Anda di halaman 1dari 11

Tradisi Tingkeban

Tujuan dari pembuatan jurnal ini untuk mengatahui tradisi tingkeban yang terdapat dalam
budaya masyarakat muslim di Desa Seketi Kecamatan Balongbendo Kabupaten Sidoarjo,
penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif, yang menjadi
situasi sosial dalam penelitian ini adalah “tradisi tingkeban dalam budaya masyarakat muslim
di Desa Seketi Kecamatan Balongbendo Kabupaten Sidoarjo” dengan rincian: Desa Seketi
sebagai tempat yang diteliti, masyarakat muslim di Desa Seketi sebagai pelaku, dan
sikap/kebiasaan masyarakat muslim dalam tradisi tingkeban sebagai aktivitas yang diteliti.

Sub bab pemnahasan :


1. Pengertian Tingkeban
2. Proses pelaksanaan Tingkeban
3. Tujuan dari Tingkeban

Disini penulis terjun langsung ke lapangan untuk mengetahui fakta-fakta tentang tradisi
tingkeban di desa Seketi Sidoarjo Jawa Timur dengan melalukakan wawancara kepada
penduduk sekitar.

MENELAAH TRADISI TINGKEBAN ATAU WALIMATUL HAMIL


DALAM BUDAYA MASYARAKAT MUSLIM DI DESA SEKETI
KECAMATAN BALONGBENDO KABUPATEN SIDOARJO
Aurellia Sapputri
Hiya Ida Laminas Sholihah
Jurusan Studi Agama-Agama Fakultas Ushuluddin Dan Filsafat Universitas Islam Negeri
Sunan Ampel Surabaya
ABSTRAK
Penelitin ini bertujuan untuk mengetahui tradisi tingkeban yang terdapat dalam budaya
masyarakat muslim di Desa Seketi Kecamatan Balongbendo Kabupaten Sidoarjo, penelitian
ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif, yang menjadi situasi sosial
dalam penelitian ini adalah “tradisi tingkeban dalam budaya masyarakat muslim di Desa
Seketi Kecamatan Balongbendo Kabupaten Sidoarjo” dengan rincian: Desa Seketi sebagai
tempat yang diteliti, masyarakat muslim di Desa Seketi sebagai pelaku, dan sikap/kebiasaan
masyarakat muslim dalam tradisi tingkeban sebagai aktivitas yang diteliti. Data yang
digunakan dalam penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi, wawancara, dan observasi.
Berdasarkan hasil analisis data dokumentasi, wawancara, dan observasi dapat diketahui
bahwa tradisi tingkeban dalam budaya masyarakat muslim di Desa Seketi Kecamatan
Balongbendo Kabupaten Sidoarjo yaitu tradisi yang menempatkan nilai agama, sosial, dan
budaya.
Kata Kunci: Tradisi tingkeban, Budaya masyarakat muslim.

PENDAHULUAN
Anak merupakan dambaan dan harapan setiap orang tua yang merupakan hibah dari
Allah. Sebagai suatu amanah yang diberikan kepada sesosok orang tua yang harus dijaga
dengan sepenuh hati, terlebih apabila buah hati yang sangat didambakan dan dinanti-nanti
oleh orang tua adalah anak pertama. pastinya anak tersebut sangat di harapkan kehadirannya
di dunia dengan selamat. Maka dari itu orang tua melakukan berbagai upaya supaya dalam
kehamilan hingga tiba saatnya lahir anak tersebut dalam keadaan selamat tanpa adanya
perkara yang tidak diinginkan dan senantiasa diberi kemudahan oleh Allah.1 Maka untuk
mengantisipasi adanya perkara tersebut, sebagian besar masyarakat Jawa yang sangat kental
dengan budayanya akan selalu menjaga tradisi yang telah dilakukan turun temurun oleh
nenek moyangnya yang dipercayai dapat memberikan manfaat bagi masyarakat tersebut.2
Tradisi adalah suatu kebiasaan yang dilakukan secara turun temurun dan masih dilestarikan
hingga masa sekarang. Suatu tradisi yang dimaksud disini adalah tradisi yang biasa disebut
Tingkeban atau Mitoni.

Tradisi Tingkeban yang berasal dari kata Tingkeb yang berarti tutup. Tingkeban
atau Mitoni adalah suatu Tradisi selametan Anak pertama yang sudah menginjak umur tujuh
bulan di dalam kandungan, tradisi Tingkeban Atau Mitoni ini dilakukan supaya bayi yang

1
https://core.ac.uk/download/pdf/235573798.pdf (diakses pada 11 Maret 2021, pukul 22.30)
2
https://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jbti/article/download/7923/pdf (diakses pada 11 Januari 2021,
pukul 22.42)
dikandungan terlahir dengan selamat, lancar dan dijauhkan dari berbagai kekurangan maupun
Bala. Di Daerah Jawa Tradisi Tigkeban biasa dikenal dengan sebutan Mitoni yang diambil
dari kata Pitu yang berarti Tujuh.3 Dengan begitu Pitu juga biasa diartikan dengan kata
Pitulung yang berarti pertolongan yang dimana acara ini merupakan suatu doa agar
pertolongan Allah datang kepada ibu yang sedang mengandung tersebut.selan memohon doa
supaya diberi kelancaran dalam persalinan, Acara Mitoni ini juga disertai doa supaya kelak
buah hatinya menjadi pribadi yang Baik, berbakti dan Sileh ataupun Sholihah. 4 Kehadiran
seorang Anak yang masih di dalam kandungan seorang Ibu yang seharusnya sudah menjadi
suatu perhatian khusus bagi calon orang tua sang anak,khusnya ibu. Dari segi kesehatan ibu
dan jabang bayi, seorang ibu selalu bersabar dengan sangat untuk rutin memeriksa
kandungannya dengan harapan supaya bayinya selalu sehat. Secara pesikologis , emosional
maupun watak seorang ibu pun bisa ditularkan melalui perilaku seorang ibu selama masa
mengandung dan merawat anaknya. Setiap apa yang di dengarkan, diucapkan maupun
dibacakan oleh ibu kepada anaknya selama berada di kandungan akan bisa didengar oleh
sang bayi.5

Didalam pembahasan Tradisi tingkeban ini sesepuh dari anggota keluarga


mengarahkan kepada anggota keluarga yang baru atau calon orang tua yang mengandung
anak pertama, agar pelaksanaan suatu tradisi mitoni menjadi meriah, yang tidak hanya untuk
melestarikan suatu adat tersebut akan tetapi bisa memiliki daya Tarik untuk mewarisi nilai
budayaluhur dari seluruh anggota keluarganya .6

Pada saat sang ibu sedang mengandung Sebagian warga desa Seketi Kecamatan
Balongbendo ini masih mempercayai mitos, seperti ketika sang Ibu Sedang mengandung
dilarang untuk hewan, hal ini diyakini apabila salah satu dari orang tuanya membnuh hewan
maka diyakini bahwa anak tersebut bisa menglami kecacatan.

METODE PENELITIAN

Penulisan artikel ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif


yang merupakan penelitian kehidupan sosial masyarakat secara langsung, yang memelajari
secara intensif tentang individu atau masyarakat terhadap tradisi tingkeban.

3
https://id.wikipedia.org/wiki/Tingkeban (diakses pada 11 Maret 2021, pukul 22.48)
4
https://www.fimela.com/lifestyle-relationship/read/3779071/filosofi-mitoni-ritual-tujuh-bulanan-
dalam-adat-jawa (diakses pada 11 Januari 2021, pukul 22.53)
5
https://core.ac.uk/download/pdf/235573798.pdf (diakses pada 11 Januari 2021, pukul 23.12)
6
http://digilib.uinsby.ac.id/13427/74/Bab%204.pdf (diakses pada 11 Januari 2021, pukul 22.19)
Data yang digunakan yaitu data primer dan sekunder. Data primer yang dimaksud
yaitu masyarakat di desa Seketi kecamatan Balongbendo kabupaten Sidoarjo sekaligus
sebagai populasi atau objek penelitian ini. Untuk menunjang kevalidan dari penelitian dengan
cara mengumpulkan informasi dari orang- orang yang berkaitan langsung dengan
kepercayaan tersebut, yaitu orang-orang yang telah sedang melakukan tradisi tingkeban,
informasi itu juga bisa di gali dari sesepuh dan tokoh masyarakat yang berpengalaman. Data
sekunder yang dimaksud yaitu data yang diambil dari literatur- literatur yang relevan dengan
tema penelitian Dalam penelitian ini diperoleh dari beberapa sumber data yang dapat
menunjang penelitian, seperti buku tentang tradisi tingkeban masyarakat Jawa, dan beberapa
informasi dari media internet.7

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi, wawancara, dan


observasi.Kegiatan penelitian ini di laksankan di desa Seketi dan rumah peneliti. Kegiatan
penelitian di laksanakan pada 7 Januari 2021 – 17 Januari 2021.

PEMBAHASAN

Tradisi Tingkeban

Tradisi tingkeban merupakan salah satu tradisi turun temurun yang masih dilestarikan
hingga sekarang, tradisi tingkeban dilakukan dengan tujuan memohon kepada Allah agar
anak yang ada didalam kandungan lahir dengan selamat dan pemberian sodaqoh. Disaat bayi
yang dikandung berumur tujuh bulan. Tradisi selametan ini biasa dilakukan oleh seorang
wanita yang hamil anak pertama.8

Upacara tinkeban atau mitoni adalah salah satu adat turun temurun masyarakat jawa,
upacara ini disebut dengan mitoni yang bersal dari kata tujuh yang berartikehamilan yang
berusia tujuh bulan dikandungan anak pertama.

Acara upacara tingkeban di Desa Seketi Kecamatan Balongbendo diantaranya yaitu : Ketika
sebelum acara walimah suami mencari Cengkir (buah kelapa yang sangat muda berwarna
kuning) setelah menemukan Cengkir kemudian si suami memanjat pohon tersebut diambil
dua buah kemudian Cengkir tersebut digendong dengan menggunakan gendongan sewek,
digendong dengan hati-hati dari pohon tersebut sampai rumah, diusahakan bagaimana
7
Sumardi Surya Brata, “Metode Penelitian”, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1995), hal.84
8
Subaidi, “Pendidikan Islam Ahlusunnah Wal Jama’ah An-Nahdliyah” (Jepara: Unisnu Press, 2019),
hal.162
caranya agar cengkir tersebut tidak sampai jatuh karena kalau Cengkir itu jatuh dari
gendongan biasa diyakini anak tersebut yang akan dilahirkan tidak sempurna atau cacat.
Setelah itu kedua cengkir tersebut di ukir dengan menggunakan cucuk e7mas (seperti tusuk
konde orang jaman dahulu), tetapi jaman sekarang cucuk emas tersebut sudah langkah, maka
untuk pengganti cucuk emas tersebut masyarakat Desa Seketi ini menggunakan paku yang di
gantungi emas entah berupa cincin,kalung,gelang ataupun yanlainnya, cengkir tersebut diukir
dengan tulisan arab yang bertuliskan :

 ‫( الله ّم اجعل هذا ولدا صالحا‬Do’a untuk calon anak apabila anak yang dilahirkan tersebut

laki-laki).

 ‫( الله ّم اجعل هذه واحدة صا لحة‬Do’a untuk calon anak apabila anak yang dilahirkan tersebut

Perempuan)

Kemudian Ketika malamnya ba’da isya digelar acara walimatul hamli dengan susunan acara:

1. Pembukaan.

2. Pembacaan surat Al-Qur’an seperti :

 Surah Fatihah.

Surah ini mempunyai keutamaan bagaikan pencerah hati serta energi

ingat yang kokoh untuk balita yang lagi dikandung. Dalam surah Fatihah ada

ayat yang maksudnya:" Cuma Engkaulah yang kami sembah, serta cuma

kepada Engkaulah kami memohon pertolongan"( Al fatihah ayat ke 5). Pada

ayat inijelas kalau cuma Allah lah tempat memohon pertolongan, hingga bila

seseorang bunda mau anaknya tetap ditolong oleh Allah, dianjurkan buat

mengamalkan surah Al Fatihah sepanjang mengandung.9

 Surah Luqman

9
https://www.dwina.net/2016/01/delapan-surah-al-quran-yang-wajib.html (diakses pada 12 Januari
2021, pukul 09.30)
Yang menceritakan tentang gimana luqman mendidik anaknya. Pada

surah ini ditafsirkan dengan jelas kalau mendidik anak merupakan tanggung

jawab orang tua bagaikan mana yang ada pada salah satu ayat tersebut yang

maksudnya" Wahai putraku, sebetulnya sekalipun ada( kebaikan) seberat biji

sawi yang terletak di dalam batu ataupun di langit ataupun di bumi, Allah

hendak menghadirkannya. sebetulnya Allah Maha Cermat, Maha Menguasai.

wahai putraku, dirikanlah shalat serta tekunilah kebaikan serta hindarkanlah

kejahatan dan bersabarlah( tenang) terhadap yang mengenai dirimu,

sebetulnya yang demikian tercantum hal- hal yang diwajibkan. serta jangan

memalingkan wajahmu terhadap manusia serta jangan berlaku sembarangan di

bumi. sangat, Allah tidak menggemari tiap orang yang congkak, berkeras diri.

serta berjalanlah secara berjaga- jaga serta rendahkan suaramu. sebetulnya

suara sangat agresif merupakan suara keledai.( Ayat: 12- 19).Hingga berarti

untuk para ibu buat membaca surah ini, insha Allah balita yang hendak lahir

nanti mempunyai ide serta jiwa yang cerdik pandai.

 Surah Al Hujurat

Surah ini Insha Allah akan lahir bayi yang mempunyai sifat berhati-hati

dan tidak ceroboh. Selain itu juga menambah air susu ibu. Karena sehabis

melahirkan dengan selamat hal kedua yang diinginkan seorang ibu adalah

dapat memberi ASI sebagai makanan terbaik untuk buah hatinya.

 Surah An Nahl
Surah An Nahl ini yang berarti lebah, yang sebagaimana hidup lebah
yang sangat disiplin dari membuat sarang hingga Ketika mencari makan yang
selalu Bersama-sama sehingga menghasilkan madu yang kaya manfaat bagi
manusia. Belajar dari hidup lebah yang sangat disiplin. Maka surah ini
dibacakan agar anak yang akan dilahirkan kelak menjadi anak yang memiliki
jiwa disiplin dalam melakukan segala hal dan berguna bagi orang yang ada
disekitarnya.
 Surah At Taubah
Surah At Taubah yang berarti pengapunan yang insyaAllah akan
dikaruniai anak yang dapat menjauhkan dirinya dari perbuatan maksiat.

 Surah Maryam.
Terinspirasi dari Maryam yang mempunyai anak tapa bapak tentunya
tidak mudah, maka Maryam berdoa supaya anak yang dikandungnya lahir
dengan selamat dan Soleh Solehah,dengan izin Allah maka lahirlah Isa yang
menjadi Nabi dan Rasul maka terinpirasi dari kisah tersebut kalau
menginginkan anak yang soleh maka bacalah Surah Maryam.
 Surah Yusuf.
Seperti yang sangat diketahui bahwasannya Nabi Yusuf adalah Nabi
yang mempunyai paras yang sangat tampan,Ketika seorang ibu sedang
mengandung tentunya sangat menginginkan anak yang tampan maupun cantik,
maka ari itu Allah memilih Surah Yusuf sebagai amalan agar diberi anak yang
rupawan.
 Surah Yasin.
Pastinya seorang ibu mengharap agar anaknya kelak dijauhkan dari
godaan setan maka Surah Yasin sebagai amalan agar anaknya dijauhkan dari
godaan setan dan senantiasa hatinya tenang.
3. Sambutan yang berisi meminta agar anaknya lahir dengan selamat, Soleh Solehah,
tatacara memendam ari-ari dll.
4. Penutup atau doa.

Sesudah dilaksanakan walimah, setelah itu dilaksanakan siraman bagi calon ayah dan
calon ibu, dengan memakai kemben dari daun pisang dan memakai gayung dari batok kelapa
kemudian air yang akan dipakai untuk siraman dicampuri dengan bunga setaman atau bunga
tujuh rupa, setelah itu yang menyiramkan adalah sesepuh desa atau dukun.

Dilanjut setelah siraman yaitu pembagian makanan dan jajanan yang wajib ada ketika
menggelar acara selametan mitoni, makanan atau jajanan itu antara lain :
 Tumpeng dengan lauk panggang ayam ingkung dan terdapat empat takir yang terbuat
dari daun pisang dengan isian sayur atau biasanya masyarakat desa seketi menyebut
dengan nama Kulupan, mie, kemudian ikan pindang , ayam, tahu, tempe, telur tang
sudah dibumbu bali.
 Takir Pontang yang terbuat dari janur kelapa jumlahnya sebanyak empat puluh empat
buah yang dibagi dua, kemudian yang dua puluh dua Takir Pontang yang ber isi nasi
kuning, dengan lauk telur dadar, ikan teri kering, tempe kering, dan srundeng
kelapa.kemudian untuk takir potang yang duapuluh dua lainya diisi dengan jajanan
seperti kue cucur, pleret, clorot pasung yang dibungkus menggunakan daun nangka,
dan berbagi macam polo pendhem seperti ubi rebus, ketela rebus, kacang rebus, talas
dan labu rebus.
 Bubur blowok (seperti bubur sum-sum) dinamakan bubur blowok karena buburnya
dijatuhkan dari atas bayang yang ada lubangnya, bubur ini diyakini supaya kelak anak
yang dilahirkan lancar dimpamakan seperti keblowok (jatuh ke lubang).
 Arang-arang kembang (seperti rengginang yang atasnya diberi santan kelapa).
 Penyon yang terbuat dari kentang dengan dibungkus daun pisang seperti lontong.
 Rujak tingkeb yang isiannya cengkir, mentimun, mangga muda dan lain-lain,
kemudian ditaburi jeruk bali diatasnya.

Budaya Masyarakat Muslim

Dikala islam datang ke nusantara, seagian besar masyarakat jawa mempunyai


kebudayaan bersumber dari kepercayaan animisme, dinamisme, Hindu serta Buddha. Ajaran
Islam serta budaya Jawa malah silih terbuka buat berhubungan dalam peraktik kehidupan
warga. Perilaku toleran terhadap budaya lama yang dicoba oleh Wali Songo dalam
menyebarkan agama Islam di Jawa nyatanya lumayan sukses. Para wali membiarkan budaya
lama senantiasa hidup, namun diisi dengan nilai- nilai ke Islaman. Perpaduan Islam Jawa
yang sudah dicoba oleh para penyebar agama Islam di Jawa masa dulu sekali nyatanya
membagikan sumbangan besar terhadap pertumbuhan budaya Jawa. Budaya Jawa terus
menjadi diperkaya nilai- nilai ajaran Islam yang jadi sumber inspirasi serta pedoman
kehidupan untuk warga pendukungnya. Perpaduan Islam serta kebudayaan Jawa bisa kita
jumpai dalam upacara tradisional.10

10
Upacara tradisional ialah salah satu bentuk ekspresi manusia dalam rangka
mengatakan kehendak ataupun pikirannya lewat upacara. Dalam upacara ada nilai- nilai
kehidupan serta budaya yang dipunyai oleh warga. Lewat upacara pula hendak bisa dikenal
pemikiran hidup warga serta ikatan mereka dengan area sekitarnya. sistem religi serta
upacara keagamaan ialah faktor kebudayaan umum yang sangat susah berganti serta sangat
susah dipengaruhi oleh kebudayaan yang. 11

Sedangkan itu, bangsa Indonesia yang terdiri dengan banyak suku bangsa dengan
system budaya etnik- lokanya sendiri-sendiri. Sistemsistem budaya yang otonom itu
diisyarati oleh pewarisan nilai- nilai lewat tradisi. Nilai- nilai tersebut sudah berakar kokoh
dalam masyarakat yang bersangkutan. Seterusnya, dalam warga etnik lokal itu sejauh waktu
terjalin vitalisasi serta aktualisasi nilai- nilai budayanya yang khas. Dalam rangka
pertumbuhan budaya naaasional, kebudayaan etnik lokal itu kerap kali berperan bagaikan
sumber atau bagaikan acuan dalam penciptaan- penciptaaan baru( dalam bahasa, seni,tata
warga, teknologi, serta sebagainya) yang setelah itu ditampilkan dalam peri kehidupan lintas
budaya. Sistem- sistem budaya etnik lokal inilah yang pada biasanya membagikan rasa
berakar kepada rakyat Indonesia..12

Kitab suci Al-Qur’an memandang kebudayaan sebagai suatu proses, gan meletakkan
Al-Qur’an sebagai keberadaan hidup umat manusia, kebudayaan yaitu suatu keutuhan
tindakan umat manusia yang mencangkup kegiatan yang berhubungan dengan akal pikiran,
hati dan rohani yang menyaru dalam suatu tindakan. Jadi secara keseluruhan kebudayaan
islam adalah hasil dari akal, kemampuan, cipta rasa, karsa, dan usaha yang didasari oleh nilai
ketauhidan, agama islam sangatlah menghargai akal manusia untuk berfikir dan maju.13

Kebudayaan masyarakan desa Seketi ketika tingkeban atau mitoni umumnya tetangga
maupun kerabatnya berdatangan kerumah yang bersangkutan untuk buwuh ( uang ataupun
bahan pokok seprti sembako yang diberikan oleh tamu kepada tuan rumah sebagai
sumbangan suatu upacara) umumnya ketika buwuh membawa bahan-bahan pokok seperti
beras, minyak, gula, mie dan lain-lain.

11
https://iain-surakarta.ac.id/nilai-nilai-islam-dalam-budaya-dan-kearifan-lokal-masyarakat-wahyu-
kliyu/ (diakses pada 12 Januari 2021, pukul 21.47)
12
https://media.neliti.com/media/publications/63623-ID-islam-dan-budaya-lokal-kajian-terhadap-
i.pdf (diakses pada 12 Januari 2021, pukul 22.00)
13
https://jaririndu.blogspot.com/2011/11/bab-ipendahuluana.html?m=1 (diakses pada 11 Maret
2021, pukul 22.30)
Kemudian setiba ditempatnya tuan rumah tamu tersebut disuguhi dengan berbagai
jajan dan makanan khas tingkeban semisal cucur, roti, wingko, nogo sari dan lain-lain. ketika
hendak pulang tamu tersebut biasanya dibawakan berkatan (merpakan buah tangan dari
hajatan) yang biasanya ber isi jajanan berupa rujak tingkeb, nogo sari, tetel atau jadah, pisang
cucur dan lain-lain.

PENUTUP

KESMPULAN

Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm

SARAN

MMnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai