Anda di halaman 1dari 2

Reba Ngada, Pemulihan Hubungan dengan Tuhan, Alam, dan Leluhur

Upacara perayaan Pesta Reba di Kabupaten Ngada, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT) dikenal
dengan beberapa istilah yang berhubungan dengan Tuhan, alam dan leluhur.

Beberapa istilah yang berkaitan dengan perayaan Pesta Reba atau pesta pemecahan uwi (ubi) digelar di
kawasan Langa yang melingkupi beberapa kampung di Kecamatan Bajawa diantaranya, Kobe Dheke,
Reba; malam pertama upacara perayaan pesta Reba, Kobe Dhoy.

Malam kedua disertai tarian O Uwi bergembira ria bersama dan Kobe Su’I Reba. Malam perpisahan
terakhir upacara perayaan pesta Reba yang digelar dengan ritual Su’I Uwi (Ubi) dan Bura Su’a untuk
meneguhkan seluruh anggota Ana Sa’o rumah adat, agar dalam berkarya harus mengikuti amanat suci
leluhur (lese Dhe Peda Kawe atau Po Boro Molo, Teta Lema Zi’a) dalam mencapai kesejahteraan,
kedamaian dan kebahagian.

Saat melaksanakan Kobe Dheke, Kobe Dhoy maupun Kobe Su’I biasanya selalu dilakukan ritual Ti’I Ka
Ebu Nusi untuk mengajak leluhur hadir di dalam Sa’o Meze (rumah adat orang Ngada), Tangi Lewa, Kopo
Molo, Lega Zi’a, untuk makan dan minum bersama, disuguhkan menu masakan hati ayam, hati babi,
daging babi dan daging kerbau atau Suy Wu’u yang diawetkan, kecuali daging yang didapat dari upacara
kematian tidak diperbolehkan.

Ritual T’I’I Ka Ebu Nusi dilakukan dengan maksud untuk memuluskan, memulihkan atau
mengharmoniskan hubungan antara manusia dengan Tuhan, alam dan leluhur.

Dengan melestarikan dan menjalankan amanat suci petuah leluhur dalam prinsip-prinsip dan norma-
norma hukum adat dan budaya kita, berarti kita telah menaati dan melaksanakan perintah Tuhan.

Demi melanggengkan pemulihan hubungan yang harmonis antara manusia dengan Tuhan, serta untuk
mempererat tali persaudaraan sejati dengan para leluhur, maka kita selalu berkomunikasi dengan Tuhan
dan leluhur.

Untuk itu setiap perayaan Reba dilaksanakan ritual Fedhi Tua Puju Kuwi Na’a, Titi Ka Ebu, Su’I Uwi dan
Bura Su’a dengan syair-syair dalam Bahasa Ngada sebagai berikut; syair Fedhi Tua Puju Kuwi Na’a, Ti’I Ka
Ebu dan lain sebagainya diperdengarkan kepada seluruh masyarakat Ngada saat Pesta Reba
dilangsungkan di kampung-kampung di kawasan Langa khususnya dan seluruh Ngada.

Pemulihan hubungan yang harmonis antara manusia dengan Tuhan, alam dan leluhur dilangsungkan
setiap tahun agar terjadi silih dari berbagai peristiwa hidup serta segala usaha dan pekerjaan di tahun
yang akan datang mendapatkan restu dari Pemilik Kehidupan.

Ritual Reba juga sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan, alam dan leluhur di seluruh Kabupaten
Ngada.

Anda mungkin juga menyukai