Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Novel Dilan: Dia Adalah Dilanku Tahun 1990 termasuk kepada golongan sastra
populer (novel populer). Kayam (1981: 88) dalam Nurgiyantoro (2007: 18) menyatakan
sastra populer adalah perekeman kehidupan dan tidak banyak memperbincangkan
kembali kehidupan dalam serba kemungkinan. Ia menyajikan kembali rekaman-rekaman
kehidupan itu dengan harapan pembaca akan mengenal kembali pengalaman-
pengalamannya sehingga merasa terhibur karena seseorang telah menceritakan
pengalamannya. Sastra populer akan setia memantulkan kembali ‘’emosi-emosi asli’’ dan
bukan penafsiran tentang emosi. Oleh karena itu, sastra populer yang baik banyak
mengundang pembaca untuk mengidentifikasikan dirinya. Menurut Nurgiyantoro (2007:
18) novel populer adalah novel yang populer pada masanya dan banyak penggemarnya,
khususnya pembaca di kalangan remaja. Cerita yang terdapat dalam novel populer
menampilkan masalah-masalah yang aktual dan selalu menzaman. Namun, hanya sampai
pada tingkat permukaan. Dari Pernyataan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa novel
populer bersifat sementara (masanya tidak akan lama) hal tersebut disebabkan karena
tergantung kepada peristiwa apa yang banyak diperbincangkan di tengah kehidupan
masyarakat. Novel populer menggunakan bahasa yang mudah dipahami ketika dibaca.

B. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, masalah yang akan

dibahas pada penelitian ini yaitu:

1. Apa repertoire yang memungkinkan pembaca dapat menghubungkannya


dengan pembaca implisit dalam karya?
2. Bagaimana respons terhadap novel Dilan: Dia Adalah Dilanku Tahun 1990Karya Pidi
Baiq ?

C. Tujuan penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan dari

penelitian ini yaitu :

1. Mendeskripsikan repertoire yang mempengaruhi hubungan antara real reader


dengan implied reader.
2. Mendeskripsikan respons novel Dilan: Dia Adalah Dilanku Tahun 1990.
D. Manfaat penelitaan

1. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menambah daftar penelitian


tentang tinjauan resepsi sastra.
2. Secara praktis, penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk menambah ilmu bagi
masyarakat biasa terhadap tinjauan resepsi sastra yang menggunakan analisis.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian sastra
Pengertian Sastra adalah hal yang tidak berhenti dibicarakan sepanjang masa.
Pengertiannya terus diperdebatkan sejalan dengan pendapat para pelaku dan
perkembangan zaman.
• Menurut Mursal Esten (Esten, 1978, hlm. 9) berpendapat bahwa Sastra adalah
pengungkapan dari fakta artistik dan imajinatif sebagai manifestasi kehidupan
manusia dan masyarakat umumnya, melalui bahasa sebagai medium dan memiliki
efek positif terhadap kehidupan manusia.
• Menurut Tery Eagleton sastra merupakan karya tulisan indah (belle letters) yang
mencatatkan sesuatu dalam bentuk bahasa yang dipadatkan, didalamkan,
dibelitkan, dipanjangpendekan dan diputarbalikan, dijadikan ganjil atau cara
penggubahan estetis lainnya melalui alat bahasa (Eagleton, 2010, hlm.4).
• Menurut Ahmad Badrun, Kesusastraan adalah kegiatan seni yang
mempergunakan bahasa dan simbol-simbol lain sebagai alat untuk menciptakan
sesuatu yang bersifat imajinatif (1983, hlm.16).
B. Pengertian novel
Novel adalah salah satu bentuk dari sebuah karya sastra. Novel merupakan cerita fiksi
dalam bentuk tulisan atau kata-kata dan mempunyai unsur instrinsik dan ekstrinsik.
Menurut para ahli :

- Menurut Jakob Sumardjo Novel adalah bentuk sastra yang paling popular di
dunia. Bentuk sastra ini paling banyak dicetak dan paling banyak beredar,
lantaran daya komunitasnya yang luas pada masyarakat
- Menurut Drs. Rostamaji,M.Pd, Agus priantoro, S.Pd Novel merupakan karya
sastra yang mempunyai dua unsur, yaitu : undur intrinsik dan unsur ekstrinsik
A. Unsur intrinsik
a)  Latar Tempat
1. “ Hari itu, aku janji menjemput Mas Herdi, untuk pergi bersama-sama ke
acara ulang tahun anaknya Pak Samsu, bosnya Mas Herdi di daerah Jalan
Bangau VI, Jakarta. ”
2.   “Ketika motor berhenti di depan gerbang sekolah, aku langsung turun,
dan memberikan uang seribu ke Dilan yang masih duduk di motornya. Itu
adalah uang yang sudah aku siapkan sebelum sampai.”
3.    “Di kelas, sebelum pelajaran dimulai, aku ngobrol sebentar dengan Rani
dan Wati, soal kejadian Dilan berantem dengan Anhar dan resiko yang
akan didapat oleh Dilan berupa pemecatan. Aku tidak tahu apa yang harus
kukatakan. Aku cuma bisa bingung!”
b) Latar Waktu
1. “ Waktu itu, tanggal 22 Desember 1990, sekitar pukul tiga sore, aku dan
Dilan berdua naik motor menyusuri Jalan Buah Batu untuk mengantar aku
pulang. ”
2.  “ Itu sudah Sabtu sore, tanggal 7 Juni 1997. ”
3. “Setelah mengantar aku pulang, hujan belum sepenuhnya reda. Aku
langsung ingin segera bertemu lagi dengan Dilan, sedetik sehabis dia
pamit!Sehingga keputusan sekolah yang akan memecat Dilan, pastinya
langsung memberi efek mendalam dan begitu sangat kupikirkan! Dengan
kata lain, malam itu, aku merasa gelisah!”
c)   Latar Suasana
1. Bahagia
“ Rasanya, jalan itu, Jalan Buah Batu itu, bukan lagi milik Pemkot, bukan
lagi milik Bapak Ateng Wahyudi (Wali Kota Bandung waktu itu),
melainkan milik aku dan Dilan. Sebagai keindahan yang nyata bahwa
Dinas Bina Marga telah sengaja membuat jalan itu memang khusus untuk
kami. Khusus untuk merayakan hari resmi kami mulai berpacaran pada
hari itu. ” (2016:28-29)
2. Senang
Berasa sangat dingin, tetapi pada kenyataannya, menyenangkan! Berdua
dengan Dilan, bersama cinta yang dapat dirasakan tanpa perlu banyak
penjelasan!

3. Romantis
Itulah harinya, hari yang kuingat, sebagai hari yang menyenangkan
bagiku, berdua di atas motor dalam guyuran hujan akhir Desember, pada
tahun 1990, di Bandung.
d) Alur

Alur pada novel Dilan bagian kedua ini ialah campuran

a. Alur Maju
“ Malam ini, Minggu, tanggal 25 Januari 2015, pukul 22:19 Waktu
Indonesia bagian Barat dan sepi, aku sedang di kamarku menikmati
kopi susu, setelah tadi baru selesai shalat Isya, dan terus makan
rambutan yang kubeli sepulang dari mengantar suamiku ke stasiun
kereta api karena ada urusan pekerjaan di Cirebon. Sedangkan, anakku
sudah tidur di kamarnya dari sejak pukul sembilan tadi. ” (2016:13-14)
b. Alur Mundur
“Dilan juga sama, waktu itu masib remaja, yaitu masih anak remaja
yang harus dimakiumi kalau punyajiwa pemberontak dan tidak suka
diatur. Yaitu, anak remaja yang masih harus dimakiumi kalau kadang-
kadang tidak bisa menahan keinginannya. Yaitu, anak remaja yang
masih harus dimakiumi kalau unek-unek di dalam hatinya suka berubah
menjadi rasa dendam karena disimpan. “

e) Sudut Pandang
Dalam novel ini sudut pandang yang digunakan penulis adalah orang pertama
pelaku utama

Bukti : “Saat itu, aku masih remaja dan boleh dikatakan bel um dewasa, dan
belum mampu menghadapi masalah dengan benar, sehingga harus makium
kalau kadangk adang ketika berusaha menyelesaikan satu masalah justeru
malah menimbulkan masalah yang Iainnya.”

f) Tokoh dan Penokohan


-Milea  
1)      Setia
2)      Khawatiran
“Sebab, aku sudah berulang kali bilang ke Dilan bahwa aku cemas,
bahwa aku risau karena takut ada hal-hal buruk yang akan
menimpanya kalau dia berantem. Dan, malam Itu, dia malah mau
berantem .”
-Dilan
1) Humoris

“Malahan, kalau kamu ninggalin aku, aku gak bisa apa-apa,” kata
Dilan.

Aku diam.

“Bisaku cuma mencintaimu,” katanya tersenyum.

2) Romantis
“Ngapain bawa banyak orang?TM kutanya.
 “Mau ngerayain kita jadian” jawab Dilan.
3) Pintar
“Dilan pun termasuk orang yang cerdas dan pintar di kelasnya,
buktinya dia selalu mendapatkan ranking satu atau dua.”
-Ibunya Milea
1) Penuh Kasih Sayang
“Aku jelaskan semuanya ke Ibu, sampai detail. Ke mudian Ibu
memelukku dan membiarkan aku terus menangis.”
-Ayahnya Milea
1) Menghargai orang lain
“Lia ngantuk, Yah” jawabku.
“Ngobrol, Iah, dulu.”
Aku menebak Ayah merasa tidak enak ke Yugo kalau aku tinggal
tidur.
g) Amanat
a. Jangan mengambil keputusan saat emosi jika tidak ingin ada penyesalan
pada akhirnya.
b.  Jika memang sudah cinta,jangan terlalu mengekangnya.
c.  Jangan jadikan hubungan sebagai ancaman ketika sedang ada masalah.
h)  Gaya Bahasa (Majas)
1.      Metonimia
a.       “Kemana-mana selalu memakai motor CB Gelatik yang sudah ia
modif”
b.      “Gak lama dari itu, Wati dan Piyan dating menggunakan sepeda
motor Honda Super Cup.”
c.       “Isinya adalah beberapa makanan ringan dan dua botol minuman
coca-cola.”

B. Unsur ekstrinsik
1. Biografi
Pidi baiq (lahir 8 Juli 1972) adalah seniman multitalenta asal Indonesia. Dia
adalah penulis novel dan buku, dosen, ilustrator, komikus, musisi dan pencipta
lagu. Namanya mulai dikenal melalui grup band The Panas Dalam yang
didirikan tahun 1995. Pidi Baiq semakin dikenal para pecinta karya sastra
khususnya bergenre humor melalui Film Kota Senja , dan novel Dilan: Dia
adalah Dilanku tahun 1990 terbit tahun 2014, Dilan Bagian Kedua: Dia adalah
Dilanku Tahun 1991 terbit tahun 2015 dan Milea: Suara dari Dilan terbit
tahun 2016.Selain ketiga karya di atas, Pidi Baiq juga memiliki karya-karya
novel yang lain

2. Nilai-Nilai yg terkandung
i. Sosial
Nilai sosial yang terdapat dalam novel Dilan 1990 adalah
persahabatan. Persahabatan terlihat ketika Milea jalan menuju
kantin bersama teman-temannya. Seperti kutipan berikut.Dari
kantin, sebelum masuk ke kelas, aku berpapasan dengan Dilan. Dia
jalan bersama kawan kawannya. Pasti baru datang dari warung Bi
Eem. Pada saat Milea jatuh sakit, teman-teman kelasnya datang
menjenguknya. Keadaan tersebut merupakan bentuk simpatiseperti
kutipan berikut. Di hari kedua aku sakit, beberapa kawan sekelas
datang ke rumah untuk menjenguk aku. Nandan juga ikut. Kutemui
mereka di ruang tamu karena aku masih bisa berjalan. Sekitku
tidak parah-parah amat. Sat-satu dari mereka menyalamiku dan
mengucapkan doa keselamatan.
ii. Percintaan
Kisah cinta antara Dilan dan Milea dapat dikatakan tersirat. Proses
Dilan mendekati Milea dengan kata-kata dan tindakan lucu pada
masanya bukan gombalan semata, seperti kutipan pada penggalan
cerita berikut. ³Aku ramal, nanti kita bertemu di kantin.Ternyata
ramalan Dilan salah karena Milea ada urusan dengan teman
kelasnya. Kemudian Dilan menyampaikan surat yang berisi
permohonan maaf sekaligus ramalan ke-2 yang dititipkan ke Piyan,
salah satu sahabat karib Dilan. Berikut isi suratnya. Milea,
ramalanku, kita akan bertemu di kantin. Ternyata salah. Maaf, tapi
aku ingin meramal lagi: besok kita akan bertemu.Milea berpikir
bahwa ramalan itu akan gagal lagi karena besok adalah hari
Minggu, sambil bertanya-tanya sendiri dalam hati, seperti kutipan
berikut.

iii. Polotik
Nilai politik yang terdapat dalam novel Dilan, Dia Adalah Dilanku
Tahun 1990 dapat ditemukan pada saat Nandan sebagai ketua kelas
dan Milea didukung teman-temannya untuk menjadi pengurus
kelas. Berikut kutipannya. Di kelas, selain Nandan, ada juga Rani
dan Agus, semuanya teman sekelas. Hal yang dibahas adalah
tentang keinginan mereka untuk menunjuk aku menjadi sekretaris,
dan sekaligus bendahara kelas 2 Biologi 3. Aku sih, oke saja.
Bagiku, gampanglah itu.Diperankan juga oleh Anhar yang
memanfaatkan kelompoknya demi kepentingan pribadi. Berikut
kutipannya Menghancurkan citra kropsnya sendiri. Memanfaatkan
nama kelompoknya hanya untuk mendapatkan keuntungan sedikit
dan dijadikan sebagai kendaraan untuk tujuan mendapat
kepentingan pribadi.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

pada novel dilan adalah perjuangan yang keras tidak akan menghianti hasil, jadi jika
anda ingin mendapatkan seseorang anda harus berjuang sampai bisa meluluhkan
hatinya.Kesimpulan di novel ini juga adalah sebaik-baik dan bahagianya suatu hubungan,
pasti akan ada perselisihan antara dua pihak yang mungkin bisa menyebabkan
perpisahan.

B. Saran

Jika bersaing, gunakanlah persaingan yang bersih dan baik, tidak menggunakan unsur
kekerasan yang bisa menyebabkan kecelakaang yang fatal.Berilah informasi yang penting
terhadap orang yang bersangkutan agar orang yang bersangkutan bisa menyelesaikan
masalahnya tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Baiq,Baiq.2015.Bandung:PT.Gramedia Pustaka Utama

https://m.kapanlagi.com/pidi-baiq/profil/

http://digilib.isi.ac.id/6245/1/Bab%20I.pdf

https://repository.unsri.ac.id/6101/3/RAMA_88201_06021381520048_
%200015026902_0019096607_01_front_ref.pdf

Anda mungkin juga menyukai