Dipandang dari kesederhanaan serta kelengkapan yang terdapat pada dasar, maka dapatlah kita beda-bedakan :
Kalimat formata atau kalimat-tersusun-rapi (well-formed senteces) adalah kalimat tunggal dan sempurna, yang terdiri dari satu dan
hanya satu klausa bebas. Klausa bebas adalah klausa yang menurut kriteria formal dapat berdiri sendiri menjadi suatu kalimat sempurna (a
major sentences).
Kalimat inti atau kernel sentence adalah kalimat yang sekaligus memenuhi lima ciri, yaitu :
d. aktif(active)
Bagan 9
Bagan 10
Bagan 11
S P O
S P O K
S P
S P O
Kalimat Transformata adalah kalimat lengkap tetapi bukan kalimat tunggal. Kalimat transformata ini mencangkup kalimat majemuk
setara dan kalimat majemuk bertingkat.
Contoh :
a. Ayah membeli mobil, lantas dia menyewakannya kepada orang lain.
b. Saya mengambil roti, lalu saya memberikannya kepada anak itu.
c. Salim membaca koran, Rina mendengarkan siaran olah raga, dan Soni mengerjakan latihan tata bahasa.
f. Kalau saya lulus ujian tentulah orang tua saya sangat bergembira.
3. Kalimat Deformata
Kalimat Deformata adalah kalimat tunggal yang tidak sempurna, tidak lengkap. Kalimat deformata meliputi kalimat-kalimat tipe minor.
Kalau struktur klausa itu partial saja maka kalimat deformata dapat diturunkan dari kalimat-kalimat tunggal dan sempurna dengan proses
penghapusan atau deletion menjadi kalimat tidak sempurna (Cook, 1971 : 49 dalam tarigan 1984:44).
Kalimat tak sempurna adalah kalimat yang dasarnya terdiri dari sebuah klausa terikat, atau sama sekali tidak mengandung struktur
klausa. Kalimat tak sempurna ini mencakup kalimat-kalimat urutan, sampingan, elips, tambahan, jawaban, seruan, dan minor.
Kalimat urutan adalah kalimat yang mengandung konjungsi (yang menyatakan bahwa kalimat itu merupakan bagian dari kalimat lain)
seperti maka, jadi, tetapi, sedangkan, namun, dan sebagainya. (Tarigan, 1984 : 19).
Contoh:
Kalimat sampingan adalah kalimat tidak sempurna yang terdiri dari klausa terikat, dan diturunkan dari kalimat bersusun (serta dapat
digabungkan dengan kalimat tunggal yang mendahuluinya untuk membentuk sebuah kalimat bersusun.). (Tarigan, 1984 : 20).
Contoh:
c. Kalimat elips
Kalimat elips adalah kalimat tidak sempurna yang terjadi karena penghilangan beberapa bagian dari klausa, dan diturunkan dari
kalimat tunggal (Tarigan, 1984 : 21)
Contoh:
Berdagang apa?
Kalimat tambahan adalah kalimat tidak sempurna yang tardapat dalam wancana sebagai tambahan dan pernyataan-pernyatan yang
telah dikemukakan (Tarigan, 1984 ;’ 22).
Contoh :
Nenek akan datang dari Medan bersama paman minggu depan naik Garuda.
Kalimat jawaban adalah kalimat tidak sempurna yang bertindak sebagai jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan (Tarigan, 1984 :
22). Kalimat jawaban merupakan kalimat yang menyambung suatu percakapan dengan ditandai pergantian pembicara.
Contoh :
Kalimat tambahan dan kalimat jawaban yang telah diperbincangkan di muka merupakan kalimat tidak sempurna tipe kompletif atau
tipe penyempurnaan, sebab tugasnya menyempurnakan pernyataan yang telah dikemukakan sebelumnya. Kalimat-kalimat tersebut
dipertentangkan dengan kalimat seruan yang secara sintaksis berdiri sendiri.
Kalimat seruan ini dapat digabungkan dengan setiap kalimat; tetapi kalau dipakai tersendiri secara terpisah dengan intonasi akhir
sendiri maka kalimat tersebut merupakan kalimat tidak sempurna.
Kalimat seruan umumnya terbatas pada kelompok kelompok kata dan frase yang sederhana saja, tanpa struktur klausa. Ketiadaan
struktur klausa tersebut disebabkan oleh ketiadaan unsur predikat didalamnya.
Kalimat-kalimat seruan ini meliputi kalimat teriakan, salam, panggilan, judul, motto, dan inskripsi.
Contoh :
1) Panggilan
Amat !
Bu Ida !
Bibi !
Kakak !
Nenek !
Pakcik !
Pak Lurah !
Pak Guru !
Pak Polisi !
Supir !
2) Salam
Dalam beberapa bahasa salam ini merupakan ekspresi tetap yang dipergunakan secara ritual untuk menemui seseorang, memulai
percakapan, atau dalam saat perpisahan.
Biasanya arti kata yang sebenarnya telah berubah atau sering pula hilang sama sakali.
Contoh :
Assalammu alaikum !
Halo !
Apa kabar !
Selamat jalan !
Selama tinggal !
Horas !
3) Teriakan
Teriakan biasanya pendek, singkat dan bersifat ekspresif, tidak mengharapkan responsi atau jawaban tertentu. Biasanya dipakai untuk
menyatakan perasaan yang kuat dan dalam, seperti kesakitan, kejutan, antusiasme, tetapi tidak terbatas pada pemakaian itu saja.
Misalnya :
Goool !
Hii..ha.!
Asyik !
Enak !
Nikmat !
Yeah !
Mampus !
Sayang sekali !
4) Judul
Apabila judul itu terdiri dari lebih dari satu kata maka pada umumnya menurut struktur frase dengan pengarang termasuk sebagai suatu
agentif. Dalam membacanya, struktur tersebut diucapkan dengan sebuah pola intonasi akhir tunggal.
Misalnya :
5) Motto
Motto terdiri lebih dari satu kata memperlihatkan struktur frase yang teratur.tipe frase yang digunakan itu mungkun berbeda dalam
frase setiap bahasa seprti juga setiap kebudayaan mempunyai tipe-tipe frase yang disenangi sendiri dalam pemakaian ini.
Contoh :
6) Inskripsi
Inskripsi adalah kalimat yang menyatakan persembahan atau penghormatan pada awal sebuah karya seperti buku, skripsi, tesis, atau
disertasi.
Contoh:
LATIHAN
A. Analisislah kalimat-kalimat dibawah ini berdasarkan pola kalimatnya (analisis fungsi)!
B. Berilah nama jenis kalimat yang Anda analisis berdasarkan teori jenis kalimat dilihat dari jumlah klausa dan kategori predikatnya!
13. Bantu-membantu, tolong-menolong dan saling berkunjung selalu dilakukan orang kampung itu.
14. Semua hadirin bersalam-salaman dan bermaaf-maafan satu sama lain pada Hari Natal.
15. Tembak-menembak, serang-menyerang masih sering terjadi antara pasukan Iran dan pasukan Irak.
TUGAS
Carilah sebuah wacana berisi percakapan. Analisislah kalimat-kalimat dalam percakapan tersebut berdasaran teori jenis kalimat dilihat dari
kelengkapan unsur pembentuknya (formata, transformata, dan deformata)!