Anda di halaman 1dari 3

Judul : Dilan, dia adalah Dilanku tahun 1991

Pengarang : Pidi Baiq

Penerbit : Pastel book, mizan pustaka

Cetakan : kedua, 2014

Jumlah Hal : 343 Halaman

Harga : –

SINOPSIS :

Novel "Dilan, dia adalah Dilanku tahun 1991 " menceritakan tentang kisah cinta Milea, seorang gadis
cantik pindahan dari Jakarta, dengan Dilan seorang panglima tempur geng motor di Bandung pada masa
itu. Setelah mersemikan hubungan mereka dalam surat pernyataan yang ditandatangani diatas materai,
mereka pun kemudian mengawali masa pacaran mereka dengan bahagia. Dilan yang sangat cinta pada
sastra, sering membuat puisi untuk Milea, seperti :

Pr-ku adalah merindukanmu

Lebih kuat dari Matematika

Lebih luas dari Fisika

Dan lebih kerasa dari Biologi

Dilan juga sering mengatakan hal-hal manis khas dirinya yang membuat Milea bahagia.

" Kalau aku harus jadi Presiden yang mencintai seluruh rakyatnya, aduh, maaf, aku pasti tidak bisa,
karena aku cuma cinta Milea..."

Namun, terlepas dari itu, Dilan tetap saja sama seperti remaja SMA lainnya, masih memiliki emosi yng
berapi-api dan masih suka berkelahi. Dilan bahkan sampai harus ditahan dikantor polisi karena aksi
penyerangan yang hendak ia lakukan.
Hal ini tentu saja membuat Milea khawatir, apalagi setelah meninggalnya Akew, teman Dilan yang
dikeroyok sampai meninggal oleh geng motor yang tak dikenal. Untuk membuat Dilan berhenti
melakukan serangan dan perkelahian, akhirnya Milea memutuskan untuk putus dari Dilan, awalnya
Milea hanya ingin membuat Dilan jera, tapi ternyata Dilan menerima keputusan Milea dan mulai
menjauh dari Milea. Hari-hari Milea benar-benar kosong tanpa Dilan, sampai akhirnya, pada masa
reformasi, keluarga Milea pindah kembali ke Jakarta.

Beberapa tahun kemudian, setelah lulus dari UI, Milea menikah dengan mas Herdi, lelaki yang
ditemuinya pada masa kuliah. Saat takdir dengan sengaja mempertemukan kembali Milea dengan Dilan,
Milea terlambat. Dilah sudah pergi, dan ketika dia berusaha menghubingi Dilan kembali, satu hal yang
Milea sadari, bahwa Dilan sudah pindah dari rumahnya yang lama.

Walau begitu, bagi Milea, Dilan akan selalu menjadi masa lalunya yang indah. Memori yang takkan
terlupakan, bahkan rasanya terlalu membahagiakan untuk bisa menjadi kenyataan.

" Aku mencintaimu, biarlah, ini urusanku. Bagaimana kau kepadaku, terserah, itu urusanmu. Terima
kasih Dilan, kau pernah mau padaku. Dan kini, biarkan aku kalau ingin selalu kabar yentang dirimu..."

Milea.

UNSUR INTRINSIK NOVEL

- TEMA : Percintaan

- PENOKOHAN : Semua tokoh diceritakan langsung oleh penulis.

Dilan = Humoris, romantis, keras kepala, nakal, setia kawan, dan baik.

" senakal-nakalnya anak geng motor, lia. Mereka juga selalu shalat pada waktu ujian praktik agama.."

Milea = " Demi Tuhan, bukan maksudku untuk membanggakan diri sendiri, tapi aku hanya ingin
memberitahu untuk memperjelas cerita ini.."

- LATAR :

Tempat : Bandung dan Jakarta

Waktu : Tahun 1991


Suasana : Bahagia, lucu dan mengharukan

- ALUR : Maju mundur

- AMANAT : Penulis mencoba memberitahukan kepada pembaca bahwa dalam hidup, tidak semua
cerita cinta, harus berakhir dengan bahagia. Karena kadang, sesuatu yang berakhir tidak sesuai dengan
harapan kita akan menciptakan kesan tersendiri, meninggalkan kesedihan dan kerinduan akan masa lalu.
Novel ini juga mengajarkan kita untuk keluar dari belenggu masa lalu, tanpa harus melupakan semua
kenangannya. Karena bagaimanapun juga, masa lalu itu akan tetap menjadi bagian dari hidup kita.

UNSUR EKSTRINSIK

Biografi Penulis

Pidi Baiq, seorang pengarang yang mengaku sebagai imigran dari surga yang diselundupkan oleh ayahnya
ke bumi dikamar pengantin yang tegang. Pendiri grup band ' The Panasdalam' ini juga telah menerbitkan
catatan hidup tidak teladan dalam novel Drunken Monster, Drunken Molen, Dranken Mama, Al-asbun,
At- twiter dan Dikan, dia adalah Dilanku tahun 1990. Penulis yang akrab di panggil surayah ini,
nempunyai akun twitter dengan nama @pidibaiq.

Nilai-nilai Yang Terkandung dalam Novel

– Nilai Pendidikan : Novel ini mengajarkan kita untuk menghargai setiap karya orang lain. Seperti
yang Dilan katakan, tak ada karya yang jelek, selama karya itu bukan hasil plagiat.

– Nilai Moral : Walaupun Dilan adalah anak yang sering berkelahi, bahkan sering di skors dari
sekolah, namun Dilan digambarkan sebagai seorang yang menghormati orang tua, dia sangat
menghormati bi Eem, mak Asih, bahkan wali kelas yang sering menegurnya saat dia salah.

– Nilai Sosial : Kelompok geng motor memiliki kesan yang buruk dalam pikiran masyarakat, tapi
Dilan pada kenyataannya sangat disenangi banyak orang dan mempunyai banyak teman. Semua itu
karena Dilan dikenal sebagai orang yang setia kawan dan Sopan pada orang tua.

Anda mungkin juga menyukai