Anda di halaman 1dari 2

Nama : Irsyad Eky Nur Faiz

Kelas : XID

Absen : 14

RESENSI NOVEL :

Judul : Dilan 2 - Dia Adalah Dilanku Tahun 1991

Penulis : Pidi Baiq

Penerbit : Pastel Books

Tahun Terbit : 2015

Jumlah Halaman : 344 Halaman

ISBN : 978-602-7870-99-4

Dalam novel ini kita akan disuguhkan kembali oleh cerita-cerita dari sudut pandang sang lakon utama
yaitu Milea. Novel ini merupakan cerita sambungan dari Novel yang pertama yaitu "Dilan - Dia Adalah
Dilanku Tahun 1990". Jika kita menemukan alur cerita yang menggemaskan tentang bagaimana kisah
percintaan anak muda SMA antara Milea dengan Dilan pada novel "Dilan" yang pertama, kali ini justru
kalian akan mendapatkan cerita yang lebih serius dengan berbagai macam konflik dari percintaan itu
sendiri lebih mendalam.

Berbagai masalah barupun muncul sebagai bumbu tambahan, membuat cerita menjadi lebih berkesan
dan menarik sampai akhir. Tetapi, pada novel sebelumnya, diakhiri dengan kisah yang menggantung dan
sangat membuat penasaran para pembaca akan kelanjutan kisahnya, novel yang satu ini benar-benar
akan membayar itu semua dengan tuntas. Karena sang penulis menceritakan semuanya sampai benar-
benar pada bagian akhir, di mana sang lakon tidak lagi memberi kesan akan melanjutkan ceritanya (tidak
ada clue untuk sekuel selanjutnya).

Namun tetap saja, untuk lebih mengerti dengan sempurna semua cerita yang ada, kita mesti membaca
Novel yang pertamanya, karena beberapa konflik dan tokoh yang bersangkutan, yang ada pada novel
kedua ini, dijelaskan pada novel pertama.

Gaya penulisan pun masih tidak jauh dari novel sebelumnya, dengan gaya bahasa yang sederhana dan
sangat mudah dicerna, membuat novel ini begitu diterima oleh semua kalangan, baik itu anak remaja
maupun sampai orang dewasa.
Dan juga, penulis benar-benar ahli dalam membuat kejutan pada cerita, selalu saja ada hal yang tidak
terduga mengenai kehidupan sang tokoh. Hal ini tentu saja membuat para pembaca lebih tertarik dan
semakin penasaran. Dan tak hanya itu saja, meski penulisan dituliskan dengan menggunakan sudut
pandang pertama, penulis membuat si lakon (Milea), seolah-olah berinteraksi dengan para pembacanya,
bahkan layaknya memberikan pendapat pada pemikiran sang pembaca, sampai seperti sedang yang
berdebat. Sangat menarik bukan?

Jika disimpulkan, kelebihan dari novel ini adalah bahasanya yang simple, alur cerita yang tidak dapat
dikira, dan juga penulisan pada tokoh yang benar- benar membuatnya hidup meski lewat tulisan. Selain
itu, dibubuhi pula beberapa gambar ilustrasi berupa kartun yang pas dan tidak berlebihan.

Dan untuk kekurangannya, kembali lagi pada yang saya sebutkan sebelumnya, yaitu untuk mengerti
secara sempurna keseluruhan cerita, kita mesti membaca terlebih dahulu novel bagian pertamanya.
Selain dari hal tersebut, saya pikir

penulis telah berhasil membuat karya yang luar biasa.

Anda mungkin juga menyukai