Anda di halaman 1dari 9

MAKNA UPACARA ADAT REBA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT

MANGULEWA
ABSTRAK

Reba merupakan budaya lokal orang Ngada khususnya masyarakat Mangulewa. Penulis
melakukan observasi dan wawancara dengan tujuan untuk mendalami dan memahami berbagai
aspek yang terkandung dalam upacara Adat Reba. Penulis melakukan observasi dan wawancara
di Desa Mangulewa pada Hari Tanggal: Minggu, 05 November 2023. Observasi dan wawancara
dilakukan oleh penulis dengan menemui langsung Tokoh Adat dari beberapa suku yang ada di
Mangulewa. Dengan melakukan observasi dan wawancara penulis kemudian mendeskripsikan
hasil berdasarkan data valid yang dikumpulkan.

Kata Kunci : Makna Upacara, Adat, Reba, Kehidupan Masyarakat


PENDAHULUAN

Bangsa Indonesia adalah bangsa yang memiliki berbagai macam kekayaan mulai
dari keberagaman agama, kepercayaan, bahasa, ras, budaya atau juga dikenal sebagai Bangsa
yang unik. Yang mana Bangsa Indonesia bisa hidup tentram, damai dan baik dalam satu negara
yang terdiri dari berbagai keberagaman budaya maupun keanekaragaman lainnya. Keberagaman
budaya yang ada di Indonesia menjadi salah satu ciri khas ataupun menjadi Identitas Bangsa
Indonesia yang harus dijaga dan dilestarikan dengan sebaik mungkin dari generasi ke generasi
selanjutnya (Antara & Yogantari, 2018).

Di Indonesia juga terdapat berbagai suku yang tinggal di setiap wilayah suku bangsa
yang mana masing-masing mempunyai suatu unsur kebudayaan mulai dari tarian tradisional,
pakaian adat, rumah adat, makanan khas, bahasa daerah maupun upacara adat yang
mencerminkan perbedaan dengan suku yang lainnya. Perlu pemahaman yang baik bagi
masyarakat mengenai simbol-simbol dalam konteks budaya masing-masing. Seringkali
masyarakat di Indonesia mengungkapkan rasa syukur dan mewujudkannya dalam bentuk
upacara adat yang mana upacara tesebut sebagai salah satu ungkapan syukur masyarakat kepada
Tuhan atas karunia yang diberikan seperti halnya hasil panen dan lainnya (Rohmah, 2014)
Pasal 32 Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 menyebutkan
bahwa:
pemerintah memajukan kebudayaan nasional Indonesia, agar budaya masyarakat tetap tumbuh
dan menjadi kaya dalam hal yang baik dengan nilai-nilai yang positif yang menjadi
keunggulan dalam budaya di suatu wilayah. Kebudayaan mencakup nilai, cara pandang atau ide-
ide yang hidup ditengah masyarakat yang menjadi pegangan untuk berinteraksi dan
masyarakat agar mereka mengerti bagaimana seharusnya mereka bertindak ataupun
melakukan sesuatu dalam berhubungan atau komunikasi dengan orang lain (A.M. Fatwa,
2009).
Kabupaten Ngada di kenal sebagai salah satu daerah yang kental akan Budaya. Ada
begitu banyak upacara adat yang terdapat Ngada, salah satunya upacara adat Reba Ulu Welumaja
Eko Raghi Meze yang diadakan tiap tahun di Desa Mangulewa. Upacara Reba tersebut
merupakan upacara adat sebagai bentuk ucapan syukur maupun penghormatan serta ucapan
terima kasih kepada Tuhan dan para leluhur atas hasil panen yang diberikan kepada mereka.
Upacara adat Reba ini digunakan juga untuk mengevaluasi maupun menilai semua tentang
kehidupan bermasyarakat pada tahun sebelumnya yang sudah dilewati, dijalani oleh masyarakat
Mangulewa.
Apabila dalam masyarakat tidak menerapkan upacara Reba ini, maka dipercaya bahwa akan
terjadi sesuatu hal misalnya; terjadi bencana alam, kecelakaan secara tiba-tiba, sakit-sakitan yang
tidak kunjung sembuh, bahkan ada anggota keluarga yang meninggal secara mendadak (Ripo,
2022:p. 129). Upacara Reba harus dilakukan dengan perayaan yang bermakna bagi masyarakat
Mangulewa sebagai umat dalam kehidupan bersama anggota masyarakat dan sebagai anggota
Gereja. Hal ini mau menunjukan bahwa semua masyarakat hidup dalam satu kesatuan dan
memiliki keselarasan yang mana saling bekerja sama satu sama lain. Karena secara umum
Manusia adalah makhluk individual yang artinya menyendiri. Dalam waktu yang lainnya
manusia juga akan berfungsi sebagai makhluk sosial yang tidak terlepas dari hidup saling bekerja
sama atau bisa dikatakan gotong royong. Gotong royong yang dimaksud disini lebih dikenal
dengan sebutan kerja bakti dalam suatu kegiatan, terutama menangani hal-hal yang bersifat
kepentingan umum atau kepentingan bersama dalam masyarakat itu sendiri.

METODE PENELITIAN
Penulis menggunakan metode kualitatif dimana penulis mendiskripsikan isi artikel
didasarkan pada pengumpulan data, pengamatan dan wawancara langsung.
HASIL DANPEMBAHASAN
Hasil
Upacara adat reba adalah salah satu bentuk rasa syukur yang ditunjukan bagi leluhurnya
dari setiap rumah adat didalam kampung mangulewa SEULU WELU MAJA EKO RAGHI MEZE
yang dirayakan setiap setahun sekalih, sekaligus bagian bentuk dari syukuran panen.
Selain itu, reba juga merupakan perayaan ucapan syukur atas penyelenggaraan dewa menurut
kepercayaan masyarakat ngada yakni dewa zeta nitu zale. Dewa zeta yang merupakan
kepercayaan terhadap wujud tertinggi oleh masyarakat ngada yang Sudaha dilakukan ribuan
tahun silam. perayaan reba juga merupakan perayaan simbolois dari rancangbambu dari relasi
manusia dengan Tuhan, manusia dengan sesamanya, dan manusia dengan lingkungan. Perayaan
ini merupakan perayaan kehidupan orang ngada (rm Edu Dopo ).

Tradisi reba mangulewa itu menceritakan kehidupan orang mangulewa mulai dari asal
muasal orang mangulewa sampai kepada apa yang seharusnya orang mangulewa lakukan dalam
hidup. Apa yang seharunya ornag mangulewa hindari itu juga menjadi larangan adat istiadat, hal
ini dapat kita lihat pada upacara kobe dheke dimana merupakan malam sebelum besoknya
diadakan tarian yang disebut O UWI. Pada upacara kobe dheke dilakukan ritual SUI UWI dimana
didalam upacara ini menceritakan asal muasal orang mangulewa.

Pelaksanaan upacara adat reba disesuaikan dengan masyarakat setempat dengan


diadakan pertemuan para ketua adat dari masing- masing suku atau rumah adat SEULU WELU
MAJA SE EKO RAGHI MEZE, dimana dilaksanakan sekitar bulan januari – februari disesuai
denga musim hujan dan arah angin. Tanggal pelaksanaan ritus reba Mangulewa ditentukan
berdasarkan kelender adat yang disebut MORI KEPO WESU (keturunan pemegang adat istiadat
reba) sebagai pihak yang berwenang dalam pelaksanaan pesta adat Reba Mangulewa (SE ULU
WELU MAJA SE EKO RAGHI MEZE).
Pihak-pihak yang dapat terlibat dalam upacara adat reba dalm upacara DHEKE REBA
diwajibkan semua keturunan satu suku untuk melakukan sesajen atau memberi makan nenek
moyang di LOKA TUA MATA API dimana dulunya merupakan tempat para leluhur melakukan
musyawarah dalam satu suku, kemudian pada acara O UWI dimana dilakukan tarian Bersama-
sama seluruh masyarakat mangulewa ULU WELU MAJA EKO RAGHI MEZE terdiri dari semua
suku didalam kampung mangulewa tidak menutup kemuungkinan juga bagi pengunjung yang
ingin meryakan adat reba Bersama msyarakat Mangulewa, kemudian untuk hari ketiga akan
dilaksanakan ritual KOBE DHOI dimana akan dilaksanakan ritual BURA SUA untuk
menceritakan Kembali asal muasal orang Mangulewa dari JAWA ONE sampai ke kmpung
Mangulewa. Dalam ritual ini diwajibkan untuk semua keturunan dalam satu suku untuk
berkumpul di SAO PUU (Ruma pokok dalam satu suku).

Pembahasan
Dalam pesta adat reba rasa syukur manusia disimbolkan dengan UWI (ubi gunung) UWI
ini diyakini makanan pengganti nasi yang memberi kekuatan bagi setiap masyrakat Mangulewa,
sehingga UWI dalam reba dijadikan sebagai simbol utama sehingga diungkapan dalam Bahasa
puitis “UWI SOGA LODO MEZE GO LEWA LABA KOBA RAKU LIZU LADO WAI POSO,
KUTU NGA KOE NGATA DANO ANO KO’E SUI MOKI NGTA DANO PAI MOLI, dimana
Bahasa ini menceritakan bahwa sebuah ubi sebesar Gong yang menjadi alat music orang
mangulewa dan sepanjang gendang, pucuk menjulang sampai kelangit, akar tertanan
menggengam bumi, walaupun dimakan landak tidak akan habis digali babi hutan tidak akan
habis, UWI juga menjadi symbol kekuatan adat reba Mangulewa yang tidak akan perna punah.
Lewat reba manusia seperti terlahir baru baik dalam sikap tutur kata dan perbuatan dalam reba
akan ada O UWI merupakan tarian sebagai bentuk syukuran dimana didalamnya juga terdapat
PATA DELA (nasihat orang tua), seperti MEKU NE DOA DELU MODHE NE SOGA WOE
(hidup rukun dengan sesama sahabat),TU TU TORE RUBHA-RUBHA BELAI (harus bisa
mengontrol emosi), ULU WE MAE MU KASA WE MAE BANA (meminta leluhur untuk dijauhi
dari segala penyakit), LOKA WE LOWA PENI WE DESI (meminta leluhur untuk memberkati
segala usaha dalam bertenak),LOZA GILI OLA WADHO PITA SAO (merantau sampai ke penjuru
dunia harus ingat dengan rumah dan kampung halaman), LA’A NE MAGHA PAGE NE LAGHE
(hidup harus punya tujuan yang jelas),LAKO WE TA’A MAE SAGA-SAGA KATA NGE GEKE
MAE DENGE (jangan mendengar perkataan orang lain fokus pada suatu tujuna yang ingin
dicapai),BELA WE MAE DEKE MOTHE MAE NGADHO (dilarang untuk menfitna atau
membicarakan keburukan orang lain ) dan masi banyak pepatah adat yang diungkapkan pada
saat O UWI dimana menjadi pelajaran dan pegangan bagi kaulamuda selama hidup
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Makna Upacara Adat Reba bagi masyarakan Mangulewa dapat disimpulkan bahwa pada
dasarnya pesta adat reba merupakan penghormatan terhadap leluhur dan bentuk syukuran dari
hasil panen untuk masyarakat mangulewa. Reba merupakan ritual seribu makna yang dijadikan
pegangan atau pedoman hidup bagi kaula muda dalam menjalani kehidupan dengan sesama.
Masyarakat dituntut untuk mentaati segala apa yang menjadi makna atau pesan moral dari reba
yang disesuaikan dengan fisafat hidup masyarakat.
Saran

Dari hasil penelitian pengamatan dan hasil wawancara yang telah dilakukan sebelumnya
maka penulis menyadari masih banyak keterbatasan dan kekeliruan yang ada dalam penelitian
ini, Namun dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan edukasi permanfaat bagi kaula
muda terkususnya kaula muda dan bisa dijadikan sebagai bahan referensi. Selain bahan referensi
diharapkan Upacara Adat Reba bisa dikenal oleh masyarakat luar khususnya daerah Indonesia
dimana di butuhkan kerja sama dari berbagai pihak yaitu masyarakat, Tokoh Adat maupun
pemerintah setempat.
DAFTAR PUSTAKA
Petrus, (2023). Upacara adat Reba Mangulewa.
Dhena Andre,(2023).Upacara adat Reba Mangulewa
Romo Edu Dopo, (2019).Upacara reba ngada Bajawa detikcom
Woghe Hendrikus,( 2023).Upacara adat reba Mangulewa
Rani Tay, (2023). Upacara adat reba Mangulewa
Antara dan Yogantari, (2018). Makna budaya liputan
Rohman, (2014). Upacara kebudayaan dan religi
A.M. Fatwa (2009). Cara pandang masyarakat pada Budaya Indonesia

Anda mungkin juga menyukai