Anda di halaman 1dari 31

STERATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN SEKITAR BUMI

PERKEMAHAN PALUTUNGAN DENGAN TEMA PERAN SERTA


MASYARAKAT DALAM MENANGGULANGI KERUSAKAN
LINGKUNGAN.

Oleh:

KELOMPOK 3

KELAS XI

GERAKAN PRAMUKA
Gugus Depan Indramayu 16.065-16.066
Ambalan Jaka Setya – Pakung Wati SMAN 1 Sukagumiwang
Jl. By Pass Kertasemaya KM 37 Kode Pos 45274
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan hasil peneliatian ini untuk memenuhi syarat kenaikan tingkat dari pramuka penegak
bantara ke pramuka penegak laksana dengan kegiatan pengembaraan dikawasan bumi
perkemahan palutungan.

Laporan ini telah di sidangkan di hadapan Pembina pada tanggal 16 Desember 2021

Sukagumiwang,16 Desember 2021

Pembina Penguji, Tanda Tangan

Kak. AYU LESTARI ………………..


NTA. 121606400080

Kak. ADE HIDAYAT ………………..


NTA. 121606300310

Kak. KARTINI ………………..


NTA. 12160170

Kak.WAWAN ………………..
NTA. 091216065000170

Mengesahkan,
Pembina Gudep Indramayu 16.065, Pembina Gudep Indramayu 16.066,

Kak. WAWAN Kak. KARTINI


NTA. 091216065000170 NTA. 12160170
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr.wb

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan ridho-Nya saya dapat
menyelesaikan tugas laporan untuk memenuhi syarat menjadi Pramuka Penegak Laksana.

Berbagai kendala saya alami saat pembuatan makalah ini namun berkat bantuan dari berbagai pihak,
akhirnya segala hambatan dan rintangan serta kesulitan tersebut dapat di atasi sehingga makalah ini
dapat terselesaikan.

Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari
semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Wassalamu'alaikum wr.wb

Sukagumiwang, 16 Desember 2021

Penulis,

Daftar Nama Kelompok


No Nama Tempat, Alamat Golongan
Tanggal Lahir

1. Indramayu,29 Blok Bojong Suruh Calon


April 2006 RT/ 02 RW/05 penegak
Wisnu
Desa laksana
Sukagumiwang
KEC
Sukagumiwang
KAB Indramayu

2. Indramayu,25 Blok Karang Anyar, Calon


Oktober 2005 RT/26 RW/05,Desa penegak
Sri rahayu
Tenajar Kidul KEC laksana
Kertasemaya KAB
Indramayu

3. Indramayu,04 Blok Nyongat, Calon


Maret 2006 RT/11 RW/02 Desa penegak
Winda auliani
Gunungsari KEC laksana
Sukagumiwang
KAB Indramayu

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................................... i

KATA PENGANTAR............................................................................................................ ii
DAFTAR NAMA KELOMPOK......................................................................................... iii

DAFTAR ISI........................................................................................................................... iv

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang Penelitian........................................................................................... 1


Identifikasi Masalah.................................................................................................... 1
Maksud dan Tujuan Penelitian................................................................................... 2
Metode, Waktu dan Tempat Penelitian..................................................................... 2
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Sejarah Desa........................................................................................................................ 3

2.2 Kerusakan lingkungan........................................................................................................ 4

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Peran masyarakat atau pengelola daerah buper palutungan dalam kerusakan lingkungan ?

(TEMA OBSERVASI)........................................................................................................... 7

3.2 Bagaimana arah dan kebijakan pengelola/masyarakat daerah buper palutungan dalam
pengelolaan sampah ? (TEMA OBSERVASI)........................................................................ 7

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan.......................................................................................................................... 8

4.2 Saran..................................................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

ASAL USUL DESA


STRUKTUR ORGANISASI DESA
TUPOKSI DESA
JUMLAH PENDUDUK
FOTO-FOTO KEGIATAN

LAPORAN PERJALANAN

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pramuka penegak merupakan golongan sekaligus sebutan bagi anggota gerakan pramuka yang berusia
antara 16 sampai dengan 20 tahun. Kecakapan pramuka penegak terdiri atas kecakapan umum,
kecakapan khusus, dan pramuka garuda. Kecakapan Umum ditempuh dengan menyelesaikan Syarat
Kecakapan Umum (SKU) yang terdiri atas dua tingkat yaitu Penegak Bantara dan Penegak Laksana.
Ambalan jaka setya-pakung wati mempunyai adat tersendiri unntuk proses kenaikan tingkat, yaitu :

1. Pengisian SKU

2. Pelantikan

3. Training (Pelatihan)

4. Sidang

5. Pengukuhan

Lima tahapan itu harus dilaui oleh seluruh anggota Jaka setya-pakung wati yang ingin naik tingkat. Jika
kelima tahapan itu telah diikuti dan dijalankan dengan baik oleh seseorang yang ingin naik tingkat
tersebut, maka seseorang itu telah sah menjadi seorang Pramuka Penegak Bantara atau Pramuka
Penegak Laksana.

Saya selaku penulis adalah seorang anggota Ambalan Jaka setya-pakung wati yang hendak naik tingkat
dari Pramuka Penegak Bantara menuju Pramuka Penegak Laksana, maka saya harus menempuh lima
tahapan tersebut diatas. Saya pun telah menyelesaikan empat tahapan yaitu pengisian SKU, pelantikan,
training dan sidang. Dalam sidang saya dinyatakan LULUS BERSYARAT, maka dari itu syarat yang harus
dilakukan yaitu membuat suatu projek dan melaporkannya dalam bentuk laporan tertulis. Maka dari itu
saya membuat laporan tertulis ini.

B. Identifikasi Masalah

1. Peran masyarakat atau pengelola daerah buper palutungan dalam kerusakan lingkungan

2. Arah dan kebijakan pengelola/masyarakat daerah buper palutungan dalam pengelolaan

sampah

C. Maksud dan Tujuan Penelitian

1. Supaya mengetahui apa saja kerusakan yang di alami buper palutungan

2. Supaya bisa mengetahui peran apa saja yang dilakukan pengelola/masyarakat dalam

kerusakan lingkungan di buper palutungan


D. Metode, Waktu dan Tempat Penelitian

Metode penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan verifikatif
menurut sugiyono (2012:29) metode deskriptif adalah metode yang di gunakan untuk menggambarkan
atau menganalisis hasil suati hasil penelitian tetapi tidak di gunakan untuk membuat kesimpulan yang
lebih luas sedangkan penelitian verifikatif menurut sugiyono (2012:36) adalah penilitian yang
membandingkan keadaan satu variable atau lebih pada dua atau lebih sample yang berbeda, atau pada
waktu yang berbeda

Berdasarkan jenis penelitiannya yaitu jenis penelitian deskriptif dan verivikatif yang di laksanakan
melalui pengumpulan data di lapangan, maka metode penelitian yang di gunakan dalam dalam
penelitian ini adalah metode survey explanatory. Menurut karlinger yang di kutip oleh sugiyono
(2012:11), yang di maksud dengan metode survey yaitu:

Metode penelitian yang di lakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang di pelajari
adalah data dari sample yang di ambil dari populasi tersebut sehingga di temukan kejadian-kejadian
relative,distribusi,dan hubungan-hubungan antar variable sosiologis maupun pisikologis.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Sejarah Desa


Nama Cisantana diambil dari bahasa pewayangan, yakni, dari kata “Cis” dan “Santana”. Cis adalah keris,
sedangkan Santana adalah menak/elit. Jadi kalau digabungkan Cisantana adalah keris milik orang elit.
Keris melambangkan pemberani, dan elit menunjukkan orang-orang Cisantana ini berwibawa,
berpendidikan.

[1]

Sejarah desa Cisantana

[2] dimulai dari masa sebelum penjajahan yang diprakarsai oleh 3 tokoh sepuh yang diutus oleh Syekh
Syarif Hidayatullah. Ketiga tokoh tersebut yaitu mbah Semut, mbah Sanggem, dan mbah Taluk yang
ketiganya dipimpin oleh Raden Arya Kemuning. Pada mulanya mereka mendirikan padepokan yang
berada di kawasan lereng gunung yang sekarang dinamakan Cigowong. Bukti keberadaan 3 tokoh sepuh
tersebut adalah adanya makam. Dua makam berada di Depok dan yang satunya berada di dekat kantor
desa Cisantana.

Menurut sejarah, Belanda menjajah desa Cisantana sekitar tahun 1825 dan dipimpin oleh Jenderal yang
bernama Tuan Rosen dan Wiliamsi. Kedatangan mereka untuk merampas hasil bumi masyarakat
Cisantana. Pada waktu itu, masyarakat Cisantana memiliki hasil tani yang melimpah terutama hasil dari
tanaman teh yang letaknya dekat dari kawasan bumi perkemahan yang saat ini disebut dengan tanah
Erpah (erpacht). Bukti itu tergambar dari adanya puing-puing bangunan pabrik teh.

Selain itu, penjajah Belanda itu juga telah membuat jalan dari Cigugur hingga desa Cisantana. Untuk
mengawasi gerak gerik Belanda, sesepuh memerintahkan kepada 2 orang pemberani yakni Eyang
Panulisan dan Eyang Depok. Eyang Panulisan memiliki keahlian dalam bidang mencermati, sedangkan
Eyang Depok sebagai jawara/pemberani. Bukti otentik adanya kedua pahlawan ini yaitu adanya makam.
Untuk eyang Panulisan makamnya terletak dikawasan dekat Gua Maria dan makam Eyang Depok
terletak di Dukuh Daria, yakni, sebuah wilayah yang saat ini termasuk dalam kawasan Taman Nasional
Gunung Ciremai (TNGC).

Setelah sekian lama Belanda menjajah, kemudian desa tersebut dijajah pula oleh Jepang tepatnya pada
tahun 1942. Mereka merusak pabrik teh yang didirikan oleh Belanda. Kemudian, pada bekas pabrik teh
itu dibangun menjadi pabrik air minum kemasan yang sampai saat ini puing-puingnya masih ada.

Setelah Indonesia merdeka, desa ini belum menjadi desa. Menurut keterangan Pardiman[3], pada
tahun 1936 Cisantana masih tergolong dusun dari desa Puncak. Desa Puncak ini memiliki 11 dusun, yaitu
dusun :

(1) Puncak,

(2) Pakembaran,

(3) Dano,

(4) Ciwuni,
(5) Tarikolot,

(6) Cikondang,

(7) Mulya Asih,

(8) Palutungan

(9) Santana,

(10) Babakan Mulya dan

(11) Sukamanah.

Pada tahun 1950-an bangsa Indonesia menghadapi berbagai gangguan keamanan dalam negeri berupa
pemberontakan-pemberontakan politik dan pemberontakan bersenjata. Beberapa pemberontakan
bersenjata yang berupaya merongrong keberadaan NKRI yang baru berdiri itu antara lain
pemberontakan DI/TII (Darul Islam/Tentara Islam Indonesia) di Jawa Barat pimpinan Sekarmaji Marijan
(SM) Kartosuwiryo.

Sekarmaji Marijan (SM) Kartosuwiryo sebagai pimpinan separatis memiliki gagasan untuk mendirikan
Negara Islam di wilayah Indonesia. Ide tersebut muncul sejak sebelum tahun 1945. Gerakan itu
terdeteksi pada tahun 1946 dengan terjadinya penyerangan terhadap pos dan markas pasukan Siliwangi
di Malangbong. Dalam perjalanannya, gerakan DI/TII semakin intensif mengadakan gangguan dan
penyerangan terhadap obyek-obyek vital Republik Indonesia sebagai negara yang sah setelah perjanjian
Renville antara pemerintah Republik Indonesia dan pemerintah Hindia Belanda pada tanggal 17 Januari
1948. Dalam mewujudkan cita-cita dan gagasannya untuk mendirikan negara Islam, Kartosuwiryo
mengadakan konsolidasi dengan mengadakan tiga kali konferensi dan terakhir di Cipeundeuy
Tasikmalaya pada bulan Maret 1948.

Pergolakan politik antara Tentara Nasional Indonesia (TNI) dengan gerakan separatis DI/TII memaksa
warga kampung Palutungan direlokasi ke wilayah barat menjauh dari puncak Ciremai yang menjadi basis
pertahanan tentara DI/TII pimpinan Kartosuwiryo. Warga kampung Palutungan yang masih tersisa dari
pembantaian massal dan pembakaran rumah oleh gerakan separatis DI/TII pimpinan Kartosuwiryo
menyambut baik niat pemerintah Republik Indonesia untuk memindahkan mereka ke area yang steril
dari jangkauan DI/TII. “Kala itu, tahun 1954 kami pindah secara sukarela ke arah barat lereng Ciremai
dengan harapan kami dapat hidup aman dari gangguan tentara DI/TII yang setiap saat mengancam
nyawa kami”.[4]

Sejak pecahnya konflik bersenjata antara Tentara Nasional Indonesia dengan gerakan separatis
bersenjata DI/TII pimpinan Kartosuwiryo, rakyat bersama Tentara Nasional Indonesia bahu-membahu
mempersempit ruang gerak DI/TII. Puncaknya pada tanggal 4 Juni 1962, Kartosuwiryo berhasil
ditangkap. Wujud apresiasi permerintah atas kerjasama yang diberikan rakyat Kuningan (Malar Aman)
dalam menumpas gerakan separatis DI/TII adalah dibagikannya kavling pemukiman kepada warga. Kala
itu, sekitar 200-an KK[5] secara merata mendapat lahan pemukiman seluas 14 Bata (I bata = 1x14 M
atau 2x7 M) untuk setiap KK. Mereka berharap mendapat keamanan di wilayah yang baru ini (Supaya
aman; Malar Aman). Setelah para gerombolan itu pergi, warga yang mengungsi ke Santana kembali lagi
ke atas, namun bukan di tempat yang dulu yaitu Cigowong, melainkan di kampung Palutungan.

Pada tahun berikutnya, tepatnya tahun 1980, Cisantana sudah menjadi desa sendiri yang dipimpin oleh
kepala desa yang bernama Emon Sutono. Pada saat inilah Cisantana berkembang, mulai dari pengaturan
listrik, pengairan, pembangunan dan perekonomian rakyat yang baik. Walaupun dulu saat masih
menjadi dusun, perekonomian warga sudah cukup baik dan, setelah menjadi sebuah desa, kondisi
perekonomiannya semakin meningkat. Pada zaman dulu, masyarakat menggunakan 12 buah diesel
untuk menghasilkan listrik. Pada tahun 1980 listrik masuk ke desa Cisantana. Sistem pengairan
menggunakan pipa karet, kemudian beralih menggunakan pipa paralon, terus berkembang hingga
sekarang menggunakan pipa besi. Dulu jalan masih berupa tanah dan bebatuan namun pada tahun 1981
mulai diaspal.

2.2. Kerusakan lingkungan

Kerusakan lingkungan di desa cisantana sempat terjadi longsor di sekitar gunung Ciremai yang
menimbulkan banyak pohon tumbang dan air di rumah warga pun menjadi keruh dan menurut warga
sekitar pernah terjadi kebakaran di puncak gunung Ciremai yang di sebabkan oleh pendaki gunung yang
sedang mendaki di gunung Ciremai, yang menyebabkan banyak pohon yang terbakar dan menyebabkan
populasi udara yang buruk, serta terjadi peningkatan sampah yang besar yang disebabkan oleh para
pengunjung yang datang untuk berwisata cara masyarakat desa cisantana menanggulangi peningkatan
sampah pengunjung tersebut dengan cara pengangkutan sampah yang dilakukan dalam satu Minggu
sekali dan langsung di buang ke TPA setempat.

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Peran masyarakat atau pengelola daerah buper palutungan dalam kerusakan lingkungan

Dibuper palutungan sendiri pernah terjadi pohon tumbang,cara pengelola/ masyarakat dalam
menanggulanginya adalah dengan cara melakukan evakuasi pohon yg tumbang tersebut dan
mengantisipasi misalkan ada pohon-pohon lain yg membahayakan pengunjung.
Pengelola/masyarakat dengan segara mengajukan kebijakan ke taman nasional dikarenakan pengelola
setempat menjadi pihak ke 3 dan menjadi alam citra mandiri

3.2 Arah dan kebijakan pengelola/masyarakat daerah buper palutungan dalam pengelolaan

sampah

Masyarakat dalam menanggulangi pencemaran sampah pengunjung dengan cara mengangkut


sampah 1 minggu sekali oleh petugas ke TPA setempat dan dilakukan setiap hari senin

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan penelitian yang dilakukan, dapat

ditarik kesimpulan sebagai temuan penelitian sebagai berikut:


1. Peran serta masyarakat dalam menanggulangi kerusakan lingkungan di desa cisantana baru sebatas
pada tanggap darurat pada saat terjadi kerusakan lingkungan.

2. Persepsi masyarakat yang masih menganggap bahwa kerusakan lingkungan itu adalah suatu

takdir yang tidak dapat dihindari dan harus dihadapi setiap masyarakat sehingga

merasa tidak mampu untuk menghadapi kerusakan lingkungan.

3. Sumber daya manusia yang masih kurang mendukung dalam program peran

serta masyarakat dalam penanggulangan kerusakan lingkungan

4. Logistik dalam mendukung peran serta masyarakat untuk penanggulangan

bencana belum memadai.

4.2 SARAN

Berdasarkan kesimpulan tersebut di atas, perlu dikemukakan saran untuk pemerintah yang berkaitan
dengan hasil penelitian ini, yaitu:

1. Untuk meningkatkan peran serta masyarakat dalam penanggulangan kerusakan lingkungan

diperlukan suatu komitmen dan koordinasi yang solid dari pemerintah,

terutama dalam pelaksanaan program dan kegiatan yang mendukung

tercapainya tujuan akhir yang diinginkan yaitu ketahanan masyarakat dalam

kerusakan lingkungan.

2. Menyelesaikan permasalahan kerusakan lingkungan hendaknya di lakukan dengan


melakukan pemecahan masalah pada sumbernya melalui. peningkatan

pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan dampak bencana, meningkatkan

kemampuan masyarakat dalam pengolahan, peningkatan ketrampilan

masyarakat, peningkatan sarana dan prasarana peran serta masyarakatdalam

penanggulangan kerusakan lingkungan

3. Upaya pengelolaan lingkungan khususnya dalam peran serta masyarakat

penanggulangan bencana perlu melibatkan masyarakat mulai dari proses

perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi kegiatan termasuk mensinergikan

kebijakan dan program pemerintah dengan potensi yang ada dalam masyarakat

sehingga program dan kegiatan yang direncanakan benar-benar relevan sesuai

aspirasi dan keadaan masyarakat yang di harapkan memberikan hasil optimal

dan mengurangi resiko kegagalan.

DAFTAR PUSTAKA

https://dosenpintar.com/identifikasi-masalah/#contoh-identifikasi-masalah-dalam-
penelitian,https://www.suarakuningan.com/2019/06/palutungan-dan-cerita-lutung-
kasarung.html?m=1

httpa://scholar.google.co.id/scholar_url?url=https://osf.io/preprints/inarkiv/tv928/
downlod&hl=id&sa=X&ei=GG7dYbKfF6KbywSgloz4Ag&scisig=AAGBfm0uBDUGaTX9fRDtgx1GLD
k6I

https://kampungkb.bkkbn.go.id/kampung/10234/palutungan

http://communitydeveloper.blogspot.com/2015/04/sejarah-desa-cisantana-cigugur-kuningan.html?m=1
https://www.suarakuningan.com/2019/06/palutungan-dan-cerita-lutung-kasarung.html?m=1

LAMPIRAN-LAMPIRAN

ASAL USUL DESA

Nama Cisantana diambil dari bahasa pewayangan, yakni, dari kata “Cis” dan “Santana”. Cis adalah keris,
sedangkan Santana adalah menak/elit. Jadi kalau digabungkan Cisantana adalah keris milik orang elit.
Keris melambangkan pemberani, dan elit menunjukkan orang-orang Cisantana ini berwibawa,
berpendidikan.
Sejarah desa Cisantana

Dimulai dari masa sebelum penjajahan yang diprakarsai oleh 3 tokoh sepuh yang diutus oleh Syekh
Syarif Hidayatullah. Ketiga tokoh tersebut yaitu mbah Semut, mbah Sanggem, dan mbah Taluk yang
ketiganya dipimpin oleh Raden Arya Kemuning. Pada mulanya mereka mendirikan padepokan yang
berada di kawasan lereng gunung yang sekarang dinamakan Cigowong. Bukti keberadaan 3 tokoh sepuh
tersebut adalah adanya makam. Dua makam berada di Depok dan yang satunya berada di dekat kantor
desa Cisantana.
SETRUKTUR ORGANISASI DESA

TUPOKSI DESA

Ano Suratno, A.md

1. Kepala Desa berkedudukan sebagai Kepala Pemerintah Desa yang memimpin penyelenggaraan
Pemerintahan Desa;

2. Kepala Desa bertugas menyelenggarakan Pemerintahan Desa, melaksanakan pembangunan,


pembinaan
Aji Rianto, S.T

Melaksanakan pengelolaan dan pembinaan administrasi umum, perencanaan, keuangan, dan


kepegawaian, penyusunan program Desa serta pengoordinasian pelaksanaan tugas unit organisasi di
lingkungan Pemerintahan Desa.

1. Melaksanakan urusan ketatausahaan seperti tata naskah, administrasi surat menyurat, arsip, dan
ekspedisi;

2. Melaksanakan penataan administrasi perangkat desa;

3. Melaksanakan pengadaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana kantor Desa;

4. Menyiapkan kegiatan rapat;

5. Melaksanakan pengadministrasian aset dan inventarisasi aset dan bertindak sebagai operator aplikasi
aset Desa;

6. Melaksanakan penyiapan perjalanan dinas;

7. Melaksanakan pelayanan dan umum;

8. Memberikan saran dan pertimbangan kepada Kepala Sekretaris dalam perencanaan, pelaksanaan dan
pelaporan penyelenggaraan pemerintah Desa;

9. Membuat dan menyampaikan laporan pelaksanaan tugas kepada Sekretaris Desa; dan

10. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberika Kepala Desa dan Sekretaris Desa.

Ade Kusmar, S.E

1. Melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas beban anggaran belanja sesuai bidang
tugasnya

2. Melaksanakan anggaran kegiatan sesuai bidang tugasnya

3. Mengendalikan kegiatan sesuai bidang tugasnya


4. Menyusun DPA (Dokumen Pelaksanaan Anggaran), DPPA (Dokumen Perubahan Pelaksanaan
Anggaran), dan DPAL (Dokumen Pelaksanaan Anggaran Lanjutan) sesuai bidang tugasnya

5. Menandatangani perjanjian kerja sama dengan penyedia atas pengadaan barang/jasa untuk kegiatan
yang berada dalam bidang tugasnya; dan

6. Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan sesuai bidang tugasnya untuk pertanggungjawaban


pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes)

Hilman Tholib

1. Melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas beban anggaran belanja sesuai bidang
tugasnya,

2. Melaksanakan anggaran kegiatan sesuai bidang tugasnya,

3. Mengendalikan kegiatan sesuai bidang tugasnya,

4. Menyusun DPA, DPPA, dan DPAL sesuai bidang tugasnya,

5. Menandatangani perjanjian kerja sama dengan penyedia atas pengadaan barang/jasa untuk kegiatan
yang berada dalam bidang tugasnya,

6. Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan sesuai bidang tugasnya untuk pertanggungjawaban


pelaksanaan APB Desa.

Uun Nuraimiah, A.md

1. Menginventarisir data-data dalam rangka pembangunan;

2. Menyusun rencana anggaran pendapatan dan belanja desa;

3. Evaluasi program

4. Melakukan monitoring;

5. penyusunan laporan.
Iyom Romadinah, SPdi

1. Menyusun Rencana Anggaran Kas Desa (RAK Desa)

2. Melakukan penatausahaan yang meliputi menerima/menyimpan, menyetorkan/membayar,


menatausahakan dan mempertanggungjawabkan penerimaan pendapatan Desa dan pengeluaran dalam
rangka pelaksanaan APBDesa.

FX Sarman

1. Melaksanakan pembangunan sarana prasarana perdesaan,

2. Melaksanakan pembangunan bidang pendidikan,

3. Melaksanakan pembangunan bidang kesehatan,

4. Tugas sosialisasi serta motivasi masyarakat bidang budaya,

5. Tugas sosialisasi serta motivasi masyarakat bidang ekonomi,

6. Tugas sosialisasi serta motivasi masyarakat bidang politik,

7. Tugas sosialisasi serta motivasi masyarakat bidang lingkungan hidup,

8. Tugas sosialisasi serta motivasi masyarakat bidang pemberdayaan keluarga,

9. Tugas sosialisasi serta motivasi masyarakat bidang pemuda,

10.Tugas sosialisasi serta motivasi masyarakat bidang olahraga, dan

11.Tugas sosialisasi serta motivasi masyarakat bidang karang taruna.

Ilman Diningrat

Membantu Kepala Desa dalam pelaksanaan tugasnya di wilayahnya


Juju Juhaedi

Membantu Kepala Desa dalam pelaksanaan tugasnya di wilayahnya

Tono Kartono

Membantu Kepala Desa dalam pelaksanaan tugasnya di wilayahnya

Wardi Abdul Malik

Membantu Kepala Desa dalam pelaksanaan tugasnya di wilayahnya

Wawan Hermawan

Membantu Kepala Desa dalam pelaksanaan tugasnya di wilayahnya.

Nama desa Jumlah total Jumlah total JUMLAH

Laki laki Perempuan KESELURUHAN

Cigugur 3.615 3.443 7.058

Sukamulya 1.464 1.459 2.923


JUMLAH PENDUDUK
Cipari 2.242 1.992 4.234

Cigadung 3.722 3.646 7.368

Winduherang 1.845 1.660 3.505

Cisantana 3.365 3.093 6.458

Gunung keling 780 868 1.648

Cieuleuy 1.985 1.926 3.911

Babakan mulya 1.611 1.450 3.061

Puncak 2.089 1.975 4.064

JUMLAH 22.718 21.512 44.230


FOTO FOTO KEGIATAN

HARI PERTAMA
HARI KEDUA
HARI KETIGA
PENGALAMAN ANGGOTA SELAMA PERJALANAN
1.Wisnu XI MIPA 2

Pada tanggal 16 Desember 2021 saya mengikuti kegiatan pelantikan laksana, dari rumah saya
berangkat ke sekolah jam 06.00 setelah sampai disekolah kita semua dikumpulkan
dilapangan untuk chek up perlengkapan, selesai chek up kita langsung upacara pembukaan
pemberangkatan dari jam 07.00 sampai jam 07.30, setelah upacara kita mengangkut barang-
barang yang kita bawa untuk dingkut dimobil barang selesai mengangkut barang-barang kita
semua langsung naik ke mobil untuk pemberangkatan, setelah lama diperjalanan dan
dipertengahan jalan kita diturunkan di pos menuju buper tetapi karena ada kendala yg
seharusnya kita diturunkan di taman pertigaan cirendang karena sopirnya yang tidak
kedengaran kita teriak-teriak untuk diturunkan ditempat yg seharusnya tetapi kita
diturunkannya di parkiran gua maria, dengan rasa kesal kita semua harus turun kembali ke
bawah untuk memulai start perjalanan dari balai desa cisantana. Di balai deaa cisantana di
sana kami semua makan sholat dan ada juga yg melakukan observasi di balai desa cisantana.

Selesainya di balai desa cisantana kita semua melanjutkan perjalanan menuju buper
palutungan, selama di perjalanan saya cukup merasa kesulitan saat berjalan di tambah kita
semua di guyur hujan tapi tidak menyurtkan semangat kita semua untuk terus berjalan.
Selama di sana saya sangat senang karna ini pelantikan yang sangat seru sekalligus ini adalah
pelantikan pertama saya dan teman teman di luar sekolah. Pelajaran yang di dapat saya
ambil selama melakukan Perjalanan yaitu Saling membantu, berbagi dengan teman dan
masih banyak lagi.

2.WINDA AULIANI XI MIPA 1

Pada tanggal 16 Desember 2021 saya mengikuti kegiatan pelantikan laksana, dari rumah saya
berangkat ke sekolah jam 06.30 setelah sampai disekolah kita semua dikumpulkan
dilapangan untuk chek up perlengkapan, selesai chek up kita langsung upacara pembukaan
pemberangkatan dari jam 07.00 sampai jam 07.30,setelah upacara kita mengangkut barang-
barang yang kita bawa untuk dingkut dimobil barang selesai mengangkut barang-barang kita
semua langsung naik ke mobil untuk pemberangkatan, setelah lama diperjalanan dan
dipertengahan jalan kita diturunkan di pos menuju buper tetapi karena ada kendala yg
seharusnya kita diturunkan di taman pertigaan cirendang karena sopirnya yang tidak
kedengaran kita teriak-teriak untuk diturunkan ditempat yg seharusnya tetapi kita
diturunkannya di pos menuju buper, dengan rasa kesal kita semua harus turun kembali ke
bawah untuk memulai start perjalanan dari balai desa cisantana.

Di balai desa cisantana kita berhenti sejenak untuk istirahat makan dan sholat dan kita
juga diberi waktu untuk melakukan observasi di balai desa dan lingkungan sekitar.setelah
selesai kita semua langsung berangkat, tidak lama hujan pun mengguyur kita semua tetapi
kita semua masih melanjutkan perjalanan. Kita berjalan dan terus berjalan walaupun hujan
membasahi kita semua tetapi kita terjang, dengan membawa beban tas keril yg cukup berat
dan kita juga saling membantu antar anggota,setelah lama diperjalanan hujan pun semakin
deras dengan udara yangg sangat dingin.saya juga merasa kedinginan, lelah, cape, patah
semangat tetapi saya berusaha menguatkan diri saya untuk tetap semangat untuk melewati
rintangan ini. Setelah lama diperjalanan kami semua pun akhirnya sampai di buper
palutungan sampainya di buper jam 17.50 dengan keadaan basah karena kehujanan disitu
kami semua pun langsung membersihkan diri dan sholat maghrib dan juga yang cowo
memasang tenda waktu pun sudah menunjukan larut malam dan kita semua pun langsung
tidur.

Dan keesokan harinya kita semua bangun dan langsung sholat subuh setelah sholat kita
senam pagi setelah senam kita sarapan setelah sarapan pagi dan cuaca pun sudah tidak hujan
lagi kita semua memindahkan tenda dari saung ke tempat utama, lalu kita langsung
melanjutkan kegiatan kita yaitu giat 1.

Pada giat 1 adalah materi tentang laksana penegak materi tersebut disampaikan oleh ka
ade hidayat selaku pembantu pembina kita setelah selesai, kita semua langsung melanjutkan
kegiatan berikutnya yaitu melakukan observasi disekitar buper palutungan, kita disitu
bertanya-tanya kepada ibu pedagang dan ibu pengelola buper tersebut setelah selesai kita
semua langsung kembali ke tenda dan kita juga dibagi ada yang masak dan ada juga yang
sholat, dan setelah sholat kita makan siang.setelah itu kami pun melanjutkan ke kegiatan
berikutnya yaitu giat 2.

Pada giat 2 adalah materi tenda dan praktek memasang tenda materi tersebut disampaikan
oleh pak wawan selaku pembina kitakita, disitu kita dijelaskan dari macam-macam tenda
cara memasangtenda yang benarbenar, lalu setelah penyampaian materi kita langsung
praktek memasang tenda. Setelah selesai giat 2 kita break untuk sholat ashar setelah sholat
kita lanjut kegiatan fun game difun game ini kita dibagi kelompok dan kita diajarkan berbagai
game dari pembina kita, disitu kita semua pun merasa senang dan seru layaknya seperti
seorang anak kecil.selesai fun game kita diajak untuk bermain di curug disitu ada yg bermain
air,mandi dan ada juga yg berfoto-foto dan kita juga menikmati keindahan dari curug
tersebut setelah bermain dari curug kita semua langsung bersih-bersih mandi, sholat maghrib
setelah sholat kita langsung makan malam seyelah makan malam kita semua melanjutkan
kegiatan selanjutnya yaitu family getting, difamily getting kita dipandu oleh pak wawan untuk
membahan pelening lomba di bulan Maret dalam rangka milad sekolah selesai family getting
kita langsung persiapan untuk tidur, dan kita semua pun tidur.

Keesokan harinya dihari terakhir kita bangun untuk sholat subuh setelah sholat subuh kita
semua diajak jalan ke atas untuk menikmati pemandangan dan keindahan dialam dan kita
juga melakukan renungan atau motivasi dari pembina kita yaitu pak wawan setelah renungan
kita berfoto-foto. Lalu kita kembali lagi menuju tenda setelah itu kita langsung beres-beres
membongkar tend, baksos dan sebagainya lalu kita semua sarapan setelah sarapan kita
melakukan upacara penutupan setelah upacara kita mengangkut barang-barang ke mobil
untuk pemberangkatan pulang, lalu kita langsung naik ke mobil untuk perjalanan pulang
menuju sekolah beberapa lama kemudian kita pun sampai disekolah, setelah itu kita semua
mengangkut barang-barang dari mobil untuk dimasukan ke sanggar dan setelah beres semua
kita semua pun pulang menuju rumah masing-masing.

3.SRI RAHAYU XI IPS 8

Pada hari Kamis tanggal 16 Desember 2021 saya dan teman teman mengikuti kegiatan
pelantikan penegak laksana yang di laksanakan di bumi perkemahan Palutungan kuningan.
Pada hari pertama saya berangkat dari rumah pukul 06.00 sampai di sekolahan pukul 06.30
setelah sampai di sekolahan saya dikumpulkan oleh dewan kerja untuk sarapan pagi dan chek
up perlengkapan setelah itu saya dan teman teman saya melakukan upacara pembukaan, di
upacara pembukaan pembina upacara menyampaikan agar kita selalu menjaga kesehatan
dan jika kegiatan ini sukses maka tahun depan akan mengadakannya lagi setelah selesai saya
dan teman teman di kumpulkan jadi satu untuk persiapan perjalanan setelah itu pada jam
09.00 saya dan teman teman naik ke mobil untuk melakukan perjalanan dari sekolah menuju
ke Buper Kuningan Palutungan, di dalam perjalanan saya dan teman teman bercanda gurau
sembari menikmati pemandangan sekitar.

Setelah lama di perjalanan sampailah kita di desa cisantana tetapi ada kejadian yang
membuat kami kesal karena mobil sudah disuruh berhenti tapi mobilnya tidak berhenti
berhenti sudah di panggil panggi sudah di "gebrog gebrog" tapi tetap tidak mau berhenti.
Akhirnya setelah sekian lama kita "gebrog gebrog" dan berkomunikasi bersama supir baru
kita di berhentikan di pos parkiran gua Maria tetapi gara gara mobilnya terlalu cepat dan
kelewatan dengan terpaksa kami turun kembali ke pos 1 desa cisantana untuk melakukan
observasi desa setelah sampai di pos 1 kami melakukan MCK dan kita membagi tugas ada
yang masak, sholat, dan kebersihan sekitar balai desa Berhubung di desanya ada berbagai
rapat kita menunggu kepala desa terlebih dahulu selama sekitar kurang lebih 2 jam.
Kemudian pukul 15.00 kami kembali melakukan perjalanan dari pos 1 menuju pos 2 dalam
perjalanan yang awalnya cuacanya terang tiba tiba cuacanya berubah menjadi hujan deras
tapi tidak menyurutkan semangat kita dan kami tetap melanjutkan perjalanan dengan
memakai jas hujan dengan tas logistik yang saya bawa saya berjalan di tengah hujan. Setelah
berjalan beberapa kilo meter kita beristirahat sejenak untuk melepas penat, setelah istirahat
kita langsung melanjutkan perjalanan dengan semangat karena sudah beristirahat sehingga
energi sudah terkumpul kembali dalam perjalanan kita menjadi pusat perhatian orang orang
di karenakan menerobos hujan memakai jas hujan warna warni. Setelah lama perjalanan kita
sampai di bumi perkemahan Palutungan jam 19.00 setelah itu kita MCK dan laki laki
melakukan pendirian tenda, setelah selesai kita makan malam bersama dan kemudian tidur.

Pada Jumat pagi 17 November saya bangun untuk melaksanakan sholat subuh berjamaah
kemudian setelah sholat subuh kita melakukan senam pagi bersama dan ada sebagian yang
membantu memasak untuk sarapan pagi setelah senam kita melanjutkan ke giat 1 yaitu
materi laksana yang di sampaikan oleh pembantu pembina yaitu KA Ade Hidayat. Setelah
selesai kita langsung melanjutkan observasi kemarin dengan melakukan wawancara dengan
pedagang yang berada di sekitar Buper sembari "jajan" di warung tersebut setelah selesai
melakukan observasi kita pun kembali ke bumi perkemahan,laki laki harus turun ke bawah
untuk melakukan sholat jumat sedangkan perempuan melakukan baksos di sekitar mushola
dan Buper setelah selesai kita melakukan sholat Zuhur, Setelah sholat Zuhur kami pun makan
siang. setelah itu kami tiba tiba dikumpulkan dan kita disuruh push up oleh ka Ade di
karenakan keterlambatan waktu ya memang itu salah kita dan kemudian kita pun push up
selama 50 kali. Setelah itu kami melakukan giat 3 pembahasan untuk kegiatan lomba yang di
dampingi oleh pembina yaitu Ka Wawan kemudian setelah selesai kita melakukan sholat
ashar kemudian melakukan giat 4 yaitu fun game bersama ka Wawan di fun game itu kami
melakukan game kata Otong yang membuat kita tertawa terbahak bahak dan masih banyak
game lainnya yang dimainkan. Setelah itu kami bermain ke Curug putri yang berada di sekitar
Buper sesampainya di Curug kami melakukan foto foto bersama dan menikmati ke indahan
Curug tersebut, tetapi, ketika sedang berfoto sendal saya hanyut untung saya tidak terlalu
jauh sehingga masi bisa diambil kembali dan ada juga yang mandi di Curug tersebut, setelah
selesai berfoto kami pun kembali ke Buper untuk melakukan MCK dan setelah MCK
berhubungan saya mendapat giliran untuk memasak maka dari itu saya membantu untuk
menyiapkan makanan untuk makan malam namun ketika saya dan ka Tanti hendak mencuci
beras tetapi airnya tidak ada sehingga kita harus mencari air terlebih dahulu, dan setelah
airnya sudah ada kita pun kembali mencuci berasnya dan setelah itu kami melanjutkan untuk
masak kembali dan kemudian kami makan malam bersama sama. Setelah makan malam, kita
dikumpulkan untuk melakukan evaluasi bersama ka Ade dan membahas tentang kesalah
fahaman yang terjadi, kemudian setelah evaluasi saya mencuci piring dikarenakan piring nya
belum di cuci karena tidak ada air saat itu sehingga harus mencari air terlebih dahulu, setelah
itu saya tidur dan bangun untuk melaksanakan sholat subuh berjamaah, setelah selsai sholat
kami diajak oleh ka Wawan untuk berjalan menuju suatu tempat yang mana saat berjalan itu
melewati semak semak yang sangat lebat tetapi itu semua terbayar dengan apa yang ada di
hadapan saya saat itu di karenakan melihat pemandangan yang sangat menakjubkan dan
disana kami melakukan famili getring setelah famili getring kami berfoto bersama dan
kemudian pulang ke Buper dengan jalan yang sama kita Lewati saat berangkat. Kemudian
setelah sampai di Buper kami melakukan pengemasan barang untuk persiapan pulang.
Setelah selesai berkemas kita melakukan sarapan pagi, dan setelah selesai sarapan pagi kami
melakukan upacara penutupan bersama kepala sekolah yang baru sebagai pembina upacara.
Setelah upacara kami pun membawa barang barang untuk di masukan ke dalam mobil untuk
pulang setelah itu kami masuk ke mobil untuk melakukan perjalanan pulang. Dalam
perjalanan pulang saya sempat tertidur di karenakan angin yang berhembus dan rasa lelah
yang saya rasakan. Kemudian setelah kembali ke sekolahan pada pukul 12.30 dan kemudian
kita semua turun dari mobil dan menurunkan barang barang, setelah itu kami istirahat
sebentar untuk melepas lelah kemudian kami membersihkan tenda yang kotor sebelum
pulang ke rumah. Setelah selesai membersihkan tenda yang kotor kemudian mengecek
barang yang tertinggal setelah itu kami semua pulang.

Anda mungkin juga menyukai