Disusun Oleh:
T202210205
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kebudayaan itu adalah segala sesuatu yang diciptakan oleh budi manusia,
kebudayaan adalah khas manusia, bukan ciptaan binatang ataupun tanaman yang
tidak mempunyai akal budi. Binatang memang mempunyai tingkah laku tertentu
menurut naluri pembawaannya yang berguna untuk memelihara kelangsungan
hidupnya, akan tetapi binatang tidak mempunyai kebudayaan. Manusia
(masyarakat) dan kebudayaan tidak bisa dipisahkan karena keduanya merupakan
suatu jalinan yang saling erat berkait.
Kebudayaan tidak akan ada tanpa masyarakat dan tidak ada satu
kelompok manusiapun, betapa terasing dan bersahaja hidup mereka yang tidak
mempunyai kebudayaan. Semua kelompok masyarakat (manusia) pasti memiliki
kebudayaan karena manusia merupakan subyek budaya. Mempelajari unsur-unsur
yang terdapat dalam sebuah kebudayaan sangat penting untuk memahami
kebudayaan manusia, kebudayaan yang ditemukan pada semua bangsa di dunia
dari sistem kebudayaan yang sederhana seperti masyarakat pedesaan hingga
sistem kebudayaan yang kompleks seperti masyarakat perkotaan. Budaya akan
lebih dipahami apabila sudah menjadi perbuatan dan karya, tidak sekedar menjadi
pemahaman tetapi manfaat yang lebih besar bagi manusia.
Jerald G and Rober menyatakan bahwa budaya terdiri dari mental program
bersama yang mensyaratkan respons individual pada lingkungannya. Definisi
tersebut mengandung makna bahwa kita melihat budaya dalam perilaku sehari-
hari, tetapi dikontrol oleh mental program yang ditanamkan sangat dalam. Budaya
bukan hanya perilaku di permukaan, tetapi sangat dalam ditanamkan dalam diri
kita masing-masing.
Dalam hal ini tradisi diartikan sebagai kebiasaan masyarakat yang tampak.
Budaya atau culture merupakan istilah yang datang dari disiplin antropologi
sosial. Dalam dunia pendidikan budaya dapat digunakan sebagai salah satu
transmisi pengetahuan, karena sebenarnya yang tercakup dalam budaya sangatlah
luas. Budaya laksana software yang berada dalam otak manusia, yang menuntun
persepsi, mengidentifikasi apa yang dilihat, mengarahkan fokus pada suatu hal,
serta menghindar dari yang lain.
Budaya adalah suatu pola asumsi dasar yang ditemukan dan ditentukan
oleh suatu kelompok tertentu karena mempelajari dan menguasai masalah adaptasi
eksternal dan integrasi internal, yang telah bekerja dengan cukup baik untuk
dipertimbangkan secara layak dan karena itu diajarkan pada anggota baru sebagai
cara yang dipersepsikan, berpikir dan dirasakan dengan benar dalam hubungan
dengan masalah tersebut.
Saya sangat tertarik membaca buku/artikel ini karena selain buku tersebut
menarik perhatian para pembaca karena di dalam buku tersebut menjelaskan
kehidupan sehari – hari masyarakat khusunya pada masyarakat bugis terutama
dalam melakukan aktifitas kesehariannya. Masyarakat yang beretnis bugis
merupakan penduduk mayoritas yang ada di Bulukumba, Sinjai, Bone, Soppeng,
Wajo, Sidenreng Rappang, Pinrang, Barru, Pangkaje’ne kepulauan dan Maros.
Tetapi, sebagian mereka tersebar di kabupaten Polewali, Mamasa, Enrekang dan
Luwu, kabupaten Pangkaje’ne kepulauan dan Maros merupakan wilayah transisi
budaya Makassar dan Bugis. Penduduk di daerah ini disamping menggunakan
bahasa Makassar juga memakai bahasa Bugis dalam keseharian mereka.
sistem religi dan kepercayaan. Religi atau agama yang dianut masyarakat
bugis pada umumnya mayoritas beragama islam, tetapi masih mengenal dengan
adanya upacara-upacara yang mencari hubungan dengan dunia gaib menurut
sistem kepercayaan yang mereka anut. Sistim kepercayaan yang dibuat oleh
manusia hasil bayangan-bayangannya tentang alam, alam gaib dan gambaran
pikirannya tentang hidup dan maut. Di daerah-daerah yang tingkat kecerdasan
penduduk bugis masih rendah terutama mengenai kecerdasannya mengenai agama
islam, upacara yang mengkonsepsikan kepercayaan lama, masih tetap kelihatan.
Namun yang melakukan upacara itu terdiri dari jumlah yang kecil. Orang Bugis,
Makassar dan Mandar termasuk suku bangsa yang setia kepada Islam, namun di
dalam pelaksanaan upacara-upacara tradisonal masih nampak cara-cara yang
berkesambungan dari dahulu, tetapi diberi semangat dari tema-tema islam.
Upacara-upacara peninggalan lama, agaknya tetap mempertahankan diri dalam
upacara baur hidup (life cycle), yakni upacara masa peralihan (krisis reites), dapat
diambil bentuk seperti upacara kelahiran, upacara perkawinan, dan upacara
kematian.
kesenian orang bugis pada umumnya salah satunya lagu rakyat yang
biasanya ditampilkan dalam bentuk kegiatan-kegiatan lainnya seperti ketika ada
upacara perkawinan, biasanya menyanyikan sebuah lagu untuk acara pelengkap
saja dan kemeriahan upacara tersebut. Selain itu, dapat dilihat dalam bentuk
atraksinya seperti dari makananya dan tradisi dari upacara-upacara tersebut.
Inilah tujuh unsur kebudayaan yang ada di dalam masyarakat bugis yang
telah dijelaskan di dalam buku/artikel tersebut sangat lengkap dan dengan melalui
buku/artikel ini menarik perhatian orang khususnya bagi para pembaca dapat
menambah wawasan pengetahuan dan mengetahui lebih dalam lagi
tentangkebudayaan bugis. Kekuatan dari buku ini secara keseluruhan
menggambarkan peristiwa atau kejadian sebenarnya yang masih dipercaya oleh
masyarakat bugis pada umumnya khususnya penelitian ini dilakukan di daerah
kabupaten pinrang.