Anda di halaman 1dari 2

Nama: Rizky Wahyudi

NIM: 3193121012
Kls: Pendidikan Sejarah Reg C 2019

Vaksinasi Masal

Teks Akademik:

Dewasa ini, dunia digemparkan dengan suatu fenomena tidak biasa yang sangat
berdampak hampir keseluruh sektor kehidupan. Fenomena ini merupakan wabah virus yang
bernama Corona Virus Disease-19 (Covid-19). Wabah virus covid-19 disebut oleh beberapa
kalangan berasal dari negeri tirai bambu, China. Setelah hampir setahun lebih menyerang
penduduk dunia, wabah virus covid-19 akhirnya menemukan titik terang. Sejumlah perusahaan
farmasi di seluruh dunia berlomba-lomba membuat vaksin terbaik yang ampuh dengan biaya
produksi seminimal mungkin. Tak terkecuali Indonesia. Indonesia merupakan salah satu negara
yang sudah membeli vaksin dari negeri Tiongkok yang akan segera disebarluaskan ke beberapa
kalangan masyarakat.
Tentu saja ini tidak mudah, rencana pemerintah melakukan vaksinasi masal melahirkan
pro dan kontra. Tentu saja banyak yang mengamini langkah yang diambil pemerintah tersebut
supaya dunia pulih dan kembali beraktivitas seperti sedia kala. Namun, banyak juga masyarakat
yang justru kontra terhadap langkah pemerintah dalam hal ini. Ada yang takut karena efek yang
ditimbulkan pasca vaksinasi dilakukan, dan ada juga yang takut divaksin karena vaksin tersebut
berasal dari negara China yang disebut-sebut sebagai vaksin yg kurang ampuh dibanding vaksin
dari negara lain, contohnya jenis vaksin yang dipakai oleh negara Singapura. Sebagian
masyarakat menganggap bahwa, apapun itu yang namanya kebijakan pemerintah dalam
menanggulangi pandemi covid-19 adalah langkah yang paling maksimal. Kita sebagai
masyarakat harus turut serta dalam penuntasan pandemi covid-19 ini dengan mau di vaksinasi.

Teks Non Akademik:

Disuatu kampung, ada keluarga yang hidup dengan bahagia. Keluarga ini tidak kurang
sesuatu apapun. Bahkan dimasa pandemi seperti sekarang ini, keluarga ini tetap mendapat
penghasilan yang cukup untuk menyambung kehidupan mereka. Namun, ada suatu masalah.
Kebetulan kampung mereka ini terletak di pelosok, dan jauh dari pusat kota. Dengan begitu,
penyebaran virus covid-19 dapat ditekan. Terlebih lagi, pemerintah setempat menyatakan bahwa
saerah tersebut masuk kedalam zona hijau dan terbebas dari penyebaran virus covid-19.
Masalah tak sampai disitu, tiba-tiba keluarga itu mendapat kabar bahwa di kampung
mereka minggu depan akan dilaksanakan vaksinasi masal. Dan mobil pengangkut vaksin yang
dikirim dari ibukota sudah mangkal di depan kantor kepala desa dan puskesmas setempat. Tentu
saja, dengan budaya yang masih tradisional dan penyebaran virus covid-19 yang sedikit atau
bahkan tidak pernah ditemukan, keluarga itu menolak vaksinasi masal tersebut. Salah satu
anggota keluarga tersebut menyeru kalau vaksin tersebut tidak aman karena berasal dari China,
ada yang berpendapat jarum suntik vaksin yang digunakan terlalu besar sehingga membuat sakit,
dan segudang alasan lain yang arahnya kearah penolakan vaksin.
Pada hari vaksinasi masal dilaksanakan, keluarga tersebut berencana pergi diam-diam
dari kampung keluar kota untuk bersembunyi agar tidak termasuk dalam daftar yang akan
divaksinasi. Malangnya, ketika keluarga tersebut sudah pulang dari tempat persembunyiannya,
besoknya mereka pikir aman, ternyata sudah menunggu petugas kesehatan dari puskesmas
setempat yang siap menyucukkan jarum suntik agar semua anggota keluarga tersebut di
vaksinasi. Tamat

Anda mungkin juga menyukai