DISUSUN OLEH:
Nama :
Kelas : TT-1C
Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yangg telah
memberikan nikmat dan anugerahNya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mata pelajaran Bahasa Indonesia
berjudul “Konvensi Karya Tulis Ilmiah”. Penyusunan makalah ini untuk
memenuhi salah satu mata kuliah Bahasa Indonesia. Khususnya dalam materi
konvensi karya tulis ilmiah ini yang mempunyai banyak ketentuan di dalam
penulisannya.
1
DAFTAR ISI
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada umumnya kesulitan pertama membuat karya tulis ilmiah adalah
mengungkapkan pikiran menjadi kalimat dalam bahasa ilmiah. Sering dilupakan
juga aturan aturan konvensional yang bahkan telah menjadi umum dan baku
dalam penulisan konvensional naskah karya ilmiah yang sekarang telah menjadi
suatu keharusan dalam penulisan nahkah karya ilmiah ini, kebiasaan ini tak hanya
diberlakukan di lembaga pendidikan tapi hingga pemerintahan juga swasta.
Konvensi penulisan naskah yang sudah lazim mencakup aturan pengetikan,
pengorganisasian materi utama, pengorganisasian materi pelengkap, bahasa, dan
kelengkapan penulisan lainnya.
Terlebih kita disini mahasiwa yang memiliki ikatan sangat erat dengan hal
hal berbau karya tulis baik itu laporan, makalah, tugas akhir hingga yang hanya
memuat artikel artikel saja. Karena itu disini kami akan menjelaskan mengenai
bagaimana dan apa saja hal harus diperhatikan dalam pembuatan konvensional
naskah karya ilmiah dari mulai pemilihan kertas, pemilihan huruf, spasi dan
lainnya hingga inti karangan yang membahas pembahsan hingga
tuntas(sempurna).
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Konvensi Naskah
Konvensi naskah adalah Penulisan naskah karangan ilmiah berdasarkan
kebiasaan, aturan yang sudah lazim, dan sudah disepakati. Kelaziman dan
kesepakatan ini cenderung menjadi aturan baku yang digunakan oleh para
akademisi di perguruan tinggi. Namun, penulisan naskah ilmiah tidak sebatas
pada kegiatan akademis di perguruan tinggi. Para profesional dalam berbagai
bidang disiplin ilmu yang bekerja di berbagai lembaga pemerintah dan swasta,
baik di dalam maupun di luar negeri cenderung menggunakan model naskah yang
sudah lazim atau berdasarkan konvensi.
4
c. Margin kiri-kanan diusahakan lurus, tanpa merusak kaidah bahasa,
pemenggalan kata, serta memperhatikan tanda baca hubung, dan jarak
antarkata. Jarak tajuk atau judul bab dari tepi kertas sebelah atas 6,5 cm
atau 3 cm dari margin atas.
d. Jarak spasi: jarak antarbaris dua spasi, jarak antarparagraf tiga spasi, jarak
antara teks dan contoh tiga spasi, jarak antara tajuk dan uraian empat spasi,
jarak antara uraian dan subjudul .
1. Pelengkap Pendahuluan
‐ Judul sampul
‐ Halaman judul
‐ Halaman persembahan (kalau ada)
‐ Halaman pengesahan (kalau ada)
‐ Kata pengantar
‐ Abstrak
‐ Daftar Isi
‐ Daftar Gambar
‐ Daftar Tabel
5
‐ Kesimpulan
3. Pelengkap Simpulan
‐ Daftar Pustaka
‐ Lampiran
‐ Indeks
‐ Riwayat Hidup Penulis
6
e. Data institusi mahasiswa mencamtumkan program studi, jurusan,
fakultas, universitas, nama kota, dan tahun ditulis dengan huruf
kapital, misalnya:
Judul skripsi seluruhnya ditulis dengan huruf kapital pada posisi tengah
antara margin kiri dan kanan.
7
2.4.3 Kata Pengantar
2.4.4 Abstrak
8
Abstrak adalah suatu bentuk penyajian singkat sebuah laporan atau
dokumen yang ditulis secara teknis, teliti, tanpakritik atau penafsiran penulis
abstrak. Abstrak juga dapat didefinisikan “Abstrak adalah pernyataan singkat
tetapi akurat dari isi dokumen tanpa menambah tafsiran atau kritik dan tanpa
membedakan untuk siapa abstrak tersebut dibuat” (American National Standard
Institute’s, 11979). Selain itu, dapat didefinisikan pula bahwa “Abstrak ialah
uraian singkat tetapi akurat yang mewakili isi dokumen, tanpa menambah
interpretasi atau kritik dan tanpa melihat siapa pembuat abstrak tersebut (ISO 214-
1976).
1. Karakterisktik abstrak
a. Singkat: tidak memuat latar belakang, tidak memuat contoh, tidak memuat
penjelasan alat, cara kerja, dan proses yang sudah lazim/dikenal, tidak
lebih dari 250 kata, hanya memuat metode kerja dari pengumpulan data
sampai dengan penyimpulan dan data yang telah diolah.
b. Berketelitian tinggi : menggunakan sumber dokumen asli secara cermat,
mudah dipahami, dan menggunakan kata atau istilah yang sama dengan
dokumen aslinya.
c. Bentuk tulisan : informatif kualitatif atau kuantitatif bergantung pada
naskah asli dan deskriptif, analisis, induktif, atau deduktif bergantung pada
naskah asli.
2. Struktur
a. Judul laporan/dokumen asli.
b. Nama asli penulis laporan (dokumen)
c. Tujuan dan masalah
d. Cara kerja, proses, atau metode kerja
e. Hasil kerja dan validitas hasil
f. Kesimpulan
g. Inisial penulis abstrak
3. Jenis abstrak
a. Abstrak Indikatif yaitu abstrak yang menguraikan secara singkat masalah
yang terkandung dalam dokumen lengkapnya. Abstrak ini tidak
9
memadatkan isi dokumen asli, bertujuan agar lebih cepat diketahui isinya
dan hanya memberikan indikasi sasaran cakupan tulisan sehingga pembaca
dapat mempertimbangkan apakah tulisan asli perlu dibaca atau tidak.
Pembaca abstrak cenderung mementingkan informasi yang diperlukan
sebagai pertimbangan untuk suatu tindakan tertentu.
b. Abstrak Informatif yaitu miniatur laporan atau dokumen asli dengan
menampilkan selengkap mungkin data laporan sehingga pembaca abstrak
tidak perlu lagi membaca naskah aslinya, kecuali untuk mendalaminya.
Abstrak informasi menyajikan keseluruhan naskah asli dalam bentuk mini:
judul, penulis asli, lembaga, tujuan, metode pembahasan atau analisis,
hasil analisis, kesimpulan, dan kode inisial penulis abstrak.
Daftar isi adalah bagian pelengkap pendahuluan yang memuat garis besar
isi karangan ilmiah secara lengkap dan menyeluruh, dari judul sampai dengan
riwayat hidup penulis sebagaimana lazimnya sebuah konvensi naskah karangan
ilmiah. Daftar isi berfungsi untuk merujuk nomor halaman judul bab, subbab, dan
unsur-unsur pelengkap dari sebuah buku.
Daftar isi disusun secara konsisten baik penomoran, penulisan, maupun tata letak
judul bab dan judul sub-subbab. Konsistensi ini dipengaruhi oleh bentuk yang
digunakan. Jika menggunakan angka desimal, angka pertama nomor bab I pada
baris pertama harus diikuti secara lurus dengan angka pertama nomor Bab II, Bab
III, dan seterusnya. Untuk menghasilkan daftar isi yang baik, perhatikanlah hal-
hal berikut ini.
1. Setiap judul bab dan subbab disusun secara paralel dan konsisten.
2. Rincian subbab maksimal empat angka
3. Nomor dan penggunaan huruf (huruf kapital dan huruf kecil) berfungsi
sebagai ciri atau penanda judul bab, subbab, dan rincian. Setiap judul bab
ditulis dengan huruf kapital seluruhnya: subbab dan rincian ditulis dengan
huruf kapital pada setiap awal kata; kata tugas (misalnya: yang, kepada,
dari) ditulis dengan huruf kecil seluruhnya.
10
4. Nomor halaman berfungsi untuk merujuk judul bab, subbab, dan rincian.
Untuk memudahkan pembacaan, judul dan nomor halaman dihubungkan
dengan titik-titik.
5. Tajuk bab, subbab, dan rincian harus menggambarkan isi karangan, dan
disusun sesuai dengan tagangan
6. Skripsi dan makalah yang lebih dari 10 halaman harus menggunakan
daftar isi.
Setiap tabel yang tertulis dalam karangan harus tercantum dalam daftar
tabel. Daftar ini menginformasikan nama tabel dan nomor halaman.
11
kesimpulan dan dijawab atau ditegaskan dalam kesimpulan. Untuk itu,
arah penalaran harus jelas, misalnya deduktif, sebab-akibat , atau induktif.
b. Kegunaan praktis hasil analisis, misalnya: memberikan masukan bagi
kebijakan pimpinan dalam membuat keputusan, memberikan acuan bagi
pengembangan sistem kerja yang akan datang.
c. Pengetahuan tentang studi kepustakaan, gunakan informasi mutakhir dari
buku-buku ilmiah, jurnal, atau internet yang dapat dipertanggungjawabkan
secara ilmiah. Penulis hendaklah mengupayakan penggunaan buku-buku
terbitan terbaru.
d. Pengungkapan masalah utama secara jelas dalam bentuk pertanyaan,
gunakan kata tanya yang menuntut adanya analisis, misalnya: bagaimana
...., mengapa ..., misalnya: Bagaimana pengaruh teknologi terhadap
pelestarian budaya tradisi. Bagaimana hubungan X terhadap Y. Bagaimana
upaya mengatasi kemiskinan masyarakat kumuh di Kelurahan
Pulogadung. Mengapa budaya tradisi kurang berkembang.
e. Tidak menggunakan kata apa karena tidak menuntut adanya analisis,
cukup dijawab ya atau tidak.
12
c. Tujuan utama dapat dirinci menjadi beberapa tujuan sesuai dengan
masalah yang akan dibahas. Jika masalah utama dirinci menjadi dua,
tujuan juga dirinci menjadi dua.
13
7. Sistematika penulisan berisi:
a. Gambaran singkat penyajian isi pendahuluan, pembahasan utama, dan
kesimpulan.
b. Penjelasan lambang-lambang, simbol-simbol, atau kode (kalau ada). Butir
1 sampai dengan 7 diatas wajib digunakan dalam penulisan skripsi,
sedangkan untuk makalah ilmiah dapat menggunakan butir 1 sampai
dengan 4 atau 5.
14
d. Tidak memulai bab dengan kutipan atau definisi yang diambil dari kamus
yang dapat menimbulkan kesan bahwa penulis belum mampu memulai
karangan dengan kata-kata sendiri
e. Tidak mengawali bab dengan kalimat tanya karena akan terlihat adanya
pengulangan yang tidak diperlukan serta menimbulkan kesulitan membuat
kalimat berikutnya
f. Tidak menyimpang dari kaidah tata bahasa, kalimat efektif, ketepatan dan
kesesuaian kata, ejaan, ragam bahasa ilmiah, dan teknik penulisan
g. Tidak menulis pendahuluan terlalu panjang
1. Ketuntasan materi :
Materi yang dibahas mencakup seluruh variabel yang tertulis pada kalimat
tesis, baik pembahasan yang berupa data sekunder (kajian teoretik) maupun data
primer. Pembahasan data primer harus menyertakan pembuktian secara logika,
fakta yang telah dianalisis atau diuji kebenarannya, contoh-contoh, dan
pembuktian lain yang dapat mendukung ketuntasan pembenaran.
2. Kejelasan uraian/deskripsi:
a. Kejelasan konsep
15
atau kesimpulan. Selain itu, penulis perlu memperhatikan konsistensi dalam
penomoran, penggunaan huruf, jarak spasi, teknik kutipan, catatan pustaka, dan
catatan kaki.
b. Kejelasan bahasa
1. Kejelasan dan ketepatan pilihan kata yang dapat diukur kebenarannya.
Untuk mewujudkanhal itu, kata lugas atau kata denotatif lebih baik
daripada kata konotatif atau kata kias.
2. Kejelasan makna kalimat – tidak bermakna ganda, menggunakan struktur
kalimat yang betul, menggunakan ejaan yang baku, menggunakan kalimat
efektif, menggunakan koordinatif, dan subordinatif secara benar.
3. Kejelasan makna paragraf dengan memperhatikan syarat-syarat paragraf,
kesatuan pikiran, kepaduan, koherensi (dengan repetisi, kata ganti,
paralelisme, kata transisi), dan menggunakan pikiran utama, serta
menunjukkan adanya penalaran yang logis (induktif, deduktif, kausal,
krornologis, spasial)
16
Hal-hal yang harus dihindarkan dari penulisan karangan :
2.5.3 Kesimpulan
17
c. Kesimpulan skripsi/masalah disertai saran-saran yang ditujukan secara
jelas kepada seseorang, sekelompok orang, atau sekelompok orang dalam
lembaga tertentu.
d. Kesimpulan jawaban masalah yang telah dirumuskan dalam pendahuluan.
e. Kesimpulan merupakan bab penutup berisi uraian singkat atau rincian
yang merupakan konsekuensi pembahasan bab-bab sebelumnya.
f. Kesimpulan tidak menyajikan kutipan dan definisi.
g. Kesimpulan tidak menyajikan hal-hal yang tidak diuraikan sebelumnya.
2. Persyaratan bahasa
Secara umum persyaratan ejaan, pilihan kata, kalimat, dan paragraf, serupa
dengan persyaratan bahasa pada naskah utama. Perbedaan terdapat pada pilihan
kata terutama kata-kata transisi yang cenderung menunjukkan hubungan penegas,
misalnya: dengan demikian, jadi, dapat disimpulkan bahwa, fakta menunjukkan
adanya kecenderungan, hubungan yang menyatakan hasil atau akibat, misalnya:
jadi, hasinya, akibatnya.
3. Penyajian
Setiap karangan ilmiah harus menggunakan data pustaka atau catatan kaki
dan dilengkapi dengan daftar bacaan.
18
Lampiran merupakan pelengkap karangan ilmiah. Lampiran ini dapat
berupa esai, cerita, daftar nama, model analisis, dan lain-lain. Lampiran ini
disertakan sebagai bagian dari pembuktian ilmiah. Penyajian dalam bentuk
lampiran agar tidak mengganggu pembahasan jika disertakan dalam bentuk
uraian.
2.6.3 Indeks
Indeks adalah daftar kata atau istilah yang digunakan dalam uraian dan
disususn secara alfabetis (urut abjad). Penulisan indeks disertai nomor halaman
yang mencantumkan penggunaan istilah t ersebut. Indeks berfungsi untuk
memudahkan pencarian kata dan penggunaannya dalam pembahasan.
Buku, skripsi, theses, disertasi, dan makalah ilmiah perlu disertai daftar
riwayat hidup. Skripsi menuntut daftar RHP lebih lengkap. Makalah tidak
menuntut RHP selengkap pada skripsi. Hal penting yag perlu dituliskan dalam
makalah, antara lain: nama, tempat tanggal lahir, penddikan, pengalaman kerja,
dan karya ilmiah yang terkait dengan materi makalah.
19
1. Penulisan sampul
2. Halam judul naskah
3. Halaman utama
4. Halaman hak cipta
5. Halaman persembahan (kalau ada)
6. Kata pengantar
7. Abstrak
8. Daftar isi
9. Daftar tabel
10. Daftar gambar
11. Pendahuluan : latar belakang, masalah, tujuan, pembatasan, metode
12. Inti pembahasan : deskripsi teori, kerangka berpikir, deskripsi data,
analisis data dan hasil analisis
13. Kesimpulan dan saran
14. Kutipan
15. Catatan kaki
16. Bibliografi
17. Lampiran
18. Biografi singkat
1. Ejaan : penulisan tajuk, kata, kata bilangan, kata tugas; partikel, tanda
baca; huruf miring, huruf kapital, huruf tegak; penulisan kata baku,
nonbaku, kata asing, kata daerah, kata serapan; tanda baca: titik, koma,
titik koma, tanda penghubung, tanda petik, pemenggalan kata menjadi
suku kata, dan lain-lain.
2. Diksi : ketepatan pilihan kata, denotasi, konotasi; penggunaan kata yang
menurut penyesuaian tanda baca; perubahan makna kata, kata umum, kata
khusus: kata mubazir; kata yang merusak fungsi subjek, predikat, objek:
20
kata yang harus diikuti koma, kata yang tidak didahului koma, kata yang
harus didahului koma; kata yang harus dicetak miring, dan lain-lain.
3. Kalimat efektif : memperhatikan standar kalimat baku, harus mengandung
unsur subjek, predikat (objek); kebenaran struktur, pilihan kata, tanda
baca, ejaan; penggunaan kalimat efektif dengan memperhatikan unsur
kesatuab, koherensi, kehematan, kesejajaran, kevariasian, dan lain-lain.
4. Paragraf : penyuntingan paragraf mencakup penalaran, kepaduan paragraf
(penggunaan kata transisi, repitisi/ pengulangan kata kunci, kata ganti dan
keparalelan); hubungan antar paragraf,; urutan paragraf: penggunaan
penjelas, urutan kalimat penjelas; dan lain-lain.
5. Frasa dan klausa : penyuntingan mencakup kesatuan makna kalimat,
penulisan, dan penempatan.
6. Penyuntingan keseluruhan naskah yang terkait dengan aspek kebahasaan:
penulisa judul, subjudul, istilah asing, dan lain-lain.
7. Gelar akademik tidak dicantumkan dalam daftar pustaka.
8. Istilah (kata) asing dan daerah dicetak miring.
9. Jika menyebut nama orang yang disertai atau didahului kata meninggal
tidak perlu menggunakan kata almarhum.
10. Terjemahan kata asing dilakukan dengan menuliskan kata Indonesia
terlebih dahulu dan menuliskan kata asingnya di belakangnya di antara
tanda kurung dan dicetak miring, misalnya: peran otomatis (autoreply),
kipas pendingin (heatsink).
11. Penulisan singkatan dan kepanjangan sekaligus, tuliskan kepanjangannya
terlebih dahulu lalu singkatannya, misalnya: Compact disk (CD), United
State of America (USA).
21
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Konvensi penulisan naskah yang sudah lazim mencakup aturan
pengetikan, pengorganisasian materi utama, pengorganisasian materi pelengkap,
bahasa, dan kelengkapan penulisan lainnya.
3.2 Saran
Setelah mengetahui dan memahami konvensi karya ilmiah, sebaiknya kita
dapat menerapkan apa saja yang menjadi konvensi dalam karya ilmiah agar
menghasilkan karya yang baik.
22
DAFTAR PUSTAKA
Hs., Widjono. 2007. “Bau induktif.hasa Indonesia: Mata Kuliah Pengembangan
Kepribadian di Perguruan Tinggi”. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia
23