Anda di halaman 1dari 17

ARTIKEL

EKSISTENSI MABBACA DOANG

(STUDI PADA KELURAHAN BENTENG SAWITTO KECAMATAN


PALETEANG KABUPAN PINRANG)

THE EXISTENCE OF MABBACA DOANG

(STUDY OF BENTENG SAWITTO VILLAGE IN PALETEANG


SUB-DISTRICT OF PINRANG DISTRICT)

ERNI IRMAYANTI HAMZAH

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2017
EKSISTENSI MABBACA DOANG

(STUDI PADA KELURAHAN BENTENG SAWITTO KECAMATAN


PALETEANG KABUPAN PINRANG)

ERNI IRMAYANTI HAMZAH

Pendidikan Sosiologi
Program Pascasarjana
Universitas Negeri Makassar
e-mail: erniirmayantihamzah@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian Ini bertujuan untuk mengetahui (i) Apakah makna Mabbaca Doang pada
masyarakat Kelurahan Benteng Sawitto Kecamatan Paleteang Kabupaten Pinrang? (ii) Bagaiman
tradisi Mabbaca Doang sebagai perekat kohesi sosial pada masyarakat Kelurahan Benteng Sawitto
Kecamatan Paleteang Kabupaten Pinrang? (iii) Bagimana eksistensi tradisi Mabbaca Doang ditengah
modernisasi pada masyarakat Kelurahan Benteng Sawitto Kecamatan Paleteang Kabupaten Pinrang.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan pemilihan Informan dilakukan dengan
Purposive Sampling serta teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (i) Tradisi Mabbaca Doang pada masyarakat kelurahan Benteng
Sawitto kecamatan Paleteang Kabupaten Pinrang bermakna berdoa kepada Tuhan sebagai bentuk
kesyukuran atas rezeki yang dianugrahkan dan untuk mendoakan sanak keluarga yang telah meninggal
serta dimaknai oleh masyarkat sebagai Tulabala (Penolak Bala). Adapun cara yang dilakukan
masyarakat, yakni mempersiapkan makanan, dupa, memanggil Guru/Katte serta mengundang tamu
untuk berdoa serta makan bersama. (ii) Tradisi Mabbaca Doang sebagi perekat kohesi sosial. Namun,
ada perbedaan kohesi sosial sebelum dan pasca modernisasi, yakni perubahan dalam aspek kerjasama
dalam upaya mempersiapkan acara Mabbaca Doang, surutnya kebiasaaan silaturahmi langsung antar
keluarga dan mesyarakat serta interaksi yang berlangsung hanya sebentar saja dan masyarakat
cenderung hadir dalam sebuah acara Mabbaca Doang jika itu menguntungkannya. (iii) Tradisi
Mabbaca Doang di era modern masih tetap eksis, namun ada perubahan nilai dalam pelaksannanya
karena faktor pendidikan, ekonomi dan agama pada masyarakat Kelurahan Benteng Sawitto
Kecamatan Paleteang Kabupaten Pinrang.

Kata kunci: Eksistensi, Mabbaca Doang, Modernisasi


ABSTRACT

The research aimsto discover (i) What is the meaning of Mabbaca Doang to the people in
Benteng Sawitto Village of Paleteang Sub-district in Pinrang District? (ii) How is the tradition of
Mabbaca Doang as the adhesive of social cohesion to the people in Benteng Sawitto Village of
Paleteang Sub-district in Pinrang District? (iii) How is the existence of Mabbaca Doang tradidition in
the middle of modernization to the people in Benteng Sawitto Village of Paleteang Sub-district in
Pinrang District?. The informants of the research were chosen by using Purposive Sampling technique
with the criteria, namely the people of Benteng Sawitto Village, domicile period minimally 10 years,
permently settled and ever performed Mabbaca Doang tradition. The research employed qualitative
approach, namely the description about a condition objectively. The data were collect through
observation, interview, and documentation. The results of the research revel that (i) Mabbaca Doang
tradition for the people in Benteng Sawitto Village of Paleteang Sub-district in Pinrang District means
as praying to God as thankfulness for the fortune and praying for the family who already passed away
as well as Tulabala (Repellent of Misfortune). The ways the people performed are by preparing food,
incense, calling Gurru’Katte and inviting guest to pray and eat together, (ii) Mabbaca Doang tradition
is as the adhesive of social cohesion. However, there is a difference of social cohesion before and after
modernisation, namely the change in the cooperation aspect in preparing Mabbaca Doang, the weaken
of direct hospitality among family and community, the interaction only occurred in short time and
people tends to attend Mabbaca Doang event if it is profitable for them, (iii) Mabbaca Doang tradition
in modern era is still exist. However, there are changes of values in the implementation because of the
factors such as education, economy, an religion to the people in Benteng Sawitto Village of Paleteang
Sub-district in Pinrang District.

Keyword: Existence, Mabbaca Doang, Modernization


PENDAHULUAN Doang adalah proses pembacaan doa. Tapi
tradisi ini tidak seperti prosesi pembacaan doa
Indonesia adalah Negara kepulauan
pada umumnya. Doa dalam tradisi Mabbaca
yang wilayahnya terbentang luas dari Sabang
Doang dibacakan oleh sang Guru, yakni orang
sampai Marauke dengan beragam suku bangsa,
yang dipercaya di sebuah daerah/kampung
klan dan ras. Hal tersebut menjadi sebuah
untuk membawakan doa. Biasanya beliau
landasan awal lahirnya sebuah konsep
seorang Imam mesjid setempat, khatib, ustas,
multikulturalime, yakni sebuah pahaman
pemuka adat atau orang yang dihormati di
tentang keanekaragaman kebudayaan.
daerah tersebut.
Masyarakat multikutural berarti keadaan
Secara umum Mabbaca Doang hanya
masyarakat yang didalamnya terdapat
dilaksanakan pada saat-saat tertentu saja, yakni
keanekaragaman budaya, termasuk didalamnya
ketika seseorang diannggap mampu secara
keragaman bahasa, agama, adat istiadat dan
materi sehingga dapat menyajikan menu-menu
pola-pola budaya sebagai tatanan perilaku
baca doang kemudian mengundang masyarakat
anggota masyarakatnya.
untuk berkumpul bersama-sama guna menjalin
Pada umumnya, budaya lokal dapat
silaturahmi serta melantunkan doa bersama.
berupa hasil seni, tradisi, hukum adat ataupun
Ikatan sosial atau kohesi sosial sangat nampak
pola pikir. Oleh karena luas wilayah Indonesia
pada tradisi ini, kerena mereka bekerja sama
yang begitu luas dan memiliki bentuk
mempersiapkan menu-menu, biasanya ini
masyarakat yang benar-benar bervariasi maka
dilakukan oleh para ibu-ibu sedangkan laki-
terdapat beragam khazanah kekayaan lokal
laki biasanya melakukan tugas lapangan
yang tercantum sebagai kebudayaan lokal.
seperti mendatangi satu persatu rumah warga
Budaya lokal beragam dan tiap-tiap bentuk
untuk mengundangnya menghadiri acara
tersebut berbeda tergantung dari daerah atau
Mabbaca Doang tersebut.
suku tersebut.
Mabbaca doang dalam konsep
Setiap daerah memiliki budaya lokal
perubahan sosial seiring berjalannya waktu
tersendiri dan merupakan identitas bersama
telah mengalami kesenjangan sosial.
pada masyarakat setempat. Salah satu aspek
Perubahan unsur-unsur dalam tradisi Mabbaca
yang nampak dalam kebudayaan lokal adalah
doang tidak dapat dihindari sehingga akan ada
tradisi dan adat istiadat. Sistem nilai budaya
dampak pada pola kehidupan masyarakat
merupakan tingkat yang paling tinggi dan
setempat. Unsusr-unsur tersebut adalah nilai-
paling abstrak dari adat istiadat. Hal itu
nilai dari tradisi Mabbaca doang. Perubahan
disebabkan karena nilai budaya merupakan
nilai atau unsur sebuah tradisi dalam
konsep-konsep mengenai sesuatu yang ada
perubahan sosial merupakan hal yang tidak
dalam alam pikiran sebagian besar dari
bisa terhindarkan.
masyarakat yang mereka anggap bernilai,
Nilai adalah suatu bagian penting dari
berharga dan penting dalam hidup sehingga
kebudayaan. Suatu tindakan dianggap sah,
dapat berfungsi sebagai suatu pedoman yang
artinya secara moral dapat diterima kalau
memberi arah dan orientasi pada kehidupan
harmonis dengan nilai-nilai yang disepakati
pada warga masyarakat tadi (Koentjaraningrat,
dan dijunjung oleh masyarakat dimana
2015: 153).
tindakan itu dilakukan. Didalam masyarakat
Bugis adalah salah satu suku yang
yang terus berkembang, nilai senntiasa akan
dikenal dengan kekentalan budaya dan adat
ikut berubah. Pergeseran nilai dalam banyak
istiadatnya. Sebagian besar masyarakatnya
hal juga kan mempengaruhi perubahan
masih tetap melestarikan budaya leluhurnya
folkways dan mores (Narwoko dan Suyanto,
hingga saat ini. Budaya tersebut berupa
2013: 55).
kesenian, bahasa, sistem kemasyarakatan, serta
Asal mula tradisi Mabbaca Doang pada
budaya-budaya lokal lainnya yang mempunyai
masyarakat kelurahan Benteng Sawitto
nama tersendiri di tiap daerah yang ada di
Kecamatan Paleteang Kabupaten Pinrang,
Sulawei Selatan. Salah satu daerah yang
yakni beriringan pencerahan Islam masuk di
didiami oleh suku Bugis adalah Kabupaten
Sawitto atas pelopor wali bernama Tumpakki.
Pinrang.
Makna utama dari prosesi Mabbaca Doang
Mabbaca dalam bahasa Indonesia
yakni berdoa kepada Allah SWT atas
artinya membaca sedangkan Doang artinya
kesyukuran dan Tulabala (Tolak Bala).
yakni doa. Jadi dapat disimpulkan Mabbaca
Pelaksanaannya merupakan sebuah nilai yang
dituangkan melalui cara pelaksanaan. Proses tradisional seperti mengedepankan unsur
Mabbaca Doang hanyalah cara, sedangkan mitos, mistik dan pamali itu sudah
tujuannya adalah berdoa. Maka dari itu tidak dihilangkan, sekarang yang menjadi sorotan
salah jika masyarakat memaknainya sebagi utama adalah pelaksanaan baca doang
satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, merupakan usaha pelestarian budaya saja.
ketika ada proses berdoa maka ada orang yang Masyarakat melaksanakannya karena tardisi
berkumpul untuk duduk dan makan bersama. turun temurun bukan karena yang lain.
Itulah nilai yang dianggap sah pada Tradisi Mabbaca Doang tidak melihat
masyarakat Sawitto tentang tradisi Mabbaca dasar apakah orang kaya atau miskin
Doang. melainkan kesanggupan orang yang akan
Adapun cara yang dilakukan melaksanakan. Tidak ada paksaan harus ramai
masyarakat, yakni mempersiapkan makanan, atau harus dihadiri banyak orang melainkan
dupa, memanggil Guru/Katte serta memenuhi bagaimana niatnya. Sah-sah saja jika acara
aturan-aturan yang sering dikonsumsi terkait Mabbaca Doang meriah asalakan pemilik
Baca Doang tidak lain adalah bentukan acara sanggup dan sebailknya tidak ada
masyarakat pendahulu dan akhirnya tetap larangan jika sederhana karena dalam
dijalankan hingga sekarang. Tidak ada hukum pelaksanaan tradisi Baca Doang tidak harus
wajib dalam pelaksanaanya hanya saja untuk mempersiapkan banyak makanan,
pelestarian budaya dan kebiasaan masyarakat mengundang banyak tamu namun dasar dari
setempat. Makna atau nilai sesunggunhya dari tradisi ini adalah niatnya untuk memanjatkan
tradisi Mabbaca doang bukan karena proses doa kepada Tuhan.
atau cara yang digunakan dalam Mabbaca Doang dalam perspektif agama
pelaksanaannya namun bagaimana niat berdoa mempunya arti yang beragam dalam kacamata
yang dipanjatkan kepada Tuhan.. paham-paham dan aliran dalam Islam. Hal itu
Dalam pelaksanaan tradisi Mabbaca adalah hal yang tidak bisa dipadukan karena
Doang tentu tidak akan sama seperti dulu. semua masyarakat punya alasan kuat
Menyimak pengakuan bebebrapa informan, tersendiri. Sebagian besar masyarakat masih
tradisi Mabbaca Doang ini masih kita jumpai melaksanakannya karena tidak bertentangan
sampai sekarang bahkan jika dilihat tidak akan dengan pahamnya tetapi tidak sedikit yang
hilang. Namun, karena perkembangan zaman meninggalkannya karena adanya pengetahuan
akibat perubahan sosial, tentunya ada lebih akan agama. Tidak ada yang salah dalam
perubahan dalam aspek ikatan sosial dalam hal Islam selama masih untuk kebaikan bersama.
ini kohesi sosial. Secara umum eksistensi tradisi Mabbaca
Kohesi sosial yang berubah tidak Doang pada masyarakat Kelurahan Benteng
menyentuh segala perubahan ikatan pada Sawitto Kecamatan Paleteang Kabupaten
masyarakat, melainkan hanya berbagai aspek Pinrang masih terlihat hingga sekrang. Hanya
saja seperti berkurangnya kerjasama dala saja pelaksannanya mengalami perbedaan
upaya mempersiapkan acara Mabbaca Doang, perlakuan pada masyarakat. Nilai-nilai yang
lengsernya kebiasaaan interaksi langsung sudah tidak fungsional tradisi Mabbaca Doang
dalam mengundang, interaksi yang dengan kondisi sekarang sudah mulai
berlangsung hanya sebentar saja serta ditinggalkan karena pemahamanan masyarakat
masyarakat cenderung hadir dalam sebuah sudah mulai berkembang dan semakin tau
acara Mabbaca Doang jika mereka merasa mana yang rasional dan irasional.
dalam keadaan tidak beratifitas. Selain itu, pandangan masyarakat juga
Dengan adanya perkembangan pola pikir semakin bervariatif tentang tradisi Mabbaca
masyarakat, tradisi ini tetap dilaksanaknan Doang, itu karena faktor pendidikan, ekonomi
namun mengubah arti-arti yang tidak bisa dan agama. Maka tidak heran jika tradisi ini
dilogikan oleh nalar serta tidak membuat ada yang menggapnya fungsional dan
aturan yang ketat dalam pelaksanaanya agar disfungsional, hal tersebut sesuai dengan
tradisi ini tetap lestari tanpa membebabnkan penndapat teori Robert King Merton akan
masyarakat. Tradisi Mabbaca Doang secara kedua konsep tersebut.
temurun tetap terlasana hingga menembus era Tradisi Mabbaca Doang fungsional bagi
modern sekarang ini. Adapun yang berubah muslimin yang moderat, kalangan yang
yakni adanya pergeseran nilai. Adapun nilai mampu melaksanankannya secara niat serta
yang berubah yakni nilai-nilai yang masih materi jika acaranya mau dimeriahkan. Selain
itu, pelaksananan dan persiapan tradisi ini pula ke permukaan sebagi suatu ciri, karekter, sifat,
mempunyai tingkat fungsional pada setiap model tanda atau gambaran tentang kondisi,
keluarga, seperti salah satu contohnya menu- situasi atau fenomena tertentu. Penelitian
menu makanan yang dipersiapkan oleh pemilik kualitatif bertujuan untuk memahami realitas
rumah tentu berbeda dengan keluarga lain sosial, yaitu melihat subjek penelitian dari apa
yang hendak melaksanakan tradisi Mabbaca adanya, bukan dari apa yang seharusnya.
Doang. Mereka punya pemaknaan tersendiri Teknik pengumpulan data dalam penelitian
akan hal tersebut. Mabbaca Doang menjadi ini dilakukan dengan metode sebagai berikut:
disfungsinal bagi muslimin Muhammadiyah 1. Observasi
dan Muslim yang mengikuti aliran-aliran Observasi atau pengamatan adalah metode
tertentu seperti ungkapan masyarakat “Janggo- pengumpulan data yang digunakan untuk
Janggo”. Tradisi ini pula akan disfungsional menghimpun data penelitian melalui
jika dipaksakan, artinya tetap dilaksanakan pengamatan dengan menggunakan pancaindra.
namun kondisi pemilik rumah tidak mampu 2. Wawancara
seperti contohnya dalam hal materi. Wawancara adalah percakapan dengan
Benang merah yang dapat kita tarik dari maksud tertentu. Teknik wawancara yang
penelitian ini terkait dengan teori struktural digunakan dalam penelitian ini adalah
fungsianal Robert King Merton yakni konsep wawancara berpedoman atau terikat, serta
fungsional dan disfungsional adalah tradisi wawancara bebas dan mendalam (indept
mabbaca doang masih eksisi sampai sekarang interview).
itu karena masih dianggap fungsional bagi 3. Dokumentasi
sebagian besar masyrakat Kelurahan Benteng Dokumentasi ini digunakan untu
Sawitto Kecamatab Paleteang Kabupaten memperuat data-data yang diperoleh dari
Pinrang baik itu dalam segi niat maupun metode yang digunakan sebelumnya. Metode
pel;aksanannya. Akan tetapi sebaian ini dilakukan untuk pengumpulan data
masyarakat menggap disfungsional keran tidak sekunder yang sudah tertulis maupun melalui
sesuai dengan keyakinan, niat dan pola pengambilan gambar aktivitas dilokasi berupa
kehdupan masyaraat. arsip atau dokumen dan foto secara optimal
Untuk itu tujuan penelitian ini adalah: yang memberikan penjelasan dan keterangan
1. Untuk mengetahui makna Mabbaca Doang lengkap mengenai perihal yang diteliti,
pada masyarakat Kelurahan Benteng Data hasil penelitian dari informan yang
Sawitto Kecamatan Paleteang Kabupaten terkumpul baik hasil wawancara, observasi
Pinrang. maupun dokumentasi selanjutnya dianalisis.
2. Untuk mengetahui tradisi Mabbaca Doang Menurut Miles dan Huberman dalam Moleong
sebagai perekat kohesi sosial pada (2002: 295) analisis data kualitatif terdiri atas;
masyarakat Kelurahan Benteng Sawitto reduksi data, penyajian data dan penarikan
Kecamatan Paleteang Kabupaten Pinrang. kesimpulan/verifikasi. (1) Reduksi data yaitu,
3. Untuk mengetahui eksistensi Mabbaca proses pemilihan, pemusatan perhatian pada
Doang ditengah modernisasi pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan
masyarakat Kelurahan Benteng Sawitto transformasi data kasar yang muncul dari
Kecamatan Paleteang Kabupaten Pinrang. catatan tertulis dilapangan yang berhubungan
dengan permasalahan penelitian. (2) Penyajian
METODE PENELITIAN data, yaitu sekumpulan data informasi tersusun
Jenis Penelitian yang member kemungkinan adanya penakrikan
Jenis penelitian yang digunakan adalah kesimpulan dan pengambilan tindakan secara
deskriptif kualitatif yaitu suatu metode logis dan sistematis sesuai dengan teori yang
penelitian yang dilakukan dengan membuat ada hubungannya dengan permasalahan
gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan penelitian. (3) Melalui penyajian data tersebut
secara objektif. Bungin (2008: 68) menyatakan maka data tergonisir, tersususun dalam pola
bahwa penelitian kualitatif bersifat studi kasus hubungan sehingga dapat menarik
yang bertujuan untuk menggambarkan, kesimpulan/verifikasi.
meringkas berbagai kondisi, berbagai situasi
atau berbagai fenomena realitas sosial yang
ada dalam masyarakat yang menjadi objek
penelitian yang berupaya menarik realitas itu
HASIL DAN PEMBAHASAN konstruksi masyarakt sehingga menjadi
A. Hasil identitas tersendiri bagi masyarakat. Makna
1. Makna Mabbaca Doang Pada atau nilai sesunggunhya dari tradisi Mabbaca
Masyarakat Kelurahan Benteng Sawitto Doang bukan karena proses atau cara yang
Kecamatan Paleteang Kabubupaten digunakan dalam pelaksanaannya namun
Pinrang bagaimana doa yang dipanjatkan kepada
Masyarakat Kabupaten Pinrang Terkhusus Tuhan dapat diijabah.
pada Kelurahan Benteng Sawitto pada c. Pelaksanaan Tradisi Mabbaca Doang
dasarnya tidak bisa lepas dari kebiasaan- Makna tradisi mabbaca doang pada
kebiasaan yang menjadi budaya mereka sejak masyarakat kelurahan Benteng Sawitto
lahir. Tradisi-tradisi nampak masih dijalankan kecamatan paleteang Kabupaten Pinrang,
dengan sangat baik pada semua lapisan yakni pada dasarnya tradisi ini hadir ditengah
masyarakat. Hal tersebut merupakan cerminan masyarakat beriringan islam masuk di sawitto
dari pengaplikasian sebuah identitas sehingga atas pelopor Tumpakki. Tradisi ini pada
menciptakan pola yang kuat dan seragam. intinya adalah proses berdoa kepada Tuhan
Maka dari itu tidak dapat kita pungkiri bahwa atas rezeki yang dianugrahkan serta untuk
ada perbedaan corak kehidupan yang mendoakan sanak keluarga yang telah dahulu
signifikan antara masyarakat baik sesama menghadap Tuhan. Adapun cara yang
masyarakat Kabupaten Pinrang maupun daerah dialkukan masyarakat, yakni mempersiapkan
lain. makanan, dupa, memanggil guru serta aturan
Mabbaca Doang merupakan adat istiad atran yang sering dikonsumsi terkait baca
yang membuday di Kabupaten Pinrang. sejak doang tidak lain adalah bentukan masyarakat
dahulu tradisi tersebut sudah terlaksana hingga pendahulu dan akhirnya tetap dijalankan
sekarang serta sudah menjadi rutinias wajib hingga sekarang. Tidak ada hukum wajib
bagi masyarakat setempat pada sebuah musim. dalam pelaksanaanya hanya saja untuk
Bukan kepercayaan namun bagian dari prosesi pelestarian budaya dan kebiasaan masyarakat
ibadah mereka kepeda Tuahan dan jalinan setempat.
anatar sesama manusia. Ibarat sebuah simbol, 2. Mabbaca Doang Sebagai Perekat Kohesi
mabbaca doang tentu tidak hadir begitu saja Sosial Pada Masyarakat Kelurahan
ditengah masyarakat kabupaten Pinrang. seluk Benteng Sawitto Kecamatan Paleteang
beluk kehadirannya tidak bisa dippungkiri Kabupaten Pinrang
jikalau tradisi Mabbaca Doang dipelopori oelh Kohesi sosial adalah sebuah keadaan
nenek moyang dan akhirnya dinikmati hingga dimana anggota atau kelompok masyarakat
sekarang. bersatu padu akibat adanya interaksi dan ikatan
a. Asal Mula Tradisi Mabbaca Doang Di sosial tertentu selain itu kohesi sosial juga
Kelurahan Benteng Sawitto Kecamatan melibatkan peranan masyarakat. Kohesi tentu
Paleteang Kabubupaten Pinrang punya andil sebagai dampak dari rutinitas
Tradisi Mabbaca Doang ditengah-tengah kehidupan masyarakat, tidak terkecuali dalam
masyarakat kabupaten Pinrang terkhusu sebuah pelaksanaan sebuah tradisi adat istiadat
Sawitto tidak lepas dari pengaruh ajaran agama dalam masyarakat.
islam yang masuk melalu dakwah wali yang Tradisi mabbaca doang dianggap mampu
bernama Tumpakki. Proses dari dakwah merekatkan silaturahmi antar masyarakat
Tumpoakki merupakan wujud inti dari lahirnya terkhusus di Kelurahan Benteng Sawitto
tradisi ini, masyarakat hanya memberikan kecamatan paleteang kabupaten pinrang.
kontribusi nama pada saat itu. Mabbaca Doang kohesi sosial kemudian muncul karena
meupakan indikasi dari ajaran Islam yang silaturahmi dan kerjasama masyarakat dalam
masuk pada kehidupan masayaraka Sawttio, proses pelaksanaan tradisi mabbaca doang,
sehingga tradisi ini hanya dijalankan oleh sebab ada pembagian kerja dan peran
warga muslim saja. didalamnya.
b. Nilai Budaya Tradisi Mabbaca Doang Berbicara tentang kohesi sosial, tentu
Pada dasanya nilai yang kita percaya bukanlah hal yang stagnan atau tetap. Kohesi
sekarang tentang tradisi budaya Mabbaca sosial bersifat dinamis dan akan mengekor
Doang tidak bisa lepas dari pengaruh ajaran sesuai dengan perkembangan zaman. Tidak
Hindu dan implikasi proses masuknya islam di terkecuali dalam proses kohesi sosial dalam
Sawitto kala itu. Hal tersebut menjadi
tradisi mabbca doang, pasri akan ikut terseret tradisi tradisional yang akan dipersandingkan
dalam membingkai perubahan zaman. dengan kehidupan modern. Jika sebuah tradisi
a. Kohesi Sosial Tradisi Mabbaca Doang atau buaya klasik tetap eksisi diera ini, maka
Sebelum Modernisasi tentu ada harga yang harus dibayar yakni
Kohesi sosial dalam tradisi mabbaca doang pergeseran nilai-nilai tradisional yang diolah
pada saat sebelum kehidupan modern menjadi agar sesuai dengan kondisi masyarakat yang
kiblat masyarakat, terjalin sanga apik dan kuat. sudah mengenal kehidupan modern.
Pada dasarnya ikatan yang terjadi bukan cuma Eksisitensi mabbaca doang yang terlihat di
dikalangan orang dewasa saja melainkan masyarakat kelurahan Benteng Sawitto
sampai golongan anak kecil menjalin ikatan kecamatan paleteang tentu bukanlah hal yang
ketika bekumpul pada sebuah acara baca terjadi secara kebetulan atau tanpa proses
doang. Tradisi ini bukan cuma bertujuan untuk transisi melainkan telah melewati pemikiran-
berdoa kepada Tuhan tetapi juga meningkatkan pemikiran masyarakat. Pemikiran tersebut
hubungan masyarakta lewat pitnu silaturahmi bersumber dari pendidikan, ekonomi dan
yang dibangun pada saat itu. agama yang kemudian terpadu dan melahirkan
b. Kohesi Sosial Tradisi Mabbaca Doang nilai baru tentang tradisi mabbaca doang pada
Pasca Modernisasi Hingga Sekarang masyarakat setempat.
Dalam pelaksanaan tradisi mabbaca a. Pergeseran Nilai Budaya Tradisi
doang tentu tidak akan sama seperti dulu. Mabbaca Doang
Menyimak pengakuan bebebrapa informn Mabbaca doang tidak luput dari sosrotan
diatas, tradisi mabbaca doang ini masih kita era modernitas, nilai-nilainya pun ikut bergeser
jumpai sampai sekarang bahkan jika dilihat dan mendpatkan perlakuan berbeda pada
tidak akan hilang. Namun, karena masyarakat Kelurahan Benteng Sawitto. Hal
perkembangan zaman akibat perubahan sosial, tersebut dipengaruhi oleh faktor pendidikan,
tentunya ada perubahan dalam aspek ikatan ekonomi dan agama yang dianut dan di jalanai
sosial dalam hal ini kohesi sosial. oleh masyarakat setempat.
Kohesi sosial yang berubah tidak 1. Pendidikan
menyentuh segala perubahan ikatan pada Pendidkan tidak berpengaruh untuk
masyarakat, melainkan hanya berbagai aspek menghilangkan budaya tradisi mabbaca doang
saja seperti berkurangnya kerjasama dala pada masyarakat Kelurahan Benteng Sawitto
upaya mempersiapkan acara mabbaca doang, Kecamatan Paleteang Kabupaten Pinrang,
lengsernya kebiasaaan interaksi langsung Melainkan proses pendidikan mengarahkan
dalam mengundang tamu, interaksi yang masyarakat setempat untuk lebih bisa bersifat
berlangsung hanya sebentar saj serta rasional dalam melihat sebuah budaya yang
masyarakat cenderung hadir dalam sebuah menjadi kebiasaan sejak dahulu. Tidak sampai
acara mabbaca doang jika mereka merasa menghilangkannya dalam rutinitas sehari-har,
dalam keadaan tidak sibuk namun meninggalkan unsur-unsur yang
melanggar aturan-aturan dalam masyarakat
3. Eksistensi Mabbaca Doang Di Tengah dan mempertahankan yang masi fungsional.
Modernisasi Masyarakat Kelurahan Sehingga hasil yang masih kita nikmati
Benteng Sawitto Kecamatan Paleteang sekarang, meski pendidikan membabibuta di
Kabupaten Pinrang kalangan masyrakat setempat, tetap saja tradisi
Eksisitensi adalah bagaimana sebuah mabbaca doang ini masih eksisis, bukan Cuma
identitas bisa mampu bertahan dalam dikalangan orang tua tetapi juga di kalangan
menembus sebuah zaman. Perubahan ssosial anak muda.
yang menggejolak pada kehidupan manusia 2. Ekonomi
secara tidak langsung membawa pengaruh Pada dasarnya, dalam prosesi pelaksanaan
yang cukup besar dalam aktivitas masyarakat. tradisi baca donag tidak melihat dasar apakah
Ada yang bertahan bahkan ada yang hilang, orang kaya atau miskin melainkan
itulah dampak yang akan selalu hadir seiring kesanggupan orang yang akan melaksanakan.
perkembangan yang mengarah ke konsep Tidak ada paksaan harus ramai atau harus
modern. dihadiri banyak orang melainkan bagaimana
Kebudayaan adalah hal yang sangat sensitif niatnya. Sah-sah saja jika acara mabbacadoang
dalam paradigma perubahan sosial, sebab meriah asalakan pemilik acara sanggup dan
kebudayaaan merupakan bagian dari tradisi- sebailknya tidak ada larangan jika sederhana
karena dalam pelaksanaan tradisi baca doang yang berubah dari tahun ke tahun. Hal tersebut
tidak harus mempersiapkan banyak makanan , diakibatkan karena perkembangan zaman yang
mengundang banyak tamu namun daasar dari terus bergejolak mengarah ke kehidupan yang
tradisi ini adalah niatnya untuk memanjatkan modern.
doa kepada Tuhan.
3. Agama B. PEMBAHASAN
Tradisi mabbaca doang dalam perspektif
1. Makna Mabbaca Doang Pada
agama mempunya arti yang beragam dalam
Masyarakat Kelurahan Benteng Sawitto
kacamata paham-paham dan aliran dalam
Kecamatan Paleteang Kabubupaten
islam. Hal itu adalah hal yang tidak bisa
Pinrang
dipadukan karena semua masyarakat punya
a. Asal Mula Trads Mabbaca Doang
alasan kuat tersendiri. Sebagian besar
Warisan budaya tidak lepas dari kontibusi
masyarakat masih melaksanakannya karena
para pendahulu sebelum akhirna dirasakan
tidak bertentangan dengan pahamnya tetapi
oleh masrakat hingga sekarang. Budaa
tidak sedikit yang meninggalkannya karena
kadangkala lenyap pada dimensi tertentu
adanya pengetahuan lebih akan agama. Tidak
namun adpula yang tetap jaa hingga
ada yang salah dalam islam selama masih
menembus dimensi waktu. Terlepas dari aspek
untuk kebaikan bersama.
tersebut, sebuah tradisi yang menjadi identitas
Pada dasarnana ehadan mambacadoang
berbagai daerah tidak lepas dari pengaruh
mash menjad perhtungan masaralata tradsi ini
masa lalu hingga bisa hadir di tengah dinamika
sudah merupakan. Essensnya da bsa suu denah
dan proses kehidupan.
peolaan zaman an meubah hamp semua seo
Mabbaca doang merupakan sebuah prosesi
ehdupan. Masaaa Eluahan Benen Saoecamaan
adat istiadat ang menjadi rutinitas masarakat
Paleean abupaen Pnang terblang mash atf
kabupaten pinrang ketika hendak mewujudkan
melasanaan trads n d setap momen, ba tu
rasa sukur dalam bentuk pembacaan doa secara
dalam eadaan memanjatan puj syuur epada
bersama-sama. Tradisi tersebut sudah menjadi
Tuhan atas rezei yang diperolah ataupun saat
kebiasaan masarakat setempat sejak dahulu
sedang mendoaan sana keluarga yang telah
hingga sekarang. Pada dasarna adat ini hampir
meninggal.Namun, tidak bisa dipungkiri baha
sama dengan tradisi mabbaca doang di daerah
dibalik eksistensi tradisi mambbaca doang ini,
lain ang ada di sulawesi selatan, ang
ada hal ang harus gugur yakni, niulai-nilai
membedakan hanya dari segi penamaan serta
tradsonal yang danggap tda rasonal sudah
pola konstruksi masarakt dalam meramu tata
mulai dtnggalan serta ikatan silaturahmi antara
laksananya.
sesama masyarakat dan keluarga sudah mulai
Kehadiran tradisi ini tidak bisa dilepaskan
berjarak. Kohesi sosial yang terjadi tidak seerat
dari proses masuknya agama Islam di
dulu, karena masyaraklat sudah berfikir dan
Kabupaten Pinrang terkhusus di Kelurahan
mulai mencirikan dirinya sebgaai manusia
Benteng Sawitto. Selain itu, tidk bisa kita
modern.
hindarkan bahwa Tradisi ini lahir ditengah-
Disamping itu, ada hal yang tidak bisa luput
tengah masyarakat atas dedikasi dan perananan
dari pandangan baha disamping masyarakat
para pendahulu. Tumpakki, itulah nama yang
yang mempunyai pola pikir modern tentang
selalu disebut-sebut masyarakat ketika peneliti
tradisi mabbca doang, masiah ada saja
mempertanyakan siapa yang berperan penting
sebagian dari mereka yang tetap bersikukuh
dalam proses kemunculan tradisi ini. Beliau
mepertahankan nilai-nilai tradisional dan
adalah salah satu wali yang menyebarkan
mistik dari tradisi ini sebab mereka
agama islam di Sawitto.
beranggapan ada dampak yang dirasakan
Jadi lahirnya tradisi mabbaca doang
langsung jika unsur lama dihilangkan
ditengah-tengah masyarakat kabupaten Pinrang
Eksistensi tradisi mabbaca doang tidak
terkhusu Sawitto tidak lepas dari pengaruh
perlu ditanyakan lagi, arisan nenek moyang
ajaran agama islam yang masuk melalu
yang satu ini tidak bisa dihilangkan seutuhnya.
dakwah wali yang bernama Tumpakki. Proses
Tradisi ini sudah dianggap rutinitas ajib bagi
dari dakwah Tumpoakki merupakan wujud inti
masyarakat Kelurahan Benteng Saitto
dari lahirnya tradisi ini, masyarakat hanya
Kecamatan Paleteang Kabupaten Pinrang
memberikan kontribusi nama pada saat itu.
disetiap momenntnya, meskipun tidak bisa
Mabbaca doan meupakan indikasi dai ajaan
dinafikkan dalam aspek pelaksanaan tentu ada
islam yan measuk pada kehidupan masayaaka kesenian dan sebagianya. Hal tersebut
sawio, sehina adisi ini hanya dijalankan oleh tergambar pada tradisi Mabbaca doang tidak
waa muslim saja. bisa lepas dari pengaruh ajaran agama Hindu
Berdasaran aal pelaksanaan tradisi mabbaca dan implikasi proses masuknya islam di
doang, jia ita bercermin dari teori Robert King Sawitto kala itu. Hal tersebut menjadi
Merton tentang konsep fungsional dan konstruksi masyarakt sehingga menjadi
disfungsional, maka dapat dikatakan bahwa identitas tersendiri bagi masyarakat. Akan
tradisi mabbca doang dan tidakk dlasanakan tetapi, Makna atau nilai sesunggunhya dari
oleh seluruh masyarakatnya di Kelurahan tradisi Mabbaca doang bukan karena proses
Benteng Satto Kecamatan Paleteang atau cara yang digunakan dalam
Kabupaten Pinrang melanan hanya fungsional pelaksanaannya namun bagaimana doa yang
bagi masyrakat muslm saja sedangkan untuk dipanjatkan kepada Tuhan dapat diijabah.
masyarakat non muslim dianggap
disfungsional. c. Pelaksanaan Tradisi Mabbaca Doang
b. Nilai Budaya Mabbaca Doang Kebudayaan setiap daerah terkadang
Nilai adalah suatu bagian penting dari memiliki pemaknaan yang sama namun
kebudayaan. Suatu tidakan dianggap sah, pelaksanaanya yang berbeda. Pola-pola unik
artinya secara moral dapat diterima kalau yang diciptakan masyrakat menjadi daya tarik
harmonis dengan nilai-nilai yang disepakati sendiri dalam menjalankan budaya yang
dan dijunjung oleh masyarakat dimana diwariskan nenek moyang sehingga berbeda
tindakan itu dilakukan. Didalam masyarakat dengan daerah lain. Setiap budaya memiliki
yang terus berkembang, nilai senntiasa akan caranya sendiri dan tujuannya sendiri dan
ikut berubah. Pergeseran nilai dalam banyak tergambar dari kebiasaan masyarakat di setiap
hal juga kan mempengaruhi perubahan daerah. Keragaman perbedaan tersebut yang
folkways dan mores (Narwoko dan Suyanto, menjadikan bangsa kita kaya akan budaya dan
2013: 55). tradisi.
Makna utama dari prosesi mabbaca doang Tradisi mabbaca doang memang harus dan
adalah yakni berdoa kepada Allah SWT. sebuah kewajiban bagi masyarakat Kelurahan
Pelaksanaannya merupakan sebuah nilai yang Benteng Sawitto karean merupakan wasiat
dituangkan melalui cara pelaksanaan. Proses orang tua. Secara keseluruhan semua orang
mabbaca doang hanyalah cara, sedangkan berhak dan bisa melaksanakannya tapi ada
tujuannya adalah berdoa. Maka dari itu tidak keturunan tertentu yang wajib
salah jika masyarakat memaknainya sebagi melaksanakannya dibanding masyarakat lain.
satu kesatuan yang tidka dapat dipisahkan, Keturunan sawitto yakni keturunan dari
keika ada proses berdoa maka ada orang yang arajaang sawitoo (kerajaan saitto) dianggap
berkumpul untuk duduk na makan bersama. wajib melaksanakan tradisi ini. Jika garis
Itulah nilai yang dianggap sah pada keturunan ini tidak melaksanakana, menurut
masyarakat Sawitto terkait tradisi mabbaca kepercayaan masyarakat setempat akan
doang. tertimpah musibah.
Nilai budaya adalah konsep abstrak Tradisi Mabbaca Doang sebelumnya
mengenai masalah. Masalah dasar yang dijelaskan yakni, proses dalam memanjatkan
bersifat umum yang sangat penting serta doa kepada Tuhan atas nikmat yang diberikan
bernilai bagi kehidupan masyarakat (Setiadi serta sebuah prosesi dalam mendoakan kerabat
dan Kolip, 2011: 127). Nilai pada tradisi yang telah dahulu kembali ke sisi Tuhan.
mabbaca doang merupakan hal yang lahir Berdoa merupakan hal yang wajib bagi
sejak masa Tumpakki hinnga sekarang. Nilai manusia dan pasti akan dilakukan setiap saat.
itu kemudian menjadi acuan hidup masyarakat Namun, yang membedakannya adalah cara
dan dipercaya sebagai salah satu identitas yang dilakukan dalam proses pemanjatan doa
daerah yang patut dilestarikan. Sulit kepada Tuhan.
dirasionalkan , tapi itulah maknanya yang Di kabupaten Pinrang terkhusus di
menjadi nilai sebuah tradisi masyarakat kelurahan benteng sawitto, masyarakat
Kelurahan Benteng Sawitto Kecamatan mempunyai cara tersendiri dalam
Paleteang Kabupaten Pinrang. melaksanakan tradisi mabbaca doang. Tradisi
Setiadi dan Kolip (2011: 127) unsur-unsur ini sebenarnya umum di sulawesi selatan akan
kebudayaan bisa seperti religi, kekerabatan, tetapi ada hal-hal khusus meski kecil yang
tentu membedekannya di tiap daerah. Sebelum Kohes sosal dalam trads mabbaca doang
memulai prosesi mabbaca doang ada banyak juga berkenaan dengan pendekatan-pendekatan
hal yang patut disiapkan si pelaksana acara yang dlakukan oleh masyarakat Kelurahan
atau pemilik rumah. Bentng Sawtto Kecamatan Paleteang
Makna tradisi mabbaca doang pada Kabupaen Pnrang
masyarakat kelurahan Benteng Sawitto a. Kohesi Sosal Tradisi Mabbaca Doang
kecamatan paleteang Kabupaten Pinrang, Sebelum Modernitas
yakni pada dasarnya tradisi ini hadir ditengah Tradisi mabbaca doang identik dengan
masyarakat beriringan islam masuk di sawitto acara kumpul-kumpul dan makan bersama-
atas pelopor Tumpakki. Tradisi ini pada sama sehingga dalam pelaksanaannya selalu
intinya adalah proses berdoa kepada Tuhan saja dipenuhi banyak orang yang saling
atas rezeki yang dianugrahkan serta untuk berinteraksi dan bekerjasam satu sama lain.
mendoakan sanak keluarga yang telah dahulu Dahulu, sebelum modernisasi membumi di
menghadap Tuhan. Adapun cara yang kalangan masyarakat tradisi ini dianggap acara
dialkukan masyarakat, yakni mempersiapkan yang selalu ditunggu-tunggu kehadirannya
makanan, dupa, memanggil guru serta aturan karena saat itu masyarakat dapat
atran yang sering dikonsumsi terkait baca bersilaturahmi dengan sanak keluarga yang
doang tidak lain adalah bentukan masyarakat dekat maupun yang berasal dari jauh.
pendahulu dan akhirnya tetap dijalankan Kohesi sosial yang nampak sebelum
hingga sekarang. Tidak ada hukum wajib masyarakat tersentuh oleh dunia modernisasi
dalam pelaksanaanya hanya saja untuk sangatlah kuat, mulai dari silaturahmi,
pelestarian budaya dan kebiasaan masyarakat interaksi antar sesama dalam menyiapkan
setempat. acara dan makan besama serta ikatan yang
terjadi khusus dikalangan ibu-ibu nampak
2. Mabbaca Doang Sebagai Perekat Kohesi begitu saling mempengaruhi satu sama lain.
Sosial Pada Masyarakat Kelurahan Dapat kita simpulkan bahwa kohesi sosial
Benteng Sawitto Kecamatan Paleteang dalam adisi mabbaca doan pada saa sebelum
Kabupaten Pinrang kehidupan moden menjadi kibla masyaaka,
Membahas mengenai hubungan sosial ejalin sana apik dan kua. Pada dasanya ikaan
terdapat berbagai macam konsep kohes sosial yan ejadi bukan Cuma dikalanan oan dewasa
yang sangat beragam tergantung kepada saja melainkan sampai olonan anak kecil
waktu, budaya dll. Kohesi sosial merupakan menjalin ikaaan keika bekumpul pada sebuah
kemampuan suatu kelompok untuk menyatu. acaa baca doan. Adisi ini bukan Cuma beujuan
Kohesi sosial dapat terbentuk melalui unuk bedoa kepada uhan eapi jua meninkakan
pendekatan yang berbeda. Sedangan hubunan masyaaka lewa pinu silauahmi yan
hubunganm asyarakat kontemporer tidak lagi dibanun pada saa iu.
tercipta melalui kebiasaan dan pengetahuan b. Kohesi Soal Tradisi Mabbaca Doang
yang melegitiamasi tndaannya, elanan Setelah Modernitas
lngungan dar hubungan masyaraat n yang Kohesi sosil adalah hal yang sah dan akan
melegetmas tndakannya ddasar dengan rasa terus berlangsung selama manusia tetap hidup
hormat terhadap sesamanya. di dunia, karena manusia adalah makhluk
Pendekaan dalam kohesi sosial terdiri atas sosial, mereka tidak bisa hidup tanpa manusia
dua yakni petama, pendekaan neatif (negatve yang lainnya. Namun, jarakpun tidak dapat
approach). Pendekatan negatif memandang terhindarkan akbat perubahan sosial yang
kohesi sosial masyarakat tidak terjadi karena menembus setiap era tidak terkecuali dengan
adanya hal atau faktor negatf yang modernisasi. Perubahan sosial ke arah
meneyebabkan tidak terciptanya hubungan modernisasi diyakini akan merubah nilai-nilai
masyarakat yang baik. Sepet kemsknan yang sebuah kehidupan pada masyarakat tidak
merupakan salah satu faktor penyebabnya. terkecuali kebudayaan dan tradisi. Seperti
Kedua pendekatan postif (positive approach). halnya pergeseran nilai kohesi sosial pada
Pendekaan ini menekankan bahwa masyaraka tradisi mabbaca doang, seiring waktu
secara keseluuhan memilki kemampuan unuk mengalami perubahan. Hal itu bukan karena
mendapakan kualias hidup yan bauus bag disengaja, namun karena implikasi dari
drnya atau dalam art kata lan., perubahan soasial yang terus meninggalkan
nilai-nilai yang sudah dianggap lama dan Eksisitensi mabbaca doang yang terlihat di
berdifat tradisional. masyarakat kelurahan Benteng Sawitto
Kohesi sosial yang berubah tidak kecamatan paleteang tentu bukanlah hal yang
menyentuh segala perubahan ikatan pada terjadi secara kebetulan atau tanpa proses
masyarakat, melainkan hanya berbagai aspek transisi melainkan telah melewati pemikiran-
saja seperti berkurangnya kerjasama dala pemikiran masyarakat. Pemikiran tersebut
upaya mempersiapkan acara mabbaca doang, bersumber dari pendidikan, ekonomi dan
lengsernya kebiasaaan interaksi langsung agama yang kemudian terpadu dan melahirkan
dalam mengundang tamu, interaksi yang nilai baru tentang tradisi mabbaca doang pada
berlangsung hanya sebentar saj serta masyarakat setempat.
masyarakat cenderung hadir dalam sebuah a. Pergeseran Nilai Budaya Tradisi
acara mabbaca doang jika mereka merasa Mabbaca Doang
dalam keadaan tidak sibuk. Jad pada dasarnya Pergeseran nilai bukanlah hal yang tabuh
trads mabbaca doang n danggap fungsonal bag pada ea ini. Justru akan menjadi sebuah
orang-orang yang tda meml esbuan erja dan keheranna jika sebuah kebudayaan etap eksis
dsfungsonal bag orang-orang yang sbu beerja, denan nilai-nila yan tradisional.
hal tu relevan ja datan dengan onsep ohes Kesimpulannya yakni tradisi mabbaca
sosal. doang secara temurun tetap terlasana hingga
Pendekatan kohes sosal akan mengarah ke menembus era modern sekarang ini. Adapun
arah negatve jka dpaksakan tetap menanamkan yang berubah yakni adanya pergeseran nilai.
nilia-nilai interaks dahulu ke era sekarang. Adapun nilai yang berubah yakni nilai-nilai
Misalnya menuntut keluarga atau masyarakat yang masih tradisional seperti mengedepankan
hadir dalam tradsi ini ketka mereka memiliki unsur mitos, mistik dan pamali itu sudah
kesbukan. Sedangkan pendekatan postf akan dihilangkan, sekarang yang menjadi sorotan
terjad jka masyarakat mampu salng mengert utama adalah pelaksanaan baca doang
dan mengharga sesama dalam hal pelaksanaan merupakan usaha pelestarian budaya saja.
trads mabbaca doang. Pada dasarnya sebuah Masyarakat melaksanakannya karena tardisi
pergeseran zaman tentu akan melahrkan turun temurun bukan karena yang lain. Namun,
sebuah dampak tidak terkecuali pada kohesi Ada sebagian kecil orang yang masih
sosial masyarakat akan trads mabbaca doang. melestarikkannya karena faktor yang dianggap
urgen dan merupakan identitas tersendiri bagi
3. Eksistensi Mabbaca Doang Di Tengah kehidupan mereak dan hal itu tidak bisa kita
Modernisasi Masyarakat Kelurahan salahkan atau benarkan. Karena kembali ke
Benteng Sawitto Kecamatan Paleteang perspektif masing-masing individu.
Kabupaten Pinrang b. Faktor-Faktor Penyebab Pergeseran
Eksisitensi adalah bagaimana sebuah Nilai Tradisi Mabbaca Doang
identitas bisa mampu bertahan dalam Salah satu wujud kesempurnaan sebuah era
menembus sebuah zaman. Perubahan ssosial yakni ketika masyarakat sudah banyak
yang menggejolak pada kehidupan manusia tersentuh pendidikan. Pendidikan merupakan
secara tidak langsung membawa pengaruh sebuah proses yang membawa manusia ke arah
yang cukup besar dalam aktivitas masyarakat. yang lebih cerah. Pola pikir dan gaya hidup
Ada yang bertahan bahkan ada yang hilang, masyarakat akan ditentukan sebagaimana ia
itulah dampak yang akan selalu hadir seiring paham akan pendidikan, hal itu menunjukkan
perkembangan yang mengarah ke konsep bahwa semakin tinggi jenjang pendidikan
modern. sesorang maka semakin ia dekat dengan unsur-
Kebudayaan adalah hal yang sangat sensitif unsur modern sehingga sedikit-demi sedikit
dalam paradigma perubahan sosial, sebab sifat tradisional akan mereka tinggalkan.
kebudayaaan merupakan bagian dari tradisi- Kebudayaan dalam kacamata pendidikan
tradisi tradisional yang akan dipersandingkan merupakan sebuah hal g sangat fleksibel atau
dengan kehidupan modern. Jika sebuah tradisi dinamis. Sebuah budaya atau tradisi tidak
atau buaya klasik tetap eksisi diera ini, maka selamanya harus diperlakukan sama dengan
tentu ada harga yang harus dibayar yakni awal hadirnya budaya itu, namun bagaiman
pergeseran nilai-nilai tradisional yang diolah mempertahankan dengan cara-cara tertentu
agar sesuai dengan kondisi masyarakat yang agar masih eksis di zaman modern ini, namun
sudah mengenal kehidupan modern. dengan catatan makna dasar tidak dihilangkan.
Mabbaca doang tidak luput dari sosrotan Keadaan ekonomi dalam era modern tidak
era modernitas, nilai-nilainya pun ikut bergeser stagnan, melainkan akan terus bergejolak
dan mendpatkan perlakuan berbeda pada dengan pasang surutnya pendapatan pada
masyarakat Kelurahan Benteng Sawitto. Hal sebuah keluarga. Kestbilan perekonomian
tersebut dipengaruhi oleh faktor pendidikan, negara menjadi patokan dalam kehidupan
ekonomi dan agama yang dianut dan di jalanai konsumsi masyarakat. Jika nilai mata uang
oleh masyarakat setempat. melemah maka akan berdampak pada
1. Pendidikan kebutuhan sembako masyarakat yang semakin
Proses pendidikan merupakan sebuah akan melonjak. Jadi pada dasarnya tindakan
wadah yang dialamai masyarakat untuk manusia didasarkan atas realitisan ekonomi
menemukan pengetahuan baru yang lebih yang ada.
hakiki sehingga dalm mencapai hasil terkadang Pada dasarnya, dalam prosesi pelaksanaan
ada prbandingan yang menonjol dalam melihat tradisi baca donag tidak melihat dasar apakah
sebuah realita dalam masyarakat. Pola pikir orang kaya atau miskin melainkan
merupakan gejala yang ditimbulkan dari pola kesanggupan orang yang akan melaksanakan.
pendidikan yang dialmai masyarakat. Semakin Tidak ada paksaan harus ramai atau harus
tinggi pendidikan masrakat tentu akan dihadiri banyak orang melainkan bagaimana
mempengaruhi nilai-nilai tradisinal yang niatnya. Sah-sah saja jika acara mabbacadoang
irasional. meriah asalakan pemilik acara sanggup dan
Tradisi mabbaca doang dulunya bersifat sebailknya tidak ada larangan jika sederhana
irasional dalam masyarakat, namun sekarang karena dalam pelaksanaan tradisi baca doang
dengan adanya pengaruh pendidikan yang tidak harus mempersiapkan banyak makanan ,
digeluti masyarakat setempat membawa tradisi mengundang banyak tamu namun daasar dari
ini kearah yang lebihrasional. Nilai-nilai yang tradisi ini adalah niatnya untuk memanjatkan
dianggap tabuh dan yang menimbulkan doa kepada Tuhan.
kontaversi dikalangan masyarakat semakin Hanya saja tradisi ini menjadi disfungsional
ditinggalkan akibat pola fikir masyarakat telah dalam aspek ekonomi jika seseorang
terbentuk dalam poroses pendidikan. memaksakan diri melaksanakannya jika
Pendidkan tidak berpengaruh untuk kondisi ekonomi keluarga tidak
menghilangkan budaya tradisi mabbaca doang memungkinkan untuk dilakukan. Hal tersebut,
pada masyarakat Kelurahan Benteng Sawitto banyak dilakukan sebagian masyrakat, rela
Kecamatan Paleteang Kabupaten Pinrang, meminjam uang hanya demi gensi untuk
Melainkan proses pendidikan mengarahkan melaksanakan tradisi mabbaca doang yang
masyarakat setempat untuk lebih bisa bersifat meriah.
rasional dalam melihat sebuah budaya yang 3. Agama
menjadi kebiasaan sejak dahulu. Tidak sampai Agama bagi sebagian orang adalah hal yang
menghilangkannya dalam rutinitas sehari-har, sangat sensitif untuk dibahas dan dijelaskan di
namun meninggalkan unsur-unsur yang depan umum, apalgi jika berkaitan dengan
melanggar aturan-aturan dalam masyarakat perbandingan dimana yang paling benar. Tidak
dan mempertahankan yang masi fungsional. semua orang terbuka ketika ditanya kan hal itu,
Sehingga hasil yang masih kita nikmati sebab terkait dengan pedoamn keyakinan dan
sekarang, meski pendidikan membabibuta di kepercayaan kepada Tuhan mereka.
kalangan masyrakat setempat, tetap saja tradisi Agama berpengaruh besar dalam
mabbaca doang ini masih eksisis, bukan Cuma pelaksanaan tradisi mabbaca doang. Tradisi
dikalangan orang tua tetapi juga di kalangan mabba doang tentu hanya dijalankan oleh
anak muda. masyarakat islam saja, karena ketika kita jauh
2. Ekonomi melihat kebelaknag tradisi ini hadir ditengah
Pelaksanaan baca doang juga sangat proses masuknya islam di Kabupaten Pinrang.
berpengaruh pada keuangan dalam sebuah tetapi di antara masyarakat , tidak semua
keluarga. Era modern identik dengan hal-hal masyarakat islam melaksanakanya, karena
yang bersifat material dan praktis. Profesi bertabrakan dengan paham-paham yang
masyarakat tidak lagi pada sektor tradisional beragam dalam agama islam. Paham tersebut
seperti bertani dan berkebun melaikan sudah misalnya Muhammadiya, paham safari,
menyentuh ranah industri, swasta dan non Tarbiyah dan sebagainya.
swasta.
Mabbaca doang sebnarnya sah dalam penndapat teori struktal fingsional Robert King
agama selama tidak menciptakan unsur-unsur Merton akan kedua konsep tersebut.
yang tidak dikehendaki. Namun terkadang itu Tradisi mabbaca doang fungsional bagi
disalah artikan oleh berbagai golongan muslimin yang moderat, kalangan yang
masyarakat yang tidak sepaham seperti mampu melaksanankannya secara niat serta
kalangan muhammadiyah atau yang sering materi jika acaranya mau dimeriahkan. Selain
mengiti tarbiyah dan safari. itu pelaksananan dan persiapan tradisi ini pula
Kita tarik benang merah bawha mempunyai tingkat fungsional pada setiap
sesungguhnya islam itu penuh dengan keluarga, seperti salah satu contohnya menu-
toleransi, didalnya terdapat berbagai paham menu makanan yang dipersiapkan oleh pemilik
yang mempunyai pembenarannya masing- rumah tentu berbeda dengan keluarga lain
masing. Semua orang berhak akan keyakinan yang hendak melaksanakan tradisi mabbca
dan kepercayaan yang mereka pilih, tidak ada doang. Mereka punya pemaknaan tersendiri
yang berhak melarang itu. Secara tidak akan hal tersebut.
langsung hak itu, kemudian menjadikan Tradisi Mabbaca Doang menjadi
seseorang untuk meninggalkan nilai yang lama disfungsinal bagi muslimimn Muhammadiyah
dan menerapkan nilai-nilai yang baru. dan muslim yang mengikuti aliran-aliran
Tradisi mabbaca doang dalam perspektif tertentu seperti ungkapan masyarakat “Janggo-
agama mempunya arti yang beragam dalam Janggo”. Tradisi ini pula akan disfungsional
kacamata paham-paham dan aliran dalam jika dipaksakan, artinya tetap dilaksanakan
islam. Hal itu adalah hal yang tidak bisa namun kondisi pemilik rumah tidak mampu
dipadukan karena semua masyarakat punya seperti contohnya dalam hal materi.
alasan kuat tersendiri. Sebagian besar Tradisi mabbaca doang seperti yang kita
masyarakat masih melaksanakannya karena tahu terdapat dua maca yakni yang
tidak bertentangan dengan pahamnya tetapi pertamaBaca Doang Salama adalah
tidak sedikit yang meninggalkannya karena pembacaan doang yang dilakukan dengan
adanya pengetahuan lebih akan agama. Tidak tujuan sebagai wujud terima kasih kepada sang
ada yang salah dalam islam selama masih pencipta atas segala rezeki, kesehatan, umur
untuk kebaikan bersama. dan jodoh yang telah diberikan kepada orang
Jika dilakukan pendekatan Robert King yang melaksanakan Baca Doang/pemilik
merton dalam hal ini maka dapat disimpulkan rumah. Kedua, Baca Doang Bariala adalah
bahwa tidak semua masyarakat muslim Baca Doang yang dilakukan untuk mendoakan
menggap tradisi mabbaca doang ini harus keluarga yang telah meninggal agar diberikan
dilaksanakan melainkan hal tersebut dianggap keselamatan di alam kubur dan akhirat (Majid
disfungsional bagi muslim muhammdiyah dan dan Tangke, 2002: 97).
pengikut aliran-aliran tertentu kaerna Ada dua aspek yan dapa kia lihat yakni
menurutnya hal tersebut tidal ada dalam makna kegembiraan dan kesedihan. Dalam
alQuran dan Hadis. masyrakat sering terjadi perdebatan alot terkait
Secara umum eksistensi tradisi mabbaca ari kedua macam tradisi mabbaca doang
doang pada masyarakat Kelurahan Benteng tersebut. Namun pada dasanya secaa umum
Sawitto Kecamatan Paleteang masih terl;ihat makna mabbaca doan adalah semua yan bai-
hingga sekrang. Hanya saja pelaksannanya baik kaena nia unuk memanjakan doa kepada
mengalami perbedaan perlakuan pada uhan. Kejanalan sein dikonsumsi masyaaka
masyarakat. Nilai-nilai yang sudah tidak keika hendak melakukan adisi mabbaca doang
fungsional tradisi mabbaca doang dengan keika ada yan meninal dunia. Pada dasanya,
kondisi sekarang sudah mulai ditinggalkan bukan maksud dari tradisi ini besenang-senang
karena pemahamanan masyarakat sudah mulai diatas penderitaan keluraga yang ditinggalkan,
berkembang dan semakin tau mana yang hanya saja niat sebenarnya dari baca doang
rasional dan irasional. saat itu adalah menjamu keluarga yang
Selain itu, pandangan masyarakat juga kemunkinan capek dan lapar setelah mengantar
semakin bervariatif tentang tradisi mabbaca jenazah ke makam serta adanya pembacaan
doang, itu karena faktor pendidikan, ekonomi doa sebelum makanan disajikan itu hanya
dan agama. Maka tidak heran jika tradisi ini karena sebelum makan hendaknya berdoa
ada yang menggapnya fungsional dan bersama. Jadi kesimpulannya tidak bisa
disfungsional, hal tersebut sesuai dengan dipisah-pisahkan bahwa tradisi mabbaca doang
memiliki arti kegembiraan dan kesedihan hilang. Namun, karena perkembangan zaman
karena pada dasaranya tradisi ini hanya punya akibat perubahan sosial, tentunya ada
satu makna yakni memanjakan doa kepada perubahan dalam aspek ikatan sosial dalam hal
Tuhan Yang Maha Esa, hal tersebut dilakukan ini kohesi sosial. Kohesi sosial yang berubah
semua demi kebaikan umat baik yang masih tidak menyentuh segala perubahan ikatan pada
hidup maupun yang telah mneinggal dunia. masyarakat, melainkan hanya berbagai aspek
Benang merah yang dapat kita tarik dari saja seperti berkurangnya kerjasama dala
penelitian ini terkait dengan teori struktural upaya mempersiapkan acara mabbaca doang,
fungsianal Robert King Merton yakni konsep lengsernya kebiasaaan interaksi langsung
fungsional dan disfungsional adalah tradisi dalam mengundang tamu, interaksi yang
mabbaca doang masih eksis sampai sekarang berlangsung hanya sebentar saj serta
itu karena masih dianggap fungsional bagi masyarakat cenderung hadir dalam sebuah
sebagian besar masyrakat Kelurahan Benteng acara mabbaca doang jika mereka merasa
Sawitto Kecamatab Paleteang Kabupaten dalam keadaan tidak beraktifitas.
Pinrang baik itu dalam segi niat maupun Secara umum eksistensi tradisi mabbaca
pelaksanannya. Akan tetapi sebagian doang pada masyarakat Kelurahan Benteng
masyarakat menggap disfungsional keran tidak Sawitto Kecamatan Paleteang masih terl;ihat
sesuai dengan keyakinan, niat dan pola hingga sekrang. Hanya saja pelaksannanya
kehidupan masyaraat. mengalami perbedaan perlakuan pada
masyarakat. Nilai-nilai yang sudah tidak
KESIMPULAN DAN SARAN fungsional tradisi mabbaca doang dengan
1. Kesimpulan kondisi sekarang sudah mulai ditinggalkan
Asal mula tradisi mabbaca doang pada karena pemahamanan masyarakat sudah mulai
masyarakat kelurahan Benteng Sawitto berkembang dan semakin tau mana yang
kecamatan paleteang Kabupaten Pinrang, rasional dan irasional. Selin itu, pandangan
yakni beriringan islam masuk di sawitto atas masyarakat juga semakin bervariatif tentang
pelopor Tumpakki. Makna utama dari prosesi tradisi mabbaca doang, itu karena faktor
mabbaca doang adalah yakni berdoa kepada pendidikan, ekonomi dan agama. Maka tidak
Allah SWT. Pelaksanaannya merupakan heran jika tradisi ini ada yang menggapnya
sebuah nilai yang dituangkan melalui cara fungsional dan disfungsional.
pelaksanaan. Proses mabbaca doang hanyalah
cara, sedangkan tujuannya adalah berdoa. 2. Saran
Maka dari itu tidak salah jika masyarakat Adapun saran yang dapat dicurahkan oleh
memaknainya sebagi satu kesatuan yang tidka peneliti kiranya dapat membangun pihak-pihak
dapat dipisahkan, keika ada proses berdoa yang terkait:
maka ada orang yang berkumpul untuk duduk 1. Pemerintah : semoga dengan penelitian ini
na makan bersama. Adapun cara yang pemerintah dapat lebih memperhatikan
dialkukan masyarakat, yakni mempersiapkan identitas kebudayaan Kabupaten Pinrang
makanan, dupa, memanggil guru serta aturan agar tetap terjaga hingga kedepannya dan
atran yang sering dikonsumsi terkait baca dijadikan aset daerah unuk
doang tidak lain adalah bentukan masyarakat memperkebalkannya kepada daerah lain
pendahulu dan akhirnya tetap dijalankan serta dapat menjad acuan dalam menentuan
hingga sekarang. Tidak ada hukum wajib sebuah bjaan baru dem masa depan daerah.
dalam pelaksanaanya hanya saja untuk 2. Lembaga Pendidikan : digharapkan
pelestarian budaya dan kebiasaan masyarakat penelitian ini dijadikan acuan untuk
setempat. Makna atau nilai sesunggunhya dari mengajarakan ke peserta didik tentang
tradisi Mabbaca doang bukan karena proses pentingnya pelestraian budaya agar kelak
atau cara yang digunakan dalam identitas bangsa tidak punah ditelan zaman.
pelaksanaannya namun bagaimana doa yang 3. Peneliti : diharapkan peneilitian ini dapat
dipanjatkan kepada Tuhan dapat diijabah. digunakan sebagai batu loncatan untuk
Dalam pelaksanaan tradisi mabbaca peneliti sebagai awal dari identitasny di
doang tentu tidak akan sama seperti dulu. ranah publik. Adapun hasil penelitian ini
Menyimak pengakuan bebebrapa informn , masih jauh dari kata sempurna, kritik dan
tradisi mabbaca doang ini masih kita jumpai saran sangat diharapkan demi perbaikan
sampai sekarang bahkan jika dilihat tidak akan penelitian kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA Program Pascasarjanan UNM. 2012. Pedoman
Abercrombie, Nicholas. 2010. Kamus Penulisan Tesis Dan Disertasi.
Sosiologi. Yogyakarta: Pustaka Makassar : Badan Penerbit UNM.
Pelajar. Poerwanto, Hari. 2000. Kebudayaan Dan
Abidin, Zainal. 2007. Analisis Eksistensi. Lingkungan Dalam Perspektif
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Antropologi. Yogyakarta: Pustaka
Bagus, Lorens. 2005. Kamus Filsafat. Jakarta: Pelajar.
Gramedia. Polma, Margaret M. 1984. Sosiologi
Bachtiar, Wardi. 2006. Sosiologi Klasik Dari Kontemporer. Jakarta: PT. Raja
Comte Hingga Parsons. Bandung: Grafindo Persada.
Rosda. Ritzer, George. 2003. Teori Sosial
Bungin, Burhanuddin. 2008. Sosiologi Postmodern. Bantul: Kreasi Wacana.
Komunikasi. Jakarta: Prenada Media Ritzer, George. 2011. Sosiologi Ilmu
Group. Pengetahuan Berparadigma Ganda.
Daeng, Hans J. 2000. Manusia, Kebudayaan Jakarta: Rajawali Pers.
Dan Lingkungan. Yogyakarta: Pustaka Ritzer, George. 2011. Teori Sosiologi Dari
Pelajar. Sosiologi Klasik Sampai
Fakih, M. 2005. Format-format Penelitian Perkembangan Terakhir Postmedern.
Sosial. Jakarta: Raja Grafindo Persada Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Haryanto, Dany. 2011. Pengantar Sosiologi Ritzer, George. & Goodman, D. J. 2004. Teori
Dasar. Jakarta: Prestasi Pustaka Sosiologi Modern. Jakarta: Prenada
Publisher. Media.
Kaplan, David. 2012. Teori Budaya. Sadyawati, Edy. 2008. Perubahan Sosial
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Dalam Teori Makro : Pendekatan
Koentjaraningrat. 2015. Pengantar Ilmu Realitas Sosial. Bandung: Alfabeta
Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta. Sajogyo dan Pudjiwati Sajogyo. 1983.
Lawan, Robert M. Z. 1986. Teori Sosiologi Sosiologi Pendidikan. Yogyakarta:
Klasik Dan Modern Jilid 1. Jakarta: Gadjah Mada University Press.
PT. Gramedia Sandeson, Stephen K. 2010. Makro Sosiologi.
Mahesa, B. 2004. Teori Sosial Kritis. Jakata: PT. Raja Grafindo Persada.
Yogyakarta. Kreasi Wacana. Setiadi, Elly M. & Kolip, Usman. Pengantar
Majid, Bahri. & tangke, A. Wanua. 2002. Sosiologi Pemahaman Fakta Dan
Sejarah Dan Budaya Kabupaten Gejala Permasalahan Sosial : Teori,
Pinrang. Pinrang : Media Citra Aplikasi, Dan Pemecahannya. Jakarta:
Nusantara. Kencana Prenada Media Group.
Maryati, Kun & Suryawati, Juju. 2002. Simandjuntak, B. 1986. Sosiologi
Sosiologi Untuk SMA Dan MA Kelas Pembangunan. Bandung: Tarsito.
XI. Jakarta : Esis. Soelaeman, Munandar. 1987. Ilmu Sosial
Martono, Nanang. 2011. Sosiologi Perubahan Dasar Teori Dan Konsep Ilmu Sosial.
Sosial: Perspektif Klasik, Modern, Bandung : PT. Refika Aditama
Posmodern Dan Poskolonial. Jakarta : Sugiyono. 2016. Metode Penelitian
Raja Grafindo Persada Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D.
Moleong. 2002. Metode penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Bandung: Remaja Rosdakarya. Suyanto, Bagong, Suyanto & Narwoko, J.
Pratanto, Pius A & Al Barry, M. Dahlan. 2001. Dwi. 2013. Sosiologi Teks Pengantar
Kamus Ilmiah Populer. Surabaya: Terapan. Jakarta: Kencana.
Arkola. Sztompka, Piotr. 2004. Sosiologi Perubahan
Prodi Pendidikan Sosiologi FIS-UNM. 2014. Sosial. Jakarta : Prenada.
Jurnal Sosialisasi Jurnal Hasil
Pemikiran, Penelitian Dan
Pengembangan Keilmuan Sosiologi
Pendidikan. Makassar : Laboratorium
Pendidikan Sosiologi FIS UNM.
PERNYATAAN ARTIKEL BELUM PERNAH DIPUBLIKASIKAN

Saya, Erni Irmayanti Hamzah

Nomor Pokok

Menyatakan bahwa artikel yang berjudul Eksistensi Mabbaca Doang (Studi Pada

Kelurahan Benteng Sawitto Kecamatan Paleteang Kabupaten Pinrang) merupakan karya asli.

Seluruh ide yang ada dalam artikel ini, kecuali yang saya nyatakan sebagai kutipan,

merupakan ide yang saya susun sendiri. Selain itu, artikel ini belum dipublikasikan

sebelumnya dimanapun dan dalam bentuk apapun.

Jika pernyataan di atas terbukti sebaliknya, maka saya bersedia menerima sanksi yang

ditetapkan oleh PPs Universitas Negeri Makassar.

Tanda Tangan ………………………….., Tanggal ……………….

Anda mungkin juga menyukai