Disusun Oleh:
S6D
Kelompok I
Argiansa 201844500606
Hendrikus Beda Waleng 201844500266
Frida Afifah 201944500616
Gusti Eko Prabowo 201944500617
Afrizal Cipta Kusuma 201944500621
Alfian Baharudin 202044579007
Puji dan syukur penulis curahkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah
Penulisan Karya Ilmiah. Dengan adanya Modul ini disusun untuk memenuhi salah
Rasa terima kasih kami ucapkan kepada pihak-pihak yang telah membantu
Penulisan Karya Ilmiah yang telah memberikan tugas agar memperoleh hasil baik.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu
kami memperbaiki kesalahannya atau juga menjadikan kami menjadi lebih baik
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Identifikasi Masalah.......................................................................................3
C. Tujuan Penelitian...........................................................................................3
D. Manfaat Penelitian.........................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................5
A. Simpulan...........................................................................................................17
B. Saran ................................................................................................................17
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
daerah di Indonesia. Contoh kasus, jika orang jawa yang memakai bahasa Jawa
daerahnya. Suatu ketika mereka harus berkomunikasi satu sama lain. Jika mereka
komunikasi akan sulit dilakukan, karena kemungkinan keduanya tidak dapat saling
mengerti. Dalam kasus seperti ini, Bahasa Indonesia sangat diperlukan dalam
berkomunikasi.
Bahasa tidak hanya digunakan dalam komunikasi secara lisan, tetapi juga dalam
1
penggunaanya, Bahasa Indonesia memiliki aturan-aturan baku.
penulis yang terkenal, dengan tulisan-tulisannya telah membuat para pembaca dapat
memahami dan mengerti dengan apa yang ditulis dan apa yang dimaksud dari
tulisan tersebut. Akan tetapi, bagi seorang penulis yang menyampaikan gagasan
atau isi pikiran yang akan dituangkan dalam suatu tulisan. Maka, penulis harus
pandai memilih kata yang tepat sehingga dapat merangkai kata manjadi kalimat
yang ringkas, jelas, dan juga mudah dipahami. Oleh karena itu, penulis akan
2
mencoba menjelaskan segala ketentuan-ketentuan dalam penulisan naskah
indah dalam menampilkan sebuah tulisan itu sendiri, sehingga pembaca tertarik
B. Identifikasi Masalah
C. Tujuan Penelitian
dalam bahasa Indonesia dan menghasilkan penampilan tulisan yang indah sesuai
dengan aturan yang ada, demi mendapatkan penulisan dalam daftar Pustaka dan
kutipan dengan baik dan benar, Selain itu untuk memenuhi tugas pembuatan
makalah mata kuliah ini juga Berisikan dua kondisi, yakni pertama untuk diri
sendiri, dan yang kedua tersebut yang memberikan nilai baik dari pembahasan
3
D. Manfaat Penelitian
kutipan untuk skripsi dengan baik dan benar sesuai dengan kaidah
penulisannya.
tulis.
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
Tentu saja penyusunan sebuah daftar pustaka harus mengedepankan
asas kemudahan. Perlu diingat juga untuk penulisan daftar pustaka yang
banyak harus berurutan penulisannya. Oleh karena itu, diterbitkanlah sebuah
format atau cara penulisan daftar pustaka seperti yang sering kita dapatkan
dibuku-buku sekolah.
Dari daftar pustaka banyak hal yang dapat kita peroleh, antara lain:
1. Untuk memberikan informasi, bahwa pernyataan dalam karangan itu
bukan hasil pemikiran penulis sendiri, tapi hasil pemikiran orang lain.
2. Untuk memeberikan informasi selengkapnya tentang sumber kutipan
sehingga dapat dicek jika perlu.
3. Apabila pembaca mau lebih mendalami pernyataan yang dikutip, dapat
membaca sendiri buku/majalah yang menjadi sumber kutipan untuk
penelusuran kepustakaan.
4. Memberikan apresiasi atau penghargaan terhadap penulis buku yang telah
membantu kita dalam penulisan karya tulis yang kita selesaikan.
Menjaga profesionalitas penulis terhadap karya tulis yang telah dia buat
6
3. Urutan penyebutan unsur pustaka acuan adalah: (a) nama penulis atau
nama lembaga yang menerbitkan, (b) tahun terbit, (c) judul pustaka
(buku/artikel) beserta keterangannya, (d) tempat terbit (kota), dan (e)
nama penerbit.
4. Setiap sumber diketik dengan jarak satu spasi. Baris pertama diletakkan di
tepi margin kiri dan baris berikutnya menggunakan indensi empat
ketukan.
5. Jarak antar sumber dua spasi.
6. Setiap unsur pustaka diikuti tanda titik, kecuali unsur nama yang terdiri
atas dua unsur atau lebih dipisahkan dengan tanda koma (,). Adapun
setelah penulisan nama kota diberi tanda titik dua (:).
1. Sumber kutipan yang dinyatakan dalam karya ilmiah harus ada dalam
Daftar Pustaka, dan sebaliknya.
2. Literatur yang dicantumkan dalam Daftar Pustaka hanya literatur yang
menjadi rujukan dan dikutip dalam karya ilmiah.
3. Daftar pustaka ditulis/diketik satu spasi, berurutan secara alfabetis tanpa
nomor.
4. Jika literatur ditulis oleh satu orang, nama penulis ditulis nama
belakangnya lebih dulu, kemudian diikuti singkatan (inisial) nama depan
7
dan nama tengah, dilanjutkan penulisan tahun, judul dan identitas lain dari
literatur/pustaka yang dirujuk.
5. Jika penulis lebih dari dua orang, nama penulis pertama ditulis seperti
aturan “4”, dilanjutkan penulisan nama penulis kedua dan seterusnya 10
sebagai berikut: nama depan dan nama tengah (disingkat) dilanjutkan
nama belakang. [Untuk penulis kedua dan seterusnya, penulisan nama
depan/tengah (singkatan) dan nama belakang tidak perlu dibalik seperti
penulis pertama].
6. Penulisan daftar pustaka tidak boleh menggunakan et al. sebagai pengganti
nama penulis kedua dan seterusnya.
7. Kata penghubung seorang/beberapa penulis dengan penulis terakhir
menggunakan kata “dan” (tidak menggunakan simbol “&”; serta tidak
menggunakan kata penghubung “and” walaupun literaturnya berbahasa
Inggris, kecuali seluruh naskah ditulis menggunakan bahasa Inggris).
8. Cara penulisan setiap daftar pustaka berbeda-beda, bergantung pada jenis
literatur/pustaka yang menjadi referensi. Untuk lebih jelasnya, lihat
contoh.
8
4. Jarak antara baris dengan baris untuk satu referensi adalah satu spasi.
Tetapi jarak antara pokok dengan pokok lain adalah dua spasi.
5. Baris pertama dimulai dari margin kiri. Baris kedua dan seterusnya dari
tiap pokok harus dimasukkan ke dalam sebanyak 3 atau 4 ketikan. (Gorys
Keraf, 1997 : 222).
H. Contoh Penulisan
I. Jurnal
Penulisan jurnal sebagai Daftar Pustaka mengikuti urutan: nama
belakang penulis, nama depan penulis (disingkat), tahun penerbitan
(dalam tanda kurung), judul artikel (ditulis di antara tanda petik),
judul jurnal dengan huruf miring/digarisbawahi dan ditulis penuh,
nomor volume dengan angka Arab dan digarisbawahi tanpa
didahului dengan singkatan “vol”, nomor penerbitan (jika ada)
dengan angka Arab dan ditulis di antara tanda kurung, nomor
halaman dari nomor halaman pertama sampai dengan nomor
halaman terakhir tanpa didahului singkatan “pp” atau “h”. Contoh :
Barrett-Lennard, G.T. (1983) “The Empathy Cycle: Refinement of
A Nuclear Concept”. Journal of Counseling Psychology. 28, (2), 91-
9
100.
J. Buku
Kalau sumbernya tertulisnya berupa buku maka urutan-urutan
penulisannya adalah: nama belakang penulis, 13 nama depan (dapat
disingkat), tahun penerbitan, judul buku digarisbawahi, edisi, kota
asal, penerbit. Daftar Pustaka berupa buku ditulis dengan
memperhatikan keragaman berikut.
Satu pengarang :
Poole, M.E. (1976). Social Class and Language Utilization at the
Tertiary Level. Brisbane: Unversity of Queensland.
Dua atau tiga pengarang :
Dunkin, M.J. dan Biddle, B.J. (1974). The Study of Teaching. New
York: Holt Rinehart and Winston Lyon, B., Rowen, H.H. and
Homerow, T.S. (1969). A History of the Western World.
Chicago: Rand Mc Nally.
Lebih dari tiga pengarang digunakan et al. (dicetak miring atau
digarisbawahi) :
Ghiseli, E. et al. (1981). Measurement Theory for The Behavioral
Sciences. San Francisco: W.H. Freeman and Co
10
Indonesia: Kajian Psikologis”. Makalah apda Konvensi 7 IPBI,
Denpasar.
N. Internet
Karya Perorangan
Cara penulisannya ialah: Pengarang/penyunting. (Tahun). Judul
(edisi), [jenis medium]. Tersedia: alamat di internet. [tanggal
diakses]. Contoh:
Thomson, A. (1998). The Adult and the Curriculum. [Online].
Tersedia: http://www.ed.uiuc.edu/ [30 Maret 2000]
Karya Kolektif
Cara penulisannya: Pengarang/penyunting. (Tahun). Dalam Sumber
(edisi), [Jenis media]. Penerbit. Tersedia: alamat di internet. [tanggal
diakses]. Contoh:
Daniel, R.T. (1995). The History of Western Music In Britanica
online:Macropedia[Online].Tersedia:http://www.ebay.com/180
/cgibin/g:DocF=macro/5004 /45/0.html [28 Maret 2000]
Artikel dalam Jurnal
Cara penulisannya: Pengarang. (Tahun). Judul. Nama Jurnal [Jenis
Media], volume (terbitan), halaman. Tersedia: alamat di internet.
[tanggal diakses]. Contoh :
Supriadi, D. (1999). Restructuring the Schoolbook Provision System
in Indonesia: Some Recent Initiatives dalam Educational
Policy Analysis Archives [Online], vol 7 (7), 12 halaman.
Tersedia: http://epaa.asu.edu /epaa/v7n7. html [17 Maret 2000]
O. Dfinisi Kutipan
11
atau ucapan seorang pengarang yang terkenal baik dalam buku ataupun
majalah (Keraf, 1994: 179).
P. Jenis Kutipan
cara mengutipnya, kutipan langsung secara utuh mengutip teks yang akan
12
3) Jika teks utama ditulis dengan 2 atau 1,5 spasi, maka kutipan pun
ditulis 2 atau 1,5 spasi. Hal ini yang sama terjadi jika teks utama 1
spasi, maka ditulis 1 spasi;
4) Mencantumkan sumber referensi.
Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh berikut.
Pembelajaran sebagai suatu yang bersifat sistematis tersebut,
dinyatakan pula oleh Dimyati dan Mudjono (1999: 297) yang
menyatakan bahwa, “pembelajaran merupakan kegiatan guru secara
terprogram dalam desain intruksional untuk membuat siswa belajar
secara aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar.“
Adapun kutipan yang lebih dari empat baris memiliki cara penulisan
sebagai berikut.
1) Kutipan dipisahkan dari teks utama;
2) Kutipan tidak diawali dengan tanda kutip;
3) Kutipan ditulis 1 spasi walaupun teks utama 2 atau 1,5 spasi.
Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh berikut:
Strategi pembelajaran bahasa Indonesia menurut Iskandarwassid dan
Sunendar (2009: 8) memiliki pengertian,
Pola keterampilan pembelajaran yang dipilih pengajar untuk
melaksanakan program belajar keterampilan berbahasa Indonesia.
Program tersebut dirancang dapat diciptakan situasi pembelajar yang
memungkinkan peserta didik melakukan aktivitas mental dan
intelektual secara optimal untuk mencapai tujuan keterampilan
berbahasa indonesia yang terdiri atas keterampilan menyimak,
keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan
menulis.
Selanjutnya, hal lain yang perlu diperhatikan dalam pengutipan
langsung adalah teknik menghilangkan bagian yang tidak perlu. Dalam
kutipan seringkali justru gagasan yang ingin dikutip terletak di akhir
atau bahkan di tengah. Menulis semua teks tersebut tentu dapat
menggangu konsentrasi pembaca selain juga akan membuat halaman
13
lebih banyak. Untuk menyiasati hal ini, maka yang harus dilakukan
adalah memberikan titik elipsis atau tiga titik (...) pada bagian yang
akan dihilangkan. Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh berikut:
Ciri pembelajaran yang efektif dalam proses belajar menurut
Aunurrahman (2009:34) adalah,’’ditandai dengan terjadinya proses
belajar dalam diri sendiri. Seorang dikatakan telah mengalami proses
belajar apabila di dalam dirinya telah terjadi perubahan dari tidak tahu
menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti.”
Karena ada bagian yang tidak terlalu penting untuk karangan
tersebut, maka dilakukan penghilangan seperti ini:
Ciri pembelajaran yang efektif dalam proses belajar belajar
menurut Aunurrahman (2009:34) adalah, “... telah terjadi perubahan
dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti.
b. Kutipan Tak Langsung
Karakteristik kutipan tak langsung berbeda dengan kutipan langsung.
Hal ini bisa dilihat dari teknis penulisannya berikut.
1. Terintegarasi dengan teks utama;
2. Tidak diapit oleh tanda kutip;
3. Teks kutipan sesuai dengan teks utama. Jika 1 spasi, maka 1 spasi,
begitupun jika 1,5 atau 2 spasi;
4. Mencantumkan sumber kutipan.
Jika dibandingkan dengan kutipan langsung, maka terlihat
perbedaannya. Perhatikan contoh berikut.
Nurgiyantoro menyatakan bahwa, “permajasan (figure of thought)
merupakan teknik pengungkapan bahasa, penggaya bahasa yang
maknanya tidak menunjuk pada makna harfiah kata-kata yang
mendukung, melainkan pada makna yang ditambah, makna yang
tersirat.”
R. Catatan Kaki
14
Catatan kaki lebih sering digunakan dalam tugas-tugas perkuliahan seprti
pembuatan makalah, skripsi, tesis, maupun desertasi. Namun, ada juga
beberapa peneitian ilmiah yang menggunakan catatan kaki daam
menyampaikan sumber rujukannya.
Pengunaan catatan kaki pada dasarnya memudahkan pembaca untuk
mngetahui secara cepat sumber referensi yang digunakan oleh seorang
penulis. Hal ini dikarenakan, unsur yang ada dicacatan kaki menyerupai unsur
dalam daftar pustaka dan bahkan ditambah dengan nomer petunjuk dan
halaman. Perhatikan unsur catatan kaki dengan penjelasannya sebagai
berikut.
1) Nomer petunjuk
Nomer petunjuk letaknya di awal dengan bentuk angka arab yang
menggantung diatas dan berurutan secara berkesinambungan. Dalam
perurutan ini, ada dua cara yang mengabaikan bab sehingga nomor
petunjuk berurutan dari bab 1 sampai bab terakhir. Ada juga yang nomor
petunjuknya setiap berganti bab dimulai dari nomor satu.
2) Nama pengarang
Nama pengarang ditulis seperti baiasa, tidak dibalik dan dengan
gelar yang tidak dicantumkan.
3) Judul karangan
Judul juka besumber dari buku, maka judul tersebut diceak miring
dan jika bersumber dari majalah, koran, atau internet maka diapit dengan
tanda kutip.
4) Data kepustakaan
Data kepustakaan meliputi kota terbit, penerbit dan tahun terbit.
Ketiga hal itu berada didalam tanda kurung dengan nama kota diawal
yang diikuti dengan titik dua untuk kemudian ditulis nama penerbitanya.
Setelah nema penerbit, barulah tahun terbit dengan nama penerbit yang
dipisah dengan koma. Hal ini berbeda dengan sumber yang berasal dari
jurnal, majalah atau koran yang dalam catatan kaki ini nama jurnal,
15
majalah, atau koran tersebut dicetak miring diikuti oleh tanggal
penerbitan. Khusus untuk internet, hal yang disampaikan adalah nama
laman ( website) diikuti tanggal pengaksessan.
5) Halaman
Halaman ditulis diakhir catatan kaki. Ada yang menyingkat kata
halam ini dengan hlm. Atau hal., yang kemudian diikuti oleh halaman
referensi yang dirujuk. Setelah itu, barulah kemudian diakhiri dengan
tanda titik.
1) Contoh dari buku
1
Henry Guntur Tarigan, Menulis: Sebagai Suatu Keterampilan
Berbahasa, (Bandung: Angkasa, 2008), hlm. 5.
2) Contoh non buku
1
Syarif Hidayatullah, “Apa Itu Bahasa: Sepuluh Pengertian Bahasa
Menurut Para Ahli,”Dikutip dari http://Wismasastra. wordpress.com
pada 5 januari 2013.
2
Arifin. “ Bahasa kita Bhasa Indonesia.’’ Republika, 12 Desember
2013.
Kasus lain yang sering terjadi dalam ketika melakukan pengutipan dari
internet adalah nama pengarang dalam laman yang di kunjungi tidak ada. Jika
tetap ingin dijadikan sebagai sumber rujukan, maka pada nama pengarang
cukup ditulis dengan istilah anonim.
Dalam penulisan catatan kaki tidak selamanya sumber rujukan
mencantumkan seluruh unsur catatan kaki. Hal ini akan terjadi jika sumber
kutipan yang dikutip lebih dari sekali. Maka, kutipan-kutipan selanjutnya
cukup diwakili dengan istilah ibid.,loc. Cit, dan op. Cit.
Ibid. Merupakan singkatan dari ibidem yang memiliki arti pada tempat
yang sama. Penulisan ibid. Dilakukan jika kutipan yang telah dikutip berasal
dari sumber rujukan yang sama tanpa dijeda oleh kutipan lain.
penulisan Ibid. Di atas menggunakan halaman karena halaman tersebut
berbeda. Jika halamannya sama, maka cukup ditulis dengan Ibid.
Selanjutnya adalah Op. Cit. Yang memiliki arti pada karya yang telah
16
dikutip. Sedangkan Loc. Cit. Berarti pada tempat yang telah dikutip. Dengan
demikian jelas secara harfiah bahwa Op. Cit. Diunakan jika ada kutipan yang
berasal dari buku dengan sumber yang sama, akan tetapi akan dijeda oleh
kutipan lain. Adapun Loc. Cit. Digunakan jika ada kutipan yang sama dan
berasal dari bukan buku yakni bisa jurnal, majalah, koran, maupun internet,
akan tetapi telah dijeda oleh kutipan lain.
Perhatikan contoh berikut:
1
Isjoni, Cooperative Learning Ejektifitas Pembelajaran Kelompok, (Bandung:
Alfabeta,2009) hlm. 17.
2
Kiranawati, “Coopertive Integrated Reading and (CIRC)”diunduh
dari http://gurupkn.wordpress.com pada tanggal 10 Januari 2013.
3
Isjoni, Op, Cit, hlm. 19.
4
Kiranawati, Loc. Cit.
17
BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
B. Saran
18