Anda di halaman 1dari 13

Jenis Kalimat Berdasarkan Kelengkapan Unsur Pembentuknya

Dipandang dari kesederhanaan serta kelengkapan yang terdapat pada dasar, maka dapatlah kita beda-bedakan :

1.      kalimat formata (kalimat sempurna)

2.      kalimat transformata (kalimat hasil transformasi)

3.      kalimat deformata (kalimat tidak sempurna)

1.      Kalimat Formata

Kalimat formata atau kalimat-tersusun-rapi (well-formed senteces) adalah kalimat tunggal dan sempurna, yang terdiri dari satu dan
hanya satu klausa bebas. Klausa bebas adalah klausa yang menurut kriteria formal dapat berdiri sendiri menjadi suatu kalimat sempurna (a
major sentences).

Kalimat inti atau kernel sentence adalah kalimat yang sekaligus memenuhi lima ciri, yaitu :

a.       tunggal (simple)

b.      sempurna (complete)

c.       pernyataan (statement; declarative)

d.      aktif(active)

e.       afirmatif (affirmative).

Bagan 9

Ciri Kalimat Formata (kalimat Inti)


Demikianlah, setiap kalimat yang sekaligus memenuhi kelima ciri distingtif tersebut adalah kalimat inti. Setiap kalimat yang tidak
memenuhi persyaratan tersebut disebut kalimat turunan atau derived setences.

Ciri-ciri kalimat turunan bisa dilihat pada bagan berikut :

Bagan 10

Ciri-Ciri Kalimat Turunan


Perbedaan kalimat inti dan kalimat turunan dapat dikontraskan seperti yang terlihat pada tabel berikut

Bagan 11

Perbedaan kalimat Inti dengan Kalimat Turunan

KALIMAT INTI KALIMAT TURUNAN


Tunggal Bersusun / majemuk
Sempurna Tak sempurna, elips
Pernyataan Pertanyaan, perintah
Aktif Medial, pasif
Afirmatif negatif

Berikut ini sejumlah contoh kalimat inti :


a.      Ruli membaca Koran.

S P O

b.      Kami terbiasa menyimak siaran berita dari TV.

S P O K

c.       Anjing penjaga itu tertidur.

S P

d.      Para siswa SD Situraja I membersihkan halaman sekolah.

S P O

2.      Kalimat Transformata

Kalimat Transformata adalah kalimat lengkap tetapi bukan kalimat tunggal. Kalimat transformata ini mencangkup kalimat majemuk
setara dan kalimat majemuk bertingkat.

Contoh :

a.       Ayah membeli mobil, lantas dia menyewakannya kepada orang lain.

b.      Saya mengambil roti, lalu saya memberikannya kepada anak itu.

c.       Salim membaca koran, Rina mendengarkan siaran olah raga, dan Soni mengerjakan latihan tata bahasa.

d.      Dia menangkap ayam itu, kemudian dia membelihnya.

e.       Keluarganya bergenbira karena baru saja selesai panen.

f.        Kalau saya lulus ujian tentulah orang tua saya sangat bergembira.
3.      Kalimat Deformata

Kalimat Deformata adalah kalimat tunggal yang tidak sempurna, tidak lengkap. Kalimat deformata meliputi kalimat-kalimat tipe minor.

Kalau struktur klausa itu partial saja maka kalimat deformata dapat diturunkan dari kalimat-kalimat tunggal dan sempurna dengan proses
penghapusan atau deletion menjadi kalimat tidak sempurna (Cook, 1971 : 49 dalam tarigan 1984:44).

Kalimat tak sempurna adalah kalimat yang dasarnya terdiri dari sebuah klausa terikat, atau sama sekali tidak mengandung struktur
klausa. Kalimat tak sempurna ini mencakup kalimat-kalimat urutan, sampingan, elips, tambahan, jawaban, seruan, dan minor.

a.      Kalimat Urutan

Kalimat urutan adalah kalimat yang mengandung konjungsi (yang menyatakan bahwa kalimat itu merupakan bagian dari kalimat lain)
seperti maka, jadi, tetapi, sedangkan, namun, dan sebagainya. (Tarigan, 1984 : 19).

Contoh:

Maka datanglah dia sekeluarga membayar utangnya itu.

Jadi ayah tidak mau bertemu dengan dia.

Lantas dia tanam kentang itu tanpa pupuk.

Sedangkan tahun depan belum tentu saya pulang.

Kemudian menjeritlah dia sejadi-jadinya.

Walaupun begitu tekad tidak boleh pudar.

b.      Kalimat sampingan

Kalimat sampingan adalah kalimat tidak sempurna yang terdiri dari klausa terikat, dan diturunkan dari kalimat bersusun (serta dapat
digabungkan dengan kalimat tunggal yang mendahuluinya untuk membentuk sebuah kalimat bersusun.). (Tarigan, 1984 : 20).

Contoh:

Justru harga rumah itu kian naik.,


Justru kepergiannya kian merisaukan kami.

Bahkan nilai rapornya semakin baik.

Bahkan pergaulan anak itu makin bebas.

Sebenarnya ibunya telah meninggal dunia.

Sesungguhnya temanku bertambah banyak.

Jadinya temanku bertambah kurus.

Sebetulnya pengetahuan orang itu bertambah banyak.

c. Kalimat elips

Kalimat elips adalah kalimat tidak sempurna yang terjadi karena penghilangan beberapa bagian dari klausa, dan diturunkan dari
kalimat tunggal (Tarigan, 1984 : 21)

Contoh:

paman memasukan kentang itu kedalam karung.

Lalu membawanya ke pasar. (subjek dihilangkan).

Apa usaha mereka kini ?

Berdagang. (subjek dihilangkan).

Berdagang apa?

Barang kelontong. (subek dan predikat dihilangkan).

Dimana dia berdagang ?

Di pasir (subjek dan predikat dihilangkan).

Siapa yang datang itu?


Nenek. (Predikat didhilangkan).

Mereka naik apa?

Kereta api. (Subjek dan predikat dihilangkan).

a.      Kalimat Tambahan

Kalimat tambahan adalah kalimat tidak sempurna yang tardapat dalam wancana sebagai tambahan dan pernyataan-pernyatan yang
telah dikemukakan (Tarigan, 1984 ;’ 22).

Contoh :

Saya akan berlibur ke Danau Toba, (pernyataan)

Bulan depan. (kalimat tambahan)

Selama seminggu. (kalimat tambahan)

Bersama istri saya. (kalimat tambahan)

Dan anak-anak saya. (kalimat tambahan)

Saya akan berlibur kedanau toba

Bulan depan selama seninggu

Bersama istri dan anak-anak saya.

Ada niat mereka. (kalimat pernyataan)

Membeli rumah. (kalimat tambahan)

Tahun depan. (kalimat tambahan)

Di Jakarta. (kalimatr tambahan.)


Ada niat mereka membeli rumah tahun depan di Jakarta.

Nenek akan datang. (kalimat pernyataan)

Dari Medan (kalimat tambahan)

Bersama paman (kalimat tambahan)

Minggu depan (kalimat tambahan)

Naik Garuda (kalimat tambahan)

Nenek akan datang dari Medan bersama paman minggu depan naik Garuda.

b.      Kalimat Jawaban

Kalimat jawaban adalah kalimat tidak sempurna yang bertindak sebagai jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan (Tarigan, 1984 :
22). Kalimat jawaban merupakan kalimat yang menyambung suatu percakapan dengan ditandai pergantian pembicara.

Contoh :

Siapa nama anda? (pernyataan)

Henry Guntur. (kalimat jawaban)

Apa marga anda ? (pertanyaan)

Tarigan (kalimat jawaban)

Dimana anda tingga ? (pertanyaan)

Di Bandung (kalimat jawaban)

Apa pekerjaan anda ? (pertanyaan)

Dosen (kalimat jawaban)


c.       Kalimat Seruan

Kalimat tambahan dan kalimat jawaban yang telah diperbincangkan di muka merupakan kalimat tidak sempurna tipe kompletif atau
tipe penyempurnaan, sebab tugasnya menyempurnakan pernyataan yang telah dikemukakan sebelumnya. Kalimat-kalimat tersebut
dipertentangkan dengan kalimat seruan yang secara sintaksis berdiri sendiri.

Kalimat seruan ini dapat digabungkan dengan setiap kalimat; tetapi kalau dipakai tersendiri secara terpisah dengan intonasi akhir
sendiri maka kalimat tersebut merupakan kalimat tidak sempurna.

Kalimat seruan umumnya terbatas pada kelompok kelompok kata dan frase yang sederhana saja, tanpa struktur klausa. Ketiadaan
struktur klausa tersebut disebabkan oleh ketiadaan unsur predikat didalamnya.

Kalimat-kalimat seruan ini meliputi kalimat teriakan, salam, panggilan, judul, motto, dan inskripsi.

Contoh :

1) Panggilan

Amat !

Bu Ida !

Bibi !

Kakak !

Nenek !

Pakcik !

Pak Lurah !

Pak Guru !

Pak Polisi !

Supir !

2) Salam
Dalam beberapa bahasa salam ini merupakan ekspresi tetap yang dipergunakan secara ritual untuk menemui seseorang, memulai
percakapan, atau dalam saat perpisahan.

Biasanya arti kata yang sebenarnya telah berubah atau sering pula hilang sama sakali.

Contoh :

Assalammu alaikum !

Halo !

Apa kabar !

Selamat jalan !

Selama tinggal !

Horas !

Selamat hari ulang tahun !

Selamat memasuki rumah baru !

3) Teriakan

Teriakan biasanya pendek, singkat dan bersifat ekspresif, tidak mengharapkan responsi atau jawaban tertentu. Biasanya dipakai untuk
menyatakan perasaan yang kuat dan dalam, seperti kesakitan, kejutan, antusiasme, tetapi tidak terbatas pada pemakaian itu saja.

Misalnya :

Goool !

Hii..ha.!

Asyik !

Enak !

Nikmat !
Yeah !

Mampus !

Sayang sekali !

4) Judul

Apabila judul itu terdiri dari lebih dari satu kata maka pada umumnya menurut struktur frase dengan pengarang termasuk sebagai suatu
agentif. Dalam membacanya, struktur tersebut diucapkan dengan sebuah pola intonasi akhir tunggal.

Misalnya :

Morfologi Bahasa Karo, karya H.G. Tarigan.

Pengajaran Gaya Bahasa Indonesia, karya H.G. Tarigan.

Kata Depan atau Preposisi, dalam Bahasa Indonesia karya M. Ramlan

5)      Motto

Motto terdiri lebih dari satu kata memperlihatkan struktur frase yang teratur.tipe frase yang digunakan itu mungkun berbeda dalam
frase setiap bahasa seprti juga setiap kebudayaan mempunyai tipe-tipe frase yang disenangi sendiri dalam pemakaian ini.

Contoh :

Merdeka atau mati.

Rawe-rawe rantas, malang-malang putung.

Esa hilang dua terbilang.

Lebih baik mati dari pada dijajah.

Maju menang, mundur terkubur.

6) Inskripsi
Inskripsi adalah kalimat yang menyatakan persembahan atau penghormatan pada awal sebuah karya seperti buku, skripsi, tesis, atau
disertasi.

Contoh:

buat Ibunda tercinta

buat Istriku tersayang

LATIHAN

A.     Analisislah kalimat-kalimat dibawah ini berdasarkan pola kalimatnya (analisis fungsi)!

B.     Berilah nama jenis kalimat yang Anda analisis berdasarkan teori jenis kalimat dilihat dari jumlah klausa dan kategori predikatnya!

1. Kedatangan kami disambut oleh para karyawan.


2. Hak cipta dilindungi oleh undang-undang.

3. Undangan itu diterimanya kemarin.

4. Rahasia mereka diketahui oleh polisi.

5. Kami mengobati luka kami sendiri.

6. Kami mendorong diri kami sendiri.

7. Dia datang walaupun kami tidak mengundangnya.

8. Setelah kami menikah, saya melanjutkan kuliah ke Bandung

9. Walaupun dia kaya, dia tidak suka menolong orang.

10. Saya membaca, sedangkan adik menggambar.

11. Anaknya dua orang, anak saya enam orang

12. Paman berdagang, ayah bertani, dan nenek beternak ayam.

13. Bantu-membantu, tolong-menolong dan saling berkunjung selalu dilakukan orang kampung itu.

14. Semua hadirin bersalam-salaman dan bermaaf-maafan satu sama lain pada Hari Natal.

15. Tembak-menembak, serang-menyerang masih sering terjadi antara pasukan Iran dan pasukan Irak.
TUGAS

Carilah sebuah wacana berisi percakapan. Analisislah kalimat-kalimat dalam percakapan tersebut berdasaran teori jenis kalimat dilihat dari
kelengkapan unsur pembentuknya (formata, transformata, dan deformata)!

Anda mungkin juga menyukai