lebih dengan lebar antara 500 sampai
1000 nm.

Sisterna yang tumbuh ada di posisi terbawah dengan pinggiran kantong yang menggelembung disebut
permukaan cis badan golgi. Sisterna yang sudah melalui pertumbuhan dengan pinggiran kantong
menggelembung lebih besar berada diposisi teratas disebut trans.

 Pembentukan Badan Golgi

Pembentukan intraselular badan golgi sudah sejak lama diperbincangkan. Berikut beberapa pendapat
tentang asal badan golgi.

1. yang melepas dari membran luar pembungkus atau menyelimuti inti.

2. Vesikula yang dikirim dari retikulum endoplasma.

3. Vesikula yang dibentuk oleh tonjolan ke dalam dari membran plasma.

4. Pembelahan badan golgi yang ada di dalam sel.

Dari beberapa pendapat yang sudah disebutkan sebelumnya, pendapat yang paling diterima yaitu
opini tentang badan golgi berasal dari vesikula yang dikirim dari retikulum endoplasma.
Vesikula tersebut diberi nama vesikula transisi yang dikirim dari retikulum endoplasma bermigrasi dan
melebur dengan membran sisterna. Dengan demikian, badan golgi bisa terbentuk dan mewujudkan
pertumbuhan organel.

Agregasi vesikula transisi dalam sel terdapat di daerah tertentu dalam sitoplasma yang disebut zona
ekslusi yang bebas dari ribosom. Zona ini dikelilingi oleh membran retikulum endoplsam. Badan golgi
yang ukurannya masih kecil muncul dan berkembang di zona ini.

Organel ini mudah telihat pada pembelahan sel tumbuhan dan hewan. Jumlahnya akan bertambah
sehingga jumlah badan golgi di sel hasil pembelahan sama dengan sel induk.

 Fungsi Badan Golgi dalam Metabolisme Sel

Fungsi badan golgi adalah untuk membantu proses metabolisme sel. Menurut penjelasan di
repository.usu.ac.id, berikut beberapa fungsi badan golgi pada tumbuhan maupun sel eukariotik lain.

 Mengemas bahan sekresi yang akan dibebaskan dari sel.

 Memproses protein yang telah disentesa oleh ribosom dari retikulum endoplsma.

 Melakukan sintesis polisakarida tertentu dan glikolipid.

 Memilih protein untuk berbagai lokasi dalam sel.

 Menambah elemen membran baru bagi membran plasma.

 Memproses kembali komponen membran plasma yang telah memasuki sitosol selama
endositosis.

Badan golgi menerima produk sel tertentu dari retikulum endoplsma (RE) dan membawa produk ke
vesikula sekretori yang meneruskan ke bagian luas membran plasma sel dan berdiffusi dengan
membran. Bagian ini dapat terbuka untuk melepaskan isi vesikula keluar. Proses ini dikenal dengan
nama eksositosis.

Protein yang disintesis oleh RE dipindah ke badan golgi. Di sini karbohidrat tambahan dapat dibubuhkan.
Protein juga akan dikumpulkan dalam vesikula sampai penuh. Kemudian vesikula akan berpindah ke
permukaan sel dan mengeluarkan isi ke bagian luar. Vesikula dengan kandungan protein yang lain pada
badan golgi dapat disimpan di dalam sel sebagai lisosom.

8. Lisosom

Lisosom merupakan organel sel berupa kantong terikat membran yang berisi enzim hidrolitik yang
memiliki fungsi untuk mengontrol pencernaan intraseluler pada berbagai keadaan.
 Struktur Lisosom

Lisosom merupakan organel sel berukuran sangat kecil berbentuk bulat berdiameter sekitar 0,25
hingga 0,5 um. Lisosom memiliki struktur yang sangat sederhana karena mereka adalah sebuah
membran tunggal yang terbuat dari lapisan ganda lipid yang membungkus cairan yang mengandung
berbagai enzim hidrolitik.

9. Peroksisom

 Pengertian Peroksisom

Peroksisom adalah salah satu jenis organel sel yang terbungkus membran tunggal dari lipid terlapisi
dan mengandung protein pencerap (reseptor). Peroksisom berfungsi untuk menurunkan oksigen yang
berada dalam sel dan melakukan reaksi oksidatif.Selain itu, peroksisom juga memiliki kandungan
enzim yang mentransfer hidrogen dari berbagai substart menuju ke oksigen, lalu menghasilkan
hidrogen peroksida sebagai produk sampingan dan selanjutnya menjadi sumber nama pada organel
tersebut.

 Ciri Ciri Peroksisom

1. Organel yang ditemukan di seluruh hampi sel eukariotik

2. Dilindungi atau terbungkus membran tunggal

3. Kantung peroksisom memiliki lapisan membran yang berisi enzim katalase dan hidrolase

4. Dalam peroksisom terdapat banyak enzim yaitu sekitar 50 enzim

5. Selain enzim katalase, enzim-enzim tersebut berfungsi untuk mengoksidasi substrat guna
menghasilkan hydrogen peroksida (H2O2).

6. Peroksisom banyak ditemukan pada sel hewan, seperti dibagian hati, ginjal, dan jantung

7. Sedangkan pada tumbuhan, peroksisom terdapat dibagian dekat kloroplas dan mitokondria pada
sel sel daun.

 Fungsi Peroksisom

Peroksisom memiliki fungsi utama untuk menyederhanakan asam lemak yang panjang melalui
betaoksidasi. Dalam sel hewan, asam lemak yang ditimbulkan akan panjang membentuk rantai
medium, lalu setelah itu dibawa ke mitokondria dan terakhir dipecah menjadi karbon dioksida dan air.
Selain itu, peroksisom memiliki beberapa fungsi lain seperti dibawah ini:

1. Peroksisom sebagai penghasil enzim katalase dan oksidase yang memiliki fungsi untuk
memindahkan hidrogen dari substrat dapat berreaksi dengan oksigen dan dapat menghasilkan
hidrogen peroksida atau H202 sebagai pengasil lainnya.
2. Peroksisom berfungsi sebagai bahan bakar respirasi sel yang dihasilkan oleh perpecahan asam
lemak menjadi molekul kecil.

3. Dalam sel hati, peroksisom berfungsi untuk menetralisir racun yang ditimbulkan oleh alkohol dan
senyawa kimia berbahaya lainnya.

 Struktur Peroksisom

Struktur peroksisom tidak mudah ditemukan karena memiliki ukuran terlalu kecil antara perbedaan
kepadan dengan lisosom. Karena itulah dilakukan injeksi menggunakan Triton WR – 1339 dan
dilanjutnya dengan mikroskop electron (Bianch serta Sheeler, 1980 ; Kleinsmith dan juga Kish, 1988).

Berdasarkan injeksi tersebut menunjukkan jika peroksisom memiliki karakter unik, yaitu berbentuk
kecil seperti bola, dengan ukuran antara mitokondria dan ribosom. Peroksisom memiliki ukuran kecil,
yaitu sekitar 0.2 – 2 µm, karena itulah di kelompokkan dalam benda-benda mikro.Peroksisom
memiliki struktur kristal-kristal pada dan pekat yang terbungkus satu lapis membran unit.

3 . Mekanisme transpor sel


Endositosis adalah transpor makromolekul dan materi yang sangat kecil ke dalam sel dengan cara
membentuk vesikula baru dari membran plasma. Langkah langkahnya adalah Sebagian kecil luas
membran plasma terbenam ke dalam membentuk kantong. Begitu kantong ini semakin dalam,
kantong ini terjepit membentuk vesikula yang berisi materi yang didapat dari luar selnya. Endositosis
dibutuhkan untuk berbagai macam fungsi yang penting bagi sel, karena endositosis dapat meregulasi
berbagai macam proses seperti pengambilan nutrisi, adhesi dan migrasi sel, reseptor sinyal, masuknya
patogen, neurotransmisi, presentasi antigen, polaritas sel,mitosis, pertumbuhan dan diferensiasi, dan
masuknya obat

4 . Metabolisme sel
Metabolisme sel adalah reaksi-reaksi kimiawi di dalam sel yang terjadi untuk menjaga agar sel
tersebut tetap hidup. Berlangsungnya metabolisme di dalam sel diatur oleh berbagai macam enzim.
Metabolisme sel sendiri terdiri dari 2 proses:

- Anabolisme, yaitu proses penyusunan molekul-molekul kompleks yang esensial untuk menunjang
pertumbuhan dan perkembangan sel. Proses ini adalah proses yang membutuhkan energi.

- Katabolisme, yaitu proses pembongkaran molekul-molekul kompleks menjadi molekul yang lebih
sederhana. Proses ini akan menghasilkan energi yang dibutuhkan untuk menunjang terjadinya
anabolisme Siklus sel adalah fungsi sel yang paling mendasar berupa duplikasi akurat sejumlah besar
DNA di dalam kromosom, dan kemudian memisahkan hasil duplikasi tersebut hingga terjadi dua sel
baru yang identik.
5. Definisi Pembelahan Sel
Pembelahan sel adalah proses di mana sel membelah dirinya menjadi dua bagian atau lebih. Lebih
lanjut lagi, terdapat beberapa jenis pembelahan sel, yang dikategorikan berdasarkan jenis organisme
atau makhluk hidup apa yang membelah diri.

Seiring dengan perkembangan dan evolusi makhluk hidup, pembelahan sel ikut mengalami perubahan
lewat proses pembelahan yang berbeda-beda dan lebih rumit. Contohnya sebagian besar prokariota
seperti bakteri menggunakan fisi biner dalam proses pembelahan selnya. Sedangkan eukariot
menggunakan mitosis.

Lalu, ada jenis eukariot yang dapat bereproduksi yang menggunakan jenis pembelahan sel meiosis
untuk mengurangi konten genetik di dalam selnya. Proses ini sangat penting dalam reproduksi
seksual, karena masing-masing sel orang tua harus memberikan hanya setengah dari material genetik
yang dibutuhkan kepada keturunannya. Kalau tidak, keturunannya itu akan memiliki DNA yang terlalu
banyak jumlahnya.

Jenis Pembelahan Sel

1. Pembelahan prokariotik

Proses pembelahan sel pada organisme prokariot dikenal juga sebagai fisi biner (binary fission).
Karena sifat organisme prokariot yang sangat sederhana dengan hanya satu membrane dan tidak ada
pembagian internal, proses pembelahan pada prokariot sekadar mereplikasi atau meniru DNA-nya
dan memisah jadi dua bagian.

2. Pembelahan mitosis

Proses pembelahan mitosis menghasilkan sel dengan susunan genetika yang sama persis dengan
susunan genetika sel induk. Proses pembelahan mitosis terjadi pada seluruh sel tubuh (somasis),
kecuali pada sel kelamin alias gamet.
Pada tumbuhan, proses pembelahan sel mitosis terjadi pada jaringan meristem. Contohnya pada
ujung tunas batang atau ujung akar. Dalam prosesnya, terdapat 4 (empat) fase pembelahan yang
terjadi. Akan tetapi, sebelumnya telah terjadi fase interface terlebih dahulu, yaitu fase ketika inti sel
dan anak inti sel dapat terlihat dengan jelas.

Keempat fase atau tahapan dalam proses pembelahan mitosis adalah sebagai berikut:

Profase, yaitu proses perubahan yang terjadi pada sitoplasma dan nukleus saat benang-benang
kromatin memendek serta menebal menjadi kromosom.

Metafase, yaitu fase di mana kromatid bergerak menuju bagian tengah inti sel untuk membentuk
lempeng metafase.

Anafase, yaitu fase di mana kromatid memisahkan diri dengan bagian sentromer untuk membentuk
kromosom baru.

Telofase, yaitu fase di mana kromosom berubah jadi benang kromatin, sedangkan nukleus dan
membrane inti terbentuk kembali. Pada tahap ini, sel baru yang identik telah terbentuk.

3. Pembelahan meiosis

Lain dengan pembelahan mitosis, pembelahan sel meiosis terjadi justru hanya pada organ kelamin.
Proses pembelahan ini bertujuan menghasilkan sel gamet untuk bereproduksi, yaitu sel telur dan sel
sperma. Proses pembelahan meiosis sendiri terjadi dua kali, Detikers. Masing-masing kemudian
dikenal dengan istilah meiosis I dan meiosis II.

Pada proses meiosis I, proses ini dilakukan untuk memisahkan kromosom yang sama (homologous
chromosome). Adanya kromosom homologus dalam sebuah sel merepresentasikan dua alel dari
masing-masing gen yang dimiliki oleh sebuah organisme. Kedua alel tersebut dikombinasi ulang dan
dipisahkan, sehingga sel anak yang dihasilkan hanya akan memiliki satu alel untuk masing-masing gen,
serta tidak ada pasangan homologus kromosom.

Sedangkan pada proses meiosis II, proses ini memisahkan dua salinan DNA, dengan cara yang mirip
seperti dalam proses pembelahan sel mitosis. Hasil akhir dari pembelahan meiosis adalah empat sel
dari satu sel, dan masing-masing hanya memiliki separuh kromosom induknya, alias hanya satu
salinan dari genom induk.
6. Siklus dan mitosis sel
 Tahapan Siklus Sel

Tahapan siklus sel dibagi menjadi dua fase utama yakni interfase dan mitosis. Pada siklus sel ada
interfase yang ditandai dengan terjadinya pertumbuhan sel dan penyalinan DNA. Sedangkan pada fase
mitosis terjadilah pembagian sel jadi dua dan dibagilah sitoplasmanya, lalu terbentuklah dua buah sel
hasil pembelahan tadi.

 siklus sel

-Interfase

Ini adalah awal dari terjadinya pembelahan. Di dalamnya ada fase-fase yang harus dilewati sebagaimana
digambarkan di atas itu.

Fase G1. Pada fase ini sel mengadakan pertumbuhan dan perkembangan disebut juga Fase G1. Di dalam
Fase yang juga dikenal sebagai gap pertama ini, sel tumbuh membesar, organel disalin, dan terbentuk
dinding molekuler.

Fase S. Pada fase ini, sel mensintesiskan salinan DNA dalam nukleusnya. Sel juga menduplikat struktur
pengorganisasian mikrotubulus yang dinamai centrosom. Centrosom membantu memisahkan DNA
selama fase M nantinya.

Fase G2. Fase ini ditandai dengan semakin besarnya sel. Pada fase ini juga terbentuklah protein serta
organel. Setelah semua beres, fase mitosis siap dimulai.

-Fase Mitosis

Sepanjang terjadinya fase ini, sel membagi DNA dan sitoplasma yang sebelumnya telah disalin menjadi
dua bagian dan membelah dirinya. Di dalam fase mitosis ini ada empat tahapan yang terjadi. Tahapan
tersebut diawali dengan profase, metafase, anafase, dan diakhiri dengan telofase.

Setelah semua proses berakhir, sel-sel yang baru terbentuk tadi akan memulai siklus barunya sendiri.
Siklusnya sama dengan siklus yang dialami oleh induk sel mereka. Begitu seterusnya sampai akhirnya
makhluk hidup bersangkutan mengalami kematian. Pada saat itulah siklus sel juga akan menemui
akhirnya.

Panjangnya waktu siklus sel berbeda-beda antara satu makhluk hidup dengan makhluk hidup lain. Pada
manusia, lazimnya siklus sel berlangsung selama 24 jam. Pada binatang yang lebih kecil bahkan bisa
hanya memakan waktu selama 9 jam saja.

Anda mungkin juga menyukai