Anda di halaman 1dari 3

Tugas Bahasa Indonesia

CERITA SEJARAH PRIBADI


“KENANGAN TERINDAH”

K
A
R
Y
A

NAMA:
KELAS: XII IPA/IPS

SMA NEGERI 9 TANGERANG


TAHUN PELAJARAN
“KENANGAN TERINDAH”

Aku adalah …., nama lengkapku adalah …... Aku anak bungsu dari lima
bersaudara, dan aku juga anak yang paling sulit bergaul dengan teman-teman sekelas maupun
dengan keluarga.
Pagi yang indah buat orang yang akan memasuki sekolah pada hari pertama, pada
saat itu aku berusia 7 tahun, tepatnya pada saat kelas 1 SD. Pada saat itu aku tak suka sekolah
karena aku hanya ingin tetap di rumah tapi ayahku tetap bersi keras untuk membujukku ke
sekolah, aku tak suka bergaul dan berteman dengan siapapu apalagi dengan keluargaku
karena aku hidup dalam kesendirian. Pada saat di kelas dan pelajaranpun di mulai, aku malah
memilih untuk duduk sendiri di bandingkan duduk barsama teman-teman sekelasku sebab
aku tak suka berteman dengan mereka. Pada saat ibu guru mengajar, aku sama sekali tak
memahami pelajarannya sebab pada saat ibu menjelaskan aku hanya duduk di pojokan kelas
dibandingkan mendengarkan ibu guru mengajar. Berbulan-bulan lamanya aku berada di kelas
yang aku tak sukai, tapi pada saat kenaikan kelas, aku sangat senang karena akan
meninggalkan kelas itu dan berpindah ke kelas lain. Tapi sayang aku tak naik kelas dan tetap
duduk di kelas dan di bangku itu,aku sangat marah tetapi aku tak putus asa untuk cepat-cepat
meninggalkan kelas itu.
Hari demi hari yang aku lalui di kelas itu dan aku mendapatkan pukulan hari demi
hari sebab aku tak bisa membaca huruf atau tulisanku sendiri, aku selalu di pukulin dan selalu
begitu sampai aku tak tahan lagi harus bagaimana. Aku hanya bisa berusaha dan akhirnya aku
bisa membaca huruf dan sedikit demi sedikit ibu tak memukuliku, tapi pada saat aku naik
kelas 2 SD. Aku sudah tak sanggup dan aku melaporkan semuanya kepada ayah dan ibuku,
dan mereka telah menemui ibu guru tersebut, dan ibu guru berjanji kepada kedua orang tuaku
untuk tak memukuliku lagi. Aku sangat senang mendengar semuanya dan langsung
bersemangat untuk bersekolah sebab aku mulai suka bersekolah.
Pada suatu hari aku bertemu ibu guru yang sangat baik hati dan tak pernah
memukuli kami sebagai siswanya, dan pada saat itu aku berada pada kelas 3 dan sudah
mendapat teman-teman berkat ibu guru tersebut. Ibu guru itu berkata “jangan biarkan kau
hidup dalam kesendirian, dan jangan buat kamu tak mempunyai siapapun, sebab mereka lebih
penting dari semuanya” pada saat itu aku sadar bahwa aku tak selamanya begini, dan aku
langsung memelum ibu guru dan ber kata “ terimakasi ibu guru” aku menjawab sambil
menangis. Suasana pada saat itu terasa tak terlupakan sampai ketika teman sekelas kami
mengalami kecelakaan saat bermain dan ibu guru langsung membawanya ke rumah karena
pada saat itu belum ada yang namanya rumah sakit atau puskesmas. Aku dan teman-teman
yang lain sangat khawatir apalagi ibu guru kami, pada saat kecelakaan terjadi sang korban
sedang bermain di atas meja dan tiba-tiba dia terjatuh sampai membuat telinganya berdarah
dan membuat orang tuanya pingsan.
Pada hari itu kami diliburkan selama kami terasa aman, pada saat libur kami
mencoba untuk bermain di tepian pantai yang sangat kering dan banyak ikannya. Saat itulah
aku mengenal sahabat-sahabatku yang bernama Tommy, cindy, Hidayat, Vita, Mala, Kia,
Guti, Wawan dan masih banyak lagi yang sedang bersamaku pada saat itu. Mereka memiliki
sifat berbeda beda, seperti Vira orangnya cantik tapi sayang dia selalu marah-marah, Cindy
orangnya baik hati tidak sombong dan kurang menghina orang tapi kalau menceritakan orang
ya kami rajanya, Mala orangnya pendiam tapi pendendam, Vita orangnya susah di atur,
malam orangnya cerewet sama sepertiku, Kia orangnya cepat menangis dan tak tahan dengan
air matanya, Guti orangnya suka bercanda sama dengan Wawan yang bisa membuat kami
semua tersenyum walau sedang kesusahan satu persatu. Pertemanan kami bukan hanya di situ
saja, kami selalu bersama sama walau kami sudah dipisahkan lantaran ingin melanjutkan
sekolah di SMA yang bisa dimasuki, walau tubuh kami jauh tapi hati kami tetap selalu
bersama saman, dan kami juga selalu berkumpul pada saat-saat libur sekolahan. Tempat yang
biasa kami kumpulkan adalah tempat jaringan di mana semua orang berkumpul di sana, sebab
di kampung kami susah mendapatkan jaringan. Walau begitu kami senang karena bisa
berkumpul dengan orang-orang yang di sekitar kami. Walau teman-temanku banyak berubah
sikap tapi kami tetap selalu bersama untuk selamanya.

Anda mungkin juga menyukai