Tak ingatkah kamu 28 Oktober masa itu, disaat tiap jiwa berkorban Relung hati yang meraung tak tertahan Cairan kepedihan senantiasa memberontak kejam Di kelopak mata tiap insan yang terpejam
Mereka berdiri hingga terbujur kaku
Perjuangan terasakan semakin buntu Seiring melemahnya raga tetapi semangat tetap merasuk di dada Walau benak terasa sesak menatap raga yang tak lagi bergerak
Hari ini aku terpanggil kerena aku adalah resah
Resah akan sesuatu yang fana ternyata ada Sumpahnya ada, namun pemudanya hilang entah kemana Bak matahari yang ditenggelamkan malam dan kapal yang menuai karam
Negara ini tak hanya butuh sekedar pujian
Melainkan pemuda yang mampu membawa perubahan Berharap jadi agent of change tapi nyatanya perilakupun masih melenceng Adakah ananda melihatnya disana sang batin ikhlas menganyam asa
Menyekat tirta benda, mengirim arwah untuk pemuda
Adakah ananda melihatnya, disini sang surya tabah mengharap dikau Seberkas peluh pun tak pernah dihiraukan Walau kawat duri menyerang dan ranjau pun menerjang Jadilah pemuda yang mampu membawa solusi Dalam setiap persoalan yang dihadapi Jangan jadi pemuda pemicu kontroversi Dan cintailah kehidupan dengan hati nurani
Bumi kering tanpa hujan, hidup tak lengkap tanpa pujian
Bagaimana kamu di masa depan lihatlah apa yang sekarang kamu lakukan Dunia ini tentu hanya persinggahan sementara Persiapkan diri, benahi diri dan buat orang tuamu bangga
Dibarisan luka yang dingin jadilah pemuda yang terpimpin
Seperti elang menyongsong anak Bung Karno pernah berkata, beri aku seribu orang tua Maka akan kucabut semeru dari akarnya
Beri aku sepuluh pemuda
Maka akan kuguncangkan dunia Mari bangun pemuda kita satukan bangsa Selamat hari sumpah pemuda