Oleh:
Vira Mustika
Satya Irada
NIS 2084
XII MIPA 5
Segala puji bagi Allah, Tuhan seru sekalian alam atas segala berkat, rahmat,
taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga saya dapat
menyelesaikan penulisan ini.
Dalam penulisan ini, tentu tidak berjalan dengan cepat melainkan memerlukan
kurun waktu yang tidak sebentar. Namun berkat kegigihan serta bantuan dari beberapa
pihak, akhirnya penulisan ini dapat terselesaikan. Berkat bantuan tersebut, pada
kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1. Kedua orang tua dirumah yang telah memberikan bantuan materil maupun
doanya, sehingga penulisan ini dapat terselesaikan;
2. Bapak Masrani, sebagai guru pembimbing mata pelajaran Bahasa Indonesia yang
telah banyak membantu sehingga penulisan ini dapat berjalan lancar;
3. Teman-teman yang telah memberi semangat kepada saya, sehingga penulisan ini
bisa selesai dengan baik. Dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu yang membantu penulisan ini.
Akhir kata semoga penulisan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Penulis
menyadari bahwa dalam pembuatan penulisan ini masih jauh dari kesempurnaan,
untuk itu penulis menerima saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan
kearah kesempurnaan. Akhir kata penulis sampaikan terima kasih.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................1
BAB II URAIAN
2.1 Identifikasi Novel......................................................................................2
2.2 Unsur Intrinsik..........................................................................................2
2.3 Unsur Ekstrinsik........................................................................................11
BAB III PENUTUP
3.1 Simpulan...................................................................................................15
3.2 Saran..........................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................16
LAMPIRAN...............................................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN
URAIAN
1. Delisa 8. Tiur
2. Ummi Salamah 9. Ustadz Rahman
3. Abi Usman 10. Bu Guru Nur
C. Penokohan
D. Alur
1. Pengenalan/Awal Cerita
2. Timbulnya Konflik
Awal pertikaian ditunjukan ketika delisa akan dibelikan
kalung oleh ibu sebagai hadiah telah menghafal bacaan
shalatnya. Namun kalung yang delisa beli berbeda dengan
kalung yang dibelikan ibu kepada kakak-kakaknya. Hal tersebut
membuat Kak Aisyah merasa cemburu atau iri terhadap kalung
yang dibelikan ibu kepada Delisa.
3. Puncak Konflik
4. Antiklimaks
5. Penyelesaian Masalah
E. Latar
F. Sudut Pandang
G. Gaya Bahasa
H. Amanat
C. Penilaian Novel
1. Kelebihan
Novel ini sangat tepat untuk dibaca untuk semua kalangan. Baik
anak-anak maupun remaja bahkan orang tua sekalipun. Pesan yang
tersirat dalam novel ini memberikan banyak inspirasi bagi para
pembacanya.
Tiap bait puisi dibeberapa kalimatnya menambah poin plus untuk
novel ini. Alur cerita yang sangat menghanyutkan membuat para
pembaca (khususnya saya) untuk selalu ikhlas dalam menerima segala
cobaan yang telah ditakdirkan dari Allah SWT.
Bahasa yang digunakan penulis sederhana namun mampu
menyentuh hati pembaca,tidak susah dipahami dan dimengerti oleh
semua kalangan pembaca baik pembaca pemula atau sudah tingkat
lanjut.
2. Kekurangan
Kekurangan dari novel ini, yaitu tidak adanya biografi penulis
yang disediakan pada bagian akhir halaman novel, pengarang
menggunakan nama samaran tidak nama asli (Tere Liye) dan tidak
adanya sinopsis yang disediakan pada bagian belakang cover sehingga
ketika ada yang ingin membeli, ada keraguan terhadap apa yang akan
diceritakan oleh novel ini.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Simpulan yang dapat diambil dari penulisan ini, yaitu cara
menganalisis dengan mengetahui unsur intrinsik dan ekstrinsik. Selain itu
juga dapat diketahui bahwa dalam menganalisis diperlukan pengetahuan
lebih mengenai novel yang akan dianalisis, selain dibaca juga harus dipahami
agar dapat mengetahui tokoh, alur, latar belakang penulis dan lain
sebagainya. Hal lainnya juga berkaitan dengan pesan-pesan yang
disampaikan oleh penulis berupa amanah dari novel tersebut.
3.2 Saran
Ketika menganalisis novel, sebaiknya penulis harus paham mengenai
isi dari novel tersebut. Bahkan jika diperlukan, hal-hal yang akan dianalisis
dapat ditandai dibagian mana saja. Hal itu guna mempermudah proses
analisis, sehingga pengerjaannya pun segera selesai.
DAFTAR PUSTAKA
...
LAMPIRAN
Lampiran 1
Cover Novel
Lampiran 2
SINOPSIS
Delisa gadis kecil kebanyakan yang periang, tinggal di Lhok Nga desa
kecil di pantai Aceh, mempunyai hidup yang indah. Sebagai anak bungsu dari
keluarga Abi Usman, Ayahnya bertugas di sebuah kapal tanker perusahaan
minyak Internasional. Delisa sangat dekat dengan ibunya yang dia panggil
Ummi, serta ketiga kakaknya yaitu Fatimah, dan si kembar Aisyah dan Zahra.
26 Desember 2004, Delisa bersama Ummi sedang bersiap menuju ujian
praktek shalat ketika tiba-tiba terjadi gempa. Gempa yang cukup membuat
ibu dan kakak-kakak Delisa ketakutan. Tiba-tiba tsunami menghantam,
menggulung desa kecil mereka, menggulung sekolah mereka, dan
menggulung tubuh kecil Delisa serta ratusan ribu lainnya di Aceh serta
berbagai pelosok pantai di Asia Tenggara. Delisa berhasil diselamatkan
Prajurit Smith, setelah berhari-hari pingsan di cadas bukit. Sayangnya luka
parah membuat kaki kanan Delisa harus diamputasi. Penderitaan Delisa
menarik iba banyak orang. Prajurit Smith sempat ingin mengadopsi Delisa bila
dia sebatang kara, tapi Abi Usman berhasil menemukan Delisa. Delisa
bahagia berkumpul lagi dengan ayahnya, walaupun sedih mendengar kabar
ketiga kakaknya telah pergi ke surga, dan Ummi belum ketahuan ada di
mana. Delisa bangkit, di tengah rasa sedih akibat kehilangan, di tengah rasa
putus asa yang mendera Abi Usman dan juga orang-orang Aceh lainnya,
Delisa telah menjadi malaikat kecil yang membagikan tawa di setiap
kehadirannya. Walaupun terasa berat, Delisa telah mengajarkan bagaimana
kesedihan bisa menjadi kekuatan untuk tetap bertahan. Walau air mata
rasanya tak ingin berhenti mengalir, tapi Delisa mencoba memahami apa itu
ikhlas, mengerjakan sesuatu tanpa mengharap balasan. "Delisa cinta Ummi
karena Allah."