Anda di halaman 1dari 13

KUMPULAN ANALISIS PUISI

Disusun oleh :
Vanisa Chafariz Anindita
XII MIA 2
29
2017
Sumber : Sastrawan Bicara Siswa Bertanya (SBSB) 2006
1. Pelajaran Tatabahasa dan Mengarang
Karya : Taufiq Ismail

 Makna puisi :
Puisi ini menceritakan pendidikan di Indonesia yang hanya mendikte siswanya untuk mencontoh dan
menghafal apa yang telah ada, bukan untuk mengembangkan apa yang telah ada. Selain itu, siswa di
Indonesia juga tidak di didik sejak dini untuk gemar membaca karya sastra sehingga mereka kekurangan
refrensi ilmu dan malah membaca bacaan yang kurang mendidik.

 Nilai :
Nilai edukasi, ada pada bagian murid – murid di perintah oleh guru untuk membuat puisi namun mereka
tidak mampu membuatnya malah mencontoh puisi yang telah ada.

 Amanat :
Biarkan anak berkembang sesuai kemampuannya karena setiap anak memiliki bakatnya masing – masing.
Jangan pernah menilai semua orang sama.

2. Sajak Anak Muda Serba Salah


Karya : Taufiq Ismail

 Makna puisi :
Puisi ini menjelaskan seorang pemuda bernama Toni yang harus menaati perintah orang lain. Ia tidak
boleh melawan perintah tersebut. Jika ia melawan maka ia akan dianggap salah walaupun apa yang
dilakukan Toni tersebut benar tetap saja orang lain menganggap dia salah. Sehingga tanpa sadar ia
menganggap apa yang salah menjadi benar selagi orang lain mengatakan benar. Budaya tersebut terbawa
terus, sehingga sekarang ini apa yang sebenarnya benar malah dianggap salah jika menurut orang salah
dana pa yang sebenarnya salah dianggap benar jika menurut orang benar.

 Nilai :
Nilai sosial terdapat pada bagian ketika orang tua selalu merasa benar dihadapan orang yang lebih muda.

 Amanat :
Jangan pernah merasa paling benar
3. Beri Daku Sumba
Karya : Taufiq Ismail

 Makna puisi :
Puisi ini berisi tentang seseorang yang merantau ke suatu daerah. Ia merantau sudah lama sekali sehingga
merindukan kampung halamannya. Disana tempat ia dulu menggembala dan berternak, di padang rumput
nan luas. Disana pula tempat ia menghabiskan waktunya. Ia merindukan setiap sudut kampung
halamannya. Tak hanya itu, ia juga merindukan suasana kampung halamannya.

 Nilai :
Nilai budaya, ada pada ketika pemuda itu mengingat masa mudanya di Sumba yang ia habiskan untuk
menggembala dan berternak.

 Amanat :
Jangan pernah lupakan kampung halaman karena dari sanalah kita belajar sesuatu yang besar.

4. Kupu – Kupu di Dalam Buku


Karya : Taufiq Ismail

 Makna puisi :
Puisi tersebut menceritakan seorang yang berkelana ke suatu negara yang masyarakatnya gemar
membaca dimanapun dan kapanpun mereka berada. Pemerintah negara tersebut juga menyediakan
fasilitas untuk menumbuhkan kebiasaan gemar membaca di masyarakatnya. Bahkan sedari kecil
masyarakat telah di didik untuk gemar membaca buku. Mereka juga di didik untuk mencari refrensi dari
buku yang telah pasti kebenarannya bukan dari sumber lain yang belum tentu benar. Hal ini sangat
bertolak belakang dengan keadaan di negaranya yang masyarakatnya belum gemar membaca buku.
Bahkan di negaranya buku – buku ensiklopedia sampai berdebu karena jarang di baca.

 Nilai :
Nilai edukasi ( Orang – orang di negara tempat orang tersebut berkelana gemar membaca buku sehingga
ilmu mereka selalu bertambah dengan semakin sering membaca buku.)

 Amanat :
Budayakan gemar membaca buku sedari dini
5. Dengan Puisi, Aku
Karya : Taufiq Ismail

 Makna puisi :
Menceritakan kegemaran seseorang dalam menciptakan puisi. Menurutnya puisi itu sudah seperti
bagian hidupnya. Seumur hidupnya ia gunakan untuk menciptakan puisi. Dengan puisi itu dia dapat
merasakan senang, sedih, susah, dan marah. Puisi itu seperti media untuk dia meluapkan emosi.

 Nilai :
Nilai edukasi (Seorang Taufiq Ismail sangat mencintai puisi sehingga menganggap puisi itu bagian dalam
dirinya)

 Amanat :
Cintailah pekerjaan apapun yang anda jalani, karena dengan mencintai itu kita dapat menjalaninya dengan
sesuka hati walaupun itu pekerjaan yang sulit.

6. Indonesiaku
Karya : Hamid Jabbar

 Makna puisi :
Puisi ini menceritakan tentang bagaimana keadaan di Indonesia. Indonesia yang telah terluka.
Indonesia yang rusak karena ulah anak bangsanya. Semua orang mementingkan kepentingan pribadinya
tanpa memandang orang lain. Banyak rakyat sengsara karena keserakahan para pejabatnya. Para pejabat
dan konglomerat memanfaatkan kekayaan Indonesia untuk memperkaya diri sendiri. Mereka mengeruk
sumber daya alam Indonesia untuk di eksploitasi. Dahulu pemerintah berjanji akan memakmurkan rakyat.
Lapangan pekerjaan akan banyak tersedia, pendidikan terjamin untuk mereka jika mereka memilihnya.
Namun, itu semua hanyalah janji – janji palsu. Rakyat terus bertanya kemana janji – janji pemerintah
yang ketika dulu membutuhkan suara mereka. Rakyat terus bertanya namun tidak ada yang merespon
hingga mereka bosan untuk bertanya. Di Indonesia kesejahteraan hanya ada untuk mereka yang berduit.
Mereka yang kaya akan terus kaya sedangkan yang miskin akan semakin miskin.

 Nilai :
Nilai sosial terdapat pada wakil rakyat yang ketika kampanye banyak mengumbar janji – janji
kesejahteraan namun, ketika sudah terpilih menjadi wakil rakyat mereka lupa akan janji mereka yang dulu
dan malah sibuk mensejahterakan keluarganya sendiri.

 Amanat :
Jadilah pemimpin yang amanah jangan suka mengumbar janji yang tak pasti
7. Proklamasi, 2
Karya : Hamid Jabbar

 Makna puisi :
Puisi berisi tentang proklamasi kemerdekaan Indonesia yang kedua. Namun, proklamasi kali ini
membahas mengenai hak asasi manusia dan utang negara yang sekarang banyak diperdebatkan. Waktu
itu, di Indonesia banyak sekali terjadi pelanggaran hak asasi manusia yang tidak terselesaikan. Utang
Indonesia pun terus bertambah. Sehingga penulis menuliskan “ INSYA-ALLAH akan habis
diselenggarakan dengan cara saksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.” Ini di tulis karena
keluhan penulis mengenai HAM dan utang negara yang tidak ada habisnya dan entah sampai kapan
permasalahan ini akan selesai.

 Nilai :
Nilai moral terdapat pada banyaknya hak asasi manusia yang dilanggar.

 Amanat :
Hargailah orang lain agar orang lain menghargai kita.

8. Ku Berlayar
Karya : Isbedy Stiawan ZS

 Makna puisi :
Puisi ini meceritakan seseorang yang menjalani hidupnya dengan selalu mengingat Tuhan Yang
Maha Esa. Apa yang ia lakukan selalu berlandaskan apa perintah Tuhannya. Ia meninggalkan
gemerlapnya dunia untuk mendekatkan diri pada Sang Pencipta.

 Nilai :
Nilai agama, terdapat pada cerita perjalanan seseorang yang selalu mengingat Tuhan dan taat pada
perimtah-Nya

 Amanat :
Janganlah kita selalu mengejar gemerlapnya dunia.
9. Iktikaf
Karya : Isbedy Stiawan ZS

 Makna puisi :
Puisi ini bercerita tentang seseorang yang dahulu selama hidupnya banyak melakukan dosa. Hingga
dia tersadar bahwa apa yang selama ini ia lakukan adalah salah dan ia mencoba untuk bertaubat. Namun,
ia bingung apakah Tuhan akan menerima taubatnya karena dosanya selama ini sangatlah banyak.

 Nilai :
Nilai agama terdapat pada seseorang yang ingin bertaubat atas dosanya selama ini.

 Amanat :
Bertaubatlah selagi bisa walaupun dosamu sangat banyak pasti Tuhan akan menengampuni dosamu
karena Tuhan itu Maha Pengampun.

10. Demokrasi Dunia Ketiga


Karya : Agus R. Sarjono

 Makna puisi :
Puisi ini menceritakan tentang demokrasi pada masa orde baru yang dipaksakan. Semua masyarakat
dipaksa untuk bersikap demokrasi tapi sesuai kehendak pemerintah. Ketika demokrasi mereka tidak
sesuai dengan apa yang di mau pemerintah maka mereka akan menanggung akibatnya. Pemerintahan
ketika orde baru sangatlah otoriter. Presiden membungkam semua orang yang melawannya bahkan
kebebasan untuk mengatakan pendapat seperti yang tercantum dalam UUD 1945 pun harus sesuai dengan
apa yang di kehendaki pemerintah. Rakyat dilarang untuk mencela maupun berkata yang bertentangan
dengan presiden. Jika merunut presiden terdapat rakyat yang bertentangan paham dengannya akan
langsung ditangkap dan bisa di asingkan. Sehingga pada 1998 rakyat memberontak dan pemerintah kalah.
Pemerintah menyerah kepada rakyat dan memilih mundur.

 Nilai :
Nilai sosial terdapat ketika presiden bersikap otoriter dengan rakyatnya.

 Amanat :
Jangan melanggar hak orang lain jika kita ingin di hargai.
11. Sajak Palsu
Karya : Agus R. Sarjono

 Makna puisi :
Puisi ini berisi tentang kehidupan rakyat Indonesia saat ini yang ingin sukses ataupun bahagia namun
menghalalkan segala cara. Dimulai dari saat sekolah, banyak siswa yang tidak belajar dan tidak
memperhatikan guru menjelaskan di depan kelas. Ketika ulangan mereka mendapatkan nilai yang tidak
baik. Hal itu wajar karena mereka tidak belajar. Tapi, karena mereka menginginkan nilai yang baik maka
mereka menghalalkan berbagai cara untuk itu semua. Ada yang saat ujian mereka mencontek, ada yang
membeli soal ujian tersebut, ada juga yang membeli kunci soal tersebut. Malah ada pula yang orang
tuanya datang kepada guru dan memberikan “uang” agar guru tersebut memberikan anaknya nilai yang
baik. Orang tua tidak ingin malu karena anaknya mendapat nilai yang jelek sehingga merekapun turun
tangan untuk membantu anaknya dengan hal yang illegal. Seharusnya guru tidak menerima “uang”
tersebut, namun ada pula guru yang hanya memikirnya tentang uang yang akan menerimanya. Ketika
guru melakukan hal tersebut, mereka tidak peduli dengan siswanya, yang penting beliau sudah melakukan
tugasnya untuk memperbaiki nilai siswanya dan mereka di bayar untuk itu. Ketika siswa tersebut lulus
maka mereka akan lulus dengan nilai hasil menyuap bukan hasil jeripayah mereka belajar. Ketika mereka
bekerja mereka tidak memiliki ilmu yang cukup sehingga mereka banyak yang menganggur atau menjadi
pekerja yang tidak mempunyai ilmu.

 Nilai :
Nilai moral ketika siswa mencontek sehingga mereka membohongi orang lain dan dirinya sendiri. Ketika
orang tua mereka membayar guru untuk memperbaiki nilai anak mereka.

 Amanat :
Jangan suka berbohong dan bekerjalah dengan giat agar mendapat hasil yang setimpal.

12. Sebab Hidupku Bergetah dalam Dagingku


Karya : Jamal D. Rahman

 Makna puisi :
Puisi ini bercerita tentang orang yang menderita di atas penderitaan orang lain. Bisa dimaksudkan
dengan wakil rakyat yang senang dan sejahtera dengan mengambil hak dari rakyat kecil. Para rakyat kecil
menderita, menangis karena sengsara tapi para wakil rakyat tidak peduli dengan penderitaan mereka dan
malah sibuk membahagiakan diri sendiri. Mereka tertawa di atas kesakitan rakyat.

 Nilai :
Nilai moral terdapat pada pejabat yang senang dengan penderitaan rakyat.

 Amanat :
Jadilah pejabat yang amanah jangan mendzalimi rakyat kecil.
13. Karang Hantu
Karya : Moh. Wan Anwar

 Makna puisi :
Puisi ini menceritakan mengenai kehidupan di dermaga tua yang dulu aktif digunakan oleh nelayan
dan para pedagang minyak untuk bertransaksi. Namun, seiring berjalannya waktu zaman berubah.
Dermaga itu kini tidak lagi digunakan untuk beraktifitas. Masyarakat mulai meninggalkan kehidupan laut
yang keras. Pasar tempat mereka bertransaksi dibakar karena permainan politik orang – orang diluar sana.
Masyarakat dermaga kehilangan pencaharian mereka. Dermaga kini sepi. Pasar yang dulu ramai kini sepi
tak tertata.

 Nilai :
Nilai moral ketika terdapat seseorang yang membakar pasar karena tidak suka.

 Amanat :
Jangan menyerah menghadapi cobaan.

14. Tangisan Cinta


Karya : Moh. Wan Anwar

 Makna puisi :
Puisi ini mengisahkan seorang lelaki yang ditinggal pergi kekasihnya. Kepergian kekasihnya
membuat luka yang sangat dalam. Ia menjadi kehilangan semangatnya. Hidupnya selama ini hanya untuk
mencintai kekasihnya, tidak ada orang lain yang bisa menggantikan sosok kekasihnya tersebut. Hidupnya
kini hampa tanpa seorang kekasih disampingnya.

 Nilai :
Nilai sosial terdapat pada lelaki yang mecintai kekasihnya melebihi apapun sehingga ketika ditinggalkan
kekasihnya ia menjadi sangat terpukul.

 Amanat :
Jangan mencintai sesuatu melebihi cintamu padaNya.
15. Doa Indonesia 2000
Karya : Jamal D. Rahman

 Makna puisi :
Puisi ini menceritakan seseorang yang mengharapkan rezeki yang datang. Ketika Indonesia
bergejolak, ketika banyak bencana alam menerpa Indonesia dia berharap akan datang rezeki padanya.
Setiap hari ia berdoa agar Tuhan memberikannya rezeki namun rezeki itu belum juga datang.

 Nilai :
Nilai agama terdapat pada orang yng berdoa pada Tuhan memohon rezeki darinya.

 Amanat :
Jangan berputus asa, selalu berusaha dan berdoa agar mendapat rezeki darinya.

16. Kudekap Kusayang – sayang


Karya : Emha Ainun Nadjib

 Makna puisi :
Puisi ini menceritakan tentang seseorang yang tulus memberikan yang terbaik dari apa yang mereka
miliki tapi malah di manfaatkan oleh orang lain. Dia memberikan mereka apa yang mereka inginkan, apa
yang mereka butuhkan namun, mereka malah menginginkan lebih dari apa yang ia berikan. Tapi hal itu
membuat mereka sengsara. Orang tersebut kembali membantu mereka dengan tulus namun, mereka
kembali memanfaatkannya. Sehingga mereka kembali mendapat sengsara. Walaupun ia telah
dimanfaatkan oleh orang lain ia tetap tulus membantu mereka.

 Nilai :
Nilai moral ketika orang tersebut membantu orang lain tetapi malah dimanfaatkan olehnya.

 Amanat :
Jangan suka memanfaatkan kebaikan orang yang tulus membantu kita.
17. Malam Malioboro, Meniti Garis Khayal
Karya : Suminto A. Sayuti

 Makna puisi :
Puisi ini menceritakan mengenai kehidupan di Malioboro. Di sana terdapat banyak orang, mulai dari
rombongan keluarga yang tengah berlibur hingga para wanita malam penghuni sudut malioboro. Para
wanita itu datang untuk mencari rezeki. Mereka terpaksa menjadi “kupu – kupu malam” demi kehidupan
yang lebih layak. Sebenarnya mereka tak ingin menjadi seperti ini namun, ketika mereka sudah masuk ke
dalam lingkaran setan itu mereka akan susah untuk keluar. Tak hanya pandangan negative masyarakat
tentang mereka yang membuat mereka susah untuk bersih kembali jika keluar nanti, “mama” mereka pun
tak akan rela jika mereka pergi dari kandangnya. Mereka dianggap sebagai gudang uang oleh “mama”
dan dianggap surga bagi tuan mereka.

 Nilai :
Nilai moral terdapat pada kehidupan para wanita malam

 Amanat :
Carilah rezeki yang halal, walaupun hasilnya sedikit yang terpenting rezeki itu halal.
18. Iklan Wisata Sebuah Biro Perjalanan
Karya : Agus R. Sarjono

 Makna puisi :
Puisi ini menceritakan tentang keadaan Indonesia dari awal merdeka hingga reformasi. Penderitaan
rakyat Sabang hingga Merauke. Tentang Aceh yang dahulu jaya dan berhasil mengusir penjajah dari
tanahnya namun kini, rakyatnya menderita karena siksaan saudaranya sendiri. Tentang Lampung yang
dijadikan daerah tujuan transmigrasi oleh pemerintah. Namun, mereka kesana tanpa diberikan pengetauan
dan fasilitas yang memadahi sehingga disana hidup mereka semakin sengsara. Tentang Timor Timur yang
kaya akan tambang namun tidak dikelola baik oleh pemerintah Indonesia sehingga mereka memilih untuk
berpisah dari Indonesia. Tentang pemberontakan PKI di Madiun dan sekitarnya yang menelan banyak
korban. Juga pemberantasan PKI yang dipimpin oleh Soeharto. Tentang kekayaan Irian Jaya yang dikeruk
habis bukan untuk menyejahterakan rakyat Indonesia namun, menyejahterakan para wakil rakyatnya. Ada
juga tentang penderitaan rakyat di Irian Jaya yang masih belum diperhatikan oleh pemerintah. Hidup
mereka yang masih sangat tertinggal dari daerah – daerah lain di Indonesia. Bahkan perang antar suku
pun masih sering terjadi sehingga memakan banyak korban. Tentang penderitaan rakyat – rakyat kecil
yang tidak tahan dengan tingkat inflasi yang tinggi juga naiknya bahan – bahan pokok yang membuat
hidup mereka sengsara. Lahan – lahan perkebunan dan pertanian yang dihancurkan demi membangun
sarana hiburan bagi para konglomerat. Senjata api yang sebenarnya dilarang di perjual belikan secara
bebas namun masih banyak masyarakat sipil yang mempunyainya. Banyak pula penggusuran lahan dan
alih fungsi lahan untuk mendirikan lahan industri bagi para pejabat. Juga diskriminasi kaum Tionghoa
dan pemusnahan mereka pada orde baru. Kerisuhan yang banyak terjadi di orde baru. Kasus – kasus
pelanggaran HAM (Hak Asasi Manusia) yang hingga kini entah bagaimana nasibnya. Indonesia yang
sebenarnya kaya tapi mereka yang rakus akan kekuasaan dan kekayaan yang memanfaatkan itu semua
untuk memperkaya diri sendiri.

 Nilai :
Nilai moral, nilai sosial, nilai edukasi terdapat pada kompleksnya masalah di Indonesia karena rusaknya
moral para pejabat bangsa.

 Amanat :
Jadilah pemimpin dan pejabat untuk memajukan negeri bukan untuk memajukan diri sendiri.
19. Kenang – Kenangan
Karya : Cecep Syamsul Hari

 Makna puisi :
Puisi ini berisi tentang kisah seseorang yang jatuh cinta pada tatapan matanya. Ia yang mulai
merasakan benih – benih cinta itu ketika memandangnya. Namun sayangnya, ia tak berani untuk
mengungkapkan rasa cintanya pada orang tersebut. Ia ragu untuk mengungkapkan rasa itu padanya.
Karena baginya mengungkapkan cinta itu tidak semudah yang orang lain lakukan.

 Nilai :
Nilai sosial terdapat pada lelaki yang malu mengungkapkan perasaan cintanya pada wanita yang ia cintai.

 Amanat :
Jika kau memang menginginkannya maka kejarlah sampai kau dapat. Jangan ragu – ragu dalam
mengambil tindakan jika tidak ingin kehilangan kesempatan untuk mendapatkan hal itu.

Anda mungkin juga menyukai