0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
740 tayangan3 halaman
Dokumen tersebut membahas mengenai tumbuhnya nasionalisme di Indonesia pada awal abad ke-20. Pada masa itu, pemerintah kolonial Belanda menerapkan kebijakan politik etis yang mendorong pendidikan dan pembangunan infrastruktur. Hal ini memunculkan kesadaran di kalangan terdidik akan pentingnya bangsa Indonesia bersaing dengan bangsa lain. Pers dan organisasi kebudayaan seperti Boedi Oetomo ikut memicu tumbuhnya nasional
Dokumen tersebut membahas mengenai tumbuhnya nasionalisme di Indonesia pada awal abad ke-20. Pada masa itu, pemerintah kolonial Belanda menerapkan kebijakan politik etis yang mendorong pendidikan dan pembangunan infrastruktur. Hal ini memunculkan kesadaran di kalangan terdidik akan pentingnya bangsa Indonesia bersaing dengan bangsa lain. Pers dan organisasi kebudayaan seperti Boedi Oetomo ikut memicu tumbuhnya nasional
Dokumen tersebut membahas mengenai tumbuhnya nasionalisme di Indonesia pada awal abad ke-20. Pada masa itu, pemerintah kolonial Belanda menerapkan kebijakan politik etis yang mendorong pendidikan dan pembangunan infrastruktur. Hal ini memunculkan kesadaran di kalangan terdidik akan pentingnya bangsa Indonesia bersaing dengan bangsa lain. Pers dan organisasi kebudayaan seperti Boedi Oetomo ikut memicu tumbuhnya nasional
Nasionalisme 1. Politik Etis Memasuki abad ke-20, kebijakan pemerintah kolonial belanda men dorong untuk menguasai seluruh wilayah nusantara. Pemerin tahan kolonialpun melakukan perjanjian-perjanjian. Sementara itu peme rintah kolonial menerapkan kebijakan ekonomi yang berbasis pada sitem kapitalisme barat melalui komersialisasi,sistem moneter, dan komoditas barang.Kebijakan itu mendapat kritik dari politikus dan intelektual di hindia belanda,yaitu C.Th. Van Deventer dalam tulisan nya yang berjudul Een Eereschlud (hutang kehormatan), yang di muat dimajalah De Gids (1899). Awal abad ke 20 , politik kolonial memasuki babak baru , yaitu era politik etis, yang di pimpin oleh menteri jajahan alexander W.F idenburg yang kemudian menjadi Gubernur Jenderal Hindia Belanda (1909-1916) ada tiga program Politik Etis,yaitu irigasi , edukasi, dan transmigrasi.zaman kemajuan ditandai dengan adanya surat-surat R.A. kartini kepada sahabatnya ny. R.M. Abendanon di belanda ,perluasan pendidikan gaya barat adalah tanda resmi dari bentuk politik etis itu.pengaruh pendidikan Barat itu pula yang kemudian memunculkan kesadaran, bahwa rakyat bumiputra harus mampu bersaing dengan bangsa-bangsa lain untuk mencapai kemajuan. Pemerintah kolonial Belanda juga membentuk Volksraad (Dewan Rakyat) yang sejumlah tokoh indonesia bergabung di dalamnya. 2.Pers Membawa Kemajuan Pada awal abad ke-20, para priyayi baru menuangkan gagasan nya melalui pers (media .cetak) mengenai isu-isu perubahan Orang-orang pertama yang aktif dalamdunia pers saat itu ada lah orang indo seperti H.C.O. Clockener Brousson dari bintang hindia , E.F Wigger dari bintang Baru, dan G. Francis dari pemberitaan Betawi. Pada abd itu yang penerbit tionghoa mulai bermunculan. Para benerbit tionghoa itulah yang menjadikan
pertumbuhan surat kabar berkembang pesat. Penerbit
bumiputra pertama di Batavia yang muncul pada pertengahan abad ke 20 adalah R.M Tirtoadisuryo menyunting Dwaji Kanda yang diterbitkan oleh allbert Rusche & Co. Di Yogyakarta Dr.Wahidin Sudirahusada Sebagai redaktur jurnal berbahasa jawa, .Retnodhoemillah diterbitkan oleh Firma H Buning Bermunculan media cetak itu segera di ikuti oleh sejumlah .Jurnalis bumiputera lainnya Sementara itu pergerakan kebudayaan Cetak mulai masuk di beberapa kota kolonial lainnya , seperti Surabaya,Padang ,Semarang. Kapitalisme cetak mempermudah kaum terdidik untuk .memperoleh informasi Rivai menggolongkan masyarakat menjadi tiga golongan ,yaitu kaum kolot, kaum kuno dan kaum .muda Seorang pensiunan Dokter jawa yaitu Wahidin Soedirohoesodo tertarik dengan rivai . saat itu ia sebagai editor majalah berbahasa jawa, retno dhumillah, dalam tulisan itu disarankan agar kaum lanjut usia dan kaum muda membentuk organisasi pendidikan yang bertujuan untuk memajukan masyarakat. Gagasan Wahidin Akhirnya terwujud ketika para pelajar Stovia sekolah dokter jawa ,mendirikan suatu organisasi bernama Boedi .Oetomo pada 2 Mei 1908 Harian sinar jawa,memuat tentang perlunya rakyat kecil untuk terus menuntut ilmu setinggi mungkin yaitu tentang Bangsawan usul dan Bangsawan pikiran. Surat kabar yang paling mendapat perhatian kolonial saat itu adalah De Express yang memuat berita propaganda radikal dan kritis . terhadap pemerintahan kolonial Pada 30 Juli 1913 polisi Belanda menangkap Cipto Mangunkusumo dan Suryadi Suryaningrat,
Kemudian pemerintah kolonial selanjutnya
.memutuskan TigaSerangkaiUntuk di tangkap
Modernisme dan reformasi islam.3
Pada awal abad ke 20, 4 ulama muda Minangkabau kembali dari menurud ilmu di Mekkah , Mereka adalah murid syekh Ahmad Khatib Al Minangkabawi , seorang imam besar mazhab Syafii Di masjid Mekkah berasal dari . minangkabau .Perintis itu syekh Taher Jamaluddin Di Padang Panjang Haji abdul Karim Amrullah mulai menumbuhkan kesadaran akan perlunya . .perubahan metode