Anda di halaman 1dari 5

AN-NABA

Bertalu-talu desir Tanya merayu

Terurai semu menutupi cahaya kalbu

Bena dan tidak terus berselisih dijiwamu

Berlalu tahu higga berita itu menyapamu

Sebesar gunung sekecil tebaran abu

Berlimpahan nikmat dihujani kasih-Mu

Hamparan bumi berselimut langit

Siang-malam bergulir tenggelam dan terbit

Fatamorgana mengubah dosa bagaikan permata

Mengubah cinta seperti petaka

Mengelabuhi setiap hati tanpa kendali

Kecuali hati-hati yang berserah pada illahi

Kelak pendusta akan bimbang

Pendosa pun sirna terbuang

Setiap tetes airmata tiada berharga

Penyesalan hanyalah bualan semata

Perangai muda lagi berseri-seri

Memetik bunga dari tanaman amalan

Sungguh kebajikan akan terganti

Segala kebaikan berbuah manis kemudian

Al-alaq

Butiran kasih ditebarkan Sang Maha Pencipta

Segumpal cinta, bernyawa, dan pertama membuka mata

Disetiap nafasnya penuh dengan anugerah


Sang Penciptadengan segala kemuliaan-Nya

Semasa kecil berubah menjadi berbeda

Menghirup senja di pagi-pagi buta

Mengurai kalam dengan ridha-Nya

Namun cakrawala seakan membuatnya lupa

Seperti lupa caranya menjadi besar

Seperti lupa akan cinta yang ada disetiap hembuan nafas

Seperti itu saja ia sudah merasa paling besar

Bibirnya berbuih dusta dan pengkhianatan

Sekali-kali hanya luka yang dibuatnya

Terjun dalam lubang kedustaan yang memilukan

Hanya penyesalan yang kelak menemani

Suatu hari yang selalu ia dustai


At-Takathur

Permata dunia telah membuatmu silau

Harta bagai nyawa yang membuatmu terpedaya

Sedikit saja, sedikit pun hati tidak mampu merasakan

Hanya terus memikirkan dunia yang fana

Hingga nafas tersumbat oleh kapas

Baru kamu tahu berapa lama telah lalai dalam buaian

Baru kamu ingat hidup sebentar telah terhempas

Sia-sia memeluk dunia yang sebatas impian

Setelah raga hilang dan kembali pulang

Pengetahuanmu menuntun pada neraka yang terbentang

Sungguh terlambat untuk berlari

Ia mengejar dan menunggumu pada suatu hari

Sekalipun sadar akan derasnya dosa yang berlalu

Terlihat jelas kesombonganmu yang terbakar

Sekalipun hati dan seluruh jiwamu merintih pilu

Hari itu tiada ampunan bagimu


Al-A’la

Sesempurna warna pelangi, dunia, dan seisi semesta

Hembusan nikmat mengalun disetiap ciptaan-Nya

Setinggi angkasa tanpa atap

Seluas semesta tiada berpintu

Setetes madu dan seluas telaga susu

Sepoi-sepoi angin rindu-Nya berlabuh

Mendatangi setiap rumah tanpa pernah salah

Menjaga dan mencukupi segalanya

Lapangkan hati untuk berjalan lurus

Menerima hidayah dan tuntunan Sang Rasul

Pengingat ayat dan pemberi manfaat

Seluruh hidupnya hanya untuk menjaga amanat

Celakalah para penghuni neraka

Sepenuhnya hanya lara yang terus membuatnya menderita

Api yang berkobar seakan membuatnya berserakan

Seketika hilang rasa antara hidup atau tersiksa

Sosok kafir yang dahulu terasa kekal

Meronta hina dihadapan neraka

Sedang saudaranya yang memeluk erat kitab

Berada di surga penuh dengan balasan rahmat


Al-Ghashiyah

Suram senandung berita hari pembalasan

Sekumpulan wajah penuh kesedihan

Berjalan pelan seakan kepayahan

Disambut api nan panas membara

Disetiap nyawa yang masuk kedalamnya

Terperangkap duri yang menusuk-nusuk usus

Semakin membuatnya tercabik dan meronta-ronta

Tanpa hidangan dan dipenuhi rasa lapar

Berada tinggi surga idaman

Dalamnya hanya kebaikan dan kenikmatan

Hanya penghuni surga yang terpilih

Yang dikehendaki untuk singgah dan tinggal di dalamnya

Tidakkah jauh berbeda antara siksa neraka dan kemuliaan surga

Semua adalah sebuah pilihan yang kembali kepada pemiliknya

Dimana sungai mengalir maka ia akan bermuara

Seperti tanaman yang kelak akan berbuah

Sesuatu yang baik berbuah permata

Menanam dosa berarti menuai duri dan derita

Sebuah azab seraya menekati pendosa

Sebuah nikmat menghampiri pecandu doa

Anda mungkin juga menyukai