Membangun teks akademik secara bersama-sama dan membangun teks akademik
secara mandiri
Nama-nama anggota kelompok 3 :
1. Dresna Yolanda Kase (2207010198) 2. Eva Magdalena Elisabeth Taklal (2207010084) 3. Evelin Anugerah Ndun (2207010222) 4. Frederikus Sparengga Pen (2207010201) 5. Frenka Hyzarina Benu (2207010204) 6. Gracia Debora Marisa Talan (2207010130) Prodi : Ilmu Kesehatan Masyarakat Kelas : D/1
A. Membangun teks akademik secara bersama-sama.
Terdapat 2 bagian dalam membangun teks akademik secara bersama-sama. 1. Teks Akademik (Tulis, Ilmiah) a. Sederhana dalam struktur kalimat. Artinya kalimat tersebut hanya memiliki satu fungsi kalimat saja. Jadi, kalimat tersebut hanya terdiri dari satu klausa atau satu unsur predikat saja. Contoh kalimatnya, yaitu Putri membeli sayur di pasar. b. Padat informasi. Teks akademik yang padat infomasi adalah teks yang padat akan informasi dan padat akan kata-kata leksikal. Kepadatan informasi pada teks akademik dapat dijelaskan dari dua sisi. Pertama, informasi dipadatkan melalui kalimat simpleks. Kedua, informasi dipadatkan melalui nominalisasi. c. Padat akan kata-kata lesikal. Padat kata leksikal pada teks akademik adalah teks akademik lebih banyak mengandung kata leksikal atau kata isi (nomina, verba-predikator, adjektiva, dan advebia tertentu) daripada kata struktural (konjungsi, kata sandang, preposisi). Makna leksikal ialah makna lambang kebahasaan yang bersifat dasar. Makna jenis ini merujuk pada arti sebenarnya dari suatu bentuk kebahasaan, yang dapat berdiri sendiri tanpa melihat konteks. Contoh kalimatnya : Petani di desa itu gagal panen karena serangan hama tikus. Kata tikus dalam kalimat di atas mengandung makna leksikal yaitu sejenis binatang pengerat yang dapat menyebabkan penyakit tifus dan merusak tanaman. d. Banyak memanfaatkan nominalisasi (Banyak mengandung metafora). Dalam realisasi leksis pada teks akademik yang dicontohkan nominalisasi digunakan untuk memadatkan informasi. Sebagai upaya nomonaslisasi ditempuh dengan mengubah leksis nonbenda antara lain (verba, adjektif, adverba, konjungsi) menjadi leksisi benda (nominal). Teks ini ditujukan untuk mengukapkan pengetahuan dengan ringkas dan padat, oleh karena itu, nominalisasi menjadi ciri yang sangat penting pada teks akademik. e. Metafora Gramatika. Metafora gramatika adalah pergeseran dari satu jenis leksis ke leksis lain atau dari tataran gramatika yang lebih tinggi ketataran gramatika yang lebih rendah. Teks akademik banyak memanfaatkan metafora gramatika dalam ungkapan yang inkongruen, dari segi tersebut menunjukkan ciri keilmiahan baik secara idesional maupun tekstual. f. Banyak menggunakan istilah teknis. Teknis merupakan penamaan kepada sesuatu dengan menggunakan nomina yang antara lain dibangun melalui proses nominalisasi.istilah teknis merupakan bagian yang esensial pada teks akademik. Contoh, apabila istilah morfologi digunakan dibidang linguistik, maka mengandung makna “ilmu yang berkenaan dengan pembentukan kata”. Tetapi apabila ada istilah yang sama digunakan dibidang biologi/pertanian/fisika, maka mengandung makna “struktur, susunan, komposisi, atau tata letak”. g. Bersifat taksonomi dan abstrak. Taksonomi adalah pemetaan pokok persoalan melalui klasifikasi terhadap sesuatu. Taksonomi menjadi salah satu ciri akademik, berkonsentrasi pada penelitian terhadap wacana geografi-fisika, ketiga ilmuan tersebut berkesimpulan bahwa untuk mengubah bahasa sehari-hari menjadi bahasa ilmiah diperlukan istilah teknis yang disusun ke dalam taksonomi. Teks akademik dikatakan abstrak karena pokok persoalan yang dibicarakan didalamnya seringkali merupakan hasil dari pemformulasian pengalaman nyata menjadi teori, pemformalian pengalaman merupakan proses abstraksi yang antara lain dicapai dengan nominalisasi dalam kerangka metafora gramatika. Proses tersebut digunakan untuk memahami dan menginterprestasikan realitas. h. Banyak memanfaatkan sistem pengacuan esfora. Pengacuan esfora dimanfaatkan pada teks akademik untuk menunjukkan prinsip generalitas, bahwa benda yang disebut didalam kelompok nomina tersebut bukan benda yang mengacu kepada penyebutan sebelumnya. Dari jumlah kelomopok nomina sekitar 50% yang mengandung penegas yaitu benda pada kelompok nomina tersebut diberi penjelasan yang berupa kualifikasi. Kelomok ini menjadi ciri penting pada teks akademik dan terbukti bahwa teks-teks yang dicontohkan pada pembahasan menggunakan pengacuan esfora dengan presentase yang tinggi. i. Banyak memanfaatkan proses rasional identifikatif untuk membuat definisi atau identifikasi dan proses rasional atributif untuk membuat deskripsi. j. Tergolong dalam genre faktual bukan genre fiksional. Teks akademik tergolong ke dalam genre faktual, bukan genre fiksional. Teks teks tersebut dikatakan faktual, karena teks teks tersebut ditulis berdasarkan pada kenyataan empiris, bukan pada rekaan atau khayalan.
2. Teks Non-akademik (Lisan, non-ilmiah)
a. Rumit dalam struktur kalimat. Artinya prosa dengan tulisan secara naratif berdasarkan pengetahuan maupun pengalaman pribadi yang tidak didukung oleh fakta umum dan menggunakan bahasa yang populer atau bahasa yang tidak formal, sehingga maknanya akan menjadi rumit dan sangat luas. b. Cenderung tidak padat informasi. Biasanya jenis karya tulis non-akademik berisi karya fiksi prosa yang biasanya dalam bentuk cerita-cerita fiksi yang menggunakan imajinasi atau fakta pribadi. Biasanya teks non-akademik bertujuan untuk menyampaikan pengetahuan yang bersifat hiburan. Contonya, seperti novel, cerpen atau puisi. c. Padat akan kata-kata struktural. Makna struktural sendiri berarti makna yang terbentuk karena penggunaan kata dan kaitannya dalam tata bahasa. Oleh karena itu, makna struktural memunculkan akibat dari hubungan antara satu unsur bahasa dengan unsur bahasa yang lain berupa irama, jeda, tekanan, dan nada. Hubungan antara unsur ini melahirkan makna baru yang kemudian menjadi anakan makna struktural lainnya. Contoh kalimatnya : Karena begadang, pagi ini Erick bangun kesiangan. d. Cenderung sedikit memanfaatkan nomi-finalisasi. e. Cenderung sedikit memanfaatkan metafora gramatika, tidak banyak mengandung ungkapan yang inkroguen. f. Cenderung sedikit memanfaatkan istilah teknis. g. Lebit konkret dan cenderung tidak bersifat taksonomi. h. Tidak menunjukkan pengacuan esfora sebagai ciri penting. i. Tidak menonjol salah satu jenis proses. j. Bersifat biologis, lebih banyak mendayagunakan jenis kalimat yang bervariasi. B. Membangun teks akademik secara mandiri. Membangun teks akademik secara mandiri berarti bahwa Kegiatan belajar pada bagian ini merupakan kegiatan mandiri dalam arti bahwa kita melakukannya tanpa bantuan dari siapa pun. Bentuk kegiatan yang dapat dibangun secara mandiri yaitu : 1. Membuat rangkuman. Rangkuman dapat diartikan sebagai suatu hasil merangkum atau meringkas suatu tulisan atau pembicaraan menjadi suatu uraian yang lebih singkat dengan perbandingan secara proporsional antara bagian yang dirangkum dengan rangkumannya (Djuharni, 2001). Dalam proses penulisan rangkuman, untuk menghasilkan sebuah rangkuman yang baik, seorang penulis perlu memperhatikan empat hal pokok, yaitu : a. Membaca dengan baik bacaan yang akan dirangkuman. b. Memahami secara utuh isi bacaan yang akan dirangkum. c. Menemukan ide-ide pokok ataupun kalimat topik dalam bacaan yang akan dirangkum. d. Mampu menyusun kembali ide-ide maupun kalimat topik yang telah ditemukan menjadi sebuah tulisan utuh. 2. Membuat tugas dan proyek tentang teks akademik. a. Tugas. Tugas yang dimaksudkan yakni tentang teks akademik dimana hal yang dikerjakan diambil dari salah satu teks akademik. Contoh, carilah beberapa teks yang dimuat dibuku, jurnal penelitian, majalah, surat kabar atau media lain baik cetak maupun elektronik. Kemudian, lakukan sesuai dengan poin berikut ini : Analisislah apakah teks-teks tersebut mengandung ciri-ciri akademik. Amatilah teks-teks tersebut, serta identifikasilah genre makro yang menjadi payung dan genre mikro yang terkandung di dalamnya. Buatlah sejumlah pertanyaan yang lain mengenai teks-teks tersebut, dan jawablah pertanyaan-pertanyaan tersebut. Tuliskan hasil dan jawaban dari poin 1-3 dilembar kertas kemudian dikumpulkan tepat waktu. b. Proyek. Proyek disini dimaksudkan sebagai rencana belajar sesuai dengan kebutuhan akademik. Susunlah sebuah proyek belajar yang berkaitan dengan ciri-ciri teks akademik dan teks non akademik. Kita dapat menyusunnya seperti : Membuat konversi dari teks yang kurang akademik menjadi lebih akademik. Mempertanyakan segala sesuatu yang terkait dengan seluk-beluk teks akademik dan menuangkan hasilnya dalam bentuk tulisan. Mendiskusikan materi tertentu dengan teman-teman Anda, dan menuangkan hasilnya dalam bentuk tulisan. Melakukan kegiatan belajar apapun yang Anda pandang dapat mendukung pemahaman Anda terhadap teks akademik, dan menuangkan hasilnya dalam bentuk tulisan. REFERENSI http://falentina-my.blogspot.com/2017/03/membangun-teks-akademik-secara- mandiri.html?m=1 https://id.scribd.com/document/424857105/PERTEMUAN-1-TUGAS-1- Membangun-secara-Mandiri-pdf