Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH BAHASA INDONESIA

Kovensi Naskah
(Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata kuliah Bahasa Indonesia)

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1 ( 1KB05 )

1. BRYAN JACKY WILLSON SAHERTIAN


2. FAUZI VITO MUNANDAR
3. KAYSA DHIYAUL AWLIYA

DOSEN PEN :

BPK. TRI BUDIARTA, DR

PROGRAM STUDI SISTEM KOMPUTER


FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2023
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat-Nya atas rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyeles
aikan makalah ini dengan baik. Makalah yang berjudul Konversi naskah ini membahas mengenai p
eraturan atau aturan yang telah disepakati bersama oleh suatu lembaga atau beberapa lembaga terte
ntu yang menyangkut seperangkat cara dan bahan yang digunakan.

Dalam penulisan makalah ini kami banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karen
a itu, kami mengucapkan banyak terima kasibh kepada semua yang telah membantu penulisan mak
alah ini.

Kami sadar bahwa dalam makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, Hal itu di karenakan ket
erbatasan kemampuan dan pengetahuan kami. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik d
an saran yang bersifat membangun dari para pembaca. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
kita.

Akhir kata, kami mohon maaf apabila dalam penulisan makalah ini terdapat banyak kesalahan.

Depok, Desember 2023

Penulis
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...................................................................................................................3
BAB I............................................................................................................................3
PENDAHULUAN........................................................................................................... 3
BAB II...........................................................................................................................4
PEMBAHASAN..............................................................................................................4
A.Pengertian Konvensi Naskah........................................................................................4
B.Jenis Jenis Konvensi Naskah........................................................................................4
C.Syarat Formal Penulisan Sebuah Naskah.........................................................................5
D. Ketentuan Pengetikan Dalam Penulisan Naskah..............................................................9
E.Perbedaan naskah formal, semi-formal, dan informal.......................................................10
BAB III........................................................................................................................10
PENUTUP....................................................................................................................10
A.KESIMPULAN.......................................................................................................10
B.KRITIK DAN SARAN.............................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


konvensi naskah adalah alasan atau dasar mengapa penulis harus mengikuti aturan-at
uran yang sudah lazim dan disepakati dalam menulis naskah, baik mengenai format, baha
sa, maupun isi naskah. Latar belakang konvensi naskah dapat berbeda-beda tergantung pa
da jenis, tujuan, dan sasaran naskah yang ditulis.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI, konvensi adalah permufakatan
atau kesepakatan terutama mengenai adat, tradisi dan sebagainya. Konvensi juga bisa diar
tikan sebagai aturan dasar yang bisa timbul serta terpelihara jika dilakukan secara terus m
enerus dan berulang-ulang. Dalam praktik penyelenggaraannya, konvensi tidak boleh bert
entangan dengan Undang-Undang Dasar 1945 dan pelengkap atau pengisi kekosongan ya
ng timbul dari praktik penyelenggaraan negara.
Bahasa Indonesia memiliki aturan baku dalam penggunaannya, termasuk dalam pen
ulisan naskah. Konvensi naskah sangat penting untuk dipelajari oleh penulis, karena deng
an mempelajari konvensi naskah, penulis dapat menciptakan tulisan yang indah dalam me
nampilkan sebuah tulisan itu sendiri, sehingga pembaca tertarik untuk membaca tulisan te
rsebut.

1.2 Rumusan Masalah


1) Apa pengertian konvensi naskah?
2) Apa saja jenis-jenis konvensi naskah?
3) Apa saja syarat formal penulisan sebuah naskah?
4) Bagaimana ketentuan dalam penulisan naskah?
5) Apa perbedaan naskah formal, semi-formal, dan informal?

1.3 Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk:
1) Memahami Apa Itu Konvensi Naskah
2) Memahami jenis-jenis konvensi naskah
3) Memahami syarat formal penulisan pada naskah
4) Memahami ketentuan dalam penulisan naskah
5) Mengetahui perbedaan naskah formal, semi-formal, dan infomal
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Konvensi Naskah


Konvensi naskah adalah peraturan atau aturan yang telah disepakati bersama o
leh suatu lembaga tertentu atau beberapa lembaga yang menyangkut seperangkat cara
dan bahan yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah, misalnya, laporan penelitian
skripsi, tesis, dll. Konvensi naskah juga dapat berarti penulisan naskah berdasarkan k
etentuan, aturan yang sudah lazim, dan sudah disepakati. Konvensi naskah meliputi ba
gian-bagian pelengkap dan kebiasaan-kebiasaan yang harus diikuti dalam dunia kepen
ulisan⁴. Konvensi naskah dapat dibedakan lagi menjadi formal, semi-formal, dan non-
formal, tergantung pada persyaratan lahiriah yang dituntut oleh lembaga atau komunit
as tertentu.

B. Jenis Jenis Konvensi Naskah


Jenis konvensi naskah adalah klasifikasi naskah berdasarkan aturan-aturan yang
sudah lazim dan disepakati dalam penulisan naskah, baik mengenai format, bahasa, maupun
isi naskah. Jenis konvensi naskah dapat berbeda-beda tergantung pada jenis, tujuan, dan
sasaran naskah yang ditulis. Berikut ini adalah beberapa contoh jenis konvensi naskah:

1. Naskah Formal, adalah Suatu naskah yang memenuhi semua persyaratan yang dituntut oleh
konvensi. Contoh naskah formal: laporan hasil praktek kerja lapangan

2. Naskah Semi-Formal, adalah suatu naskah yang tidak memenuhi semua persyaratan yang
dituntut oleh konvensi. Contoh naskah semi-formal: makalah hasil penelitian.

3. Naskah Informal, adalah suatu naskah yang tidak memenuhi semua persyaratan yang
dituntut oleh konvensi. Contoh naskah informal: naskah kemerdekaan.

C. Syarat Formal Penulisan Sebuah Naskah


Konvensi naskah adalah penulisan naskah yang mengikuti aturan-aturan yang
sudah lazim dan disepakati, baik mengenai format, bahasa, maupun isi naskah.
Konvensi naskah biasanya diterapkan untuk naskah-naskah ilmiah, seperti skripsi,
tesis, disertasi, jurnal, makalah, laporan, dan sebagainya. Tujuan dari konvensi naskah
adalah untuk memudahkan pembaca dalam memahami dan mengakses informasi yang
disajikan dalam naskah, serta untuk menjaga kualitas dan kredibilitas naskah.
Sebuah karangan harus memenuhi tiga asprek utama persyaratan formal, yaitu:
Bagian pelengkap pendahuluan, isi karangan, bagian pelengkap penutup. Selain itu ka
rangan memerlukan adanya pengorganisasian karangan.
Adapun unsur-unsur dalam penulisan sebuah Karangan sebagai berikut :
1. Bagian Pelengkap Pendahuluan
a. Judul pendahuluan
b. Halaman judul
c. Halaman persembahan (kalau ada)
d. Halaman pengesahan (kalau ada)
e. Kata pengantar
f. Daftar isi
g. Daftar gambar (kalau ada)
h. Daftar tabel (kalau ada)
2. Bagian Isi Karangan
a. Pendahuluan
b. Tubuh karangan
c. Kesimpulan
3. Bagian Pelengkap Penutup
a. Daftar Pustaka
b. Lampiran (Apendix)
c. Indeks
d. Riwayat Hidup
Dengan pemaparan intisari sebagai berikut :
1. Bagian Pelengkap Pendahuluan
Bagian pelengkap pendahuluan adalah bagian yang bertugas sebagai bahan informasi bagi
para pembaca dan sekaligus berfungsi menampilkan karangan itu agar terlihat lebih menarik
dan pada bagian ini tidak membahas sama sekali tentang isi karangan tersebut.
a. Judul Pendahuluan dan Halaman Pendahuluan
Halaman judul pendahuluan hanya mencantumkan judul karangan atau judul buku yang
ditulis dengan huruf kapital dan terletak di tengah halaman agak keatas. Halaman ini hanya
mencantumkan tercantum nama karangan, penjelasan adanya tugas, nama pengarang
(penyusun), kelengkapan identitas, pengarang (jurusan, fakultas, universitas), nama kota, dan
tahun penulisan.
Untuk memberikan daya tarik pembaca, penyusunan judul perlu memperhatikan hal-hal
sebagai berikut :
 Judul menggambarkan keseluruhan isi karangan
 Judul harus menarik pembaca baik makna maupun penulisannya
 Sampul : nama karangan, penulis, dan penerbit
 Halaman judul : nama karangan, penjelasan adanya tugas, penulis, kelengkapan
identitas pengarang, nama unit studi, nama lembaga, nama kota dan tahun penulisan.
 Seluruh frasa ditulis pada posisi tengah secara simetri(untuk karangan formal) atau
model lurus pada margin kiri (untuk karangan tidak formal).
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan makalah atau skripsi pada halaman judul :
 Judul diketik dengan huruf capital
 Penjelasan tentang tugas disusun dalam bentuk kalimat
 Nama penulis ditulis dengan huruf capital
 Logo universitas untuk makalah, skripsi, tesis, dan disertasi, makalah ilmiah tidak
diharuskan menggunakan logo
 Data institusi mahasiswa mencantumkan program studi , jurusan, fakultas, universitas,
nama kota, dan tahun ditulis dengan huruf kapital
Hal-hal yang harus dihindarkan dalam halaman judul karangan formal :
 Komposisi tidak menarik
 Tidak estetik
 Hiasan gambar tidak relevan
 Variasi huruf jenis huruf
 Kata "ditulis (disusun) oleh"
 Kata "NIM/NRP"
 Hiasan, tanda-tanda, atau garis yang tidak berfungsi
 Kata-kata yang berisi slogan
 Ungkapan emosional
 Menuliskan kata-kata atau kalimat yang tidak berfungsi
b. Halaman Persembahan
Bagian yang tidak terlalu penting dan jarang melebihi satu halaman, biasanya terdiri
dari beberapa kata saja. Ditempatkan berhadapan dengan halaman belakang judul buku, atau
berhadapan dengan halaman belakang cover buku, atau juga menyatu dengan halaman judul
buku.
c. Halaman Pengesahan
Halaman pengesahan digunakan sebagai pembuktian bahwa karya ilmiah yang telah
ditanda-tangani oleh pembimbing, pembaca/penguji, dan ketua jurusan telah memenuhi
persyaratan administratif sebagai karya ilmiah.
Judul skripsi seluruhnya ditulis dengan huruf kapital pada posisi tengah antara margin
kiri dan kanan. Nama lengkap termasuk gelar akademis pembimbing materi/teknis,
pembaca/penguji, dan ketua program jurusan di tulis secara benar dan disusun secara simetri
kiri-kanan dan atas-bawah. Nama kota dan tanggal pengesahan ditulis di atas kata ketua
jurusan.
Hal-hal yang harus dihindarkan :
 Menggaris-bawahi nama dan kata-kata lainnya
 Menggunakan titik atau koma pada akhir nama
 Tulisan melampaui garis tepi
 Menulis nama tidak lengkap
 Menggunakan huruf yang tidak standar
 Tidak mencantumkan gelar akademis
d. Kata Pengantar
Kata pengantar merupakan bagian karangan yang berisi penjelasan mengapa menulis
sebuah karangan. Sifatnya formal dan ilmiah. Isi kata pengantar tidak menyajikan isi
karangan atau hal-hal lainnya yang tertulis dalam pendahuluan, tubuh karangan, dan
kesimpulan.
Sebaliknya, apa yang sudah tertulis dalam kata pengantar tidak di tulis ulang dalam isi
karangan. Setiap karangan ilmiah harus menggunakan kata pengantar.
e. Daftar Isi
Daftar isi adalah bagian pelengkap pendahuluan yang memuat garis besar isi karangan ilmiah
secara lengkap dan menyeluruh, dari judul sampai dengan riwayat hidup penulis yang
berfungsi untuk merujuk nomor halaman dan tersusun secara konsisten dengan baik.
Konsistensi ini dipengaruhi oleh bentuk yang digunakan.
f. Daftar Gambar
Bila dalam buku itu terdapat gambar-gambar, maka setiap gambar yang tercantum dalam
karangan harus tertulis didalam daftar gambar. Daftar gambar menginformasikan: judul
gambar dan nomor halaman
g. Daftar Tabel
Bila dalam buku itu terdapat tabel-tabel, maka setiap tabel yang tertulis dalam karangan
harus tercantum dalam daftar tabel. Daftar tabel ini menginformasikan: nama tabel, dan
nomor halaman.

2. Bagian Isi Karangan


Pada bagian isi karangan ini, terbagi menjadi 3 bagian yang terdiri dari:
a. Pendahuluan
Dalam Bab 1 pendahuluan, berisikan:
 Latar Belakang Masalah
Dimana berisi kendala atau yang biasa disebut sebagai masalah yang terjadi. Selain itu berisi
ide atau alternatif usulan yang tentu harus bernilai positif, sehingga mendapatkan solusi
ataupun jawaban dari pilihan alternatif yang optimal.
 Ruang Lingkup dan Batasan Masalah
Untuk bagian ini, tentu membatasi ruang lingkup dari pemasalahan tersebut agar tidak
merambat luas dan menyebar pada masalah lainnya, oleh karna itu dibuatlah batasan masalah.
Selain itu berisi pula seputar cara kerja secara singkat.
 Tujuan Penulisan
Berisikan dua kondisi, yakni pertama untuk diri sendiri, dan yang kedua tersebut yang
memberikan nilai baik dari pembahasan juga pengerjaan yang dilakukan.
 Metodologi Penelitian
Dalam metodologi penelitian ini, tentu ada observasi (mengamati), wawancara pada
narasumber atau yang mengetahui tentang yang berkaitan dengan permasalahan
bersangkutan, serta melakukan pengumpulan data (data sheet).
 Sistematika Penulisan
Pada bagian sistematika penulisan, menjelaskan memakai penulisan berapa banyak bab.
Misal, untuk pembuatan penulisan ilmiah pada mahasiswa semester 6 Universitas Gunadarma
yang akan membuat alat haruslah 4 bab, sedangkan yang akan membuat analisis dan studi
literatur maka di wajibkan sebanyak 5 bab.

b. Tubuh Karangan
Tubuh karangan atau bagian utama karangan merupakan inti karangan berisi sajian
pembahasan masalah. Bagian ini menguraikan seluruh masalah yang dirumuskan pada
pendahuluan secara tuntas (sempurna). Di sinilah terletak segala masalah yang akan dibahas
secara sistematis. Kesempurnaan pembahasan diukur berdasarkan kelengkapan unsur-unsur
berikut ini:
1) Ketuntasan materi:
Materi yang dibahas mencakup seluruh variabel yang tertulis pada kalimat tesis, baik
pembahasan yang berupa data sekunder (kajian teoretik) maupun data primer. Pembahasan
data primer harus menyertakan pembuktian secara logika, fakta yang telah dianalisis atau
diuji kebenarannya, contoh-contoh, dan pembuktian lain yang dapat mendukung ketuntasan
pembenaran.
2) Kejelasan uraian/ deskripsi:
~ Kejelasan konsep
Konsep adalah keseluruhan pikiran yang terorganisasi secara utuh, jelas, dan tuntas dalam
suatu kesatuan makna. Untuk itu, penguraian dari bab ke sub - bsb, dari sub - bab ke detail
yaang lebih rinci sampai dengan uraian perlu memperhatikan kepaduan dan koherensial,
terutama dalam menganalistis, menginterpretasikan (menafsirkan) dan menyintesiskan dalam
suatu penegasan atau kesimpulan. Selain itu, penulis perlu memperhatikan konsistensi dalam
penomoran, penggunaan huruf, jarak spasi, teknik kutipan, catatan pustaka, dan catatan kaki.
~ Kejelasan bahasa
Kejelasan dan ketepatan pilihan kata yang dapat diukur kebenarannya. Untuk mewujudkan
hal itu, kata lugas atau kata denotatif lebih baik daripada kata konotatif atau kata kias
(terkecuali dalam pembuatan karangan fikti, kata konotatif atau kata kias sangat diperlukan).
Kejelasan makna kalimat tidak bermakna ganda, menggunakan struktur kalimat yang betul,
menggunakan ejaan yang baku, menggunakan kelimat efektif, menggunakan koordinatif dan
subordinatiff secara benar.
~Kejelasan penyajian dan fakta kebenaran fakta
Kejelasan penyajian fakta dapat diupayakan dengan berbagai cara, antara lain : penyajian
dari umum ke khusus, dari yang terpenting ke kurang penting; kejelasan urutan proses. Untuk
menunjang kejelasan ini perlu didukung dengan gambar, grafik, bagan tabel, diagram, dan
foto.
Hal-hal lain yang harus dihindarkan dalam penulisan karangan (ilmiah) :
 Subjektivitas dengan menggunakan kata-kata: saya pikir, saya rasa, menurut
pengalaman saya, dan lain-lain. Atasi subjektivitas ini dengan menggunakan:
penelitian membuktikan bahwa…, uji laboratorium membuktikan bahwa…, survei
membuktikan bahwa…,
 Kesalahan: pembuktian pendapat tidak mencukupi, penolakan konsep tanpa alasan
yang cukup, salah nalar, penjelasan tidak tuntas, alur pikir (dari topik sampai dengan
simpulan) tidak konsisten, pembuktian dengan prasangka atau berdasarkan
kepentingan pribadi, pengungkapan maksud yang tidak jelas arahnya, definisi variabel
tidak (kurang) operasional, proposisi yang dikembangkan tidak jelas, terlalu panjang,
atau bias, uraian tidak sesuai dengan judul

C. Kesimpulan
Kesimpulan atau simpulan merupakan bagian terakhir atau penutup dari isi karangan, dan
juga merupakan bagian terpenting sebuah karangan ilmiah. Oleh karena itu, kesimpulan harus
disusun sebaik mungkin. Kesimpulan harus dirumuskan dengan tegas sebagai suatu pendapat
pengarang atau penulis terhadap masalah yang telah diuraikan.
Penulis dapat merumuskan kesimpulannya dengan dua cara:
Dalam tulisan-tulisan yang bersifat argumentatif, dapat dibuat ringkasan-ringkasan argumen
yang penting dalam bentuk dalil-dalil (atau tesis-tesis), sejalan dengan perkembangan dalam
tubuh karangan itu. Untuk kesimpulan-kesimpulan biasa, cukup disarikan tujuan atau isi yang
umum dari pokok-pokok yang telah diuraikan dalam tubuh karangan itu

3. Bagian Pelengkap Penutup


Bagian pelengkap penutup juga merupakan syarat-syarat formal bagi suatu karangan ilmiah
a. Daftar pustaka (Bibliografi)
Setiap karangan ilmiah harus menggunakan data pustaka atau catatan kaki dan dilengkapi
dengan daftar bacaan. Daftar pustaka (bibliografi) adalah daftar yang berisi judul buku,
artikel, dan bahan penerbitan lainnya yang mempunyai pertalian dengan sebuah atau sebagian
karangan.
Unsur-unsur daftar pustaka meliputi:
 Nama pengarang: penulisannya dibalik dengan menggunakan koma.
 Tahun terbit.
 Judul buku: penulisannya bercetak miring.
 Data publikasi, meliputi tempat/kota terbit, dan penerbit.
Untuk sebuah artikel diperlukan pula judul artikel, nama majalah, jilid, nomor, dan tahun
terbit.
Contoh: Tarigan, Henry. 1990. Membaca sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:
Angkasa. (Banyak versi lainnya, misal: Sistem Harvard, Sistem Vancover, dan lain-lain)
Keterangan:
· Jika buku itu disusun oleh dua pengarang, nama pengarang kedua tidak perlu
dibalik.
· Jika buku itu disusun oleh lembaga, nama lembaga itu yang dipakai untuk
menggantikan nama pengarang.
· Jika buku itu merupakan editorial (bunga rampai), nama editor yang dipakai dan
di belakangnya diberi keterangan ed. ‘editor’
· Nama gelar pengarang lazimnya tidak dituliskan.
· Daftar pustaka disusun secara alfabetis berdasarkan urutan huruf awal nama
belakang pengarang.

b. Lampiran (Apendix)
Lampiran (apendix) merupakan suatu bagian pelengkap yang fungsinya terkadang tumpang
tindih dengan catatan kaki. Bila penulis ingin memasukan suatu bahan informasi secara
panjang lebar, atau sesuatu informasi yang baru, maka dapat dimasukkan dalam lampiran ini.
Lampiran ini dapat berupa esai, cerita, daftar nama, model analisis, dan lain-lain. Lampiran
ini disertakan sebagai bagian dari pembuktian ilmiah. Penyajian dalam bentuk lampiran agar
tidak mengganggu pembahasan jika disertakan dalam uraian.
c. Indeks
Indeks adalah daftar kata atau istilah yang digunakan dalam uraian dan disusun secara
alfabetis (urut abjad). Penulisan indeks disertai nomor halaman yang mencantumkan
penggunaan istilah tersebut. Indeks berfungsi untuk memudahkan pencarian kata dan
penggunaannya dalam pembahasan.

d. Riwayat Hidup Penulis


Buku, skripsi, tesis, disertasi perlu disertai daftar riwayat hidup. Dalam skripsi menuntut
daftar RHP lebih lengkap. Daftar riwayat hidup merupakan gambaran kehidupan penulis atau
pengarang. Daftar riwayat hidup meliputi: nama penulis, tempat tanggal lahir, pendidikan,
pengalaman berorganisasi atau pekerjaan, dan karya-karya yang telah dihasilkan oleh penulis.

D. Ketentuan Pengetikan Dalam Penulisan Naskah


1. Kertas HVS berukuran kuarto/letter(21,59 X 27,94 cm) atau kertas berukuranA4 (21 X
29,7 cm). Pengetikan hanya pada satu sisi halaman setiap lembarnya dan tidak bolak-bali
k.
2. Batas margin tepi atas 4 cm , kiri 4 cm, bawah 3 cm, dan kanan 3 cm.
3. Huruf penulisan naskah diantaranya pika, arial, atau times new roman pada MS Word c
omputer. Font untuk penulisan judul antara 16 s.d. 20 sesuai dengan panjang-pendek judu
l.
4. Margin diusahakan lurus antara kiri dan kanan, tidak merusak kaidah bahasa,pemengg
alan kata, serta memperhatikan tanda hubung, dan jarak antar kata.
Jarak tajuk dan judul bab dari tepi atas adalah 6,5 cm.
5. Jarak spasi antarbaris dua spasi, antar paragraf tiga spasi, antar teks dan contoh tiga sp
asi, antara tajuk dan uraian empat spasi, jarak antara uraian dan subjudul di bawahnya tig
a spasi.

E.Perbedaan naskah formal, semi-formal, dan informal


Dari segi persyaratan formal ini, dapat dibedakan lagi karya yang dilakukan
secara formal, semi-formal, dan informal. Yang dimaksud dengan formal adalah
bahwa suatu karya memenuhi semua persyaratan lahiriah yang dituntut oleh
konvensi.Sebaliknya, semi-formal yaitu bila sebuah karangan tidak memenuhi semua
persyaratan lahiriah yang dituntut konvensi. Sedangkan informal yaitu bila bentuk
sebuah karangan tidak memenuhi syarat-syarat formalnya. Jadi dapat disimpulkan
perbedaan dari konvensi naskah formal,semi formal, dan informal terletak pada sub
babnya. Dimana terdapat sub-sub bab naskah formal yang tidak dipakai atau
digunakan dalam naskah semi formal dan informal.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
konvensi naskah memainkan peran penting dalam komunikasi tulisan. Dengan me
matuhi konvensi naskah, penulis dapat menciptakan tulisan yang menarik dan mudah
dipahami, sehingga pembaca tertarik untuk membacanya. Konvensi naskah juga mem
ungkinkan adanya konsistensi dalam penyampaian informasi, sehingga pembaca dapa
t mengikuti alur tulisan dengan baik.
Perkembangan konvensi naskah terus berlangsung seiring dengan kemajuan teknol
ogi, perubahan sosial budaya, dan evolusi dalam bidang ilmu pengetahuan. Oleh kare
na itu, penting untuk memahami perubahan seiring waktu dan mengadaptasi dengan p
erkembangan dalam konteks penulisan.
Hal ini akan membantu menjaga kualitas dan keselarasan naskah yang dihasilkan, s
erta memastikan bahwa penulis dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan dalam
bidang penulisan.

B. KRITIK DAN SARAN


1. Kritik
Konvensi naskah adalah panduan yang penting dalam menulis agar pesan dapat disamp
aikan dengan jelas dan efektif. Namun, terdapat beberapa aspek kritis yang dapat diperbaik
i untuk meningkatkan kualitas konvensi naskah. Terdapat kecenderungan untuk mengabaik
an aturan tata bahasa dan ejaan. Kesalahan ini dapat mengganggu pemahaman pembaca da
n mengurangi kredibilitas naskah. Oleh karena itu, penulis sebaiknya lebih berhati-hati dal
am mengaplikasikan aturan tata bahasa dan ejaan untuk memastikan keakuratan dan kelan
caran naskah.
Beberapa naskah cenderung kurang memperhatikan struktur dan alur cerita. Pemilihan
kata dan susunan kalimat yang kurang terorganisir dapat membuat pembaca kebingungan a
tau kehilangan minat. Penulis sebaiknya lebih fokus pada pengembangan ide dan kronolog
i cerita, sehingga pesan yang ingin disampaikan dapat mengalir secara logis dan menarik b
agi pembaca. Dengan memperbaiki aspek-aspek tersebut, konvensi naskah dapat meningka
t, memberikan pengalaman membaca yang lebih menyenangkan dan efektif.
2. Saran
Untuk meningkatkan kualitas konvensi naskah, sebaiknya penulis lebih memper
hatikan aturan tata bahasa dan ejaan. Adanya kesalahan-kesalahan ini dapat mengg
anggu pemahaman pembaca serta menurunkan kredibilitas naskah. Oleh karena itu,
disarankan agar penulis lebih teliti dan konsisten dalam mengaplikasikan aturan-at
uran tersebut, misalnya dengan memanfaatkan alat-alat bantu pengejaan dan tata ba
hasa yang tersedia.
Selain itu, penting untuk lebih memperhatikan struktur dan alur cerita dalam nas
kah. Penggunaan kata yang tepat dan susunan kalimat yang terorganisir dengan bai
k akan membantu pembaca untuk mengikuti alur cerita secara lebih mudah. Penulis
sebaiknya memastikan bahwa ide-ide utama terhubung dengan lancar, menciptakan
narasi yang logis dan menarik. Dengan fokus pada pengembangan ide dan kronolo
gi cerita, penulis dapat menciptakan naskah yang lebih berkualitas dan memberikan
pengalaman membaca yang lebih memuaskan bagi pembaca.

DAFTAR PUSTAKA

softskill: KONVENSI NASKAH (shintaardilawati.blogspot.com)


Konvensi Penulisan Naskah Ilmiah | PDF (scribd.com)

Anda mungkin juga menyukai