Anda di halaman 1dari 20

TUGAS BIOMEDIK 1

NAMA : WILHELMINA VELAYOLANDA DHERA DHADHO


NIM : 2207010071
KELAS :D

Pengertian Sel Hewan


Sel hewan merupakan bentuk sel eukariotik yang menyusun jaringan pada hewan. Sel hewan
mempunyai perbedaan dengan sel eukariotik lainnya. Suatu bagian organel terkecil yang
memiliki selaput tipis dan didalamnya terdapat larutan koloid yang mengandung senyawa kimia.
Sel ini memiliki keunggulan yaitu dalam membuat duplikat secara mandiri dengan cara
pembelahan sel.

Dalam sel terdapat senyawa yang sangat penting dalam proses pembelan maupun fotosintesis.
Senyawa tesebut seperti karbohidrat, senyawa ini sangat penting dalam proses fotosintesis.
Selanjutnya lipid, senyawa ini berguna sebgai cadangan makanan seperti lemak dan minyak.

Sel hewan hanya mempunyai vakuola yang lebih kecil dan tidak memiliki kloroplas dan dinding
sel. Sel Hewan menghasilkan berbagai macam variasi bentuk, karena tidak memiliki dinding sel
yang keras.

Gambar, Struktur Organel Sel Hewan dan Fungsinya


1. Membran Sel

Membran sel adalah pembungkus sel pada bagian luar yang tersusun dari protein
(lipoprotein), kolesterol dan lemak (lipid). Pada bagian ini memiliki peranan yang sangat
penting dalam mengatur mineral dan nutrisi yang berada didalam maupun diluar sel.

Organel membran sel ini memiliki berbagai fungsi diantaranya :

 Mengatur keluar masuk nutrisi dan mineral


 Sebagai pembungkus / pelindung sel
 Menerima rangsangan dari luar
 Tempat berlangsungnya berbagai reaksi kimia

2. Sitoplasma

Sitoplasma adalah bagian sel yang berupa cairan sel dan meiliki bentuk seperti
dengan gel. Organel ini memiliki dua proses fase bentuk yaitu fase gel (cair) dan fase sol
((padat). Cairan ini terdapat di dalam nukleus yang disebut dengan itilah nukleoplasma.

Namun sitoplasma bersifat koloid komplek yaitu tidak cair dan tidak padat. Sehingga dapat
berubah tergantung dengan konsenrasi airnya. Pada dasarnya jika konsentrasi air rendah maka
menjadi padat lembek. Sedangkan jika air dengan kontrasi tingg maka gel akan berubah menjadi
encer yang disebut dengan sol.

Organel sitoplasma ini berfungsi sebagai berikut :

 Sebagai sumber bahan kimia sel


 Tempat berlangsungnya metabolisme sel

3. Reticulum Indoplasma

Reticulum indoplasma adalah organel yang memiliki bentuk benang-benang yang


terdapat di inti sel. Retikulum endoplasma terbagi atas dua yaitu retikulum endoplasma halus
(REh) dan retikulum endoplasma kasar (REk). Retikulum endoplasma halus (REh) adalah
berperan tidak melekat dengan ribosom, sedangkan retikulum endoplasma kasar (REk) adalah
dapat melekat pada ribosom.

Organel Reticulum indoplasma adalah sebagai berikut :

 Sebagai sintesis protein (Rek).


 Sebagai tempat pengangkut sintesis, steroit dan lemak.
 Membantu detoksifikasi sel-sel berbahaya di dalam sel (REh).
 Sebagai tempat untuk menyimpan fospolipid, steroid dan glikolipid.

4. Mitokondria
Mikrodia adalah organel terbesar yang ada berguna sebagai mesin dalam sel.
Organel ini memiliki dua bagian lapis membran yang leuku-lekuk yang biasa disebut dengan
istilah kritas. Glukosa adan oksigen saling bekerja sama dalam proses pembentukan energy.

Hal tersebut sebagai proses metabolisme dan aktivitas seluler. Sehingga dalam bagian tersebut
dijuluki sebagai The Power House. dapat dikatakan begitu karena organisme ini dapat
menghasilkan energy. Mitokondria yang berbrntuk tunggal disebut dengan istilah mitokondrion.
Organel mitokondrion adalah organel yang dapat mengubah energi kimia menjadi energi yang
lainnya.

Organel ini memiliki fungsi sebagai berikut :

 Sebagai repirasi seluler.


 Sebgai penghasil energidalam bentuk ATP.

5. Mikrofilamen

Mikrofilamen adalah organel sel yang terbentuk dari protein aktin dan myosin.
Organel ini memiliki kemiripan dengan organel mikrotobulus tetapi ada yang membedakan pada
tektur dan ukurannya. Mikrofilamen memiliki tekstur yang lembut dan mempunyai ukuran
diameter lebih kecil.Fungsi organel ini yaitu berperan sebagai pergerakan sel, endositosis dan
eksotisotis.

6. Lisosom
Lisosom adalah organel berupa kantong terikat di membran yang berisi kandungan
enzim hidrolitik. Hal ini digunakan untuk dalam mengontrol pencernaan intraseluler di keadaan
apapun. Lisosom terdapat pada sel eukariotik.

Lisosom memiliki fungsi sebagai berikut :

 Untuk mengontrol pencernaan intraseluler.


 Sebagai mencerna materi dengan menggunakan fagositosis.
 Sebagai penghancuran organel sel yang telah rusak (autofagi).

Sebagai pemasukan makromulekul dari luar menuju ke dalam sel dengan.

7. Peroksisom (Badan Mikro)

Peroksisom adalah organel yang memiliki kantong kecil yang berisi dengan enzim
katalase. Hal tesebut berfungsi untuk menguraikan peroksida (H2O2) atau metabolisme yang
bersifat toksik. Yang dapat merubah air dan oksigen yang berbahaya pada sel. Organel
peroksisom ini banyak ditemukan di sel hati dan ginjal.

Organel ini memiliki fungsi sebagai berikut :

 Perubahan lemak menjadi karbohidrat.


 Menguraikan perokida (H2O2) dari sisa-sisa metabolisme toksik.

8. Ribosom
Ribosom adalah organel sel yang memiliki tekstur padat dan kecil dengan ukuran
diameter 20 nm. Organel ini terdiri atas 65% RNA ribosom (rRNA) dan 35% protein ribosom
(Ribonukleoprotein atau RNP ). Ribosom bekerja sebagai menerjemahkan RNA untuk
membentuk rantai polipeptida (protein) dengan menggunakan asam amino pada saat proses
translasi.

Di dalam sel ribosom terdapat terikat yang berada pada retikulum endoplasma kasar (REk), atau
membran inti sel. Ribosom memiliki fungsi sebagai tempat berlangsungnya proses sintesis
protein.

9. Sentriol

Sentriol adalah struktur organel yang memiliki bentuk tabung organel dapat
ditemukan pada sel eukariota. Organel ini juga dapat mengambil peran dalam pembelahan sel
dan dalam pembentukan silia dan flagela. Selain itu sepasang sentriol mampu membentuk
struktur gabungan yang disebut dengan istilah sentrosom.

Sentiol memiliki fungsi sebagai :

 Berperan sebagai membentuk silia dan flagella.


 Sebagai proses pembelahan sel dalam membentuk benang spindle.
10. Mikrotobulus

Mikrotubulus adalah organel sel yang terdapat didalam sitoplasma dan dapat
ditemukan pada sel eukariot. Organel ini berbentuk silindris panjang yang berongga. Organel
ini memiliki ukuran dengan diameter kurang lebih 12 nm dan diameter luar 25 nm. Selain di
hewan, organel juga dimiliki oleh sel tumbuhan yang sama persis oleh hewan.

Mikrotobulus terdiri atas molekul-molekul berbentuk bulat protein globular yang disebut
tubulin. Sehingga dalam posisi tidak sadar organel ini mambpu bergabung untuk membentuk
silindris yang berongga dalam kondisi tertentu. Selain itu mikrotobulus juga memiliki sifat kaku
yang tidak dapat berubah-rubah dalam bentuknya.

Organel ini memiliki fungsi sebagai berikut :

 Untuk melindungi sel .


 Memberi bentuk sel.
 Berperan sebagai dalam pembentukan flagela, silia dan sentriol.

11. Badan Golgi

Badan golgi atau aparatus golgi adalah organel yang dikaitkan dengan fungsi
ekskresi sel. Badan golgi dapat ditemukan di semua sel eukariotik. Organel ini sangat berperan
penting yaitu mempunayi fungsi ekskresi, seperti ginjal. Badan golgi memiliki bentuk bentuk
seperti kantong pipih yang berukuran kecil hingga besar dan terikat oleh membran. Setiap sel
hewan memiliki 10-20 badan golgi.

Organel ini mempunyai fungsi sebagai berikut :

 Untuk memproses protein.


 Membentuk lisosom.
 Untuk membentuk membran plasma.
 Membentuk vesikula (kantung) untuk ekskresi.

12. Nukleus

Nukleus adalah organel kecil yang mengatur dan mengendalikan aktivitas sel. Proses ini
mulai dari metabolisme hingga ke pembelahan sel. Nukleus mengandung materi genetik yang
bentuknya DNA linear panjang yang membentuk kromoson.

Organel ini dapat ditemukan di sel eukarioti dan terdiri atas bagian-bagian seperti membran inti,
nuekloplasma, kromatin atau kromoson, dan nukleus.

Organel ini memiliki fungsi sebagai berikut :

 Tempat terjadinya replikasi.


 Menyimpan informasi genetik.
 Untuk menjaga integritas gen-gen.
 Mengendalikan proses metabolisme dalam sel.
 Mengontrol aktivitas sel dengan mengelola ekspresi gen.

13. Nukleolus
Nukleolus adalah organel yang terdapat didalam inti sel atau nukleus. Organel ini
bertanggung jawab dalam pembentukan protein menggunakan RNA atau asam ribonukleat.
Organel ini mempunyai fungsi sebagai bertanggung jawab dalam pembentukan protein.

14. Nukleoplasma

Nukleoplasma adalah organel yang memiliki tekstur padat yang berada didalam
inti sel atau nukleus. Organel ini mengandung serat kromatin yang padat dan membentuk
kromoson. Selain itu organel ini bertugas untuk membawa informasi genetika.

15. Membran Inti

Membran inti adalah elemen struktural utama nukleus yang membungkus


keseluruhan organel. Selain itu organel ini sebagai pemisah antara sitoplasma dan daerah inti.
Organel ini bersifat tidak permeable sehingga sebagian besar molekul yang membuat nukleus
membutuhkan pori inti. Dengan begiti membrane nukleus mampu melintasi membran.

Mebran inti memiliki fungsi sebgai berikut :

 Melindungi inti sel (Nukleus).


 Sebagai tempat pertukaran zat antara materi inti dan sitoplasma

Struktur Sel Tumbuhan


Tumbuhan tersusun dari sel, sel membentuk jaringan, jaringan membentuk organ. Organ utama
tanaman yaitu akar, batang, dan daun. Ketiga organ utama tanaman (akar, batang, daun) tersusun
dari jaringan dermal, jaringan pembuluh, dan jaringan dasar. Sel adalah unit struktural dan
fungsional terkecil pada makhluk hidup.

Di dalamnya ada beberapa zat yang berfungsi untuk kelangsungan hidup organisme itu,
contohnya karbohidrat, lemak, protein, asam amino. Makhluk hidup yang bersel tunggal
(unicellular) maupun makhluk hidup yang bersel banyak (multicellular) dikelompokkan dalam
dua tipe sel , yaitu sel prokariotik dan sel eukariotik.
Sel prokariotik yaitu sel yang tidak mempunyai membran inti atau membran nucleus  sedangkan
sel eukariotik yaitu sel yang mempunyai membran inti atau membran nucleus.

Makhluk hidup bersel tunggal (unicellular) yang memiliki tipe sel prokariotik contohnya
dimiliki oleh bakteri, sedangkan makhluk hidup bersel tunggal (unicellular) yang memiliki tipe
sel eukariotik contohnya dimiliki oleh alga hijau yaitu chlamydomonas, dan makhluk hidup
bersel banyak (multicellular) yang memiliki tipe sel eukariotik contohnya dimiliki oleh
tumbuhan.
Tumbuhan merupakan organisme yang bersel banyak (multicellular) dan eukariotik. Sel
tumbuhan memiliki komponen atau bagian yang berbeda dengan sel hewan. Perbedaan yang
khas yaitu sel tumbuhan memiliki dinding sel yang tebal, plasmodesmata, plastida, vakuola yang
besar.
Komponen-komponen atau bagian-bagian sel tumbuhan yang lainnya (membran sel, sitosol,
nucleus, retikulum endoplasma, badan golgi, mitokondria, ribosom, peroksisom) sama dengan
sel hewan.

Gambar Struktur Sel Tumbuhan


Kini kamu akan mempelajari setiap komponen atau bagian yang ada pada sel tumbuhan. Gambar
di bawah ini merupakan gambar ilustrasi sel tumbuhan.
Seperti yang kita lihat, sel tumbuhan ini terdiri dari beberapa bagian, seperti:
1. Dinding sel
Dinding sel merupakan bagian terluar yang membungkus sel tumbuhan. Dinding
sel merupakan salah satu komponen atau bagian dari sel tumbuhan yang tersusun dari
pektin, selulosa, hemiselulosa, dan lignin yang berfungsi untuk menguatkan sel
tumbuhan, melindungi sitoplasma dan membran sitoplasma. Pada beberapa sel tumbuhan,
sel yang satu dengan sel yang lainnya dihubungkan dengan plasmodesmata,.
2. Membran sel (membran plasma)
Baik sel tumbuhan maupun sel hewan memiliki membran sel/ membran plasma/
plasmalemma. Membran sel membungkus sel, memisahkannya dari lingkungan luar,
mengatur keluar masuknya ion, mengatur tekanan osmotik sitosol.

Membran sel bersifat selektif permeabel (hanya molekul tertentu yang dapat
melewati membran sel). Membran sel juga berperan di dalam komunikasi antara
sel. Struktur membran sel disusun dua lapis fosfolipid (lipid bilayer) dan molekul protein.
3. Sitosol
Sitosol merupakan bagian dari sitoplasma tetapi tidak termasuk organel. Pada
sitosol terjadi reaksi metabolisme. Pada sitosol terdapat sitoskeleton. Sitoskeleton
merupakan rangka seluler yang terdiri dari mikrotubuli, filamen intermedie, dan
mikrofilamen. Sitoskeleton ikut mengatur bentuk dari sel.

4. Inti sel (Nucleus)


Umumnya sel makhluk hidup eukariotik memiliki satu inti, tetapi ada juga yang
berinti lebih dari satu misalnya pada sel otot lurik pada hewan. Inti sel (nucleus)
dibungkus oleh dua lapis membran, yaitu membran luar dan membran dalam.

Dua lapis membran tersebut bersatu pada daerah pori-pori, dimana beberapa jenis
molekul (mRNA, protein, ribosom) dapat melewati dari inti ke sitosol. Protein lainnya,
misalnya protein yang berperan di dalam pegaturan ekspresi gen, dapat masuk dari sitosol
ke dalam inti sel melalui pori-pori tersebut.

Pada bagian lain dari membran luar inti sel (nucleus) dapat membentuk retikulum
endoplasma kasar. Di dalam inti sel, DNA disimpan dalam bentuk kromosom. Anak inti
(nucleolus) merupakan bagian dari inti sel, tempat RNAr (RNA ribosom disintesis).

5. Plastida (Kloroplas)
Umumnya sel tumbuhan memiliki plastida. Plastida dibedakan menjadi dua jenis.
Leukoplas (plastida yang tidak memiliki zat warna) dan kromoplas (plastida yang
memiliki zat warna). Leukoplas dibedakan menjadi amiloplas (leukoplas yang berfungsi
membuat amilum) dan lipoplas (leukoplas yang berfungsi membuat lemak), sedangkan
kromoplas yang memiliki klorofil disebut kloroplas.

Kloroplas merupakan organel yang mempunyai dua macam sistem membran yaitu
membran luar, dan membran dalam.

Sistem membran dalam membentuk kantung-kantung pipih yang disebut tilakoid dan
tersusun membentuk granum. Di dalam lumen tilakoid, mengandung klorofil untuk
fotosintesis Diantara tilakoid terdapat ruangan yang disebut stroma.

Kloroplas mempunyai peran sebagai tempat fotosintesis. Fotosintesis merupakan


suatu proses mengubah energi cahaya menjadi energi kimia.Fotosintesis terdiri dari dua
tipe reaksi. Reaksi fotosintesis yang bergantung pada cahaya dan reaksi fotosintesis yang
tidak bergantung pada cahaya.Reaksi fotosistesis yang bergantung pada cahaya terjadi di
membran tilakoid, dengan bahan baku air dibantu cahaya dan klorofil, dihasilkan oksigen
dan energi. Reaksi fotosintesis yang tidak bergantung pada cahaya terjadi di
stroma, dengan bahan baku karbon dioksida dan energi, dihasilkan glukosa. Tumbuhan
termasuk makhluk hidup autotrof karena memiliki klorofil untuk fotosintesis sehingga
dapat mengasilkan glukosa.
6. Ribosom
Bentuk dari ribosom ini sangat kecil diameternya 20 – 25 nm. Secara kimiawi
ribosom disusun oleh asam ribonukleat ribosom (rRNA), protein, lemak, ion magnesium
(Mg2+), ion calsium (Ca2+), dan ion mangan (Mn2+).
Ribosom terdapat pada sitoplasma secara bebas atau menempel pada retikulum
endoplasma. Ribosom berfungsi sebagai tempat berlangsungnya sintesis protein.

7. Mitokondria (The Power Houseof The Cell)


Mitokondria bentuknya bulat lonjong, ukurannya 500 – 2000 nm.
Struktur mitokondria dikelilingi dua lapisan membran yaitu membran dalam dan
membran luar.

Membran dalam membentuk lipatan-lipatan ke dalam dan terbentuk krista


(cristae). Ruang dalam mitokondria berisi matriks mitokondria tempat respirasi sel yang
kemudian akan dihasilkan energi.

8. Badan Golgi (Aparatus Golgi)


Struktur badan golgi berbentuk tumpukan kantung-kantung pipih yang sangat
kompleks dan pada bagian dalamnya terdapat ruang-ruang kecil.

Membran badan golgi terbentuk dari lipoprotein. Badan golgi berfungsi


membentuk vesikel, menghasilkan sekret berupa butiran getah, lisosom primer,
menyimpan protein dan enzim yang disekresikan. Pada sel tumbuhan, badan golgi
disebut diktiosom.

9. Retikulum Endoplasma (RE)


Retikulum endoplasma (RE) merupakan membran lipoprotein pada sitoplasma
yang terletak antara membran inti dengan membran sitoplasma.

Ada dua macam retikulum endoplasma, yaitu retikulum endoplasma yang


granuler/ RE kasar (permukaan membran retikulum endoplasma terdapat ribosom) yang
berperan penyalur hasil sintesis protein dan retikulum endoplasma non granuler/ RE
halus (permukaan membran retikulum endoplasma tidak terdapat ribosom) yang berperan
sebagai temoat sintesis fosfolipid dan detoksifikasi senyawa beracun.

10. Vakuola
Vakuola pada sel tumbuhan tampak lebih besar dan jelas dibandingkan dengan sel
hewan. Vakuola pada sel tumbuhan dikelilingi membran tunggal yang disebut tonoplas.
Vakuola sel tumbuhan umumnya berperan untuk menyimpan cadangan makanan seperti
sukrosa, air, ion, dan produk buangan (khusunya yang mengandung nitrogen).

11. Peroksisom
Peroksisom merupakan organel yang dibungkus oleh satu lapis membran dan
mengandung enzim untuk menguraikan asam lemak dan asam amino. Hasil dari reaksi
tersebut akan menghasilkan hidrogen peroksida (H2O2) yang kemudian diubah menjadi
air (H2O) dan oksigen (O2) oleh enzim katalase.

Pada tanaman, seperti pada organisme yang bersel banyak (multicellular) lainnya, sel-
selnya mengalami diferensiasi sel. Diferensiasi yaitu suatu proses dimana sel menjadi
terspesialisasi dalam struktur dan fungsi selama perkembangan tanaman tersebut. Sel yang
berdiferensiasi dapat mengakibatkan perubahan pada sitoplasma, organel, dan dinding sel.  Jenis-
jenis sel tumbuhan yang utama, yaitu:
1. Sel Epidermis
Sel epidermis terletak paling luar yang menutupi permukaan daun, batang, akar,
bunga, buah, biji yang belum mengalami penebalan sekunder. Sel-selnya rapat dan tidak
memiliki ruang antar sel.

Dinding sel epidermis yang berhadapan dengan udara luar umumnya dilapisi


kutikula yang dapat menghambat penguapan air (transpirasi). Bentuk, ukuran, susunan,
dan fungsi sel epidermis berbeda-beda pada berbagai jenis tumbuhan dan organnya. Di
antara sel-sel epidermis, kecuali epidermis akar, terdapat stoma (jamak: stomata).

Stomata terdiri dari satu porus atau celah dan dua sel penutup yang mengapitnya.
Stoma berperan penting dalam proses respirasi dan transiprasi tumbuhan. Sel penutup
adalah sel epidermis yang mengalami perubahan bentuk dan fungsi. Sel penutup ini
berperan dalam mengatur besar-kecilnya porus. Pasangan sel penutup satu sama lain
simetris dan keduanya mengandung kloroplas.

2. Sel Parenkim
Sel parenkim memiliki bentuk yang bermacam-macam dan fungsi yang
bervariasi (didasarkan pada letak atau posisi dalam tubuh tumbuhan dan partisipasinya
dengan aktivitas sel-sel yang lainnya).

Fungsi sel parenkim antara lain dalam fotosintesis, respirasi, sekresi,


penyimpanan cadangan makanan dan air. Sel parenkim juga berperan penting dalam
penyembuhan luka serta regenerasi karena sebagai sel hidup, sel parenkim masih dapat
membelah meskipun sudah dewasa.

3. Sel Kolenkim
Kolenkim tersusun atas sel-sel hidup yang dindingnya mengalami penebalan oleh
selulosa, pektin, atau lignin yang tidak merata. Dinding sel kolenkim sulit dibedakan
primer dan sekundernya.

Berdasarkan penebalan dinding selnya, kolenkim dibedakan menjadi empat


macam, yaitu kolenkim angular (penebalan dindingnya di sudut-sudut tempat bertemunya
tiga atau lebih sel), kolenkim lamelar (penebalan dindingnya sejajar permukaan organ,
sehingga pada irisan melintang terlihat seperti papan berderet), kolenkim
lakunar (penebalan dinding selnya pada bagian yang menghadap ruang antar sel), dan
kolenkim anular (penebalan dinding selnya merata sehingga lumennya berbentuk pipa.

4. Sel Sklerenkim
Sklerenkim dapat berasal dari kolenkim yang mengalami penebalan
sekunder dengan lignin. Sklerenkim terdiri dari serabut dan sklereid. Sel serabut umumya
panjang-panjang, sedangkan sel sklereid umumnya pendek-pendek. Serabut dapat berupa
sel tunggal diantara jaringan dasar tetapi umumnya bergerombol membentuk pita atau
anyaman pada berkas pengangkut.

Serabut dibedakan menjadi serabut xilar dan ekstra xilar. Sklereid dapat berupa
sel tunggal  dalam suatu jaringan atau dapat membentuk jaringan khusus yang keras,
seperti pada tempurung kelapa. Sel sklereid merupakan idioblas, yaitu sel yang bentuk,
ukuran, dan ketebalan dindingnya berbeda dari sel-sel yang lainnya.

Sel sklereid umumnya terbentuk dari sel parenkim yang mengalami penebalan
dinding. Sklereid dibedakan ke dalam lima bentuk, yaitu brakisklereid (bentuknya relatif
bulat), makrosklereid (bentuknya seperti batang, osteosklereid (bentuknya seperti tulang
paha), asterosklereid (bentuknya seperti bintang atau bercabang-cabang), trikosklereid
(bentuknya relatif panjang dan bercabang).

5. Sel Xilem
Penyusun utama xilem yaitu sel trakheid dan trakhea. Sel-sel ini berfungsi sebagai
penyalur air dan zat-zat yang terlarut di dalamnya. Trakhea dan trakeid berbentuk bulat
panjang, hanya saja pada trakhea terdapat lubang-lubang (perforasi) pada ujung-
ujungnya. Trakhea tersusun sedimikian rupa (ujung bertemu ujung) sehingga membentuk
deretan sel memanjang.

6. Sel Floem
Floem terdiri dari pembuluh tapis dan sel pengantar . Pembuluh tapis terdiri dari
sel-sel yang berderet dalam satu deretan yang memanjang sejajar sumbu tubuh
tumbuhan). Hubungan antara satu sel dengan sel yang lainnya dilakukan melalui papan
tapis, pada dinding melintang atau bidang tapisan pada dinding lateralnya.

Dinamakan tapisan karena terdiri dari sekelompok lubang-lubang seperti saringan


yang membatasi dua sel yang berdampingandan dihubungkan oleh benang-benang
plasma. Sel pengantar yaitu sel parenkim yang mengiringi pembuluh tapis.

Pada intinya, setiap makhluk hidup  tersusun dari sel, baik jenis prokariotik
maupun eukariotik. Pada sel tumbuhan  terdapat beberapa organel penyusun  yang tidak
dimiliki oleh sel hewan, seperti kloroplas. Organel tersebut memiliki
struktur dan fungsi khusus  yang  sangat penting untuk pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan
DAFTAR PUSTAKA
https://www.gurupendidikan.co.id/wp-content/uploads/2019/05/Gambar-Perbedaan-sel-hewan-
dan-sel-tumbuhan.jpg.
https://news.clearnotebooks.com/id/rangkuman-struktur-sel-tumbuhan-dan-fungsinya/.

Tugas BIOMEDIK 1

Nama : WILHELMINA VELAYOLANDA DHERA DHADHO


Nim : 2207010071
Kelas :D
Penyakit yang Disebabkan Genetik
Tak hanya ciri fisik yang dapat diwariskan orangtua ke anaknya melalui genetik, melainkan juga
penyakit tertentu. Ya, penyakit yang diwariskan dari orangtua ke anak kerap disebut penyakit
genetik atau kelainan genetik, dalam dunia medis. Ini adalah suatu kondisi ketika terjadi
perubahan sifat dan komponen di dalam gen, sehingga menimbulkan penyakit. Penyakit genetik
dapat disebabkan oleh mutasi baru pada DNA, atau kelainan pada gen yang diwarisi dari orang
tua.

Kelainan genetik dapat menimbulkan beragam kondisi, mulai dari cacat atau kelainan fisik dan
mental, hingga penyakit tertentu seperti kanker. Meski begitu, tidak semua penyakit kanker
disebabkan oleh kelainan genetik, sebagian juga dapat terjadi karena faktor lingkungan dan gaya
hidup yang tidak baik.

Berikut beberapa jenis penyakit genetik yang umum terjadi:

1. Alkaptonuria

Alkaptonuria adalah kelainan genetik yang diturunkan dari orangtua. Dalam keadaan normal,
tubuh akan memecah dua senyawa pembentuk protein (asam amino), yaitu tirosin dan fenilalanin
melalui serangkaian reaksi kimia. Namun dalam kondisi alkaptonuria, tubuh tidak dapat
memproduksi enzim homogentisate oxidase dalam jumlah cukup.

Enzim tersebut dibutuhkan untuk memecah hasil metabolisme tirosin berupa asam homogentisat.
Akibatnya, asam homogentisat menumpuk lalu menjadi pigmen berwarna hitam atau gelap
dalam tubuh, sementara sebagian lainnya dikeluarkan melalui urine.

Ketidakmampuan tubuh menghasilkan enzim homogentisate oxidase disebabkan oleh adanya


mutasi pada gen penghasil enzim tersebut, yaitu gen homogentisate 1,2-dioxygenase (HGD).
Kelainan ini diturunkan secara autosomal resesif, yang artinya mutasi gen tersebut harus
diturunkan dari kedua orangtua baru menimbulkan kelainan ini, tidak hanya salah satu.

2. Hemofilia
Hemofilia merupakan kelompok kelainan pada darah yang terjadi secara turun temurun.
Kelainan genetik ini terjadi karena adanya kesalahan pada salah satu gen pada kromosom X,
yang menentukan bagaimana tubuh membuat faktor pembekuan darah. Kondisi ini menyebabkan
darah tidak dapat membeku secara normal, sehingga ketika pengidapnya mengalami cedera atau
luka, perdarahan yang terjadi akan lebih lama.

3. Anemia Sel Sabit

Kelainan genetik ini disebabkan oleh adanya kesalahan gen yang kemudian memengaruhi
perkembangan sel darah merah. Sel darah merah pengidap penyakit ini memiliki bentuk yang
tidak wajar, sehingga menyebabkan sel darah tersebut tidak dapat hidup lama seperti sel darah
sehat pada umumnya.

Anemia sel sabit dapat menimbulkan masalah, karena memungkinkan sel darah tersebut terjebak
di dalam pembuluh darah. Anak dengan kondisi ini sejak lahir dapat mengalami anemia, rentan
terhadap infeksi, dan sakit di beberapa bagian tubuh. Meski begitu, ada juga pengidap yang
hanya mengalami sedikit gejala dan bisa hidup dengan normal.

4. Sindrom Klinefelter

Merupakan kelainan genetik yang terjadi hanya pada laki-laki. Pengidap sindrom Klinefelter
memiliki gejala berupa bentuk Mr. P dan testis yang kecil, rambut hanya tumbuh sedikit di
tubuh, memiliki payudara yang besar, badan tinggi dan berbentuk kurang proporsional. Ciri khas
lain pada kelainan genetik ini adalah kurangnya hormon testosteron dan infertilitas.

5. Sindrom Down

Sindrom Down terjadi karena adanya materi genetik yang berlebih pada anak, sehingga
menyebabkan perkembangan anak secara fisik dan mental terhambat. Normalnya, seseorang
mendapatkan 23 kromosom dari ayah dan 23 kromosom dari ibu dengan total 46 kromosom.
Pada sindrom Down, terjadi kelainan genetik dengan jumlah kromosom 21 bertambah, sehingga
total kromosom yang didapat oleh anak adalah 47 kromosom.

Kondisi ini tidak dapat dicegah karena merupakan kelainan genetik, tetapi dapat dideteksi lebih
awal sebelum anak lahir. Kondisi anak dengan sindrom Down dapat berbeda antara satu dengan
yang lainnya. Sebagian anak dapat hidup dengan cukup sehat, sedangkan sebagian lagi memiliki
masalah kesehatan, seperti kelainan jantung atau kelainan otot.

6. Diabetes

Diabetes merupakan keadaan ketika terdapat kelainan pada metabolisme tubuh yang ditentukan
berdasarkan tingkat kandungan gula yang tinggi pada tubuh. Penyakit diabetes terbagi menjadi
dua tipe, yaitu tipe 1 dan tipe 2. Diabetes tipe 1 disebabkan oleh kondisi autoimunitas yang
merusak antibodi. Kondisi tidak normal pada sistem kekebalan tubuh pengidap diabetes tipe 1
tersebut dipercaya merupakan penyakit yang disebabkan faktor genetik.

7. Hipertensi

Jika kedua atau salah satu orang tua memiliki penyakit darah tinggi atau hipertensi, maka
seseorang memiliki risiko mengidap penyakit tersebut. Individu dengan orang tua yang
mengidap hipertensi memiliki dua kali kecenderungan memiliki darah tinggi pula
8. Albino

Kelainan ini berupa kulit yang tidak berpigmen, disebabkan karena tubuh tidak mampu
membentuk enzim yang diperlukan untuk merubah asam amino tirosin menjadi beta-3,4-
dihidroksipheylalanin untuk selanjutnya diubah menjadi pigmen melanin.

Anda mungkin juga menyukai