Anda di halaman 1dari 12

WALASUJI Volume 10, No.

1, Juni 2019:

PENGETAHUAN LOKAL PETANI DALAM TRADISI


BERCOCOK TANAM PADI OLEH MASYARAKAT TAPANGO
DI POLEWALI MANDAR
LOCAL KNOWLEDGE OF FARMERS IN FARMING TRADITION OF TAPANGO
COMMUNITY IN POLEWALI MANDAR
Fatmawati P.
Balai Pelestarian Nilai Budaya Sulawesi Selatan
Jalan Sultan Alauddin / Tala Salapang Km. 7 Makassar, 90221
Telepon (0411) 885119, 883748, Faksimile (0411) 865166
Handphone: 085242824485
Diterima: 1 Maret; Direvisi: 12 April; Disetujui: 31 Mei 2019

ABSTRACT
Local knowledge is one of the important elements in every activity of human life. This article describes the
local knowledge of farmers in Tapango, Polewali Mandar. This research is a qualitative research by using
descriptive design. This study aims to describe the implementation of rice cultivate tradition by the people
of Tapango in Polewali Mandar, West Sulawesi and the cultural values ​​contained on that rice cultivation
tradition. The study results find that in starting rice farming, the people firstly make natural signs as an
inseparable part of theirselves. In addition, various treatments that are manifested in the form of symbols
are things that are meaningful and contain values. The farming activities of Tapango people in Polewali
Mandar are expressions of local cultural values, such as: value of faith, value of hard work, value of unity
and cooperation, and value of​​ togetherness.
Keywords: traditional knowledge, rice farmers, Tapango community.

ABSTRAK
Pengetahuan lokal merupakan salah satu unsur penting dalam setiap aktivitas kehidupan manusia.
Artikel ini menjelaskan tentang pengetahuan lokal petani padi di Tapango Polewali Mandar. Penelitian
ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan desain deskriptif. Tujuan penelitian ini
yakni untuk mendeskripsikan pelaksanaan tradisi bercocok tanam padi pada masyarakat Polewali Mandar,
Sulawesi Barat dan nilai-nilai budaya yang terkandung di dalam tradisi bercocok tanam padi mayarakat
Polewali Mandar, Sulawesi Barat. Hasil penelitian menemukan bahwa dalam memulai bercocok tanam
padi, terlebih dahulu masyarakat menjadikan tanda-tanda alam sebagai bagian yang tidak terpisahkan
dari dirinya. Selain itu, berbagai perlakuan yang diwujudkan dalam bentuk simbol merupakan hal yang
bermakna dan mengandung nilai. Aktivitas bertani di masyarakat Tapango, Polewali Mandar merupakan
ekspresi nilai budaya lokal seperti, nilai keyakinan, nilai kerja keras, nilai persatuan dan kerja sama, dan
nilai kebersamaan.
Kata kunci: pengetahuan tradisional, petani padi, masyarakat Tapango.

85
WALASUJI Volume 10, No. 1, Juni 2019: 85—95
PENDAHULUAN garis keturunan dan terdapat pula waktu-waktu
Hubungan antara manusia dengan tertentu yang dipilih untuk mewariskan ilmu
kebudayaan sungguh tidak dapat dipisahkan, mereka, misalnya pada sepertiga malam.
sehingga manusia disebut sebagai makhluk Pengetahuan yang diperoleh dalam
budaya. Kebudayaan sendiri terdiri atas bentuk tulis biasanya mewujud dalam bentuk
gagasan-gagasan, simbol-simbol, dan nilai- naskah yang dalam budaya Bugis secara umum
nilai sebagai pedoman dari tindakan manusia. disebut lontaraq. Pengetahun-pengetahuan yang
Manusia sebagai makhluk dengan simbol- dimiliki oleh petani biasanya juga bersumber
simbol, memberikan makna pada simbol dari lontaraq yang di dalamnya memuat
tersebut. Manusia berpikir, berperasaan dan tentang ilmu-ilmu pertanian. Kedua bentuk
bersikap sesuai ungkapan-ungkapan yang sistem pengetahuan itu menjadi wasiat yang
simbolis (Bungin, 2003). secara estafet diwariskan secara turun-temurun
Kebudayaan suku-suku bangsa di dari leluhur mereka dan hingga kini menjadi
Indonesia dari dulu hingga kini memiliki wujud pedoman dan panutan utama masyarakat ketika
yang beraneka ragam jenis dan bentuknya. akan bercocok tanam. Selanjutnya, selain dari
Wujud kebudayaan itu, dibangun atas dasar pengetahuan yang diperoleh dari lontaraq
sistem nilai, ide, norma, mengandung makna dan pengetahuan yang diwariskan secara lisan
yang kuat dan merupakan suatu cerminan atau oleh leluhurnya, sumber pengetahuan itu juga
gambaran unsur-unsur kehidupan dan adat bersumber dari pengalaman yang telah dilaluinya
istiadat masyarakatnya. Menurut Murdock, selama bertahun-tahun. Sistem pengetahuan
Malinowski, dan Kluckhon (dikutip oleh petani yang diperoleh melalui pengalaman-
Sugeng, 2016: 38) bahwa masyarakat di muka pengalaman seperti ramalan-ramalan cuaca baik
bumi ini memiliki tujuh unsur kebudayaan yang dan buruk setiap tahunnya dan waktu yang tepat
bersifat universal, seperti (1) bahasa; (2) sistem untuk memulai bercocok tanam.
teknologi; (3) sistem mata pencaharian hidup; Geertz (2003:34) menyatakan bahwa
(4) organisasi sosial; (5) sistem pengetahuan; pengetahuan lokal adalah konsep-konsep
(6) religi; (7) dan kesenian. yang bersumber dari fakta-fakta dan hukum-
Sistem pengetahuan yang dimiliki hukum sosial yang diwariskan secara kultural
oleh sekelompok masyarakat menjadi corak membentuk perilaku. Pengetahuan yang
kebudayaan berbagai suku-suku bangsa di diperoleh dari pengalaman adaptasi secara
Indonesia. Salah satu corak kebudayaan itu aktif diwariskan secara turun temurun menjadi
seperti pada bidang perikanan, peternakan, kearifan lingkungan yang terbukti secara
dan pertanian khususnya bercocok tanam. efisien dalam pelestarian fungsi lingkungan dan
Sistem pengetahuan yang dimiliki oleh petani penciptaan keserasian sosial. Kearifan tentang
dalam suatu kelompok masyarakat umumnya lingkungan tersebut diwujudkan dalam bentuk
diperoleh dari nenek moyang mereka ide (norma, nilai, mitologi, dan cerita rakyat),
terdahulu, baik dalam bentuk lisan maupun aktivitas sosial (interaksi sosial, upacara adat
tulis. Pengetahuan yang diperoleh dalam keagamaan, pola permukiman) dan teknologi
bentuk lisan biasanya disampaikan dari mulut pengelolaan lingkungan yang berupa peralatan.
ke mulut dan pada waktu dan situasi tertentu. Masyarakat Tapango, Kabupaten
Artinya, transfer ilmu tentang dunia pertanian Polewali Mandar, Sulawesi Barat, yang
biasanya tidak dilakukan di sembarang waktu sebagian besar masyarakatnya bermata
karena berbagai unsur-unsur kepercayaan pencaharian sebagai petani dan nelayan,
nenek moyang yang menganggap sakral serta tentu tidak terlepas dari adanya pola-pola
meyakini bahwa ilmu itu tidak sembarang orang pengetahuan yang dimilikinya dan diwarisinya
yang dapat menerimanya kecuali memiliki dari leluhurnya terdahulu. Pola pengetahuan

86
WALASUJI Volume 10, No. 1, Juni 2019: Pengetahuan Lokal Petani dalam... Fatmawati P.

itu juga menjadi sebuah keyakinan yang kuat berbagai macam mesin pertanian, sehingga
untuk mendapatkan keberkahan dari Sang kebiasaan-kebiasaan masyarakat setempat
Maha Pencipta sebagai penguasa alam semesta. yang merupakan perwujudan nilai-nilai
Pengetahuan itu merupakan campuran dari budaya banyak mengalami kepunahan dan
unsur-unsur kepercayaan Bugis klasik dengan akan berdampak pula pada pola tingkah laku
Agama Islam. kehidupan masyarakat Tapango, Kabupaten
Bercocok tanam padi di sawah Polewali Mandar pada masa yang akan datang.
merupakan salah satu aktivitas petani yang Oleh karena itu, berdasarkan hal tersebut,
tidak boleh dikerjakan begitu saja tanpa peneliti merasa sangat penting untuk melakukan
melalui berbagai proses ritual sebagai bentuk penelusuran kepada masyarakat yang berkaitan
kebiasaan masyarakat Mandar pada umumnya dengan aktivitas bertani sebagai suatu bentuk
dan merupakan norma yang berlaku dalam produk kebudayaan lokal. Pengetahuan lokal
kehidupan keluarga dan masyarakat. Simbol- dalam bercocok tanam padi yang dimiliki oleh
simbol dalam melaksanakan suatu ritual masyarakat petani tentu tidak terlepas dari
khususnya bercocok tanam merupakan penentu adanya kebiasaan leluhur yang diturunkan
bagi diterimanya doa-doa keselamatan dan secara turun temurun. Selain itu, pengetahuan
berhasilnya panen petani setempat. Gerak- lokal tersebut tentunya sarat akan makna dan
gerik, hati yang tulus, mantra-mantra, serta nilai-nilai budaya, sehingga sangatlah penting
bentuk sesajian merupakan suatu kesatuan yang untuk dilakukan pengkajian sebagai salah satu
utuh dan tidak dapat dipisahkan antara satu upaya dalam memperkenalkan salah satu aspek
dengan yang lainnya. budaya kepada generasi penerus bangsa.
Seperti yang telah disinggung pada
paragraf sebelumnya, bahwa dalam pelaksanaan TINJAUAN PUSTAKA
berbagai ritual khususnya pada bidang Penelitian pada tahun 2015 dan 2016
pertanian, tidak terlepas dari adanya berbagai yang pernah dilakukan oleh Faisal (2015,
unsur-unsur yang tidak dapat dipisahkan antara 97-113) tentang “Sistem Pengetahuan Lokal
satu dengan yang lainnya. Misalnya, petani pada Orang Muna dalam Pengobatan Penyakit,”
saat akan memulai bercocok tanam, biasanya menunjukkan bahwa, orang Muna memiliki
melihat tanda-tanda alam dengan memadukan pengetahuan lokal terhadap berbagai macam
pengalaman-pengalaman mereka pada tahun- penyakit dan cara pengobatannya. Pengobatan
tahun sebelumnya. tradisional tersebut ada yang dilakukan dengan
Pesatnya perkembangan dan kemajuan menggunakan tenaga bisa (dukun) dan ada
teknologi serta dukungan penuh dari pemerintah pengobatan yang sudah menggunakan tenaga
khususnya pada bidang pertanian, menjadikan medis. Selanjutnya dikatakan pula bahwa
sistem pengetahuan petani banyak mengalami pengobatan penyakit melalui ritual biasanya
perubahan dan pergeseran dari yang tradisional disebabkan oleh pengaruh makhluk halus, dan
ke modern. Perubahan dan pergeseran itu para leluhur mereka terdahulu.
melaju dengan cepat mengikuti arus kehidupan Wahdaniah, dkk (2016), dalam hasil
masyarakat yang semakin kompleks. penelitiannya menunjukkan bahwa 1) persepsi
Perubahan dan pergeseran yang dialami kelompok tani terhadap kinerja penyuluh
suatu wujud kebudayaan akan berdampak pertanian di Desa Barumbung, Kecamatan
pula pada sistem nilai yang terkandung di Matakali, Kabupaten Polewali Mandar berada
dalamnya. Bentuk persatuan dan kerja sama pada kategori cukup baik. 2) kinerja penyuluh
masyarakat dalam menabur (mabburé) hingga pertanian di Desa Barumbung, Kecamatan
pada proses terakhir yaitu memanen padi Matakali, Kabupaten Polewali Mandar berada
yang pada umumnya banyak digantikan oleh pada kategori cukup baik ini dapat dilihat

87
WALASUJI Volume 10, No. 1, Juni 2019: 85—95
dari kegiatan umum penyuluh pertanian, data Sistem pengetahuan lokal khususnya
perencanaan penyuluh pertanian, program petani di masyarakat Polewali Mandar,
penyuluh pertanian, penyusunan materi Sulawesi Barat, mengacu pada berbagai aspek
penyuluh pertanian, penerapan metode seperti pada naskah lontaraq, pengalaman, dan
penyuluh, dan pengembangan wilayah. pengetahuan-pengetahuan yang diperoleh dari
Dari berbagai hasil penelitian yang bisikan-bisikan makhluk halus dan tanda-tanda
pernah dilakukan, penulis belum menemukan alam. Selain pengetahuan tersebut, terdapat
adanya objek kajian yang berfokus pada tradisi berbagai macam pantangan-pantangan, norma,
petani dalam bercocok tanam padi khususnya di dan keharusan yang harus dipatuhi oleh
Polewali Mandar, Sulawesi Barat. Oleh karena suatu kelompok masyarakat petani sebelum
itu, berdasarkan hal tersebut dan latar belakang melakukan proses bercocok tanam, yang bagi
yang telah diuraikan pada paragraf sebelumnya, masyarakat Mandar menyebutnya pamali.
Penulis tertarik untuk mengkaji tentang tradisi Sejalan dengan hal tersebut di atas,
bercocok tanam padi pada masyarakat Polewali Mattulada (1995: 60-61) mengatakan bahwa,
Mandar, Sulawesi Mandar. di tengah-tengah penduduk masih banyak
terdapat kepercayaan yang diwujudkan dalam
1) Sistem Pengetahuan bentuk pamali atau larangan-larangan, baik
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam hal makanan maupun dalam pekerjaan-
(2008: 1495), bahwa sistem adalah perangkat pekerjaan tertentu. Khusus dalam kehidupan
unsur yang secara teratur saling berkaitan sehari-hari, masih banyak pamali yang
sehingga membentuk suatu totalitas atau ditaati oleh penduduk. Pémali dalam bahasa
susunan yang teratur dari pandangan, teori, asas Bugis mempunyai sifat sakral dan berfungsi
dan sebagainya, sedangkan pengetahuan adalah melindungi. Pémali-pémali pada masyarakat
segala sesuatu yang diketahui; kepandaian atau Bugis antara lain: pémali mengeluarkan
segala sesuatu yang diketahui berkaitan dengan padi dari rakké yang atau (langkauang) di
hal (mata pelajaran). Jadi sistem pengetahuan waktu malam. Pémali memukul kucing atau
adalah seperangkat unsur yang diketahui atau memperlakukannya dengan kasar, karena
suatu kepandaian yang dimiliki dari pengalaman kucing pada masyarakat Bugis merupakan
maupun melalui belajar. hewan rumah yang erat hubungannya dengan
Pengetahuan tentang fauna merupakan dewi sri padi (Sangiangserri). Pémali
pengetahuan mengenai binatang-binatang yang mengucapkan kata-kata tertentu pada tempat
ada dan hidup di lingkungan alam mereka. Bagi dan waktu tertentu.
masyarakat yang suka berburu atau bermata
pencaharian berburu, pengetahuan ini sangat 2) Bercocok tanam
penting untuk mengetahui binatang apa saja Padi merupakan salah satu jenis tanaman
yang dapat diburu serta mengetahui daerah pangan paling penting di dunia. Padi dalam
buruan. Bagi masyarakat petani, pengetahuan bahasa latin disebut Oryza sativa, adalah salah
tentang fauna ini juga sangat penting untuk satu tanaman budidaya yang sangat vital di
menjaga tanaman mereka dari binatang yang Indonesia. Meskipun produksi padi dunia
dapat merusaknya. Tetapi petani juga dapat berada pada urutan ketiga setelah jagung dan
mengetahui binatang yang dapat dipelihara dan gandum, namun padi merupakan makanan
dimanfaatkan untuk menjaga tanaman mereka pokok sumber karbohidrat utama bagi sebagian
seperti anjing yang dapat dilatih untuk menjaga besar masyarakat dunia. Di Indonesia sendiri,
tanaman petani dari gangguan binatang lain, padi menempati urutan pertama sebagai bahan
seperti babi dan anjing dapat digunakan untuk makanan pokok sebagian besar masyarakat.
berburu (sariatulfatimah. 2009). Namun sayangnya sampai saat ini produksi padi

88
WALASUJI Volume 10, No. 1, Juni 2019: Pengetahuan Lokal Petani dalam... Fatmawati P.

nasional belum mampu mencukupi kebutuhan menetap di daerah tersebut dan berumur 40-50
masyarakat kita, dengan kata lain Indonesia tahun. Selanjutnya, salah seorang petani yang
belum mampu berswasembada padi. Sebagai memiliki pedoman naskah lontaraq yang setiap
negara agraris dengan lahan sawah yang tahunnya dijadikan sebagai panutan bagi para
luas, semestinya produksi padi di Indonesia petani setempat apabila akan memulai menanam
melimpah. Minimal untuk kebutuhan di dalam padi. Setelah melakukan pengumpulan data
negeri. Namun kenyataannya sangat ironis, kita secara induktif, selanjutnya dilakukan teknik
sampai sekarang masih mengimpor beras dan analisis data dengan cara membuat kategorisasi
lebih parahnya lagi Indonesia adalah pengimpor atau mengelompokkan serta menyusun data-
beras terbesar di dunia. (Mitalon, 2016). data yang diperoleh secara tersistem sesuai
Budidaya padi adalah kegiatan yang dengan tingkat pengetahuan petani. Setelah
bertujuan mendapatkan hasil yang setinggi- melakukan pengelompokkan data secara
tinginya dengan kualitas sebaik mungkin. Untuk tersistem, lalu dilanjutkan dengan tahap reduksi
mendapatkan hasil yang sesuai dengan harapan data. Tahap terakhir yang dilakukan adalah
maka tanaman yang akan ditanam harus sehat membuat pernyataan-pernyataan berdasarkan
dan subur. Budidaya di setiap daerah memiliki hasil interpretasi data dan menarik sebuah
ciri khas yang berbeda-beda (Wikipedia; 2018). kesimpulan.

METODE PEMBAHASAN
Metode pengumpulan data melalui Pengetahuan Lokal Petani dalam Tradisi
observasi, wawancara, catat, dan dokumentasi Bercocok Tanam Padi di Masyarakat
dalam mengkaji dan mendeskripsikan sistem Tapango, Kabupaten Polewali Mandar
pengetahuan petani dalam bercocok tanam padi Pengetahuan lokal yang dimiliki oleh
dan sistem degradasi nilai yang terjadi dalam kelompok petani dalam kehidupan masyarakat
bercocok tanam. Observasi dilakukan dengan merupakan suatu proses kebudayaan.
dua cara yakni: observasi terlibat dan tak Kebudayaan yang dimiliki oleh kelompok
terlibat. Observasi terlibat dilakukan dengan masyarakat tertentu merupakan suatu kesatuan
ikut serta dalam proses ritual itu misalnya, simbol yang mengandung makna. Cara petani
membantu mempersiapkan segala sesuatu yang dalam menentukan hari-hari baik, memilih jenis
dibutuhkan dalam ritual awal hingga proses benih unggul, serta melihat tanda-tanda alam
bercocok tanam padi di sawah. Sedangkan lainnya juga merupakan proses kebudayaan.
observasi tak terlibat dilakukan dengan tidak Keberadaan berbagai macam tanda-tanda alam
ikut berpartisipasi dalam ritual tersebut sekitar menjadi sesuatu hal yang tak terpisahkan
melainkan secara sungguh-sungguh mengamati dengan aktivitas keseharian masyarakat suatu
dari luar seluruh aktivitas mereka. Tujuan dari wilayah.
observasi tak terlibat adalah untuk memperoleh Terkait dengan tanda-tanda alam, hal
data yang berhubungan dengan: (1) keadaan utama yang dilakukan oleh para petani yakni
tempat atau ruang tempat pelaksanaan upacara; melihat tanda-tanda alam yang ada di daerah
(2) pelaku, yaitu semua yang terlibat dalam tersebut. Tanda-tanda alam dilihat dari adanya
kegiatan-kegiatan itu sekaligus mengetahui pohon cendana dan pohon randuq. Kedua pohon
identitasnya; (3) penyelenggara; dan (4) orang tersebut bila sedang terjadi musim kemarau
orang yang hadir dalam kegiatan itu. maka daunnya pasti berguguran dan jika akan
Data penelitian ini diperoleh dari beberapa segera masuk musim penghujan makan ranting-
informan yang telah dipilih sebelumnya dengan ranting pohon mulai berdaun kembali. Hal itu
mengacu pada kriteria tertentu yaitu beberapa kemudian menjadi penanda bahwa bercocok
orang petani yang bertempat tinggal atau tanam padi akan segera dimulai di daerah

89
WALASUJI Volume 10, No. 1, Juni 2019: 85—95
tersebut. Menurut Aswar (46 th) bahwa tanda- yang memiliki aktivitas di bidang pertanahan,
tanda alam itu merupakan kebiasaan leluhur secara bersama-sama harus menghadap ke
kami terdahulu apabila akan memulai bercocok posi lita itu. Menghadap ke posi lita tersebut
tanam. Kebisaan tersebut masih kami pegang bertujuan untuk menghargai tanah, karena tanpa
teguh sebagai suatu tradisi yang tak terpisahkan tanah, manusia tidak akan tercipta. Kegiatan
dalam dirinya. tersebut sangat penting untuk dilakukan agar
masyarakat yang bergerak di bidang tanah
dapat menjadikannya sebagai bagian yang tak
terpisahkan dari dirinya.
Zaid (2016: 185) memahami ritual batin
itu dengan istilah mappatépu (manjadikan).
Dijelaskan bahwa para orang tua terdahulu
menasehatkan kepada kaum muda untuk
melakukan ritual batin sebelum melakukan
sesuatu, agar kegiatan tersebut dapat berhasil.
Lebih lanjut dijelaskan bahwa dalam
melakukan sesuatu hendaknya melakukan
cetak biru mengenai tujuan akhir kita. Kita
perlu mengimajinasikan seperti apa hasil akhir
Gambar 1. pohon randuq kegiatan kita sebelum melakukan sesuatu.
Sumber foto: dokumentasi pribadi Pendapat tersebut juga sejalan dengan kebiasaan
para petani yang ada di Kecamatan Tapango
Setelah mengetahui bahwa bercocok apabila hendak memulai bercocok tanam padi.
tanam padi akan segera dimulai, selanjutnya Selain daripada ritual batin tersebut,
tahap ritual batin yang dilakukan oleh masing- masyarakat setempat juga biasa melakukan
masing petani. Ritual batin (berniat) tersebut mandi dan berendam bersama di sungai. Tidak
dilakukan di suatu tempat yang merupakan hanya kaum petani, laki-laki (tomuané), dan
sumber mata air. Mata air itu saat ini manjadi orang tua saja yang turut serta, akan tetapi
penghidupan bagi warga setempat. Adapun hampir semua masyarakat setempat, kaum
tujuan dari dilaksanakannya ritual batin tersebut wanita (tobainé), dan bahkan anak-anak turut
yakni untuk memperkukuh niat para petani memeriahkan kegiatan tersebut. Kegiatan
dalam bercocok tanam. Menurut beberapa berendam dan mandi bersama dilakukan satu
informan (Bakri, 48 th); (Burhanuddin, 46 th); kali dalam satu tahun berjalan. Menurut (Wittiri,
(Tarmizi, 48 th) menjelaskan bahwa ‘berniat’ 58 th) bahwa kegiatan berendam diri di sungai
merupakan sesuatu hal yang penting dan paling tersebut bukan untuk menyembah air, akan
mendasar apabila akan melaksanakan sesuatu tetapi bertujuan untuk memperkenalkan kepada
hal seperti memulai bercocok tanam padi. Bagi masyarakat, khususnya kepada anak cucu
masyarakat petani, berniat merupakan salah kita tentang pentingnya air dalam kehidupan
satu doa pengharapan yang ditujukan kepada manusia. Tanpa air kita tidak bisa hidup, tanpa air
Sang Maha Pencipta (Tuhan) agar apa yang tidak ada gelombang. Selain daripada itu, juga
diinginkan dapat tercapai. bertujuan agar untuk menghargai keberadaan
Kegiatan lain yang dilakukan setelah air, memelihara kelestarian air dengan cara
ritual batin yakni menghadap ke pusat tanah tidak membuang sampah di sembarangan
yang tidak jauh dari sumber mata air tersebut. tempat, tidak menebang pohon sembarangan.
Pusat tanah yang bagi masyarakat setempat Oleh karena itu, kegiatan mandi bersama
disebut posi lita. Semua warga masyarakat menjadi suatu kegiatan rutin agar setiap insan

90
WALASUJI Volume 10, No. 1, Juni 2019: Pengetahuan Lokal Petani dalam... Fatmawati P.

(manusia) dapat mencintai alam sebagai bagian dalam masyarakat Polewali Mandar merupakan
yang tak terpisahkan dari dirinya. suatu keharusan dan wajib untuk dilakukan.
Masyarakat petani setelah melakukan Dalam proses pelaksanaannya, masyarakat
ritual batin, menghadap ke posi lita, dan biasanya menyimpan satu karung padi unggul
mandi bersama, kemudian dilanjutkan dengan yang kemudian dilakukan beberapa ritual yang
pembersihan berbagai saluran air secara menjadi kebiasaan masyarakat. Prosesi mabboja
bersama-sama. Kegiatan tersebut diistilahkan biné dilakukan dengan begadang hingga pukul
oleh masyarakat setempat sebagai mabboja 00.00 malam atau setelah hari berganti. Kepala
lédéng. Pembersihan saluran air bertujuan keluarga yang biasanya bertugas begadang
untuk memperlancar aliran air ke berbagai petak untuk menjaga padi yang sudah siap untuk
sawah. Selain itu, dapat pula memusnahkan ditabur pada keesokan harinya.
tempat-tempat binatang liar yang bisa saja Sebagai sebuah tradisi yang masih bertahan,
bersarang di bawah rumput yang lebat. masyarakat dalam melakukan ritual mabboja biné
Proses selanjutnya yang dilakukan juga menyediakan berbagai macam makanan
oleh masyarakat petani yakni menyiapkan sebagai sesajian. Berdasarkan hasil wawancara
benih unggul. Pemilihan benih padi biasanya dengan beberapa tokoh masyarakat bahwa
mengambil dari hasil panen yang telah diperoleh terdapat dua jenis makanan tradisional yang
sebelumnya dan dianggap berkualitas, dengan biasanya disajikan dalam tradisi ini yakni, ketan,
pertimbangan bahwa dapat menghemat biaya palliseq, dan gula merah. Ketiga jenis makanan
dan kualitasnya pun relatif sama. Sebagian pula tradisional tersebut yang bagi masyarakat petani
petani yang masih mengandalkan bibit dari setempat meyakininya sebagai sesuatu yang
pengelola pertanian di daerah tersebut. mengadung filosofi dan makna tertentu. Sokkoq
Sebelum melakukan perendaman benih merupakan olahan nasi ketan putih maupun hitam
padi, masyarakat terlebih dahulu melihat tanda- yang dimasak dengan santan kental. Olahan ketan
tanda bulan. Mengenal tanda-tanda bulan tersebut putih maupun hitam bisanya memiliki tekstur
diistilahkan sebagai tépu lotong. Apabila bulan yang agak lengket dan selalu merekat antara nasi
masih terlihat muda, biasanya masyarakat belum ketan yang satu dengan nasi ketan yang lainnya.
bisa melakukan aktivitas perendaman hingga Dengan kata lain, diharapkan agar keluarga dan
penanaman. Ciddi ompona, dua ompona, hingga masyarakat tetap menjaga keutuhan, persatuan,
annang ompona diistilahkan oleh masyarakat dan kesatuan dalam menjalankan aktivitas
setempat sebagai anaq dara. Anaq dara dalam kesehariannya. Palliseq merupakan salah satu
perhitungan bulan menyimbolkan umur bulan olahan makanan yang menggunakan bahan
yang masih muda. Oleh karena itu, enneng dasar kelapa parut dan gula merah. Palliseq yang
ompona hingga seppulo ompona merupakan bagi masyarakat Kabupaten Polewali Mandar
perkiraan bulan yang baik untuk memulai sebagai lambang doa pengharapan agar padi
menanam padi karena dapat terhindar dari yang ditanamnya dapat berisi dan mempunyai
banyaknya hama. Sebaliknya masyarakat juga benih yang berkualitas. Selanjutnya adalah gula
meyakini bahwa, jika melakukan penanaman merah yang bermakna kenangan manis. Dengan
pada saat bulan masih terlihat muda maka kata lain, bahwa senantiasa dalam masyarakat
biasanya tanaman padi akan terserang hama dan pada saat memulai hingga memanen padi selalu
gagal panen. Setelah melakukan musyawarah menyisakan kenangan yang manis dan mendalam.
terkait dengan tanda-tanda bulan itu, selanjutnya Setelah mabboja biné, kemudian
diputuskan waktu yang tepat untuk memulai dilanjutkan dengan mabburé (menabur benih).
bercocok tanam. Dalam melakukan proses mabbure biné,
Hal selanjutnya yang dilakukan ialah masyarakat juga memiliki pengetahuan khusus
mabboja biné. Melakukan proses mabboja biné terkait dengan kapan waktu yang baik untuk

91
WALASUJI Volume 10, No. 1, Juni 2019: 85—95
melakukan proses penaburan. Berdasarkan hasil masyarakat. Sampai pada saat menanam padi
wawancara dengan Bakri (48 th) bahwa waktu (mattudaq paré), masyarakat masih tetap
yang tepat untuk memulai proses penaburan mempertahankan sistem kegotong-royongan
benih yakni sekitar pukul 09-10 pagi. Pada dengan cara saling membantu satu sama lain.
jam tersebut sering diistilahkan “makessing
pendéqna essoé” yang dapat berarti bahwa
posisi matahari memiliki posisi yang bagus
(tidak terlalu dingin dan tidak pula terlalu
kepanasan). Apabila petani yang melakukan
penaburan benih di atas pukul 10 pagi maka
besar kemungkinan akan bercucuran keringat.
Bercucuran keringat yang berlebihan pada saat
penaburan benih berlangsung bagi masyarakat
Gambar 2. Mattudaq paréq dengan cara
setempat dapat berdampak terhadap kualitas
Gotong Royong
panen padi. Terdapat hal yang biasanya terjadi
Sumber foto: Dokumentasi Bakri, 2017
dan menimbulkan efek negatif bagi tanaman
padi seperti terkena banjir dan lain sebagainya.
Selain itu, apabila proses penaburan dilakukan
pada petang hari, biasanya tanaman padi sangat
mudah untuk terkena berbagai penyakit dari
serangan hama.
Proses selanjutnya yang dilakukan adalah
membajak sawah. Seiring dengan perkembangan
teknologi pertanian, dalam membajak sawah
pada umumnya menggunakan traktor. Membajak
dengan menggunakan mesin traktor biasanya
Gambar 3. Para Petani sedang Makan Bersama
tidak memerlukan jasa manusia karena hampir
Sumber foto: Dokumen Bakri, 2017
setiap petani diberikan kepercayaan untuk
menggunakan bantuan traktor dari pemerintah Tahap setelah melakukan marambu biné
setempat untuk membajak sawahnya masing- dan mattudaq paré yakni mappalliseq. Secara
masing. Pada saat proses membajak sawah mendasar kata mappaliseq berarti ‘memberi
berlangsung dan umur benih (biné) yang sudah isi’. Mappalliseq yang dilakukan oleh para
ditabur mencapai 25-30 hari, tiba saatnya untuk petani bertujuan untuk menjaga kualitas padi
dicabut dan dipindahkan ke petak sawah yang melalui perlakuan-perlakuan khusus. Menurut
sudah siap untuk ditanami bibit padi. Mencabut Safe (50 th) bahwa tradisi mappaliseq tersebut
bibit padi diistilahkan oleh masyarakat setempat merupakan pengetahuan yang telah diwariskan
sebagai marambu biné. oleh leluhurnya terdahulu. Mappalliseq
Proses marambu biné pada biasanya hanya dilakukan oleh satu orang saja
masyarakat Tapango, hingga saat ini masih tanpa adanya ritual secara khusus. Mappalliseq
mengedepankan sistem kegotong-royongan dilakukan dengan cara memberikan batu kecil
dalam menyelesaikan persoalan bercocok pada bagian pelepas pohon padi dengan maksud
tanam padi. Para petani secara bergantian agar buah padi dapat berisi dan memiliki
saling membantu dalam menanam padi di kualitas yang baik seperti batu.
sawahnya. Salah seorang petani mengharapkan Menurut para petani yang ada di daerah
bahwa cara tersebut senantiasa tetap terjaga tersebut bahwa mappalliseq merupakan
demi terciptanya rasa kekeluargaan di tengah hal sangat penting untuk dilakukan demi
terciptanya kualitas panen yang diinginkan.

92
WALASUJI Volume 10, No. 1, Juni 2019: Pengetahuan Lokal Petani dalam... Fatmawati P.

Perilaku tersebut juga merupakan mantra yang di uwai tumbur” yang artinya menghadap pada
diinteraksikan melalui simbol yang dilakukan sumber mata air. Mata air itulah yang menjadi
oleh para petani. Berdasarkan hal tersebut, dapat sumber penghidupan masyarakat sekitar. Air
dikatakan bahwa masyarakat masih memegang tersebut mengalir ke area persawahan masyarakat
teguh tradisi leluhurnya. sehingga persawahan tetap memiliki air yang
Sekitar tiga hingga empat bulan berjalan, melimpah. Melihat keyakinan warga masyarakat
tanaman padi sudah siap untuk dipanen. Dalam setempat tentang keberadaan pohon cenrana
proses memanen padi, hanya berdasarkan tersebut, penulis memandang bahwa masyarakat
kesiapan masing-masing petani. Seiring masih memelihara tradisi leluhur di tengah
dengan perkembangan teknologi modern gempuran budaya luar. Keyakinan seperti inilah
saat ini, para petani sebagian besar sudah yang seharusnya dijaga oleh warga masyarakat
menggunakan mesin untuk memanen yang sebagai wujud pelestarian kebudayaan.
disebut sebagai mobil mini combine harvester. Keseluruhan dari perlakuan tersebut,
Meski demikian, terdapat pula masyarakat menjadikan niat sebagai kunci keberhasilan
yang masih menggunakan jasa manusia dalam bercocok tanam padi. Niat ‘menjadikan’
dengan menggunakan teknologi lokal. Menurut sesuatu itu sebelum dikerjakan merupakan
Suparman (39 th) bahwa menggunakan jasa kebiasaan para petani di daerah tersebut.
manusia dengan teknologi seadanya merupakan Bersandar kepada kekuasaan Tuhan disertai
suatu kesyukuran tersendiri yang dirasakannya. dengan niat dan kerja keras menjadi ciri karakter
Cara itu dilakukan agar hasil panennya juga petani padi di daerah tersebut.
bisa dinikmati oleh keluarga dan masyarakat
setempat yang ikut serta dalam memanen padi. b. Nilai Kerja Keras (mequja karras)
Cara tersebut juga sebagai salah satu proses Kerja keras merupakan segala sesuau
untuk mempererat hubungan tali silaturahmi yang dikerjakan dengan sungguh-sungguh
dengan sesama anggota masyarakat setempat. tanpa mengenal lelah dan putus asa. Kerja keras
menjadi ciri karakter yang harus dimiliki oleh
TRADISI BERCOCOK TANAM PADI setiap individu sebagai makhluk sosial. Sejak
SEBAGAI WUJUD NILAI BUDAYA dini, nilai kerja keras harus diajarkan kepada
MASYARAKAT TAPANGO, POLEWALI diri anak hingga kelak dewasa dapat menjalani
MANDAR kehidupan tanpa menyerah. Seperti dalam
a. Nilai Keyakinan (tattuang lao ri puang) kehidupan bercocok tanam padi, kerja keras
Masyarakat Polewali Mandar khususnya sangat dibutuhkan dalam menjalankan aktivitas
pada warga Tapango hingga sekarang masih tersebut. Misalnya, dalam membajak sawah,
menjalani budaya tradisi leluhur seperti membersihkan ledeng yang membutuhkan
pengetahuan lokal tentang bercocok tanam. kerja keras yang tinggi. Nilai kerja keras dapat
Dalam tradisi bercocok tanam, masyarakat menumbuhkan etos kerja yang tinggi dalam diri
masih meyakini pohon cénrana sebagai setiap manusia.
penanda dalam memulai aktivitas bercocok Nilai kerja keras dalam budaya Mandar
tanam. Pada saat musim kemarau, dedaunan merupakan bagian penting dalam konsepsi siri’
pohon cénrana berguguran, namun pada saat (malu/harga diri). Herli (2017) mengatakan
musim penghujan makan pohon cénrana bahwa bagi orang Mandar siri’ adalah etos
kembali berdaun. Jika pohon cendrana mulai kehidupan dan etos kerja karena siri’adalah
berdaun maka masyarakat petani mulai bersiap- nilai kemanusiaan dan harga diri yang erat
siapa untuk menanam padi. hubungannya dengan Tuhan dan sesama
Nilai keyakinan juga dapat dilihat pada manusia. Kehilangan siri’ berarti kehilangan
saat masyarakat melakukan ritual “meqolo lao nilai kemanusiaan dan harga diri. Oleh sebab itu,

93
WALASUJI Volume 10, No. 1, Juni 2019: 85—95
orang Mandar sejati lebih memilih kehilangan kesaktian leluhur moyang menyatu bulatkan
nyawa daripada kehilangan siri’ bila terpaksa anak cucunya di Putu Ulunna Salu dan Pitu
harus memilih. Babana Binanga, di atas kesaktian dewata di
Nilai kerja keras yang ditunjukkan oleh atas, dewata di bawah, dewata di kanan, dewata
masyarakat petani padi di masyarakat Tapango di kiri, dewata di muka, dewata di belakang,
Polewali Mandar merupakan wujud tanggung lahirlah persatuan seluruh Mandar.”
jawab terhadap dirinya, keluarga, dan terlebih
kepada Tuhan. Nilai kerja keras senantiasa d. Nilai Kebersamaan (passiola-olangang)
diharapkan dapat menjadi salah satu cerminan Nilai kebersamaan merupakan wujud
masyarakat umum dalam menjalani aktivitas nilai yang tumbuh dan berkembang dalam
kehidupannya. suatu kelompok masyarakat. Kebersamaan
itu dapat tercipta jika timbul kesadaran
c. Nilai Kerja Sama dan Persatuan (sirondo- bermasyarakat yang tinggi di dalam diri
rondoi) setiap manusia. Nilai kebersamaan yang dapat
Kerja sama merupakan interaksi antara dilihat dalam tradisi bercocok tanam padi
manusia yang satu dengan manusia lainnya. masyarakat Tapango, Polewali Mandar yakni
Dalam budaya tradisi bercocok tanam Polewali ketika menyelenggarakan mandi bersama di
Mandar, dapat dilihat kerja sama yang terjalin sungai. Seluruh masyarakat berendam di sungai
antara warga masyarakat yang satu dengan tersebut dengan tujuan bahwa masyarakat
warga masyarakat lainnya. Nilai kerja sama itu memahami betapa pentingnya keberadaan air di
dilihat pada saat petani membajak sawah dan dalam kehidupan kita. Dalam aktivitas mandi
menanam padi. Tanpa adanya kerja sama dalam bersama dapat pula menimbulkan kesadaran
melakukan hal tersebut maka akan menghambat kepada masyarakat agar tidak membuang
penyelesaian pekerjaan itu. Nilai kerja sama sampah di sungai, menjaga kebersihan sungai,
atau gotong royong harus tetap dijunjung tinggi selalu menjaga kejernihan air sungai, dan air
agar dalam menyelesaikan suatu pekerjaan sungai tetap lancar mengalir ke sawah-sawah
akan terasa ringan serta dapat meningkatkan masyarakat setempat agar tetap menikmati
nilai sosial yang sekarang ini mulai memudar hasil bumi yang melimpah.
yang dipengaruhi oleh modernisasi. Selain itu juga, nilai kebersamaan dapat
Gambaran nilai persatuan dan kerja sama dilihat pada saat masyarakat mengadakan
dapat dilihat saat proses menentukan waktu syukuran melalui ritual makan bersama di
yang tepat untuk memulai mempersiapkan bawah pohon cenrana dengan membawa olahan
kebutuhan bercocok tanam. Selain itu, juga ayam kampung. Hal tersebut dilakukan sebagai
tergambar pada saat sedang mengadakan wujud rasa syukur atas nikmat yang diperoleh
pembersihan saluran air secara bersama- melalui hasil bumi yang memadai. Dengan
sama. Dalam budaya Mandar, nilai persatuan adanya kegiatan mandi bersama dan upacara
sangatlah dijunjung tinggi pada setiap aktivitas kesyukuran tersebut dapat meningkatkan
kehidupan di masyarakat. Bodi (2005: 61) kesadaran bermasyarakat bahwa sebagai
menyatakan contoh nilai karakter persatuan manusia kita hidup secara berdampingan tanpa
dan kebersamaan orang Mandar (sipa’ Mandar) ada celah antara manusia yang satu dengan
bahwa “Ta’lemi manurunna paneneang manusia yang lainnya. Hingga saat ini, nilai
uppasambulo-bulo ana’ appona di Pitu Ulunna kebersamaan itu harus tetap dijaga dalam
Salu, Pitu Babana Binanga, nasa’bi dewata kehidupan sehari-hari baik dalam kebersamaan
diaya, dewata diong, dewata di kanang, dewata dengan keluarga, lingkungan sekitar, dan
dikairi, dewata diolo, dewata diboe’, menjarimi masyarakat secara umum.
passemandarang” Artinya; “Sudah terfakta

94
WALASUJI Volume 10, No. 1, Juni 2019: Pengetahuan Lokal Petani dalam... Fatmawati P.

PENUTUP Faisal, dkk. 2015/2016. Sistem Pengetahuan


Pengetahuan lokal petani dalam Lokal Orang Muna dalam Pengobatan
bercocok tanam padi merupakan suatu hasil Penyakit. Makassar: Penerbit de La
enkulturasi proses kebudayaan. Meskipun Macca.
dalam hal pengelolaannya terdapat sebagian Geertz, Clifford. 1992. Tafsir Kebudayaan.
besar persamaan dalam pengelolaan bercocok Yogyakarta. Penerbit KANISIUS
tanam di daerah lain, namun masing- (Anggota IKAPI).
masing suku maupun kelompok masyarakat Herli. 2017. Bergesernya Nilai Budaya
memiliki keunikan dan kekhasan tersendiri. dalam Etika Siri’ di Mandar Sulawesi
Di masyarakat Tapango Polewali Mandar Barat. Http://Herlisejarah.Blogspot.
dalam memulai bercocok tanam padi, terlebih C o m / 2 0 1 7 / 0 5 / B e rg e s e r n y a - N i l a i -
dahulu masyarakat menjadikan tanda-tanda Budaya-dalam-Etika_27.Html
alam sebagai bagian yang tidak terpisahkan https://id.wikipedia.org/wiki/Budi_daya_padi.
dari dirinya. Selain itu, berbagai perlakuan diakses pada tanggal 20 juli 2018.
yang diwujudkan dalam bentuk simbol dan https://mitalom.com/panduan-lengkap-
suatu aktivitas merupakan hal yang bermakna budidaya-padi-hasil-maksimal-dari-
dan mengandung nilai. Aktivitas bertani awal-hingga-paska-panen/.Diunduh pada
di masyarakat Tapango, Polewali Mandar tanggal 20 juli 2018.
merupakan ekspresi nilai budaya lokal seperti Mattulada. 1995. Latoa: Suatu Lukisan Analitis
nilai keyakinan, nilai kerja keras, nilai persatuan terhadap Antropologi Politik Orang Bugis.
dan kerjasama, dan nilai kebersamaan. Makassar: Hasanuddin University Press.
Sugeng. 2016. Pengantar Antropologi. Jakarta:
DAFTAR PUSTAKA Gramedia Pustaka Utama.
Wahdaniah, Ali, dkk. 2016. Persepsi Kelompok
Bodi, Muhammad Idham Khalid. 2005. Tani terhadap kinerja Penyuluh Pertanian
Sibaliparri: Gender Masyarakat Mandar. (Studi kasus Desa Barumbung, Kecamatan
Jakarta: PT. Graha Media Celebes. Matakali, Kabupaten Polewali Mandar,
Bungin, Burhan. 2003. Analisis Data Penelitian Sulawesi Barat). Makassar: Fakultas
Kualitatif, Jakarta: Raja Grafindo Persada. Pertanian Universitas Hasanuddin

95
WALASUJI Volume 10, No. 1, Juni 2019:

96

Anda mungkin juga menyukai