Anda di halaman 1dari 20

MAKNA TRADISI BUDAYA NGANGGUNG

DI KABUPATEN BANGKA
(STUDI PADA DESA KEMUJA KECAMATAN MENDOBARAT
DALAM PERINGATAN MAULID NABI MUHAMMAD SAW)

Rusman, Emi Heningsih


STISIPOL PAHLAWAN 12, Jl. Diponegoro No. 16, Sungailiat, Bangka 33215
Telp/Fax. (0717) 92750

ABSTRAK

Setiap suku bangsa memiliki kebudayaan masing-masing yang berbeda antara budaya yang
satu dengan yang lain. Kebudayaan tidak akan ada tanpa adanya kehidupan manusia, yang selalu
berhubungan satu sama lain. Proses pembentukan kebudayaan punmembutuhkan waktu yang lama,
hal itu menyangkut suatu kebiasaan, baik komunikasi, tindakan atau hasil karya manusia yang
menciptakan berbagai adat-istiadat, nilai-nilai atau aturan sosial yang hingga saat ini masih dijadikan
sebagai pedoman dalam kehidupan masyarakat yang kaya akan budaya. Masih banyaknya masyarakat
Bangka ini tidak memahami tradisi budaya Nganggung, padahal jika diteliti lebih dalam lagi tradisi
ini sangat besar perannya dengan status keIslaman di pulau Bangka sampai saat ini. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui makna tradisi budaya Nganggung di Kabupaten Bangka (Studi pada
Desa Kemuja kecamatan Mendobarat dalam peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW)

KATA KUNCI : makna, simbol, interaksionisme simbolik


PENDAHULUAN Burnett Tylor mengemukakan kebudayaan
Setiap suku bangsa memiliki kebudayaan adalah kompleks dari keseluruhan pengetahuan,
masing-masing yang berbeda antara budaya yang kepercayaan, kesenian, hukum, adat istiadat
satu dengan yang lain. Keberagaman budaya dan setiap kemampuan lain dan kebiasaan yang
yang ada di Indonesia dilandasi oleh toleransi dimiliki oleh manusia sebagai suatu anggota
hidup yang tinggi. Indonesia juga memiliki suatu masyarakat (Liliweri, 2009:107).
semboyan Bhineka Tunggal Ika yang berarti Sedangkan menurut ilmu antropologi
berbeda-beda namun tetap satu jua. Budaya yang kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan,
terdapat dalam suatu daerah beraneka ragam dan tindakan dan hasil karya manusia dalam
bervariasi. Hal tersebut disebabkan karena sifat kehidupan masyarakat yang dijadikan milik
budaya itu sendiri turun-temurun dari generasi ke diri manusia dengan belajar (Koentjaraningrat,
generasi. Provinsi Bangka Belitung merupakan 2009: 144). Beranekaragam adat istiadat yang
sebuah daerah kepulauan yang terpisah antara ada Kabupaten Bangka ini, yang merupakan
pulau Bangka dan Belitung sehingga disatukan hasil dari kreasi, kebiasaan dan tindakan manusia
menjadi sebuah provinsi yang terdiri dari enam terdahulu yang sifatnya turun temurun, hal ini
kabupaten terbilang masih muda. Beragam suku ditunjang dengan kebiasaan-kebiasaan dan sikap
bangsa yang terdapat di dalamnya antara lain ramah-tamah masyarakat setempat yang selalu
Melayu, Bugis,Cina, Batak, Buton dan lain-lain. dilakukan, dan simbol-simbol yang dibuat masih
Dan beragam pula budaya yang diyakini oleh utuh seperti sedia kala sehingga nilai-nilai yang
setiap suku dan daerah tersebut, tak terkecuali terkandung dalam adat tersebut masih terjaga
kabupaten Bangka. Kabupaten Bangka adalah serta memiliki ciri khas. Sebagai salah satu
kabupaten tertua setelah terbentuknya sebuah contohnya yaitu tradisi Nganggung. Nganggung
provinsi, dimana masyarakatnya beragam suku adalah kegiatan membawa makanan di dalam
bangsa yang hidup rukun,damai dan tenteram. dulang ataut alam yang ditutup tudung saji ke
Kabupaten Bangka termasuk daerah yang masjid, surau, atau balai desa untuk dimakan
tergolong kaya, selain mempunyai kekayaan alam bersama setelah pelaksanaan acara tahlilan atau
yang mempuni daerah tersebut juga mempunyai doa bersama.
harta warisan nenek moyang terdahulu yang
Dalam acara ini, setiap kepala keluarga
hingga kini masih dijaga akan keberadaannya
membawa dulang yaitu sejenis nampan bulat
yaitu kebudayaan.
sebesar tampah yang terbuat dari kuningan dan
Kebudayaan tidak akan ada tanpa adanya aluminium. Di dalam dulang ini tertata aneka
kehidupan manusia, yang selalu berhubungan jenis makanan sesuai dengan kesepakatan apa
satu sama lain. Proses pembentukan yang harusdibawa. Kalau nganggung kue, yang
kebudayaanpun membutuhkan waktu yang dibawa kue, nganggung nasi, isi dulang nasi dan
lama, hal itu menyangkut suatu kebiasaan, baik lauk pauk, nganggung ketupat biasanya pada
komunikasi, tindakan atau hasil karya manusia saat lebaran. Hidangan ini dikeluarkan dengan
yang menciptakan berbagai adat istidat, nilai- rasa ikhlas, bahkan disertai dengan rasa bangga.
nilai atau aturan sosial yang hingga saat ini masih Nganggung merupakan tradisi yang hingga saat
dijadikan sebagai pedoman dalam kehidupan ini masih di junjung tinggi dan dijadikan suatu
masyarakat yang kaya akan budaya. Edward kebanggaan oleh masyarakat Bangka. Bahkan

44 “STUDIA KOMUNIKA” Jurnal Ilmu Komunikasi


menjadi suatu identitas yang telah melekat menganggap hal tersebut kurang penting. Makna
dari nenek moyang terdahulu hingga sekarang. Tradisi Nganggung yang berslogan “Sepintu
Identitas budaya adalah ciri atau khas yang Sedulang” memiliki sebuah pesan yang berunsur
menandai keberadaan kebudayaan itu sendiri. simbolis tentang ajaran dan nilai-nilaibagi
Tradisi Nganggung hanya dilakukan umat manusia untuk berkelakuan baik antar sesama
muslim dan dilaksanakan setiap ada ritual budaya, dalam kehidupan sehari-hari. Ajaran dan nilai-
peringatan hari besar Islam, adanya anggota nilai tersebut mempunyai hubungan erat dengan
masyarakat yang meninggal dan menyambut ajaran dan nilai-nilai agama Islam. Sama halnya
kedatangan tamu besar yang datang ke sebuah dengan pulau Jawa yang juga memiliki banyak
desa. tradisi yang serupa, seperti tradisi kenduri.Kenduri
Nganggung memiliki simbol yang adalah sebuah tradisi yang sudah berjalan sekian
menitipkan suatu makna di dalamnya yang sangat puluh tahun,mungkin malah sudah ratusan tahun.
berpengaruh terhadap perilaku masyarakat dalam Tradisi ini masih banyak berlangsung terutama
kehidupan sehari-hari. Makna simbol tersebut di desa-desa. Hakekatnya sama, hanya istilahnya
dijadikan sebagai acuan untuk saling berinteraksi saja yang mungkin berbeda. Pada intinya kenduri
antar sesama dalam menciptakan kehidupan merupakan mekanisme sosial untuk merawat dan
bermasyarakat yang harmonis. Simbol adalah menjaga kebersamaan sehingga cita-cita yang
suatu rangsangan yang mengandung makna sejak semula dibuat diteguhkan kembali.
dannilai yang dipelajari bagi manusia, dan Dalam kerangka mekanisme sosial itulah,
respon manusia terhadap simbol adalah dalam kenduri menampung dan mepresentasikan
pengertian makna dan nilainya (Mulyana, 2006: banyak kepentingan. Dari sekian banyak
77). Pierce mengemukakan simbol sebagai tanda kepentingan itu, semua dilebur menjadi satu
yang mengacu pada objekitu sendiri melibatkan tujuan. Kenduri mampu mempersatukan, bahkan
tiga unsur mendasar dalam teori segi tiga semakin mempererat kesatuan itu. Bukan hanya
makna:simbol itu sendiri, satu rujukan atau lebih kesatuan kepentingan,kesatuan cita-cita, namun
dan hubungan antara simbol dengan rujukan. juga kesatuan masing-masing individu yang
Disini dapat dilihat bahwa, hubungan antara terlibatdidalamnya. Dalam kenduri akan terlihat
simbol sebagai penandadengan sesuatu yang jelas bagaimana kebersamaan dan keutuhan
ditandakan (petanda) sifatnya konvensional. tercipta, yaitu suasana penuh kerukunan, sendau
Berdasarkan konvesi itu pula masyarakat gurau antarsesama, bagi-bagi berkat dari nasi
pemakainya menafsirkan ciri hubungan antara tumpeng yang baru didoakan, atau ketika
simbol dengan objek yang diacu dan menafsirkan bersalam-salaman dengan tulus.
maknanya (Sobur, 2006: 156). Wujud tradisi kenduri penuh unsur-unsur
Setiap masyarakat pribumi Bangka tidak kepercayaan Animisme-Dinamisme, kemudian
ada yang tidak mengenal tradisi Nganggung ditambahi dengan unsur-unsur Hindu-Budha
baik waktu pelaksanaannya, simbol-simbolnya, serta Islam. Setiap penambahan unsur dalam
medianya maupun tujuan pelaksanaannya, kenduri tentunya akan mengubah sebuah bentuk
hanya penafsiran makna setiap individu masih kenduri, hal ini menunjukkan bahwa segala
berbeda. Perbedaan tersebut disebabkan karena sesuatu tentulah mengalami perubahan. Sebuah
kurangnya minat masyarakat untuk menggali dan pembaharuan tentu berakibat pada perubahan

“STUDIA KOMUNIKA” Jurnal Ilmu Komunikasi 45


pola kehidupan manusia. Keinginan untuk sebagai acuan dalam bertindak akan tetap
berinovasi membuat manusia meninggalkan dipelihara walaupun perkembangan zaman yang
tradisi lama untuk menciptakan tradisi baru. sekarang ini semakin maju. Semua itu tidak
Upacara tradisional merupakan salah satu bentuk lepas dari proses komunikasi dan peristiwa
tradisi masyarakat Indonesia yang sampai saat budaya,artinya bahwa manusia sebagai makhluk
ini masih banyak dilaksanakan oleh masyarakat sosial saling berinteraksi walaupun perbedaan
pendukungnya. Peran upacara adalah untuk ras, suku, dan warna kulit.
selalu mengingatkan manusia berkenaan dengan Dengan berinteraksi itu pula tercipta
eksistensi dan hubungan dengan lingkungan
persamaan persepsi akan tradisi yang diembannya.
masyarakat. Sampai sekarang eksistensi sehingga makna yang terkandung di dalam tradisi
sebuah upacara keagamaan masih diakui serta
tersebut terpelihara, apalagi penerapannya dalam
dilaksanakan dengan baik, meskipun dengan
kehidupan sehari-hari dan menentukan moralitas
bentuk maupun cara yang telah berbeda. setiap individu. Berangkat dari permasalahan
Seiring perkembangan zaman membawa itulah peneliti sangat tertarik untuk meneliti
konsekuensi bagi perubahan sosial, maka lebih dalam Makna Tradisi Budaya Nganggung
sistem religi yaitu kenduri juga mengalami di Kabupaten Bangka ini, yang pada akhirnya
pergeseran. Pegeseran tersebut berada pada bisa memberikan pengetahuan tentang tradisi
pemahaman masyarakat terhadap nilai atau budaya daerah khususnya tradisi Nganggung
makna dari tradisi yang ada, karena pemahaman kepada masyarakat Bangka khususnya dan
yang telah berbeda maka wujud tradisi yang Provinsi Bangka Belitung pada umumnya,
dilakukan pun juga berbeda. Pengalaman baru, sehingga bisa menambah wawasan budaya bagi
teknologibaru membuat manusia melakukan masyarakat pedesaan maupun kota, dan dijadikan
penyesuaian cara hidup dan kebiasaanyang baru. sebagai sarana untuk diadakannya komunikasi
Kompasiana, dalam http://sosbud.kompasiana. antar masyarakat agar bisa tetap meneruskan,
com/2010/07/31/kenduri-antara-tradisi-dan- menjaga, serta melestarikan budaya yang mereka
agama208380.html Demikian halnya dengan memiliki agar tidak punah dan memudar sedikit
tradisi Nganggung yang ada di Pulau Bangka ini, demi sedikit. Dalam penelitian ini peneliti lebih
baik di perkotaan maupun di pedesaan. Perbedaan memfokuskan makna tradisi budaya Nganggung
pemahaman oleh masyarakat membuat makna dalam pelaksanaan acara peringatan hari besar
dan simbol-simbol tradisi nganggung ini menjadi Islam yaitu peringatan Maulid Nabi SAW di
berubah, hal ini disebabkan perkembangan desa Kemuja Kecamatan Mendobarat Kabupaten
manusia yang selalu berinteraksi dari waktu ke Bangka.
waktu yang membuat pola fikir dan pola hidup
masyarakat berubah. Identitas masyarakat Pengertian Komunikasi
Bangka umumnya dan masyarakat desa Kemuja Komunikasi merupakan pusat dari seluruh
khususnya mengenai tradisi budaya Nganggung sikap, perilaku dan tindakan yang terampil
masih utuh adanya walaupun sudah terjadi dari manusia. Manusia tidak bisa dikatakan
pergeseran makna dan simbol, akan tetapi tidak berinteraksi sosial kalau dia tidak berkomunikasi
menghilangkan makna yang sesungguhnya. dengan cara atau melalui pertukaran informasi,
Makna tradisi budaya Nganggung yang dijadikan ide-ide, gagasan, maksud serta emosi yang

46 “STUDIA KOMUNIKA” Jurnal Ilmu Komunikasi


dinyatakan dalam simbol-simbol dengan orang b. Simbol
lain. Liliweri,(2009: 5). Walstrom dalam Liliweri Simbol atau lambang adalah sesuatu yang
(2009:8) mengemukakan bahwa komunikasi digunakan untukmenunjuk sesuatu lainnya,
adalah pertukaran pesan-pesan secara tertulis berdasarkan kesepakatan kelompok orang
dan lisan atau pertukaran makna antara individu (Sobur, 2006: 157). Sedangkan James P. Spradley
dengan menggunakan sistem simbol yang sama. dalam Sobur (2006: 154) mengemukakan
Dan komunikasi adalah setiap proses pembagian simbol merupakan objek atau peristiwa apapun
informasi, gagasan atau perasaan yang tidak saja yang menunjukkan pada sesuatu. K. Langer
dilakukan secara lisan dan tertulismelainkan mengatakan bahwa kebutuhan simbolisasi atau
melalui bahasa tubuh, atau gaya atau tampilan penggunaan lambang merupakan salah satu
pribadi, atau hal lain di sekelilingnya yang kebutuhan pokok manusia. Lambang atau simbol
memperjelas makna. adalah sesuatu yang digunakan untuk menunjuk
Sedangkan Bernard, dkk dalam Mulyana sesuatu lainnya, berdasarkan kesepakatan
(2007: 68) mengemukakan komunikasi sekelompok orang. Lambang meliputi kata-kata
adalah transmisi informasi, gagasan, emosi, (pesan verbal), perilaku nonverbal,dan objek yang
keterampilan, dan sebagainya, dengan maknanya disepakati bersama (Mulyana,007:
menggunakan simbol-simbol, kata-kata, 92). Setiap simbol atau seperangkat simbol
gambar, figure, grafik dan sebagainya. Jadi dapat menyampaikan suatu konsep, yaitu suatu ide
disimpulkan bahwa komunikasi tidak lepas dari umum, pola atau bentuk. Menurut Langer,konsep
proses interaksi yang membuat terjadi pertukaran adalah makna bersama di antara sejumlah
pesan baik melalui simbol-simbol, gambar dan komunikator yang merupakan denotasi dari
kata-kata. simbol. Sebaliknya gambaran personal (personal
image) adalah pengertian yang bersifat pribadi
Pengertian Makna dan Simbol (privatconception) (Morissan dkk, 2009: 90).
a. Makna
Brown dalam Sobur (2006: 256) Pengertian Budaya
mendefinisikan makna sebagai kecenderungan Menurut ilmu antropologi, kebudayaan
(disposisi) total untuk menggunakan atau bereaksi adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan
terhadap suatu bentuk bahasa. Dan Kempson hasil karya manusia dalam kehidupan masyarakat
berpendapat untuk menjelaskan istilah makna yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar
harus dilihat dari segi: (1) Kata; (2) Kalimat; (Koentjaraningrat, 2009: 144). Sedangkan
dan (3) apa yang dibutuhkan pembicara untuk Edward Burnett Tylor dalam Liliweri (2009: 107)
berkomunikasi. Langer memandang makna mengemukakan kebudayaan adalah kompleks
sebagai suatu hubungan yang kompleks di antara dari keseluruhan pengetahuan, kepercayaan,
simbol, objek dan orang. Makna terdiri atas aspek kesenian, hukum, adat istiadat dan setiap
logis dan aspek psikologis. Aspek logis adalah kemampuan lain dan kebiasaan yang dimiliki
hubungan antara simbol dan referennya yang oleh manusia sebagai anggota suatu masyarakat.
dinamakan denotasi (denotation), sedangkan Maka jelaslah bahwa setiap kebiasaan atau
aspek atau makna psikologis adalah hubungan tindakan yang dilakukan oleh manusia yang
antara simbol dengan orang, yang dinamakan berulang-ulang dengan komunikasi akan
konotasi (connotation )(Morissan dkk, 2009: 90).

“STUDIA KOMUNIKA” Jurnal Ilmu Komunikasi 47


menjadi sebuah kebudayaan yang hingga kini Pengertian Motif
masih banyak dilakukan oleh masyarakat baik Menurut Suradinata (1996: 129) bahwa,
di perkotaan maupun di pedesaan. Kebiasaan motif adalah suatudorongan yang ada dalam diri
budaya tersebut menjadi sebuah identitas bagi sendiri untuk berbuat sesuatu baikberupa gerakan
masyarakat pengembannya yang memberikan maupun ucapan. Sedangkan Purwadarminta
nilai-nilai dan norma dalam kehidupan. (1991:655) mengemukakan bahwa motif adalah
sebab-sebab yang menjadi dorongan tindakan
Komunikasi dan Budaya seseorang; dasar pikiran atau pendapat; sesuatu
Seperti yang telah kita ketahui bahwa yang menjadi pokok.
komunikasi merupakan suatu proses interaksi
antar manusia baik kelompok, ras, etnik Pengertian Adat-istiadat, Kebiasaan/Tradisi
ataupunbudaya lain. Ini menandakan bahwa dan Pelestarian Budaya
komunikasi merupakan hal yang mendasar a. Adat-Istiadat
dalam kehidupan manusia. Jane Pauley (1999) Adat istiadat adalah himpunan kaidah sosial
dalamLiliwer (2009: 7) mengemukakan yang sudah sejak lama ada dan merupakan tradisi
komunikasi merupakan transmisi informasi, serta lebih banyak berbau sakral,mengatur tata
transmisi pengertian yang menggunakan simbol- kehidupan masyarakat tertentu. Adat istiadat
simbol yang sama.Sedangkan kebudayaan hidupdan berkembang di masyarakat tertentu
atau budaya menurut Edward Burnett Tylor dan dapat menjadi hukum adat jika mendapat
adalah bahwa kebudayaan adalah komplek dari dukungan sanksi hukum.Menurut para ahli
keseluruhan pengetahuan, kepercayaan, kesenian, bahwa Adat-istiadat adalah sistem norma yang
hukum, adat istiadat dan setiap kemampuan lain tumbuh, berkembang dan dijunjung tinggi oleh
dan kebiasaan yang dimiliki oleh manusia sebagai masyarakat penganutnya. Pengertian ahli dalam
anggota suatu masyarakat (Liliweri, 2003: 107). http://www.pengertianahli.com/p/blogpage_20.
Dan dalam ilmu antropologi, kebudayaan adalah Html.
keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil
karya manusia dalam kehidupan masyarakat b. Pengertian Kebiasaan/ Tradisi
yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar Kebiasaan adalah perbuatan manusia yang
(Koentjaraningrat, 2009:144). tetap dilakukan berulang-ulang dalam hal yang
Komunikasi dan budaya merupakan dua sama. Apabila suatu kebiasaan tertentu diterima
hal yang saling berhubungan. Seperti apa yang oleh masyarakat dan kebiasaan itu selalu berulang-
dikatakan Smith (1976) bahwa “komunikasi ulang dilakukan sedemikan rupa, sehingga
dan kebudayaan tidak dapat dipisahkan.” Atau tindakan yang berlawanan dengan kebiasaan itu
Edward T. Hall mengatakan “komunikasi dirasakan sebagai pelanggaran perasaan hukum,
adalah kebudayaan dan kebudayaan adalah maka dengan demikian timbullah suatu kebiasaan
komunikasi.” Artinya dalam kebudayaan ada hukum, yang oleh pergaulan hidup dipandang
sistem dan dinamika yang mengatur tata cara sebagai hukum. Arif Sobarudin dalam http://
pertukaran simbol-simbol komunikasi dan hanya www.bisosial.com/2012/11/kebiasaancustom.
dengan komunikasi maka pertukaran simbol- html. Tradisi (Bahasa Latin: traditio,
simbol dapat dilakukan (Liliweri, 2009: 21). “diteruskan”) atau kebiasaan, dalam pengertian

48 “STUDIA KOMUNIKA” Jurnal Ilmu Komunikasi


yang paling sederhana adalah sesuatu yang telah hasil kesepakatan bersama dalam masyarakat.
dilakukan untuk sejak lama dan menjadi bagian Tradisi Nganggung dapat dikatakan salah satu
dari kehidupan suatu kelompok masyarakat, identitas Bangka, sesuai dengan slogan Sepintu
biasanya dari suatu negara, kebudayaan, waktu, Sedulang, yang mencerminkan sifat kegotong-
atau agama yang sama. Hal yang paling mendasar royongan, berat sama dipikul ringan sama
dari tradisi adalah adanya informasi yang dijinjing.
diteruskan dari generasi ke generasi baik tertulis
Nganggung atau Sepintu Sedulang
maupun (sering kali) lisan, karena tanpa adanya
merupakan warisan nenek moyang yang
ini, suatu tradisi dapat punah. Wikipedia dalam
mencerminkan suatu kehidupan sosial
http:// id. wikipedia. org/ wiki/ Tradisi. masyarakat berdasarkan gotong-royong. Jaka
Filyamma dalam http://jakafilyamma.blogspot.
c. Pengertian Pelestarian Budaya com/2012/09/nganggung-tradisi-bangka-
Menurut Martha Gunawan pelestarian belitung.html. Tradisi Nganggung dilaksanakan
budaya jika dilihat darisegi pemaknaan kata pada setiap datangnya harihari besar Islam,
dasarnya dalam kamus besar bahasa Indonesia namun tidak demikian adanya, sekarang
(KBBI), yaitu berarti tetap seperti keadaan pelaksanaan nganggung ini sudah berkembang,
semula, tidak berubah,kekal. Hal ini menandakan salah satunya adalah nganggung ketika ada salah
bahwa pelestarian kebudayan itu dimaknai satu warga yang meninggal dan kedatangan tamu
“menjadikan membiarkan tetap tidak berubah, besar dalam jumlah yang besar juga.
membiarkan tetap seperti keadaannya semula,
mempertahankan kelangsungannya.” Perayaan Maulid Nabi
Di lain sisi menurut M.J Herskovits dalam Hari besar Islam merupakan hari yang
Martha Gunawan berpandangan bahwa setiap sakral bagi penganutnya,seperti peringatan
kebudayaan tumbuh dan berkembang secara Satu Muharam, Maulid Nabi Muhammad SAW,
dinamis, sehingga berlandaskan akan hal Isra’Mi’raj Nabi Muhammad SAW, Idul Fitri dan
ini, beliau berpandangan bahwa pelestarian Idul Adha. Setiap umat muslim pasti mengetahui
kebudayaan pada hakekatnya tidaklah dan memperingati hari-hari tersebut, hanya saja
menghalang-halangi perubahan termasuk bentuk peringatannya tidak sama setiap daerah.
yang ditimbulkan oleh penerimaan unsur- Maulid Nabi Muhammad SAW kadang-kadang
unsur kebudayaan luar, apalagiyang diperlukan disebut Maulid Nabi atau Maulud saja (bahasa
dalam upaya peningkatan harkat serta kualitas Arab, mawlid an-nab_) adalah peringatan hari
hidup bangsa. Martha Gunawan dalam http:// lahir Nabi Muhammad SAW, yang di Indonesia
marthagunawan.blogspot. com/ 2012/ 06/ makna- perayaannya jatuh pada setiap tanggal 12 Rabiul
pelestarian-budaya. html. Awal dalam penanggalan Hijriyah. Kata maulid
atau milad dalam bahasa Arab berarti hari lahir.
Tradisi Nganggung Perayaan Maulid Nabi merupakan tradisi yang
Tradisi Nganggung adalah suatu kegiatan berkembang di masyarakat Islam jauh setelah
membawa dulang bertutupkan tudung saji dan Nabi Muhammad SAW wafat. Secara subtansi,
berisikan berbagai aneka jenis makanan yang peringatan ini adalah ekspresi kegembiraan dan
dibawa ke masjid atau mushola sesuai dengan penghormatan kepada Nabi Muhammad SAW.

“STUDIA KOMUNIKA” Jurnal Ilmu Komunikasi 49


Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia maksud seseorang melalui simbolisasi yang
bebas dalam http://id.wikipedia.org/wiki/ dibangun. Nur Dewi Setyowati dalam http://
Maulid_Nabi_Muhammad. detaachtiana.blogspot.com/2013/04/review-
Peringatan Maulid Nabi Muhammad saw. teori- interaksionismesimbolik.html.
Ketika tibanya waktu peringatan tersebut setiap Sesuai dengan pemikiran Mead, definisi
yang beragama Islam pasti melaksanakan singkat dari tiga ide dasar interaksi simbolik. Nur
kegiatan yang berbau Islam. Hal ini seperti Dewi Setyowati di http:// detaachtiana.blogspot.
yang telah dilakukan oleh segenap masyarakat com/2013/04/review-teori-interaksionisme-
Provinsi Bangka-Belitung dan kabupaten Bangka simbolik.html.
khususnya desa Kemuja kecamatan Mendobarat. a. Mind (pikiran): Kemampuan untuk
Setiap peringatan Maulid Nabi di desa Kemuja menggunakan simbol yang mempunyai makna
selalu dirayakan secara besar-besaran, malah sosial yang sama, dimana tiap individu harus
melebihi perayaan lebaran Idul Fitri dan Adha. mengembangkan pikiran mereka melalui
Seperti yang terlihat pada kemeriahan Maulid interaksi dengan individu lain.
Nabi di Masjid Rahmattudin desa Kemuja,
b. Self (diri pribadi): Kemampuan untuk
diwarnai dengan adanya Festival Seni Budaya
merefleksikan diri tiap individu dari penilaian
Islam (FSBI) tahun 2014 dan Tabligh Akbar
sudut pandang atau pendapat orang lain,dan
Harlah Nahdatul Ulama ke-88 oleh KH Manarul
teori interaksionisme simbolis adalah salah
Hidayat. Dan masih banyak lagi kegiatan yang
satu cabang dalam teori sosiologi yang
diselenggarakan oleh masyarakat desa Kemuja
mengemukakan tentang diri sendiri (the-self)
yaitu lomba adzan tingkat anak-anak, musabaqoh
dan dunia luarnya.
tilawatil Al-qur’an (usia5-8 tahun), musabaqoh
fahmil Al-qur’an (cerdas cermat/ SD/ Mi) dan c. Society (masyarakat): Hubungan sosial yang
Hafdizul Al-qur’an (usia 5-8 tahun) diciptakan, dibangun,dan dikonstruksikan
oleh tiap individu di tengah masyarakat, dan
.
tiap individu tersebut terlibat dalam perilaku
Teori Interaksi Simbolik
yang mereka pilih secara aktif dan sukarela,
Teori interaksi simbolik adalah salah satu
yang pada akhirnya mengantarkan manusia
cabang dalam teori sosiologi yang mengemukakan
dalam proses pengambilan peran di tengah
tentang diri sendiri (the self) dan dunialuarnya.
masyarakatnya.
Di sini Cooley menyebutnya sebagai looking
glass self. Artinya setiap hubungan sosial dimana Tiga tema konsep pemikiran George Herbert
seseorang itu terlibat merupakan satu cerminan Mead yang mendasari interaksi simbolik antara
diri yang disatukan dalam identitas orangitu lain: a. Pentingnya makna bagi perilaku manusia,
sendiri. Jadi maksudnya kita bisa melihat atau Tema ini berfokus pada pentingnya membentuk
mengoreksi diri kita dengan melalui orang lain. makna bagi perilaku manusia, dimana dalam teori
Esensi dari teori ini adalah simbol dan makna. interaksi simbolik tidak bisa dilepaskan dari proses
Makna adalah hasil dari interaksi sosial. Ketika komunikasi, karena awalnya makna itu tidak
kita berinteraksi dengan orang lain, kita berusaha ada artinya, sampai pada akhirnya di konstruksi
mencari makna yang cocok dengan orang secara interpretif oleh individu melalui proses
tersebut. Kita juga berusaha mengintepretasikan interaksi, untuk menciptakan makna yang dapat

50 “STUDIA KOMUNIKA” Jurnal Ilmu Komunikasi


disepakati secara bersama dimana asumsi-asumsi Blumer, masyarakat tidak tersusun dari struktur
itu adalah sebagai berikut: Manusia, bertindak, makro. “Masyarakat terdiri dari manusia yang
terhadap, manusia, lainnya berdasarkan makna bertindak, dan kehidupan masyarakat dapat
yang diberikan orang lain kepada mereka, Makna dilihat sebagai terdiri dari tindakan mereka”. Jadi
diciptakan dalam interaksi antar manusia, Makna maksudnya kehidupan dalam suatu masyarakat
dimodifikasi melalui proses interpretif. dipandang baik atau buruk oleh orang lain adalah
a. Pentingnya konsep mengenai diri (self tergantung dari tindakan anggota masyarakatnya.
concept)Tema ini berfokus pada pengembangan Tindakan manusia sebagai individu dalam suatu
konsep diri melalui individu tersebut secara aktif, kelompok/masyarakat menentukan kehidupan
didasarkan pada interaksi sosial dengan orang masyarakatnya.
lainnya dengan cara antara lain: Individu-individu Blumer juga mempunyai asumsi dasar
mengembangkan konsep diri melalui nteraksi interaksi simbolik yang dikembangkan dari
dengan orang lain. Konsep diri membentuk motif ide-ide/pemikiran dasar Mead. Yaitu, manusia
yang penting untuk perilaku. Mead seringkali bertindak terhadap orang lain berdasarkan
menyatakan hal ini sebagai: ”The particular makna yang diberikan orang lain pada mereka,
kind of rolethinking – imagining how we look to Makna diciptakan dalam interaksi antarmanusia,
another person” or ”ability tosee ourselves in Makna dimodifikasi melalui sebuah proses
the reflection of another glass”. interpretif,Individu-individu mengembangkan
b. Hubungan antara individu dengan konsep diri melalui interaksi dengan orang
masyarakat.Tema ini berfokus pada dengan lain, Konsep diri memberikan sebuah motif
hubungan antara kebebasan individu dan penting untuk berperilaku, orang dan kelompok-
masyarakat, dimana norma-norma sosial kelompok dipengaruhi oleh proses budaya dan
membatasi perilaku tiap individunya, tapi pada sosial, Struktur sosial dihasilkan melalui interaksi
akhirnya tiap individu-lah yang menentukan sosial. Melihat ketiga premis dan ketujuh asumsi
pilihan yang ada dalam sosial kemasyarakatannya. di atas terdapat esensi bahwa komunikasi atau
Fokus dari tema ini adalah untuk menjelaskan pertukaran simbol yang diberi makna merupakan
mengenai keteraturan dan perubahan dalam suatu aktivitas yang khas diantara manusia.
proses sosial. Asumsi-asumsi yang berkaitan Mead menjelaskan bahwa kemampuan manusia
dengan tema ini adalah orang dan kelompok untuk dapat merespon simbol-simbol diantara
masyarakat dipengaruhi oleh proses budaya mereka ketika berinteraksi, membawa penjelasan
dan sosial, Struktur sosial dihasilkan melalui interaksionisme simbolik kepada konsep tentang
interaksi sosial. Blumer dalam Kuswarno diri (self). Dan secara sosial seseorang dapat
(2009: 113) mengungkapkan tiga premis yang melakukan tindakan kepada dirinya sendiri,
mendasari pemikiran interaksionisme simbolik, seperti juga kepada orang lain (Kuswarno, 2009:
yaitu (1) Manusia bertindak terhadap sesuatu 144). Esensi interaksi simbolik adalah suatu
berdasarkan makna-makna yang ada pada sesuatu aktifitas yang merupakansuatu ciri khas manusia,
itu bagi mereka, (2) Makna tersebut berasal dari yakni komunikasi atau pertukaran simbol yang
“interaksi sosial seseorang dengan orang lain”, diberi makna (Mulyana, dalam Sobur, 2006:
dan (3) Makna-makna tersebut disempurnakan di 197).
saat proses interaksi sosial berlangsung. Menurut

“STUDIA KOMUNIKA” Jurnal Ilmu Komunikasi 51


Lokasi Penelitian menjadi simbol budaya nganggung, tokoh agama
Penelitian ini dilakukan di desa Kemuja atau masyarakat, buku-buku atau tulisan yang
kecamatan Mendobarat, kabupaten Bangka. berhubungan dengan penelitian penulis.
Karena disamping desa tersebut merupakan
desa santrisantriwati, Desa ini juga pernah Teknik Pengumpulan Data
mendapatkan rekor muri dalam pelaksanaan Teknik pengumpulan data merupakan suatu
tradisi Nganggung untuk kategori penyajian cara yang digunakan untuk memperoleh atau
makanan terbanyak yang terdiridari 10.700 mengumpulkan data yang dibutuhkan dalam
dulang dan peserta terbanyak dalam acara penelitian. Untuk memperoleh data yang
pendukung pembacaan Berzanji. sesuai dengan permasalahan diperlukan teknik
pengumpulan data. Teknik pengumpulan data
Jenis Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:
Jenis yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode penelitian kualitatif pendekatan 1.Observasi Non partisipan
fenomenologi yang bertujuan untuk mengetahui Observasi adalah metode dimana peneliti
dunia dari sudut pandang orang yang mengalami mengamati langsung objek yang diteliti. Dalam
secara langsung atau berkaitan dengan sifat-sifat penelitian ini penulis memilih jenis Observasi
alami pengalaman manusia, dan makna yang Nonpartisipan yaitu dimana penulis tidak
ditempelkan padanya (Kuswarno, 2009: 35). memposisikan dirinya sebagai anggota kelompok
yang diteliti (Kriyantono, 2006: 65).Proses
Jenis dan Sumber Data Jenis Data kegiatan ini lebih ditekankan pada ketelitian dan
Untuk mendukung penelitian ini, peneliti kejelian peneliti sendiri. Dalam observasi ini,
menggunakan dua jenis data yaitu data primer peneliti melakukan pengamatan secara langsung
dan data sekunder. Data primer, atau data tangan tempat yang akan digunakan untuk penelitian
pertama adalah data yang diperoleh langsung seperti pelaksanaan kegiatan tradisi Nganggung
dari subjek penelitian yang sedang berlangsung. Misalnya perilaku,
benda, dan warna atau corak yang digunakan
dengan mengenakan alat pengukuran atau
oleh pelaku budaya itu sendiri.
alat pengambilan data langsung pada subjek
sebagai sumber informasi yang dicari. Data
sekunder atau data tangan ke dua adalah data 2.Wawancara Mendalam
yang di peroleh lewat pihak lain, tidak langsung Wawancara mendalam adalah penelitian
diperoleh oleh peneliti dari subjek penelitiannya dimana peneliti melakukan kegiatan wawancara
dalam (Saifuddin A. 2007: 91). tatap muka secara mendalam dan terus-menerus
(lebih dari satu kali) untuk menggali informasi
dari narasumber. Karena itu, narasumber
Sumber Data
disebut juga informan. Karena wawancara
Sumber data adalah benda, hal atau orang
dilakukan lebih dari sekali, maka disebut juga
tempat peneliti mengamati, membaca atau
“intensive interviews” dalam (Kriyantono,
bertanya tentang data (Arikunto, 2005: 88).
2006: 65).Wawancara diadakan dengan tujuan
Sumber data tersebut adalah benda-benda yang
untuk memperoleh data yang diperlukan, untuk

52 “STUDIA KOMUNIKA” Jurnal Ilmu Komunikasi


mengecek kebenaran data yang diperoleh peneliti Kemuja. Untuk warga asli desa Kemuja terdiri
melalui kegiatan observasi yang dilakukan dari enam narasumber yang peneliti pilih bisa
pada langkah pertama. Pada tahap wawancara mewakili dan dianggap masyarakat sekitar lebih
ini, peneliti mendengarkan dengan seksama memahami dan selalu menerapkan tentang budaya
penjelasan para sesepuh atau tokoh masyarakat Nganggung, narasumber tersebut merupakan
yang ada di daerah tersebut tentang tradisi budaya sesepuh, tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh
ngganggung. pemuda, sekdes Kemuja dan masyarakat biasa.
Dan warga luar bangka terdiri dari dua narasumber
Studi Kepustakaan (Library Research) dan termasuk masyarakat biasa yang sering ikut
Studi kepustakaan merupakan teknik berpartisipasi dalam melaksanakan nganggung.
pengumpulan data dengan mencari sumber dan Dalam penelitian ini peneliti lebih memfokuskan
literatur yang berhubungan dengan penelitian kepada fokus penelitian tentang motif tradisi
yang akan dilakukan. Misalnya berupa dokumen, Nganggung, makna simbol tradisi nganggung
buku, internet, koran harian, foto-foto dan dan implementasinya dalam kehidupan sehari-
sebagainya. hari. Masyarakat desa Kemuja memiliki motif
dalam pelaksaan tradisi budaya nganggung ini,
berikut motif masyarakat desa Kemuja dalam
HASIL DAN PEMBAHASAN
pelaksanaan tradisi budaya nganggung.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
bagaimana interaksi simbolik dalam pelaksanaan
tradisi Nganggung di desa Kemuja kecamatan Motif Tradisi Nganggung Analisa Data
Mendobarat. Tradisi nganggung yang masih Berdasarkan hasil penelitian di atas maka
dilestarikan oleh masyarakat Desa Kemuja untuk selanjutnya penelitian akan menganalisa
memiliki pemaknaan pada simbol, baik simbol hasil penelitian tersebut sesuai dengan fokus
peralatan maupun simbol tindakan. Interaksi penelitian tentang motif, makna dan implementasi
simbolik mengacu pada setiap tindakan manusiatradisi nganggung di desa Kemuja kecamatan
yang bermakna berdasarkan simbol-simbol Mendobarat Kabupaten Bangka pada peringatan
tradisi budaya nganggung yang memiliki Maulid Nabi Muhammad SAW. Tradisi budaya
makna dan simbol-simbol selalu mengalami nganggung merupakan hasil karya manusia
yang telah dibiasakan berulang-ulang hingga
perkembangan seiring waktu, hal ini disebabkan
manusiadalam perkembangannya selalu berubah- sekarang. Tradisi nganggung juga memiliki
simbol-simbol yang mengandung makna. Dalam
ubah baik pola pikirnya, tindakannya dan tingkat
pemahamannya akan sesuatu, tak terkecuali pelaksanaannya tentu memiliki tujuan yang
tradisi budaya sehingga pergeseran budaya pundiharapkan agar makna dan simbol tersebut
terpelihara sesuai dengan kesepakatan yang telah
tak terelakkan. Semua itu tidak lepas darisebuah
proses interaksi manusia antar sesama. ditentukan. Manusia sebagai makhluk sosial
tidak lepas dari proses komunikasi. Komunikasi
Untuk mengumpulkan data dalam penelitian
merupakan penyambung antar anggota
ini peneliti menggunakan cara wawancara
masyarakat, dimana mereka akan menjauhkan
mendalam. Sasaran yang diwawancarai
dari hal-hal yang menyebabkan kerusakan
merupakan warga asli desa Kemuja dan warga
dalam masyarakat. Kehidupan sosial manusia
luar Bangka yang telah lama menetap di desa

“STUDIA KOMUNIKA” Jurnal Ilmu Komunikasi 53


yang selalu berinteraksi dapat membangun, dasar pikiran atau pendapat; sesuatu yang menjadi
memelihara dan mengubah kebiasaan-kebiasaan, pokok. Motif masyarakat desa Kemuja dalam
termasuk di dalamnya adalah bahasa dan simbol- melaksanakan tradisi nganggung adalah sebagai
simbol. Setiap bahasa maupun simbol-simbol upaya pelestarian budaya dan karena kebiasaan
memiliki makna yang berguna bagi manusia itu. adat-istiadat. Jadi jelas bahwa motif tersebut
Makna bahasa dan simbol-simbol merupakan dijadikan suatu dorongan sosial bagi masyarakat
hasil interaksi antar masyarakat. Kesemuanya itu untuk bertindak dan berperan serta dalam
dijadikan sebuah simbol yang bermakna sehingga melestarikan budaya. Hal ini sesuai dengan hasil
manusia berinteraksi berdasarkan simbol yang wawancara dan hasil observasi peneliti bahwa
telah dibuat, seperti apa yang dikatakan Mead terlihat setiap kepala keluarga masyarakat desa
bahwa esensi dari teori interaksi simbolik adalah Kemuja ikut melaksanakan dan berpartisipasi
simbol dan makna. Makna adalah hasil dari dalam mensukseskan kegiatan nganggung pada
interaksi sosial. Tradisi budaya Nganggung yang peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.
merupakan hasil interaksi masyarakat Bangka Kebiasaan pelaksanaan kegiatan nganggung
tidak lepas dari pemikiran manusia. di desa Kemuja juga terlihat dari interaksi
antar sesama, tata cara membawa dulang,
Motif Tradisi Nganggung pembacaan sholawat sampai berdo’a bersama
Tradisi nganggung yang dilaksanakan utuh setiap tahunnya tanpa ada perubahan.
masyarakat desa Kemuja kecamatan Mendobarat Hal ini membuktikan bahwa masyarakat desa
merupakan suatu kebiasaan yang telah menjadi Kemuja berupaya memelihara dan melestarikan
adat dan istiadat di wilayah tersebut. Masyarakat adat-istiadat yang telah dititipkan oleh orang
desa Kemuja menganggap bahwa adat dan terdahulu. Motif masyarakat desa Kemuja dalam
istiadat nganggung ini merupakan suatu kekayaan melaksanakan tradisi nganggung sebagai upaya
masyarakat pulau Bangka yang tidak bisa ditukar pelestarian budaya. Menurut Martha Gunawan
dengan suatu apapun karena makna di dalamnya pelestarian budaya jika dilihat dari segi
terkandung ajaran Islam. pemaknaan kata dasarnya dalam kamus besar
bahasa Indonesia (KBBI), yaitu tetap seperti
Tradisi nganggung yang telah dijadikan
keadaan semula, tidak berubah, kekal. Hal ini
sebagai identitas oleh masyarakat desa Kemuja
menandakan bahwa pelestarian kebudayan itu
pasti mempunyai motif dalam pelaksanaannya.
dimaknai “menjadikan membiarkan tetap tidak
Terkadang setiap masyarakat tidak sama dalam
berubah, membiarkan tetap seperti keadaannya
menafsirkan makna yang ada, sehingga motifnya
semula, mempertahankan kelangsungannya.”
dalam melaksanakan tradisi Nganggung ini
berbeda. Menurut Suradinata (1996: 129) bahwa Dilain sisi menurut M.J Herskovits,
motif adalah suatu dorongan yang ada dalam diri Martha Gunawan juga mengungkapkan tentang
pelestarian budaya bahwa setiap kebudayaan
sendiri untuk berbuat sesuatu baik berupa gerakan
maupun ucapan. Sedangkan Purwadarminta tumbuh dan berkembang secara dinamis,
(1991: 655) sehingga berlandaskan akan hal ini, beliau
berpandangan bahwa pelestarian kebudayaan
Mengemukakan bahwa motif adalah sebab-
pada hakekatnya tidaklah menghalang-halangi
sebab yang menjadi dorongan tindakan seseorang;
perubahan termasuk yang ditimbulkan oleh

54 “STUDIA KOMUNIKA” Jurnal Ilmu Komunikasi


penerimaan unsur-unsur kebudayaan luar, apalagi kebaikan. Hal kebaikan disini adalah peranan
yang diperlukan dalam upaya peningkatan harkat sosial setiap individu untuk memakmurkan warga
serta kualitas hidup bangsa. Martha Gunawan setempat dan kualitas hidup. Di lain sisi bahwa
dalam http://marthagunawan.blogspot.com/ dengan kebiasaan tersebut secara tidak langsung
2012/06/ makna-pelestarian-budaya. html. telah memegang teguh amanah yang telah
Tradisi nganggung yang ada di desa dititipkan para pendahulu. Serta dapat dijadikan
Kemuja telah mengalami perubahan seiring acuan untuk para generasi yang akan datang.
berkembangnya manusia dari waktu ke waktu. Kebiasaan atau tradisi terlahir dari sebuah
Perubahan itu disebabkan berkembangnya pola adat-istiadat. Menurut para ahli bahwa adat-
pikir masyarakat, pengaruh globalisasi dan istiadat adalah sistem norma yang tumbuh,
banyaknya budaya-budaya yang masuk sehingga berkembang dan dijunjung tinggi oleh masyarakat
akulturasi pun tak terelakkan. Akan tetapi tidak penganutnya. Pengertian ahli dalamhttp://www.
menghilangkan pemaknaan yang sesungguhnya. pengertianahli.com/p/blogpage_20.Html. Adat-
Hal ini sesuai dengan pandangan M.J Herkovits istiadat masyarakat desa Kemuja adalah aturan
diatas bahwa setiap kebudayaan tumbuh tentang pelaksanaan tradisi nganggung yang telah
dan berkembang secara dinamis, sehingga ditetapkan berdasarkan hasil musyawarah untuk
berlandaskan akan hal-hal. kepentingan bersama. Contohnya kegiatan tradisi
Setiap budaya pasti memiliki kebiasaan, nganggung pada setiap peringatan hari Maulid
begitu pula dengan budaya nganggung yang juga Nabi harus selalu dirayakan, pelaksanaan pada
memiliki kebiasaan. Kebiasaan adalah perbuatan tiap hari besar Islam, pelaksanaannya juga ketika
manusia yang tetap dilakukan berulang-ulang adanya warga yang meninggal, dan penetapan
dalam hal yang sama. Sobarudin dalam http:// alat yang digunakan seperti dulang dan tudung
www.bisosial.com/2012/11/kebiasaancustom. saji. Motif pelaksanaan tradisi nganggung
html. Kebiasaan sama halnya dengan tradisi. masyarakat desa Kemuja mengenai adat-istiadat
Kebiasaan atau tradisi nganggung yang dilakukan menunjukkan bahwa masih kentalnya jiwa sosial
oleh masyarakat desa Kemuja sesuai dengan setiap individu akan kebudayaan. Secara garis
adat-istiadat yang telah ditetapkan. Artinya besar peneliti berpendapat bahwa masyarakat
kebiasaan yang telah dibuat oleh orang tua desa Kemuja sangat memperhatikan dan memang
terdahulu masih tetap dilakukan walaupun terjadi benar-benar menjaga nilai-nilai, dan norma
pergeseran yang bersifat tidak menghilangkan budaya yang terkandung di dalamnya.
pemaknaannya. Kebiasaan merupakan salah Akan tetapi, berdasarkan hasil pengamatan
satu motif masyarakat desa Kemuja dalam peneliti bahwa motif masyarakat desa Kemuja
pelaksanaan budaya nganggung. Kebiasaan atau dalam pelaksanaan tradisi nganggung ini ada
tradisi nganggung yang telah lama dilakukan yang telah mengalami pergeseran, artinya
oleh tetuah terdahulu ternyata memilliki daya tidak sesuai dengan motif karena adat-istiadat
tarik dan meresap pada memori masyararakat yang peneliti dapat dari hasil wawancara. Ada
desa Kemuja. Betapa tidak berdasarkan hasil sebagian masyarakat di kalangan kelas atas
pengamatan peneliti bahwa kebiasaan-kebiasaan atau ekonominya yang cukup lumayan bahwa
tradisi nganggung yang telah dilakukan ini dapat dalam pelaksanaan tradisi ngangggung pada
menumbuhkan karakter setiap individu akan hal peringatan Maulid Nabi SAW mereka lebih

“STUDIA KOMUNIKA” Jurnal Ilmu Komunikasi 55


mengutamakan makanan yang akan disajikan, nganggung sehingga motif yang tadinya telah
seperti telah mengabaikan pemaknaan tradisi tercipta maka akan terjaga.
dan pemaknaan hari besar Maulid Nabi itu Dan society (masyarakat) adalah hubungan
sendiri. Dan ada juga yang memang karena sosial yang diciptakan, dibangun, dan
tuntutan peran sosial sebagai warga masyarakat dikonstruksikan oleh tiap individu ditengah
desa Kemuja tersebut. Seperti masyarakat yang masyarakat, dan tiap individu tersebut terlibat
kurang mampu, bahwa mereka menyiapkan dalam perilaku yang mereka pilih secara aktif
makanan seadanya. Bagi mereka yang terpenting dan sukarela, yang pada akhirnya mengantarkan
bagaimana mengimplementasikan pemaknaan manusia dalam proses pengambilan peran di
sesuai dengan motif, sehingga menjadi bagian tengah masyarakatnya. Motif masyarakat desa
dari masyarakat yang mempunyai peran bagi Kemuja dalam pelaksanakan tradisi nganggung
kelangsungan hidup masyarakat tersebut. yang dapat menciptakan hubungan sosial
Pemikiran Mead mengenai definisi singkat dari antarindividu akan selalu dijalankan sesuai
tiga ide dasar interaksi simbolik bahwa mind ketentuan yang telah dibuat, sehingga individu
(pikiran) adalah kemampuan untuk menggunakan tersebut berperan dalam melestarikan adat-
simbol yang mempunyai makna sosial yang sama, istiadat tradisi budaya nganggung. Menurut
dimana tiap individu harus mengembangkan Blumer dalam Kuswarno (2009: 113) pada
pikiran mereka melalui interaksi dengan premis pertama, yang mendasari pemikiran
individu lain. Nur dewi setyowati dalam http:// interaksionisme simbolik yaitu manusia bertindak
detaachtiana. blogspot.com/2013/04/review- terhadap sesuatu berdasarkan makna-makna
teoriinteraksionismesimbolik.Html. yangada pada sesuatu itu bagi mereka. Dasar
Pemikiran ini jelas bahwa setiap individu sebuah tindakan manusia memiliki pengertian
masyarakat desa Kemuja memiliki kemampuan yang sama dengan motif. Motif seperti pengertian
berfikir tentang makna simbol sosial tradisi di atas bahwa suatu dorongan yang ada dalam
Nganggung yang sangat bermanfaat bagi diri sendiri untuk berbuat sesuatu baik berupa
kelangsungan hidup bermasyarakat, sehingga gerakan maupun ucapan.
melalui interaksi sosial terciptalah motif untuk Berdasarkan pendapat Blumer di atas dan
melestarikan budaya dan adat-istiadat yang hasil wawancara yang telah dilakukan, dapat
telah dibuat. Kemudian self (diri pribadi) adalah dikatakan bahwa tradisi budaya nganggung
kemampuan untuk merefleksikan diri tiap individu memiliki makna yang dikandungnya, makna
dari penilaian sudut pandang atau pendapat orang tersebut dianggap baik bagi mereka sehingga
lain. Manusia pada dasarnya kebanyakan tidak masyarakat desa Kemuja ini bertindak bagaimana
mengetahui kepribadian masing-masing, kecuali cara untuk mempertahankannya agar tetap utuh
penilaian orang lain. Disinilah fungsi interaksi dan tidak hilang. Jadi jelaslah bahwa motif
antar manusia yang bisa mengetahui bagaimana masyarakat desa Kemuja melaksanakan budaya
tindakan yang harus dilakukan. Masyarakat desa nganggung merupakan upaya pelestarian budaya
kemuja yang selalu berinteraksi baik melalui yang telah dilakoni secara turun- temurun
bahasa maupun simbol akan tercipta mind yang serta telah menjadi kebiasaan (adat-istiadat)
cerdas untu mengembangkan tindakan yang masyarakat setempat. Kebiasaan tersebut
sesuai dengan makna sosial tradisi budaya dilakukan atas dasar makna makna yang ada

56 “STUDIA KOMUNIKA” Jurnal Ilmu Komunikasi


dalam budaya tersebut. dengan orang lain, kita berusaha mencari makna
Sesuatu hal yang mengandung kebaikan akan yang cocok dengan orang tersebut. Langer
membuat pikiran untuk berusaha menjadi bagian memandang makna sebagai suatu hubungan
dari hal tersebut artinya setiap manusia memiliki yang kompleks diantara simbol, objek dan orang.
keinginan dan kebutuhan dalam menjalankan Langer dalam Morissan dkk, (2009: 90).
tatanan kehidupannya, apalagi sesuatu yang baik Langer juga mengatakan bahwa kebutuhan
dan wajib untuk dilaksanakan. simbolisasi atau penggunaan lambang merupakan
salah satu kebutuhan pokok manusia. Lambang
Makna Simbol Tradisi Nganggung atau simbol adalah sesuatu yang digunakan
Setiap tradisi budaya memiliki simbol untuk menunjuk sesuatu lainnya, berdasarkan
yang bermakna, tak terkecuali tradisi budaya kesepakatan sekelompok orang. Lambang
nganggung. Tradisi budaya nganggung memiliki meliputi kata-kata (pesan verbal), perilaku non-
simbol-simbol yang bermakna. Simbol-simbol verbal, dan objek yang maknanya disepakati
tersebut adalah simbol peralatan, simbol prosesi bersama (Mulyana, 2007: 92).
kegiatan dan simbol status sosial. Makna simbol tradisi Nganggung yang
memiliki berbagai macam jenis simbol dan
a. Makna simbol peralatan Tradisi makna, menandakan bahwa kekayaan tradisi
Nganggung. budaya Ngangggung ini bukan hanya pada makna
Makna simbol peralatan tradisi budaya sosialnya, melainkan pada macam jenis simbol.
Nganggung di desa Kemuja adalah suatu wujud Pernyataan ini sesuai dengan hasil pengamatan
rasa kebersamaan dan kepedulian yang dapat peneliti bahwa masyarakat desa Kemuja dalam
menciptakan persatuan dan kesatuan dalam pelaksanaannya masih menggunakan simbol-
masyarakat. simbol peralatan yang telah ditentukan. Seperti
dulang dan tudung saji. Mereka menganggap
b. Makna simbol prosesi kegiatan Tradisi
bahwa dengan menggunakan simbol yang telah
Nganggung pada peringatan Maulid Nabi SAW.
ditentukan ini berarti telah memelihara dan
Makna simbol prosesi kegiatan tradisi melestarikan apa yang telah dititipkan oleh
nganggung adalah Sebagai wujud rasa syukur orang tua terdahulu. Akan tetapi ada sebagian
kepada Tuhan Yang Maha Esa dan ungkapan masyarakat desa Kemuja dalam pelaksanaannya
rasacinta, mengingat sifat-sifat agung Nabi menggunakan peralatan yang lain seperti rantang.
Muhammad Saw, agar bisa meneladaninya Mereka menganggap dengan menggunakan
c. Makna simbol status sosial Tradisi rantang lebih memudahkan untuk membawanya.
Nganggung. Demikian halnya dengan simbol yang lain
seperti simbol prosesi kegiatan yang membawa
Makna simbol status sosial tradisi nganggung makanan, berzanji/bersholawat atas Nabi Saw
adalah perbedaan antara status sosial menengah dan berdo’a bersama-sama di masjid. Hal inilah
keatas dan menengah ke bawah pada isi makanan yang merupakan kebiasaan dan adat-istiadat
yang disajikan. Esensi dari teori interaksi simbolik yang harus dilaksanakan.
adalah simbol dan makna. Makna adalah hasil
Lain halnya dengan simbol status sosial
dari interaksi sosial. Ketika kita berinteraksi
seperti sekarang ini. Berdasarkan hasil

“STUDIA KOMUNIKA” Jurnal Ilmu Komunikasi 57


pengamatan peneliti bahwa banyak masyarakat kehidupan bermasyarakat yang berbudaya. Pada
desa Kemuja yang melaksanakan tradisi premis kedua dalam Teori interaksi simbolik,
nganggung hanya untuk kumpul-kumpul makan Blumer pun mengatakan yang mendasari teori
bersama, dan membuat makanan sebanyak- interaksi simbolik adalah makna tersebut berasal
banyaknya. Akan tetapi ada juga masyarakat dari interaksi sosial seseorang dengan orang lain.
yang membuat makanan ala kadarnya sesuai Setiap interaksi yang berlangsung pada suatu
dengan kemampuan mereka, sehingga dapat tradisi budaya memiliki makna tertentu. Begitu
dibedakan mana yang berstatus menengah ke pula yang terjadi pada tradisi budaya Nganggung
atas dan menengah ke bawah. di desa Kemuja Kecamatan Mendobarat.
Melihat fenomena ini peneliti menyimpulkan Masyarakat desa Kemuja yang dalam
bahwa telah terjadi pergeseran-pergeseran kesehariannya telah membangun jiwa
simbol tradisi nganggung, baik simbol peralatan, kebersamaan dan kepedulian terbentuk atas
simbol prosesi kegiatan maupun simbol status hasil interaksi antar individu melalui simbol
sosial. Akan tetapi tidak menghilang makna yang yang bermakna sosial. Tindakan yang dilakukan
sesungguhnya, tetap membawa pembelajaran bagi pun berdasarkan makna sosial yang telah
masyarakat akan kebersamaan dan kepedulian dibuat dengan kesepakatan bersama, sehingga
dalam hidup bermasyarakat. memiliki peran sosial dalam menjaga eksistensi
Jika dihubungkan tentang pemikiran Mead tradisi budaya nganggung di desa Kemuja itu
di atas mengenai definisi singkat dari tiga ide sendiri. Berdasarkan hasil wawancara dan yang
dasar interaksi simbolik yaitu mind (pikiran), mendasari teori interaksi simbolik dia tas dapat
jelas bahwa di balik beragam simbol dan dikatakan bahwa makna sosial simbol tradisi
makna tradisi nganggung pasti memiliki makna budaya nganggung di desa Kemuja merupakan
sosial, tergantung setiap individu bagaimana hasil interaksi manusia yang kemudian dijadikan
merefleksikan makna simbol tersebut dengan sebagai acuan untuk berinteraksi dalam kehidupan
individu lain agar tetap memiliki makna sosial sehari-hari.
yang sama. Kemudian self (diri pribadi), Dalam pelaksanaan tradisi nganggung
bagaimana tingkat keinginan individu untuk terbentuk interaksi sosial dan tindakan sosial antar
berinteraksi dengan sesama sehingga makna masyarakat sehingga terciptalah kepribadian setiap
sosialnya dapat dijadikan sebagai contoh untuk individu masyarakat desa kemuja yang sesuai
bertindak dalam kehidupan bermasyarakat dengan ajaran Islam. Seperti Islam mengajarkan
khususnya masyarakat desa Kemuja. kita tentang semua laku hidup begitu juga dengan
Dan Society (masyarakat). Simbol tradisi makna simbol tradisi nganggung yang semuanya
nganggung di desa Kemuja yang memiliki makna merupakan implementasi dari ajaran Islam yang
sosial pasti tercipta hubungan sosial. Hubungan harus dikerjakan.Setiap budaya memiliki sebuah
tersebut selalu dipelihara dengan interaksi antar simbol-simbol dan makna simbol-simbol tersebut
individu melalui simbol. Di sinilah terciptanya terbentuk atas hasil karya manusia sebagai
suatu tindakan yang selalu mengacu pada makna wujud kebersamaannya. Sehingga dijadikan
sosial yang telah dibuat, sehingga setiap individu sebagai acuan untuk masyarakat berinteraksi dan
masyarakat desa Kemuja tersebut memiliki konsep bertindak. Sesuai dengan apa yang dikatakan oleh
diri akan peranan sosial dalam menjalankan Jerome Manis tentang tujuh hal mendasar yang

58 “STUDIA KOMUNIKA” Jurnal Ilmu Komunikasi


besifat teoritis dan metodologis dari interaksi umumnya.
simbolik yaitu manusia dapat mengerti berbagai Pemikiran Mead akan mind (pikiran), bahwa
hal dengan belajar dari pengalaman dan persepsi persepsi masyarakat desa Kemuja Kecamatan
seseorang selalu diterjemahkan dalam simbol- Mendobarat yang telah lama menjalankan tradisi
simbol. budaya nganggung memiliki kemampuan untuk
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Implementasi Kegiatan Tradisi Nganggung Hal ini didukung makna sosial yang terkandung
Kegiatan tradisi budaya nganggung di desa dalam tradisi nganggung melalui interaksi
Kemuja merupakan suatu pembelajaran tentang antarindividu. Semua itu terlihat ketika peneliti
tata cara untuk bertindak, berinteraksi antarwarga ke lapangan datang ke desa Kemuja tersebut
masyarakat yang mempunyai nilai-nilai ajaran bahwa mereka dengan mudah berinteraksi
agama yang harus dilakukan dan terapkan dengan peneliti sendiri yang peneliti awali
dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan hasil dengan peminjaman sebuah korek api untuk
pengamatan peneliti bahwa masyarakat desa merokok, dan mereka tidak segan-segan untuk
Kemuja yang mendapat pembelajaran akan mengundang datang ke rumahnya. Setelah itu
kebersamaan dari pelaksanaan tradisi nganggung peneliti merasa seperti teman lama yang sudah
ini mereka terapkan dalam kehidupan sehari- lama tidak bertemu. Kemudian Self (diri pribadi),
hari. Hal ini terbukti dengan bentuk penerapan dengan mengimplementasikan kegiatan tradisi
yang mereka lakukan seperti gotong-royong, Nganggung ini dalam kehidupan sehari-hari,
keramah-tamahannya baik antar sesama maupun sudah jelas bahwa masyarakat desa Kemuja
dengan masyarakat lain, tahlilan bersama-sama, telah menunjukkan kemampuan mereka sebagai
Nganggung ke tempat warga yang meninggal, pemegang amanah yang telah dititipkan orang
membudayakan silaturahmi, membudaya tua terdahulu. Sehingga selaras dengan motif
bersedekah baik materi maupun doa dan yang telah mereka katakan.
membudayakan rasa peduli antar sesama tanpa Dan society (masyarakat), pemikiran Mead
memandang ras serta selalu mendekatkan diri yang terakhir ini semakin memperkuatkan motif
dengan lingkungan. Penerapan kegiatan tradisi masyarakat desa Kemuja dalam melaksanakan
nganggung yang dilakukan oleh masyarakat kegiatan tradisi Nganggung. Bahwa dengan
desa Kemuja merupakan suatu contoh bagi mengimplementasikannya dalam kehidupan
masyarakat Bangka ini umumnya. Betapa tidak sehari-hari menunjukkan kemampuan
dengan penerapan sebuah kegiatan tradisi yang mereka berinteraksi berdasarkan simbol yang
memiliki makna sosial bagi pengembannya akan mengandung makna sosial. Menurut Blumer
mempengaruhi dan menguatkan eksistensi tradisi pada premis ketiga, yang mendasari teori
budaya itu sendiri,malah dapat menumbuhkan interaksi simbolik adalah makna-makna tersebut
benih-benih generasi yang memiliki adab, rasa disempurnakan di saat proses interaksi sosial
peduli antar sesama dan rasa kebersamaan berlangsung. Berdasarkan hasil wawancara dan
sehingga keselarasan antar anggota masyarakat teori di atas bahwa kegiatan tradisi nganggung
terbina. Dan secara tidak langsung mereka telah yang berisikan makna sosial diimplementasikan
melestarikan kebiasaan dan adat istiadat yang oleh segenap masyarakat dalam kehidupan
telah dititipkan kepada masyarakat Bangka ini sehari-hari. Artinya setiap interaksi yang sedang

“STUDIA KOMUNIKA” Jurnal Ilmu Komunikasi 59


berlangsung kesadaran diri harus siap dalam oleh tetuah terdahulu agar tidak mudah hilang
menterjemahkan bagaimana makna sosial yang dimakan zaman baik maknanya maupun
telah dipelajari agar berjalan sesuai dengan bentuk pelaksanaannya. Meskipun telah terjadi
tujuan. Untuk mencapai suatu tujuan itu memang perubahan seiring perkembangan masyarakat
tidak mudah, terkadang berbagai hambatan dan akan pemaknaan yang sesungguhnya.
rintangan untuk mempengaruhi keinginan kita 2. Makna Simbol Tradisi nganggung
baik di luar diri maupun dalam diri. Dalam diri Makna simbol tradisi budaya nganggung
terdapat naluri egois, nafsu yang mengagalkan di desa Kemuja adalah sebagai wujud rasa
setiap tujuan kita, apalagi tujuan tersebut hal syukur atas nikmat yang diberikan Yang Maha
kebaikan. Kuasa (sedekah), menjalin tali silaturahmi dan
Mengimplementasikan berarti kita ingin wujud rasa kebersamaan. Mengajarkan manusia
merefleksikan makna sesuatu yang ada padanya. bertingkah laku dengan baik dalam kehidupan
Makna sosial yang terkandung dalam tradisi sehari-hari baik kehidupan beragama maupun
budaya Nganggung merupakan suatu tujuan hidup masyarakat, dan menciptakan kepribadian setiap
yang hakiki, yang di dalam tercipta kepribadian individu akan kebersamaan dan kepedulian,
setiap individu akan kebersamaan, kepedulian serta dapat mempererat tali silaturahmi, tali
antarsesama, jiwa gotong royong, serta dapat persaudaraan sehingga tercipta hubungan yang
mempererat tali silaturahmi, persaudaraan harmonis, kerukunan hidup beragama maupun
sehingga menciptakan hubungan yang harmonis, bermasyarakat dan persatuan dan kesatuan.
kerukunan hidup beragama dan bermasyarakat 3. Implementasi Kegiatan Tradisi Nganggung
serta membina persatuan dan kesatuan. Untuk Implementasi kegiatan tradisi nganggung
meraih tujuan tersebut masyarakat desa yang dilakukan oleh masyarakat di desa Kemuja
Kemuja ini mengimplementasikannya dengan merupakan suatu bentuk ungkapan rasa syukur
membudayakan silaturahmi, membudayakan terutama kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang
gotong royong, membudayakan kebersamaan telah memberikan ajaran kebaikan kepada
dalam hal kemasyarakatan maupun agama, kekasihNya Nabi Muhammad SAW hingga ke
usaha agar selalu melihat ke belakang artinya umatnya sampai sekarang masih terjaga. Bentuk
peduli dengan warga yang sedang membutuhkan penerapan yang mereka lakukan seperti gotong
bantuan, baik anak yatim, maupun ada yang royong, keramah-tamahannya baik antar sesama
meninggal. maupun dengan masyarakat lain, membawa
makanan bersama-sama ke masjid, tahlilan
KESIMPULAN bersama-sama, do’a bersama, nganggung ke
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data tempat warga yang meninggal, membudayakan
yang telah dilakukan,maka dapat disimpulkan silaturahmi, membudaya bersedekah baik materi
bahwa: maupun doa dan membudayakan rasa peduli
1. Motif Tradisi Nganggung antar sesama tanpa memandang ras serta selalu
Motif masyarakat desa Kemuja kecamatan mendekatkan diri dengan lingkungan.
Mendobarat dalam melaksanakan tradisi budaya
nganggung adalah untuk melestarikan kebiasaan SARAN
adat dan istiadat yang telah lama dilakukan Budaya nganggung merupakan salah satu

60 “STUDIA KOMUNIKA” Jurnal Ilmu Komunikasi


tradisi yang harus dilestarikan keberadaannya, Rosdakarya.
baik di masa sekarang maupun di masa yang akan ______________. 2006. Metode Penelitian
datang, karena nilai-nilai yang terkandung dalam Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
tradisi tersebut merupakan nilai-nilai kebaikan Rosdakarya. .
yang telah diwariskan oleh para pendahulu dan Sobur, Alex. 2006. Semiotika Komunikasi.
merupakan nilai-nilai ajaran Islam yang harus Bandung: Rosdakarya.
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Agar Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kualitatif
identitas tradisi nganggung ini tetap utuh seperti (kualitatif R&D). Bandung: Alfabela.
semula maka masyarakat desa Kemuja harus Suradinata, Ermaya, 1996, Manajemen Sumber
memperhatikan pertransferan pesan kepada Daya Manusia Tinjauan. Bandung:
regenerasi yang akan datang, karena jika ada Ramadhan.
perubahan sedikit apapun dalam pelaksanaan atau Purwadarminta, W.J.S, 1991, Kamus Umum
penerapannya maka lama kelamaan akan hilang Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
makna yang sesungguhnya dan pelaksanaannya Zuriah, Nurul. 2009, METODE Sosial dan
hanya sekedar prosesi saja. Pendidikan, Teori Aplikasi. Jakarta: PT.
Bumi Aksara
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Internet:
Andy Corry Wardhani, Morissan. 2009. Teori Abdul Aziz. 2009. Makna Simbol Ritual
Komunikasi. Jakarta: Ghalia Indonesia. dalam Ritual Agung Sejarah Alam
Arikunto, Suharsimi. 2005. Manajemen Ngaji Rasa di Komunitas Bumi Segandu
Penelitian. Jakarta: Renika Cipta. Dermayu. Yogyakarta. (Online). http://
Azwar, Saifuddin. 2007. Metode Penelitian. digilib.uinsuka.ac.id/3932/1/BAB%20
Yogyakarta: Pusaka Pelajar. I%2CV%2C%20DAFTAR%20PUSTAKA.
Indranata, Iskandar. 2008. Pendekatan kualitatif pdf. Diakses 02 November 2012
untuk Pengendalian Kualitas. Jakarta: Arif Sobarudin. 2012. http://www.bisosial.
Universitas Indonesia. com/2012/11/kebiasaan-custom.html.
Kriyantono, Rachmat. 2007. Teknik Praktis Riset (Online). Diakses 12 Januari 2014
Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada Endang Sri Handayani. 2007, Makna Simbolis
Media Group. Bentuk Penyajian Wayang Wong Sakral
Koentjaraningrat. 2009. Pengantar Ilmu Dalam Upacara Tradisi Bulan Suro.
Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta. Magelang. (Online). http:
Kuswarno, Engkus. 2009. METODE Komunikasi //www. Pustaka skripsi. com/ download.
FENOMENOLOGI php? file=2459. diakses 02
Konsepsi, Pedoman, dan Contoh Penelitiannya. November 2012
Bandung: Widya Padjadjaran. Jaka Filyamma. 2012. (Online). http: // jakafil
Liliweri, Alo. 2009. Dasar-dasar Komunikasi yamma. blogspot. com/ 2012/ 09/
Antar Budaya. Yogyakarta: Pusaka Pelajar. nganggung-tradisi-bangka-belitung. html.
Mulyana, Deddy. 2007. Ilmu Komunikasi Diakses 18 November 2013.
Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja Kompasiana. 2010. (Online). http://sosbud.
kompasiana. com/2010/07/31/

“STUDIA KOMUNIKA” Jurnal Ilmu Komunikasi 61


kenduriantara-
tradisi-dan-agama-208380.html. Diakses.
03 Desember 2014
Martha Gunawan. 2012. (Online). http: //
marthagunawan. blogspot. com/ 2012/
06/makna-pelestarian-budaya.html. Diakses
13 Januari 2014
Nur dewi setyowati. 2013. (Online). http: //
detaachtiana. blogspot. com/ 2013/
04/review-teori-interaksionisme-simbolik.
html. Diakses 05 januari 2014.
Pengertian ahli. (Online). http://www.
pengertiparaahli.com/p/blog-page_20.
html. Diakses 23 Desember 2014
Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas.
(Online). (http: // id. wikipedia.
org/ wiki/ Maulid_Nabi_Muhammad).
Diakses 2 juni 2013
Wikipedia. (Online). http: // id. wikipedia. org/
wiki/ Tradisi. Diakses 21 Januari
2014

Sumber Lainnya:
Arsip kantor desa Kemuja kecamatan Mendobarat
Kabupaten Bangka.

62 “STUDIA KOMUNIKA” Jurnal Ilmu Komunikasi

Anda mungkin juga menyukai