Anda di halaman 1dari 13

VALENTINE DAY DALAM PERSPEKTIF ISLAM

Syifa Dian Firmanita


SMA Negeri 5 Semarang Jln. Pemuda 143 Semarang

A. VALENTINE DAY

Dari keduabelas bulan dalam setiap tahunnya, hanya di bulan Februarilah yang
selalu ditunggu oleh para remaja dari belahan bumi manapun. Bulan yang di dalamnya
terdapat satu hari yang konon digunakan untuk menabur cinta kasih, bahkan juga
digunakan untuk ajang mencari pasangan hidup. Hari yang jatuh pada tanggal 14
Februari ini disebut sebagai Valentine day atau “Hari Kasih Sayang”. Valentine day
amat popular dan merebak diseluruh pelosok negeri tak ketinggalan pula negeri kita
tercinta Indonesia. Berbagai acara telah disiapkan demi menyambut datangnya Hari
Valentine. Terlebih lagi didukung oleh banyaknya iklan - iklan yang kita temui dalam
rangka menyambut Hari Valentine. Berbagai tempat hiburan bermula dari diskotik,
hotel-hotel, organisasi-organisasi maupun kelompok-kelompok kecil ramai juga turut
berlomba-lomba menawarkan acara untuk merayakan Valentine.

Dan seiring dengan masuknya beragam gaya hidup barat ke dunia Islam, perayaan
hari Valentine pun ikut juga mendapatkan sambutan hangat dari para remaja, tak
ketinggalan pula remaja muslim. Bertukar bingkisan valentine, greeting card, pesta,
semarak warna pink, ungkapan cinta dan kasih sayang dengan berbagai ekspresinya
menyemarakkan suasana valentine setiap tahunnya.

Hari Valentine sebenarnya adalah hari untuk memperingati wafatnya seorang


Martir (syuhada dalam Islam) yang bergelar Santo (orang suci dalam agama
Kristen/Katolik) bernama Valentine di negeri Romawi. St.Valentine meninggal pada
tahun 496 M yang kebetulan pada tanggal 14 Februari. Oleh karena itu Hari Valentine
merupakan salah satu budaya barat yang berasal dari Romawi, selain itu Valentine Day
merupakan suatu upacara keagamaan kaum Kristiani pada saat itu.

Sehubungan adanya fenomena Valentine Day, sebagai remaja muslim kita harus
mengetahui asal – usul dan akar historisnya. Selain itu kita juga perlu meninjau hal
tersebut dalam kaitannya dengan ajaran Islam. Karena dengan mengetahui asal – usul
dan tinjauan islam terhadap Valentine Day, diharapkan para remaja muslim dapat
mengambil sikap yang tepat dalam menanggapi Valentine Day tersebut. Jikalau dilacak,
akar historis dari Hari Valentine akan memberitahukan kepada kita secara jelas betapa
paradoksnya pemaknaan cinta yang sesungguhnya dengan gelar yang diabadikan
sebagai simbol kesucian cinta pada Hari Valentine.

B. AKAR HISTORIS VALENTINE DAY

Hampir setiap negara mempunyai cerita mengenai akar historis dari Valentine day.
Sehingga sejarah dari Valentine day memiliki beberapa versi dan 4 versi yang terkenal
yaitu,

1. Kata “Valentine” sebenarnya adalah nama seorang martir (orang Islam


menyebutnya sebagai syuhada). Pada tanggal 14 Februari 270 M, St.Valentine
dibunuh karena perselisihannya dengan Raja Cladius II sebagai penguasa
Romawi. Raja Cladius menerapkan suatu aturan agar para pemuda – pemuda di
Romawi tidak menikah karena Raja Cladius saat itu menghadapi perang dan
membutuhkan banyak prajurit, namun Valentine secara sembunyi - sembunyi
tetap menikahkan para pria dan wanita hingga pada akhirnya Raja Cladius tahu
dan menahannya di penjara. Walaupun dia hidup di balik jeruji besi, dia selalu
bersikap ceria sehingga membuat beberapa orang datang menemuinya di dalam
penjara. Mereka menaburkan bunga dan catatan-catatan kecil di jendela penjara.
Mereka ingin dia tahu bahwa mereka juga percaya tentang cinta dirinya. Salah
satu pengunjung tersebut adalah seorang gadis anak sipir penjara. Dia sering
mengobrol dengan Valentine. Di saat menjelang kematiannya dia menuliskan
catatan kecil: Love from your Valentine. Dan pada tahun 496 Paus Gelasius
menetapkan 14 Februari sebagai tanggal penghormatan untuk Saint Valentine.
Akhirnya pada tanggal 14 Februari menjadi tanggal untuk memperingati
kematian St.Valentine.

2. Uskup Valentine adalah seorang yang dianggap Santo (orang suci dalam agama
Katolik) yang menggantikan dewa Lupercus yang disebut sebagai dewa
kesuburan, padang rumput dan hewan ternak serta dewa penyayang.
Penyembahan dewa Lupercus sudah menjadi bagian tradisi upacara keagamaan
Romawi pada masa itu. Tradisi itu ditandai dengan penarikan undian dalam
rangka mencari pasangan yang namanya sudah tertulis dalam kotak undian.
Setelah itu, mereka bebas untuk melakukan hubungan seksual dalam waktu yang
telah ditentukan. Setelah mereka bosan dan sudah terpenuhi nafsu syahwatnya
merekapun kembali menarik undian untuk mendapatkan pasangan baru yang
nantinya akan diperlakukan sama dengan pasangan yang pertama. Setelah dewa
Lupercus meninggal, maka St.Valentinelah yang menggantikannya sebagai
dewa kasih sayang. Tapi suatu ketika kekaisaran Romawi membutuhkan
sejumlah besar prajurit perang. Oleh karena itu Kaisar memerintahkan untuk
tidak melakukan perkawinan karena perkawinan akan mengganggu Kaisar
dalam merekrut pasukan perangnya. Namun, secara diam–diam St.Valentine
tetap menikahkan muda–mudi yang telah menjalin cinta. Akan tetapi hal itu
diketahui oleh Kaisar Romawi dan untuk selanjutnya St. Valentine dijatuhi
hukuman mati dengan hukum pancung pada tahun 207 M dan mayatnya dikubur
di tepi Jalan Flamenia. Baru pada masa Kaisar Constain (280 – 337) M upacara
tersebut kembali dimodifikasi dengan penambahan pesan–pesan cinta dari para
gadis, pesan tersebut kemudian diletakkan dalam jambangan kemudian diambil
oleh para pemudanya. Mereka nerpasangan, berdansa dan diakhiri dengan tidur
bersama (zina). Oleh Paus Gasium I seorang pemimpin dewan gereja, pada
tahun 494 M mengubah upacara tersebut dengan bentuk rutinitas seremoni
porofikasi (pembersihan dosa) dan juga mengubah upacara Lupercalia yang
biasanya tanggal 15 Februari menjadi 14 Februari dengan tahun 496 M sebagai
Valentine day.

3. Pada masa Romawi Kuno, tanggal 14 Februari merupakan hari raya untuk
memperingati Dewi Juno, Dewi Juno adalah ratu dari segala dewa dan dewi,
orang-orang Romawi kuno juga meyakini bahwa dewi Juno adalah dewi bagi
kaum perempuan, perkawinan dan dewi cinta. Pada tanggal 14 Februari orang-
orang Romawi kuno mengadakan perayaan untuk memperingati Dewi Juno
dengan cara memisahkan kaum laki-laki dan perempuan. Nama-nama remaja
perempuan ditulis pada potongan kertas lalu digulung dan dimasukkan ke dalam
botol, setelah itu para laki-laki mengambil satu kertas sebagai, setiap laki-laki
akan mendapatkan pasangan sesuai nama yang didapat dalam undian tersebut,
bila kemudian mereka ada kecocokan maka mereka akan melangsungkan
pernikahan di hari-hari berikutnya.

4. Pastor yang bernama Saint (Santo) Valentine, yang hidup di zaman Kaisar
Claudius II di Roma abad III, secara diam-diam menentang sang Kaisar yang
dengan otoritasnya menghapuskan sebuah tradisi yang sudah berlangsung sejak
zaman Romawi Kuno. Seperti kebanyakan tradisi kuno lainnya, perayaan untuk
menghormati Dewa Lupercus itu diawali dengan upacara yang disebut dengan
Lupercilia setiap 15 Februari. Upacara ini awalnya diadakan untuk mengusir
serigala ganas yang sering muncul di sekitar kota Roma.
Salah satu persembahan mereka adalah mengadakan sebuah festival yang salah
satu acaranya adalah tradisi bernama name drawing, terutama diperuntukkan
bagi anak-anak muda yang masih lajang. Festival diawali dengan menulis semua
nama gadis di kota Roma pada kertas kecil dan dimasukkan ke dalam wadah
kaca besar. Setelah itu, setiap lelaki lajang di Roma mengambil lembaran kertas
tersebut secara acak. Gadis yang namanya ke luar harus menjadi kekasihnya
selama setahun penuh untuk bersenang-senang dan menjadi obyek hiburan sang
pemuda yang memilihnya. Kejadian ini memberikan sebuah indikasi adanya
pesta yang kental dengan aroma perzinaan dan maksiat. Ketika Kaisar Claudius
II memerintah, sang kaisar kesulitan mencari pemuda untuk dijadikan pasukan
karena para lelaki di Roma lebih memilih tinggal dan berkumpul bersama orang-
orang yang mereka cintai. Karena itu, sang kaisar kemudian menghapus tradisi
pesta name drawing tersebut. Namun di sisi lain Pastor Valentine, tetap
mempertahankan tradisi name drawing tersebut dengan prinsip cinta kasih yang
dianutnya. Ulahnya itulah yang kemudian menyeretnya ke altar eksekusi mati. Ia
mati 14 Februari 269 M Di saat menjelang kematiannya Saint (Santo) Valentine
menulis kemudian meninggalkan sepucuk surat cinta kepada seorang anak sipir
penjara. Dalam surat cinta nya dia menuliskan tanda tangan yang berbunyi From
Your Valentine. Ada pula yang menyebutkan bahwa bunyi pesan terakhir itu
adalah Love From Your Valentine. Untaian cinta pada surat itulah yang
menjadikan tanggal matinya sebagai Hari Kasih Sayang (Valentine's Day).
Pada abad ke 16 M, perayaan Valentine yang semula merupakan ritual milik agama
Kristen dan Katolik telah berangsur-angsur bergeser, yang semula untuk memperingati
kematian Santo Valentine telah bergeser menjadi hari Jamuan Kasih Sayang yang
disebut sebagai Supercalis seperti yang dirayakan oleh bangsa Romawi Kuno setiap
tanggal 15 Pebruari. Sedangkan pada abad pertengahan di dalam bahasa Perancis-
Normandia terdapat kata Galentine yang berasal dari kata Galant yang berarti cinta,
persamaan bunyi antara Galentine dan Valentine disinyalir telah memberikan ide
kepada orang-orang Eropa bahwa sebaiknya pada tanggal 14 Pebruari digunakan untuk
mencari pasangan.

Perayaan Valentine’s Day di masa sekarang ini mengalami pergeseran sikap dan
semangat. Kalau di masa Romawi, sangat terkait erat dengan dunia para dewa dan
mitologi sesat, kemudian di masa Kristen dijadikan bagian dari simbol perayaan hari
agama, maka di masa sekarang ini identik dengan pergaulan bebas muda-mudi dan aksi
– aksi permisif, dengan lampu remang – remang dan nyala lilin temaram. Mulai dari
yang paling sederhana seperti pesta pora, kencan, bertukar hadiah hingga penghalalan
praktek zina secara terang - terangan. Semua itu dilakukan dengan mengatas namakan
semangat cinta kasih. Dalam semangat hari Valentine itu, ada semacam kepercayaan
bahwa melakukan maksiat dan larangan-larangan agama seperti berpacaran, bergandeng
tangan, berpelukan, berciuman, petting bahkan hubungan seksual di luar nikah di
kalangan sesama remaja itu menjadi boleh. Alasannya, semua itu adalah ungkapan rasa
kasih sayang, bukan nafsu libido biasa.

Padahal kasih sayang yang dimaksud adalah zina yang diharamkan agama. Orang
barat memang tidak bisa membedakan antara cinta dan zina. Ungkapan making love
yang artinya bercinta, seharusnya sedekar cinta yang terkait dengan perasan dan hati,
tetapi setiap kita tahu bahwa makna make love atau bercinta adalah melakukan
hubungan kelamin alias zina.

C. VALENTINE DAY DALAM KONTEKS AJARAN ISLAM

Berdasarkan uraian tentang sejarah Valentine di atas dan hubungannya dengan


peradaban Barat saat ini dapat dilihat bahwa Valentine merupakan :
1. Ritual yang bersumber dari Kristen yang dikukuhkan oleh Paus Galasius untuk
mengenang orang suci Kristen yaitu Santo Valentine.

2. Ritual orang-orang Romawi kuno yang pagan (penyembah berhala) untuk


memperingati dewi Juno yaitu ratu dari segala dewa-dewi bagi perempuan dan
ratu percintaan.

3. Ritual bangsa Eropa pada abad pertengahan untuk mencari jodoh.

4. Media Barat untuk mengkokohkan cengkraman peradaban Barat.

Dari keempat versi asal mula Valentine tersebut, tidak ada satupun yang tidak
bertentangan dengan ajaran Islam. Valentine berhubungan dengan agama Kristen
karena Valentine merupakan salah satu upacara agama Kristen yang dibuktikan dengan
pengukuhan oleh seorang Paus yaitu Paus Galasius untuk memperingati orang yang
diberi gelar orang suci oleh orang-orang Kristen. Dalam The Encyclopedia Britania,
vol. 12, sub judul: Chistianity, dituliskan penjelasan sebagai berikut: Agar lebih
mendekatkan lagi kepada ajaran Kristen, pada 496 M Paus Gelasius I menjadikan
upacara Romawi Kuno ini menjadi hari perayaan gereja dengan nama Saint Valentine’s
Day untuk menghormati St. Valentine yang kebetulan mati pada 14 Februari (The
World Encylopedia 1998). Keterangan seperti ini bukan keterangan yang mengada-ada,
sebab rujukannya bersumber dari kalangan barat sendiri. Dan keterangan ini
menjelaskan kepada kita, bahwa perayaan hari valentine itu berasal dari ritual agama
Nasrani secara resmi. Dan sumber utamanya berasal dari ritual Romawi kuno.
Sementara di dalam tatanan aqidah Islam, seorang muslim diharamkan ikut merayakan
hari besar pemeluk agama lain, baik agama Nasrani ataupun agama paganis (penyembah
berhala) dari Romawi kuno. Sebagaimana yang difirmankan Allah sebagai berikut

Katakanlah: “Hai orang-orang kafir. Aku tidak akan menyembah apa yang kamu
sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang Aku sembah. Dan Aku tidak pernah
menjadi penyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi
penyembah Tuhan yang Aku sembah. Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku.”
(QS. Al-Kafirun: 1-6).
“Barangsiapa yang mencari agama selain agama Islam, maka sekali-sekali
tidaklah diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang
yang rugi”.(QS Al-Imran : 85).

Bagi Muslim mengikuti Valentine tersebut adalah sama dengan mengikuti


peribadatan orang Kristen, di samping itu ada bahaya yang lain yaitu sinkretisasi antara
agama Islam dan Kristen, Allah telah memerintahkan kita untuk tidak
mencampuradukkan ajaran agama Islam dengan ajaran agama manapun termasuk
Kristen. Dalam Alquran telah dijelaskan “Bagimu agamamu, bagiku agamaku”(QS Al
Kafirun : 6).

Selain itu Valentine juga dirayakan untuk memperingati atau memuja Dewi Juno
adalah ritual yang dilakukan oleh orang-orang romawi Kuno yang menyembah berhala
atau dewa, sehingga mengikuti ritual ini dapat bernilai kesyirikan seperti yang
dilakukan oleh orang-orang Romawi Kuno yang menyembah berhala. Bukankah Hadist
Riwayat Bukhari-Muslim dibawah ini sudah dapat mengetuk hati kita. “Bedakan diri
kalian dari orang-orang Musyrik”.

Perayaan Valentine sebagai sarana untuk mencari jodoh oleh orang-orang Eropa.
Mereka bertahayul bahwa kasih sayang akan mulai bersemi pada tanggal 14 Pebruari.
Tahayul adalah salah satu bentuk kesyirikan, sehingga haram hukumnya bagi umat
Islam untuk mengikutinya.

Valentine sebagai media barat telah diakui daya rusaknya terhadap tatanan
masyarakat timur apalagi Islam, mengikuti Valentine bukan saja sekedar pesta untuk
menyatakan kasih sayang, tetapi juga pesta yang mau - tidak-mau harus mengikutkan
budaya yang lainnya, pergaulan bebas, fashion, pakaian minim, ciuman antara laki-laki
dan perempuan yang bukan muhrimnya, hidup glamour, materialistis, pesta dansa,
mengumbar nafsu dan lain-lain. Namun, sebenarnya maksud dari kesemua itu adalah
untuk memasarkan produk, terutama produk – produk barat seperti fashion, café, hotel,
film dan yang lebih parah adalah suatu kebudayaan yang merusak aqidah yaitu seks
pranikah atau berzina. Allah SWT telah berfirman tentang zina “Dan janganlah kamu
mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu
jalan yang buruk. (QS Al-Isra’: 32)”.
Berdasarkan bahasan mengenai sejarah Valentine day di atas kita tahu bahwa sejak
budaya Valentine resmi diberlakukan sudah menyimpang dari aqidah dan tatanan
hukum Islam. Selain berkaitan dengan freesex yang sangat bertentangan dengan hukum
dan budaya Islam. Valentine juga berkaitan dengan pesta pora dan huru hara serta
jamuan makanan dan minuman yang berlebihan. Padahal sebagaimana yang kita tahu
Allah telah berfirman dalam QS Al-Isra : 27 yang artinya “Sesungguhnya pemboros -
pemboros itu adalah saudara – saudara syaiton dan syaiton itu adalah sangat ingkar
kepada Tuhannya”. Dan dalam QS Al-Anfal : 63 yang berbunyi : “…walaupun kamu
membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak
dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka.
Sesungguhnya Dia (Allah) Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”.

Melihat penjelasan di atas, mungkin ada sebagian remaja yang akan bertanya

Kenapa memperingati sebuah tragedi cinta itu tidak boleh dilakukan?

Apakah Islam melarang cinta kasih?

Bukankah Islam menganjurkan pemeluknya kasih kepada sesama?

Tak ada yang menyangkal bahwa Islam tidak melarang cinta kasih. Islam sendiri
adalah agama kasih dan menjunjung cinta kepada sesama. Dalam Islam cinta demikian
dihargai dan menempati posisi sangat terhormat, kudus, dan sakral. Islam sama sekali
tidak phobi terhadap cinta. Islam mengakui fenomena cinta yang tersembunyi dalam
jiwa manusia. Namun demikian, Islam tidak menjadikan cinta sebagai komoditas yang
rendah dan murahan. Cinta yang merupakan perasaan jiwa dan gejolak hati yang
mendorong seseorang untuk mencintai kekasihnya dengan penuh gairah, lembut, dan
kasih sayang dalam Islam dibagi menjadi tiga tingkatan yang kita tangkap dari ayat Al-
Quran. "Katakanlah: Jika bapak-bapakmu, anak-anakmu, saudara-saudaramu, istri-
istrimu, kerabat-kerabatmu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang
kamu khawatirkan kerusakannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu senangi
lebih kau cintai daripada Allah dan Rasul-Nya serta jihad di jalan-Nya, maka
tunggulah hingga Allah mendatangkan keputusan-Nya. Dan Allah tidak memberikan
petunjuk kepada orang-orang yang fasik." (At-Taubah: 24).
Di mata Islam mencintai dan dicintai itu adalah "risalah" suci yang harus
ditumbuhsuburkan dalam dada setiap muslim. Makanya Islam menghalalkan
perkawinan. Islam tidak menganut "selibasi" yang mengebiri fitrah manusia, seperti
yang terjadi dalam ajaran Kristen dan Hindu serta Budha yang menganut sistem sosial
yang dikenal dengan kependetaan. Sebab, memang tidak ada rahbaniyah dalam Islam.

Sebagai agama pamungkas, Islam dengan tegas memosisikan diri sebagai agama
yang diridhai oleh Allah, dan siapa saja yang ingin mencari agama selain Islam maka
agamanya tidak akan diterima sebagaimana yang dijelaskan dalam QS:Al - Imran ayat
19 dan 185. Dan, sebagai agama terakhir Islam telah melakukan beberapa pembenaran
dari berbagai penyelewengan yang terjadi dalam agama Kristen dan agama Yahudi.
Islam mengharuskan pemeluknya untuk membentengi diri dari semua budaya yang
datang dari kalangan Yahudi dan Kristen. Kaum Muslimin harus memiliki budaya dan
identitasnya sendiri yang bersumber pada norma dan ajaran agamanya.

Setelah kita mengetahui bahwa Valentine's Day sama sekali tidak memiliki kaitan
sejarah dengan Islam, maka menjadi tugas semua remaja Islam untuk menghindari dan
tidak ikut serta dalam sebuah budaya yang tidak bersumber pada Al - Quran dan Al -
Hadis. Valentine's Day bukanlah simbol dan identitas remaja Muslim karena ia
merupakan hari raya kalangan remaja Kristen. Dan kita persilahkan saudara-saudara
kita dari remaja kalangan Kristen ataupun Katolik untuk merayakannya sesuai dengan
keyakinan mereka.

Sebagai seorang muslim tanyakanlah pada diri kita sendiri, apakah kita akan
mencontoh begitu saja sesuatu yang jelas bukan bersumber dari Islam?. Mari kita
renungkan firman Allah dalam QS Al – Isra : 36 yang mengatakan, “ Dan janganlah
kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya.
Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya itu akan diminta
pertanggung jawabnya”.

Dalam Islam kata “tahu” berarti mampu mengindera dengan seluruh panca indera
yang dikuasai oleh hati. Pengetahuan yang sampai pada taraf mengangkat isi dan
hakikat sebenarnya. Bukan hanya sekedar dapat melihat atau mendengar. Bukan pula
sekadar tahu sejarah, tujuannya, apa, siapa, kapan, bagaimana, dan di mana, akan tetapi
lebih dari itu. Oleh karena itu Islam amat melarang kepercayaan yang mengikut kepada
suatu kepercayaan lain. Dalam hadist riwayat Abdullah bin Umar r.a bahwa Rasulullah
S.A.W bersabda “Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, ia akan termasuk
golongan mereka.” HR. Abu Daud dan Ahmad.

Merupakan suatu tindakan bodoh jika kaum Muslim dan secara khusus kalangan
remajanya ikut melestarikan budaya yang sama sekali tidak memiliki ikatan historis,
emosional, dan religius dengan Islam. Keikutsertaan remaja Muslim dalam "hura-hura"
ini merupakan refleksi sebuah kekalahan dalam sebuah pertarungan mempertahankan
identitas dirinya. Allah tidak menghendaki kaum Muslimin menjadi "buntut" budaya
lain yang berbenturan - nilai-nilainya dengan Islam. Seperti yang telah dijelaskan pada
QS Al – Maidah : 51 "Barang siapa di antara kamu menjadikan mereka sebagai
pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka.".

Peringatan Allah pada ayat di atas membersitkan pencerahan pada kita semua
bahwa Islam dengan ajarannya yang universal harus disebarluaskan dengan sungguh -
sungguh kepada dunia. Dunia perlu mengenal Islam dengan cara yang benar. Islam
dipercayakan menjadi "imam" peradaban dunia kembali. Sebab, kehancuran peradaban
Islam telah menimbulkan kerugian besar pada tatanan manusia yang terkikis secara
moral dan ambruk secara etika. Kemunduran peradaban Islam telah menjebak dunia
pada arus kegelapan akhlak dan moralitas.

Dalam masalah Valentine itu perlu difahami secara mendalam terutama dari kaca
mata agama karena kehidupan kita tidak dapat lari atau lepas dari agama (Islam) sebagai
pandangan hidup. Berikut ini beberapa hal yang harus difahami di dalam masalah
Valentine Day.

1. PRINSIP / DASAR

Valentine Day adalah suatu perayaan yang berdasarkan kepada pesta jamuan
supercalis bangsa Romawi kuno di mana setelah mereka masuk Agama Nasrani
(kristian), maka berubah menjadi 'acara keagamaan' yang dikaitkan dengan kematian St.
Valentine.
2. SUMBER ASASI
Valentine jelas-jelas bukan bersumber dari Islam, melainkan bersumber dari rekaan
fikiran manusia yang diteruskan oleh pihak gereja. Oleh karena itulah, berpegang
kepada akal rasional manusia semata-mata, tetapi jika tidak berdasarkan kepada
Islam(Allah), maka ia akan tertolak. Firman Allah S.W.T dalam QS Al Baqarah : 120 :
“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu
mengikuti agama mereka. Katakanlah : “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk
(yang sebenarnya)”. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemahuan mereka setelah
pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong
bagimu”.
3. TUJUAN

Tujuan mencipta dan mengungkapkan rasa kasih sayang di persada bumi adalah
baik. Tetapi bukan semenit untuk sehari dan sehari untuk setahun. Dan bukan pula
bererti kita harus berkiblat kepada Valentine seolah-olah meninggikan ajaran lain di atas
Islam. Islam diutuskan kepada umatnya dengan memerintahkan umatnya untuk berkasih
sayang dan menjalinkan persaudaraan yang abadi di bawah naungan Allah Yang Maha
Pengasih dan Penyayang. Bahkan Rasulullah s.a.w. bersabda : “Tidak beriman salah
seorang di antara kamu sehingga ia cinta kepada saudaranya seperti cintanya kepada
diri sendiri”

4. OPERASIONAL

Pada umumnya acara Valentine Day diadakan dalam bentuk pesta pora dan huru-
hura. Perhatikanlah firman Allah S.W.T. “Sesungguhnya pemboros-pemboros itu
adalah saudara-saudara syaithon dan syaithon itu adalah sangat ingkar kepada
Tuhannya”. (Surah Al Isra : 27).

C. KESIMPULAN

Berdasarkan penjelasan diatas maka penulis dapat menarik beberapa kesimpulan,


yaitu :

1. Valentine Day merupakan suatu hari pada tanggal 14 Februari yang diyakini
sebagai hari untuk menabur cinta kasih kepada orang – orang yang kita sayang.
Biasanya para remaja menggunakan hari tersebut untuk mencari pasangan
hidup atau kekasih.

2. Secara historis Valentine Day merupakan upacara keagamaan memperingati


wafatnya seorang Martir (syuhada dalam Islam) yang bergelar Santo (orang
suci dalam agama Kristen/Katolik) bernama Valentine di negeri Romawi.
St.Valentine meninggal pada tahun 496 M yang kebetulan pada tanggal 14
Februari.

3. Pada praktek perayaan Valentine Day sekarang ini, renaja merayakannya dengan
bertukar bingkisan valentine, greeting card, pesta, ungkapan cinta kasih,
kencan, berpacaran hingga penghalalan praktek zina secara terang – terangan
dengan mengatas namakan semangat cinta kasih.

4. Dari kacamata Islam, Valentine Day ditentang dengan alasan

a. Valentine Day merupakan suatu kebudayaan yang bersumber dari Kristen


yang dikukuhkan oleh Paus Galasius untuk mengenang kematian St.
Valentine. Sementara dalam Islam diharamkan bagi umat islam untuk
mengikuti kebudayaan agama lain.

b. Valentine Day merupakan kebudayaan yang mengandung nilai kesyirikan


karena terdapat ritual memperingati seorang dewi yaitu Dewi Juno.
Sedangkan kita tahu bahwa syirik dilarang dalam ajaran Islam.

c. Valentine Day digunakan sebagai sarana untuk bertahayul guna


mendapatkan jodoh. Tahayul sendiri tidak dibenarkan dalam Islam.

d. Valentine Day dirayakan dalam bentuk pesta hura – hura, hidup glamour,
pergaulan bebas hingga penghalalan praktek zina yang secara jelas semua
itu bertentangan dengan aqidah dan tatanan hukum islam.
DAFTAR PUSTAKA

http://forumbebas.com/showthread.php?tid=20147

http://assyariabdullah.blogspot.com/2008/02/islam-remaja-dan-tradisi-valentines-

day.html

more http://swaramuslim.com/more.php?id=A1465_0_1_0_M

http://rascal-guys.blog.friendster.com/2007/02/valentine-dalam-pandangan-islam/

397 http://groups.yahoo.com/group/muslim/message/397

http://anick.wordpress.com/2006/02/14/islam-simbol-dan-valentine%E2%80%99s-day/

http://tanbihul_ghafilin.tripod.com/valentineday.htm

http://kakyusra.multiply.com/journal/item/46/Merayakan_Valentine_Day_Dalam_Persp

ektif_Islam

http://alislamu.com/index.php?Itemid=10&id=42&option=com_content&task=view

http://ais.blogsome.com/2007/02/14/hari-valentine-1-hukum-merayakan-bagi-umat-

islam/

http://www.virtualfriends.net/article/articleview.cfm?AID=25541

Anda mungkin juga menyukai